Anda di halaman 1dari 10

UTS K3 AKATIRTA 2020

“BUDAYA K3 TINGKATKAN KUALITAS SDM DAN


PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA”

Nama : Tito Wibowo


NPM : 201901118
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga makalah ini yang berjudul
“BUDAYA K3 TINGKATKAN KUALITAS SDM DAN PRODUKTIVITAS TENAGA
KERJA” dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini diperlukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)” serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah informasi mengenai pengamalan Produktivitas kesehatan dan
keselamatan kerja terutama bagi para pekerja yang akan terjun di dunia kerja..
Dan tak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Reosa
Andika F. S.Si., M.Sc. Selaku Bapak dosen mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)..
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Karena kritik dan saran pembaca sangat berarti dan dapat memotivasi kami
dalam menyempurnakan makalah kami kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Budaya K3
C. Peningkata Tenaga Kerja
D. D. Tercapainya Budaya K3
E. Hambatan
F. Produktivitas Kerja

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-
hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan
pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat
memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan
memulai pekerjaanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja,
karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani
maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin,
alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga
terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan
didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di
luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang Produktivitas Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada Karyawan dan Perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2. Budaya K3 Di Wonosobo Akankah berjalan dengan baik ?
3. Apakah ada peningkatan mobilisasi tenaga kerja kompeten ?
4. Apakah Budaya K3 Di Wonosobo akan tercapai ?
5. Adakah Hambatan ?
6. Apa saja keterkaitan produktivitas kerja ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.
Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan
kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang
dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain:
1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja .
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara
lebih produktif.

B.Budaya K3 Di Wonosobo

Budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berjalan baik, akan


berdampak positif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia serta
produktivitas tenaga kerja, sekaligus berkorelasi posistif pada pengurangan
angka kemiskinan, dalam rangka mewujudkan Wonosobo yang lebih maju
dan sejahtera. hal ini diungkapkan Bupati Wonosobo, Ir. Satiyo Hidayat, saat
menjadi inspektur dalam upacara hari keselamatan dan kesehatan kerja
nasional tahun 2016 tingkat Kabupaten Wonosobo, Kamis, 28/01/16 di
halaman Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Wonosobo.
Dihadapan ratusan peserta upacara yang berasal beberapa perusahaan,
Satriyo menyampaikan apabila K3 terlaksana dengan baik, maka biaya-biaya
yang tidak perlu akibat kasus-kasus kerja dapat dihindari, sehingga dapat
tercapai suasana kerja yang aman, nyaman, sehat serta tercipta produktivitas
yang akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, tidak hanya
perusahaan tapi daerah dan bangsa secara umum. Bahkan kalau diperhatikan
data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun kemarin telah terjadi kecelakaan
kerja sejumlah 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang.
Salah satu penyebab kejadian ini adalah pelaksanaan dan pengawasan K3
sekaligus perilaku masyarakat industri pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, belum optimal. Kejadian tersebut diatas harus kita jadikan
pelajaran yang sangat berharga untuk mencegah tidak terulangnya kejadian
yang sama. Untuk itu, peningkatan upaya-upaya K3 masih terus dibutuhkan
dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu,
melalui terciptanya budaya K3, perusahaan akan siap untuk menghadapi
serta mengatasi segala kemungkinan dan tantangan perdagangan bebas,
terlebih dengan diberlakukannya MEA akhir tahun 2015 kemarin.

C. Meningkatkan Tenaga Kerja


Dengan pemberlakuan MEA akan terjadi peningkatan mobilisasi tenaga
kerja kompeten, baik TKI yang akan bekerja di negara-negara ASEAN
maupun tenaga kerja yang berasal dari negara-negara ASEAN yang akan
bekerja di Indonesia dalam Frame Mutual Recognition Arrangement
(MRA). Masuknya tenaga kerja dari negara lain yang ingin bekerja di
Indonesia, tentu akan mengurangi peluang kerja bagi TKI dalam negeri.
Oleh karenanya, peran lembaga pelatihan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kompetensi pekerja lokal. Jurus yang penting dalam
menghadapi MEA adalah percepatan peningkatan kompetensi tenaga
kerja, percepatan sertifikasi kompetensi, dan pengendalian tenaga kerja
asing. Kesiapan SDM angkatan kerja sangat penting untuk dapat menjadi
pemenang dalam kompetisi MEA. Untuk itu kesiapan dalam menghadapi
MEA harus dilakukan tidak hanya oleh sektor ketenagakerjaan, namun
semua sektor terkait dan lintas instansi/lembaga di seluruh Indonesia
harus dilibatkan.

D. Tercapainya Budaya K3
Dalam upacara yang sebagian besar petugasnya dari perwakilan
perusahaan, Satriyo menghimbau serta mengajak dan mendorong agar
semua pimpinan perusahaan, pekerja, serta masyarakat untuk melakukan
upaya-upaya kongkrit terhadap pelaksanan K3 di lingkunganya masing-
masing, sehingga budaya K3 bisa benar-benar terwujud di setiap tempat
kerja di seluruh perusahaan di Kabupaten Wonosobo, dan tujuan jangka
panjang di bidang K3 untuk mencapai kemandirian masyarakat Indonesia
Berbudaya K3 tahun 2020 akan tercapai.

E. Hambatan dari Penerapan K3


a) Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
-Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
-Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yangmasih
rendah.
b) Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi
atauoperasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan
keuntungan yang sebesar-besarnya

F. Produktivitas Kerja
Ada beberapa definisi mengenai produktifitas kerja, antara lain:
1. Menurut Kusriyanto (2000 : 2), produktivitas kerja adalah perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
2. Tjutju Yuniarsih (2009 : 156) mengemukakan bahwa produktivitas kerja
dapat diartikan sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu
atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja.
Dalam hal ini, semakin tinggi produksi yang dihasilkan dalam waktu yang
semakin singkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitasnya
mempunyai nilai yang tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
3. Nawawi (2009 : 157) mengemukakan bahwa produktivitas kerja
merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah
sumber daya yang dipergunakan sebagai masukan (input).
Berdasarkan definisi-definisi para ahli mengenai produktivitas kerja di atas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah
kemampuan seorang tenaga kerja dalam berproduksi dibandingkan dengan
input yang digunakan, seorang tenaga kerja dapat dikatakan produktif
apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang
diharapkan dalam waktu yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai
bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak
memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi
kecelakaan kerja.
Sebuah perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang selalu
memperhatikan kondisi karyawannya, dalam hal ini keselamatan kerja
karyawannya. Penerapan program keselamatan kerja yang optimal bagi
karyawan secara langsung erat hubungannya dengan produktivitas kerja
karyawan, karena penerapan program keselamatan kerja merupakan salah
satu cara memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja
mereka.

B.Daftar Pustaka
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh
(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
k3.html
http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt
http://www.safetyshoe.com/teori-dan-konsep-hubungan-keselamatan-kerja-
dan-produktivitas-kerja-karyawan/
https://www.wonosobozone.com/budaya-k3-tingkatkan-kualitas-sdm-dan/

Anda mungkin juga menyukai