Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kesehatan,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Peran K3 dalam
Menunjang Produktivitas Karyawan”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Dalam makalah ini mengulas tentang sejarah, manfaat, dan peran Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Bapak Dewa Made Widia, Ir, MT. dan semua
pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan
dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Malang, 23 Oktober 2019


 

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik
jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja,
proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja
dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan
adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.
BAB II
ISI

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.    Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat
adil dan makmur.

2.    Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.

3.    Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja

4.    Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan
adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

5.    Menurut Ridley, John (1983), mengartikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

6.    Jackson, menjelaskan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjukkan kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.
7.    Ditinjau dari sudut keilmuan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).

Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari
para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.

B. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Seperti yang terjadi pada saat revolusi industri di Inggris, dimana banyak terjadi kecelakaan
yang banyak memakan korban, tetapi pada saat itu para pengusaha berpendapat bahwa
kecelakaan kerja tersebut merupakan bagian dari resiko pekerjaan yang harus ditanggung oleh
para pekerja itu sendiri, sehingga tidak ada langkah langkah yang di ambil untuk mengurangi
resiko kecelakaan kerja tersebut, karena bagi pengusaha pada saat itu bisa dengan mudah di
tanggulangi dengan mempekerjakan karyawan baru.

Tentu hal tersebut sangat tidak manusiawi sehingga banyak para pekerja yang mendesak
pengusaha untuk mengambil langkah yang positif untuk menanggulangi masalah tersebut.

Dan akhirnya pengusahapun mau mengurangi beban pekerja tersebut, namun hanya atas dasar
perikemanusian saja.

Sampai akhirnya pada tahun 1991 Amerika serikat memberlakukan undang-undang yang di
kenal dengan work compensation low yang menyebutkan bahwa tidak memandang apakah
kecelakaan itu akibat kelalain si pekerja ataupun karena kesalahan mekanis, pekerja yang
bersangkutan wajib mendapatkan ganti rugi.

Sejak saat itu gerakan pencegahaan kecelakaan kerja lebih terarah dan dimulainya gerakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
C. Penting dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pentingnya Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan

Dalam dunia kerja sering kita dengar istilah K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). K3 merupakan
upaya perlindungan diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
pengawasan di lingkungan kerja. Berdasarkan data dari BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan mengatakan bahwa angka kecelakaan kerja terus meningkat. Telah tercatat 123 ribu
kasus kecelakaan kerja di sepanjang tahun 2017. "Sepanjang 2017, menurut statistik kami terjadi
peningkatan kecelakaan kerja sekira 20 persen dibandingkan 2016 secara nasional," kata Direktur
Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (6/2/2018). Hal ini
menandakan rendahnya kesadaran para karyawan dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

K3 harus diterapkan di semua perusahaan terutama yang bergerak di bidang industri. Biasanya di
perusahaan industri risiko kecelakaan kerjanya lebih besar karena berhubungan dengan banyak mesin dan
alat berat. Dalam UU No. 1 Tahun 1970 tertulis bahwa tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya
kecelakaan maupun sakit karena aktivitas kerja dan memakai setiap sumber produksi dengan aman serta
efisien. Berikut inilah fungsi dan tujuan umum dari K3 perlu diterapkan di perusahaan.

1. Melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja agar kinerjanya dapat
meningkat.

2.   Memastikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan semua tenaga kerja yang ada di lingkungan
kerja.

3.    Memastikan semua sumber produksi terpelihara dengan baik serta dapat digunakan secara aman
dan efisien.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan harus diterapkan agar karyawan dapat bekerja dengan
aman, nyaman, serta dalam kondisi sehat. Selain itu, bila K3 benar-benar diterapkan dengan maksimal
akan mengurangi kerugian fisik dan finansial bagi perusahaan dan karyawan. Penerapan K3 juga menjadi
tolak ukur atau acuan dalam membuat SOP (Standard Operating Procedures) agar perusahaan dapat
mengidentifikasi dan mengevaluasi bagian proses mana yang perlu diperbaiki untuk menghindari
kecelakaan kerja. Para karyawan industri juga harus diberi APD (Alat Pelindung Diri) yang berfungsi
melindungi diri dari sebagian atau seluruh potensi bahaya di tempat kerja. Apa saja bentuk APD yang
sesuai dengan standar K3? Di antaranya adalah helm, sabuk pengaman (safety belt), sepatu boot, sepatu
pengaman (safety shoes), masker, penyumbat telinga (ear plug), penutup telinga (ear muff), kacamata
pengaman (safety glass), sarung tangan, pelindung wajah, pelampung, dan sebagainya.

Manfaat  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tidak hanya karyawan yang dapat merasakan manfaat K3 ini.  Perusahaan juga dapat
diuntungkan dengan penerapannya. Ketika perusahaan Anda telah menerapkan K3 dalam proses
kerja, stakeholder akan meyakini bahwa prosedur kerja perusahaan Anda sudah bagus sehingga
terjamin kualitas hasil kerjanya. Penerapan K3 juga dapat menjadi tolak ukur Standard
Operating Procedures (SOP)  sehingga apabila terjadi kecelakaan, perusahaan dapat
mengidentifikasi bagian proses mana yang salah dan perlu diperbaiki. Tidak hanya itu, tingkat
produktivitas karyawan juga akan meningkat seiring dengan jaminan keamanan yang diberikan
oleh perusahaan.

D. Peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan

Suatu perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas sumber daya manusia
yang ada. Produktivitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada di
perusahaan mampu menunjang dan memuaskan keinginan seluruh pihak. Apabila suatu
perusahaan peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan karyawan, maka karyawan akan
meningkatkan produktivitas kerjanya terhadap perusahaan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas karyawan adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Menurut Hariandja (2007), K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, maka
kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin.
Apabila keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan
sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Penelitian Busyairini, Tosungku dan
Oktaviani (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap produktivita kerja karyawan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
semakin lengkapnya fasilitas dan perhatian yang serius akan keselamatan dan kesehatan kerja,
maka akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.  Penelitian lain juga diperkuat
oleh Moniaga, Sompie dan Timboeleng (2012) mengenai analisis faktor yang mempengaruhi
produktivitas dari tinjauan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan kontraktor.

Hasil penelitiannya menunjukkan hubungan faktor variabel keselamatan kerja berpengaruh


langsung dan kesehatan kerja tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja.
Hubungan lingkungan kerja dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap kesehatan kerja,
namun tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap
produktivitas melalui keselamatan  kerja. Hubungan lingkungan kerja dari segi psikologi dan
sosial, berpengaruh langsung terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap
kesehatan kerja, dan tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan
kerja.  

Penelitian Ukishia, Astuti dan Hidayat (2013) menunjukkan hasil pengujian hipotesis bahwa
tidak terdapat pengaruh signifikan antara keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan.
Penelitian oleh Kaligis et al. (2013) menunjukkan hasil yang serupa bahwa secara parsial tidak
terdapat pengaruh signifikan antara keselamatan kerja terhadap produktivitas. Berdasarkan hasil
kuisioner dan pengamatan di perusahaan, 8.33% karyawan bagian instalasi mengungkapkan
bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas mereka. Keselamatan
kerja membuat beberapa karyawan dapat bekerja lebih cepat dan tepat waktu. Kesadaran
karyawan tersebut terhadap keselamatan kerja ditunjukkan dengan penggunaan alat pelindung
diri saat bekerja. Sebanyak 41.67% karyawan menyatakan hal yang berbeda bahwa keselamatan
kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Beberapa karyawan baru juga terlihat jarang
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja karena karyawan merasa tidak nyaman/terganggu
ketika bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri. Selajutnya, penelitian yang dilakukan
oleh Taiwo (2009) mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan
memberikan hasil bahwa lingkungan kerja yang kondusif dapat merangsang kreativitas dan
meningkatkan produktivitas karyawan.

Mengacu pada pendapat dan hasil-hasil penelitian di atas, dapat menguatkan kesimpulan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor kunci yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
BAB III

KESIMPULAN

Sebagai tujuan serta sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ialah
menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.

Diciptakannya peraturan dan undang-undang mengenai sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja diharapkan akan memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat umum,
khususnya untuk para pekerja itu sendiri. Tidak hanya itu saja, penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pun mempunyai manfaat yang besar untuk perusahaan yaitu
perusahaan tidak akan dirugikan dalam hal kegiatan produksi karena hilangnya sebagian waktu,
kerugian material, serta biaya pengobatan akibat kecelakaan dalam bekerja. Secara moral,
pekerja akan merasa aman serta nyaman dalam bekerja, sehingga produktivitasnya dalam bekerja
pun akan meningkat.

Daftar Pustaka :

http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html

http://kanasecure.com/news/pentingnya-penerapan-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-di-perusahaan

https://www.ruangkaryawan.com/2017/12/pengertian-k3.html

https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-
dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja

https://blog.gamatechno.com/pentingnya-penerapan-k3-di-dunia-kerja/
Daftar Isi

Cover    …………………………………………………………………………....……….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………….........…..... ii

Kata Pengantar ………………………………………………………….........…………… 1

Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..………... 2

I.I Latar Belakang …………………………………………………........………………….2

II. Isi …………………………………………………………………………..........………3

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja……………...........……………… 3

Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja…………………..........…..………… 4

Penting dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ……………………..….5

Peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan…………………………6

III. Kesimpulan ……………………………………………………...…….......……….… 8

Daftar Pustaka ………………………………………………………........……………… 8


MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K3)
“Peran K3 dalam Menunjang Produktivitas
Karyawan”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
semester 1

PEMBIMBING :
Dewa Made Widia, Ir, MT.

Penyusun:
Rifky Ihza Parawangsa 1931130087
1B / D3 TT

TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

Anda mungkin juga menyukai