Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 7

para mahasiswa yang budiman, setelah mengikuti Inisiasi Ketujuh, sebagai bahan
diskusi ketujuh, jelaskan cakupan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
Selamat Berdiskusi

Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar
OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management
Systems. Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) menurut standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem
manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan
menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam
tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah
Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pemerintahan Indonesia mengeluarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, dikarenakan menurut  pasal 3 UU No. 1 Tahun 1970 tersebut dinyatakan bahwa
keselamatan kerja diatur dengan peraturan perundang-undang, maka untuk
melaksanakan UU no. 1 Tahun 1970 pemerintah telah mengeluarkan peraturan
pelaksanaan, yaitu peraturan menteri tenaga kerja No. 05 tahun 1996 tentang sistem
manajmen keselamatan dan kesahatan kerja atau disingkat sistem manajemen  K3.
Sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang disingkat Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur,
prosesi, dan sumber daya yg dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya
tempat kerja yg aman, efisien dan produktif.
    Adapun pedoman Penerapan Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), yaitu:
1. Komitmen dan kebijakan. Dimana pimpinan perusahaan harus menunjukkan
komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan
sumber yang memadai, sehingga penerapan sistem manajemen K3 berhasil
diterapkan dan dikembangkan dengan baik. Kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja harus disusun dan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan
dengan membuat visi dan misi perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja baik yang
bersifat umum maupun operasional. Kebijakan tersebut dibuat melalui proses
konsultasi antara pimpinan dengan wakil tenaga kerja yang selanjutnya
disebarluaskan ke seluruh tenaga kerja pemasok dan pelanggan.
2. Perencanaan. Dimana pimpinan perusahaan harus membuat perencanaan yang
efektif guna mencapai keberhasilan penerapan dan kegiatan sistem manajemen
K3, dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan tersebut harus
memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan dengan
mempertimbangkan identifikasi sumber daya, penilaian dan pengendalian resiko
sesuai dengan persyaratan perundangan yang berlaku,  serta hasil pelaksanaan
tinjauan awal terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
3.  Penerapan. Dimanauntuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja,
perusahaan harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan sistem yang diterapkan. Kualifkkasi tersebut mencakup jaminan
kemampuan dan kegiatan pendukung seperti komunikasi pelaporan dan
pendokumentasian. Perusahaan juga harus melakukan identifikasi sumber
bahaya untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolak ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yang selanjutnya
melakukan pengendalian untuk menurunkan tingkat risiko.
4. Pengukuran dan evaluasi. Dimana perusahaan harus memiliki sistem untuk
mengukur,memantau, dan mengevaluasi kinerja sistem manajemen K3 dan
hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan
identifikasi tindakan perbaikan. Serta pemimpin perusahaan juga harus
melakukan tinjauan ulang sistem manajemen K3 secara berkala untuk menjamin
kesesuaian dan kepraktisan yang berkesinambungan dengan pencapaian
kebijakan dan Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja.

SUMBER : BUKU MATERI POKOK, EKMA4214/MANAJEMEN SUMBER DAYA


MANUSIA/3sks. MODUL 9, halaman 9.9 -9.11. Penulis; Drs. Yun Iswanto, Msi, Dr. Adie
Yusuf, Dr. Soenardi. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2019. CV Dwicitra
Grafindo

Anda mungkin juga menyukai