0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang tingginya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia serta penyebabnya, dan kemudian membahas tentang pengelolaan dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Suzuki Indomobil Motor dengan menjelaskan kerangka teori K3, tujuan, manfaat dan langkah penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang tingginya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia serta penyebabnya, dan kemudian membahas tentang pengelolaan dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Suzuki Indomobil Motor dengan menjelaskan kerangka teori K3, tujuan, manfaat dan langkah penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang tingginya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia serta penyebabnya, dan kemudian membahas tentang pengelolaan dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Suzuki Indomobil Motor dengan menjelaskan kerangka teori K3, tujuan, manfaat dan langkah penerapannya.
Perkembangan industri pembuatan kendaraan tidak terlepas dari unsur pendukung proses produksi, seperti berbagai engineering atau mesin penggerak yang digunakan dan peran dari pekerja sebagai objek dari proses tersebut. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Sehingga, interaksi antara unsur pendukung dari proses produksi tersebut akan mengakibatkan peluang terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan industri jika tidak dilakukan pencegahan dan penanggulangan yang terencana dengan baik. Tingkat kecelakaan kerja di dunia industri Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi (Kompas,2016). Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus. Sementara itu, untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total jumlah kecelakaan kerja. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Muji Handaya mengatakan bahwa jumlah kecelakaan kerja dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan. Total jumlah kecelakaan kerja siap tahunnya mengalami peningkatan hingga 5%. Selain itu, untuk kecelakaan kerja berat tpeningkatannya cukup lumayan besar yakni sekitar 5%- 10% setiap tahunnya (Kontan, 2016). Menurut data BPJS, terdapat kasus kecelakaan yang setiap harinya dialami para buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja dan 30% di antaranya terjadi di sektor konstruksi (BPJS, 2015). Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja adalah masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran pelaku industri untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Kompas, 2015). Keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah upaya untuk menjamin dan menjaga kesehatan serta keutuhan jasmani dan rohani para tenaga kerja khusunya manusia, untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur (Mangkunegara, 2009:123). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. PT. Indomobil Suzuki International merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing. PT Suzuki Indomobil Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan kendaraan roda 4 dan roda 2. Produk yang dihasilkan dapat dipasarkan,baik lokal maupun manca negara, dalam proses produksi ini mempunyai tujuan yaitu mendapatkan laba yang tinggi dan tidak melupakan kondisi pekerja dan lingkungan sekitar. Untuk menjalankan komitmen tersebut maka PT. Indomobil Suzuki International, mendirikan suatu organisasi K3 yang menangani keselamatan, kesehatan para pekerja, K3 bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan kerja yang bisa terjadi. Memperbaiki kesehatan para pekerja guna meningkatkan produktifitas pekerja dan perusahaan serta mempelihara lingkungan sekitar agar terhindar dari limbah.Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai bagaimana penerapan pengelolaan dan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada suatu perusahaan, maka makalah ini akan membahas mengenai penerapan pengelolaan dan pelaksana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT. Suzuki Indomobil Motor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengeolaan dan pelaksanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Suzuki Indomobil Motor? BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Occupational Health Safety Asessment Series merupakan standar internasional untuk penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, (OHSAS 18001:2007) mendefinisikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja. Mathis dan Jackson (2006:412), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja. Menurut I Komang Ardana (2012:208) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dikemukakan Mangkunegara dalam Hartatik (2014:316) sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut Ramli (2010: 78) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatnya intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan serta untuk melindungi sumber daya manusianya.Mangkunegara dalam Hartatik (2014:317) menyatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah : Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik, sosial, maupun psikologis. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya Agar ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai Agar meningkatan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
2.3 Manfaat Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja. Rijuna Dewi (2006 dalam Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Volume 7:44). Randall dan Jackson (1999:224) mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen. 3. Menurunnya biaya biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim. 5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan rasa kepemilikan. 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan. 7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.
2.4 Langkah-Langkah Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Suardi (2007:23) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan K3 adalah: Menyatakan Komitmen Penerapan sistem manajemen K3 atau penetapan kebijakan K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komitmen. Komitmen ini harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran staf dan karyawan perusahaan. Staf dan karyawan perusahaan juga harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh personel dalam perusahaan mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Menetapkan Cara Penerapan Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Kelompok kerja yang menerapkan sistem manajemen K3 yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.
Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
Sumber daya di sini mencakup personel atau orang, perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar tugas- tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Untuk perlengkapan, perlu dipersiapkan ruangan tambahan untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit dan assesment. Sementara dana adalah dana yang diperlukan untuk membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan di luar perusahaan. Peninjauan Sistem Kelompok kerja yang telah dibentuk kemudian mulai bekerja untuk meninjau sistem yang sedang berlangsung untuk kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yakni dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaannya. Penyusunan Jadwal Kegiatan Setelah melakukan peninjauan sistem maka kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan. Pengembangan Sistem Manajemen K3 Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual Sistem Manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja. Penerapan Sistem Penerapan sistem ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen. Proses Sertifikasi Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen K3. Perusahaan dapat menentukan lembaga sertifikasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Edisi 1. halaman : 78-113 Dian Rakyat, Jakarta. 2010. BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum PT. Suzuki Indomobil Motor
PT Suzuki Indomobil Motor merupakan sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan lima buah perusahaan. Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: PT Indohero Steel & Engineering Co.; PT Indomobil Utama; PT Suzuki Indonesia Manufacturing; PT Suzuki Engine Industry; dan PT First Chemical Industry. Lima perusahaan tersebut bergabung (merger) dengan persetujuan dari presiden Republik Indonesia (RI) melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan presiden dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.05/I/PMA/90 tanggal 1 Januari 1990 yang selanjutnya diperingati sebagai tanggal berdirinya PT Suzuki Indomobil Motor yang bergerak dalam bidang usaha industri komponen dan perakitan kendaraan bermotor Merk Suzuki roda dua (R2/sepeda motor) dan roda empat (R4/mobil). Pusat perakitan kendaraan Merk Suzuki dengan jumlah karyawan 5000 orang berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit sepeda motor per tahun. Saat ini PT Indomobil Suzuki Internatioanl sudah menghasilkan kendaraan R4 (mobil) antara lain Suzuki Forsa Esteem 1300 cc, Forsa Esteem 1600 cc, Suzuki Carry 100 cc, Suzuki Carry Futura 1500 cc, Suzuki Vitara, Suzuki Side Kick, Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Baleno, Suzuki Karimun, Suzuki Aerio, Suzuki Grand Escudo 1.6, Suzuki Grand Escudo 2.0, Suzuki APV, APV Arena, Grand Vitara, dan yang terbaru Neo Baleno, SX4 (Cross Over) dan lain-lain. Sedangkan untuk kendaraan R2 (motor) antara lain Sepeda Motor Suzuki RGR 150, Suzuki RC 100 Bravo, Tornado 110, Shogun 110, Satria 120, Thunder 125 & Thunder 250, Smash 110, Shogun 125, Satria 150, Spin R , Spin SR, dan lain-lain. Pembuatan mobil di PT. Suzuki Indomobil Motor menggunakan mesin-mesin canggih yang di dapat dari luar negeri. Selain menggunakan mesin dan tenaga manusia PT. Suzuki Indomobil Motor juga menggunakan robot untuk membantu proses produksinya sehingga pekerjaan yang sulit dilakukan oleh tenaga kerja atau pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan dapat dihindari dan tenaga kerja akan mendapatkan derajat keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Alat bantu kerja yang telah disediakan oleh PT. Suzuki Indomobil Motor memiliki manfaat yang sangat besar untuk membantu dan memudahkan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya setiap hari.
3.2 Analisis Penerapan K3 pada PT. Suzuki Indomobil Motor
Dalam menjalanan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT. Suzuki Indomobil Motor yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kendaraan bermotor, maka PT. Indomobil Suzuki International, mendirikan suatu organisasi K3 yang menangani keselamatan, kesehatan para pekerja, K3 bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan kerja yang bisa terjadi. Memperbaiki kesehatan para pekerja guna meningkatkan produktifitas pekerja dan perusahaan serta mempelihara lingkungan sekitar agar terhindar dari limbah. Menurut Suardi (2007:23) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan K3 yaitu menyatakan komitmen, menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok kerja penerapan, menetapkan sumber daya yang diperlukan, peninjauan sistem, penyusunan jadwal kegiatan, pengembangan sistem manajemen K3, penerapan sistem dan proses sertifikasi. Dalam menyatakan komitmen, PT Suzuki Indomobil Motor memiliki pelaksanaan prosedur kerja (SOP). (Standar Operational Procedure) di PT SIM dikenal sebagai ISOS (Indomobil Suzuki Operational Standar) terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya ISOS- safety untuk keselamatan kerja, ISOS-Machine untuk peralatan dan teknis penggunaannya, ISOS-Environment yang berkaitan dengan aspek lingkungan perusahaan, dan ISOS-work yakni aturan mengenai jenis pekerjaan, kemudian dilengkapi dengan lembar instruksi kerja (LIK) yang disesuaikan dengan proses kerja yang ada. Yang terdiri dari lima unit proses utama. Dalam hal ini lebih ditekankan mengenai prosedur kerja keselamatan kerja (ISOS-S). Tujuan adanya standar prosedur kerja tersebut adalah untuk menjelaskan prosedur kerja secara terstruktur dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja di berbagai proses kerja. Dalam menetapkan cara penerapan, PT. Suzuki Indomobil Motor telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Struktur organisasi P2K3 merupakan struktur organisasi formal, bergerak secara vertikal dari atas ke bawah yang diawali oleh ketua P2K3.Selain itu, Prosedur anggaran yang dikeluarkan didalam menangani masalah keselamatan kerja adalah melalui JAMSOSTEK besarnya jaminan JAMSOSTEK yang diberikan kepada karyawan berdasarkan pada gaji karyawan dan sisanya dibantu oleh perusahaan. Dalam membentuk kelompok kerja, setiap tahapan dalam pembuatan kendaraan bermotor terdapat satu penanggung jawab terhadap K3 yang tugasnya melakukan pelaporan kepada ketua penanggung jawab selama 1 minggu sekali. Dalam menetapkan sumber daya yang diperlukan, PT. Suzuki Indomobil Motor sudah melakukan pengendalian eliminasi yaitu dengan mengganti mesin pengelasan area dalam mobil yang dulunya dikerjakan oleh tenaga kerja (manusia) sekarang perusahaan sudah menyediakan robot untuk menggantikan pekerjaan tersebut sehingga akan mengurangi potensi kecelakaan kerja yang ada. Pencatatan data dalam lembar kerja yang sudah dilakukan oleh tim yang menerapkan K3 pada proses tahapan pembuatan kendaraan bermotor. Pencatatan tersebut meliputi perbandingan kondisi sebelum dan sesudah diperbaiki. Hal ini bertujuan untuk memantau sejauh mana proses perbaikan dari temuan yang telah dilakukan oleh tim . Data ini disimpan oleh tim yang digunakan untuk arsip, namun ada beberapa penilaian yang dipasang di papan pengumuman diperuntukkan untuk tenaga kerja agar mereka mengetahui hasil penilaian dan perbaikan yang sudah dilakukan. Dengan ini diharapkan tenaga kerja senantiasa menjaga area kerjanya agar tetap bersih dan rapi. Selain itu, setiap bagian proses pembuatan kendaraan bermotor memiliki area istirahat tersendiri untuk para pekerjanya.Selain itu juga, pelatihan yang diberikan perusahaan kepada pekerjanya mengenai bagaimana cara menggunakan alat-alat dalam proses pembuatan kendaraan bermotoro dan alat pemadam kebakaran. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pekerja karena pekerja dapat mengetahui apa fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat pemadam kebakaran tersebut.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional