Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Alam
Dosen pengampu: Dwi Prastiyo Hadi, S.E., MSi.
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Sinta Arimah 21320023
2. Slamet Satriani 21320012
3. Anisa Rahma 21320023
4. Deka Yuna I 21326001
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga Kami
dapat menyusun makalah tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja” dengan sebaik-
baiknya. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dwi Prastiyo Hadi, S.E., M.Si. selaku
Dosen Pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah
ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sehingga pembaca dari makalah ini dapat
mengenal dan mengetahui tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan khususnya dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2.7. P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan dan
perawatan sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan di tempat kerja
menggunakan peralatan sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang
sempurna. Meski hanya menggunakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah
satu solusi untuk memberi pertolongan secara cepat dan tepat.
Meski pertolongan pertama bukanlah penanganan yang sempurna, tapi dengan
adanya P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah
keparahan cidera, mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan nyawa korban.
Jika tindakan P3K tidak dilakukan saat terjadi kecelakaan di tempat kerja, akibatnya
dapat memperburuk keadaan korban bahkan menimbulkan kematian.
Kecelakaan dalam pekerjaan memang bukan sesuatu yang diinginkan oleh
siapapun, termasuk pekerja. Meski demikian, perusahaan wajib menyediakan
berbagai sarana prasarana untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Bagi perusahaan yang peduli dengan keselamatan dan kesehatan pekerjanya,
menyediakan fasilitas dan petugas P3K merupakan kewajiban yang pasti ada. Dengan
adanya fasilitas dan petugas P3K maka perusahaan dapat mengurangi berbagai
konsekuensi yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.
Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelekaan di Tempat Kerja:
1. Ruang P3K
Ruang P3K merupakan ruangan yang disediakan dan dirancang khusus oleh
perusahaan untuk penanganan pertama tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
maupun tempat merawat pekerja yang sedang sakit saat bekerja. Perusahaan
yang mempekerjakan 100 orang atau lebih dan perusahaan yang mempekerjakan
kurang dari 100 orang namun memiliki potensi bahaya tinggi WAJIB memiliki
ruang P3K. Lokasi yang ideal untuk ruang P3K adalah ruangan yang dekat
dengan toilet/kamar mandi, dekat jalan keluar, mudah dijangkau dari area kerja,
dan dekat dengan tempat parkir kendaraan. Syarat utama ruang P3K adalah
bersih/steril dan memiliki luas yang cukup untuk menampung tempat tidur,
lemari/kotak obat P3K, timbangan badan, tempat menyimpan tandu dan kursi
roda, tempat sampah, air minum, penyejuk ruangan, meja dan kursi. Selain itu,
ruang P3K yang baik juga terdapat petugas kesehatan yang telah terlatih P3K.
2. Lemari atau Kotak P3K dan isinya
Lemari atau kotak P3K adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan
berbagai peralatan dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain
dipasang di ruang P3K, kotak ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat
yang mudah dilihat dan dijangkau oleh pekerja. Kotak P3K yang baik harus
kuat dan mudah diangkat/dipindah. Biasanya kotak ini terbuat dari bahan kayu
atau logam, berwarna putih, diberi lambang palang merah dan tulisan “P3K”
atau “First Aid” dibagian kaca pintu kotak K3 sebagai penanda. Kotak P3K
memiliki ukuran yang beragam, penggunaannyapun juga tergantung kebutuhan.
Semakin besar jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan maka akan semakin
besar pula kotak obat yang dibutuhkan. Bahkan bagi perusahaan dengan
karyawan yang banyak, kotak P3K bisa dibuat lebih banyak dan ditempatkan di
berbagai tempat yang rawan terjadi kecelakaan. Beberapa isi perlengkapan di
kotak K3 terdiri dari: Kasa steril terbungkus, Perban, Plester, Kapas, Kain
mittela, Gunting, Peniti, Sarung tangan, Masker, Pinset, Lampu senter, Gelas
untuk cuci mata, Kantong plastik, Aquades, Povidon Iodin, Alkohol 70%, Buku
panduan P3K, Buku catatan, Tensimeter, Stetoskop, Daftar isi kotak, dan obat-
obatan.
3. Alat Evakuasi dan Transportasi
Alat Evakuasi adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan korban
kecelakaan kerja dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan
cara-cara yang sederhana. Dalam melakukan evakuasi, penolong bisa
menggunakan alat transportasi seadanya, dan saat korban dievakuasi maka
penolong juga wajib melakukan perawatan darurat selama perjalanan. Beberapa
alat evakuasi dan transportasi yang bisa digunakan pertolongan pertama adalah
tandu, alat bantu pernafasan, kursi roda, dan jika memungkinkan bisa
menggunakan mobil ambulan atau kendaraan lain yang dapat digunakan untuk
mengangkut korban.
4. Petugas P3K
Petugas P3K yang mimiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan korban
kecelakaan kerja sangat dibutuhkan di perusahaan. Petugas yang cekatan dan
mampu mengatasi berbagai situasi kecelakaan kerja, akan dapat mengurangi
resiko akibat kecelakaan.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja;
Idealnya rasio jumlah petugas P3K untuk perusahaan yang memiliki resiko
rendah terhadap kecelakaan, setidaknya memiliki satu petugas P3K untuk
menangani 150 tenaga kerja. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki resiko
kecelakaan kerja yang tinggi, setidaknya memiliki satu petugas untuk setiap 100
orang atau kurang.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas:
1) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
2) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
3) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan
4) Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
5. Fasilitas Tambahan
Selain berbagai fasilitas P3K yang telah disebutkan diatas, perusahaan tertentu
juga membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk menjamin kegiatan P3K
dapat berjalan dengan baik. Fasilitas tambahan tersebut bisa berupa alat
pelindung diri atau peralatan khusus yang digunakan di tempat kerja yang
menangani potensi bahaya yang membutuhkan penanganan khusus.
Alat pelindung diri ini khusus disediakan untuk perlindungan petugas K3
maupun korban kecelakaan. Hal ini disesuaikan dengan potensi bahaya di
tempat kerja, misalnya alat pencuci mata, seragam anti api, alat pembasahan
tubuh cepat, dan lain sebagainya.
3.1. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan
masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Tujuan diadakannya manajemen keselamatan dan kesehatan erja diantarannya
ialah agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, serta psikologis dengan begitu para pekerja dapat melaksanakan
aktivitas kerja dengan penuh kegairahan disamping itu juga akan mampu
meminimalirsir adanya kerugian-kerugian dari dampak yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja.
Urgensi Kesehatan dan keselamatan kerja sudah tertera dalam Undang-undang
nomer 13 tahun 2003 pasal 86 ayat 1 mengatur bahwa setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan kerja, Moral dan
Kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia serta nilai-nilai
Agama.
Penyebab timbulnya kecelakaan kerja ada tiga yaitu akena prilaku karyawan
itu sendiri, kondisi yang tidak aman, dan tindakan tidak aman. Sering terjadi
perlakuan karyawan seoerti melakukan tindakan dengan cerobah, tidak mematuhi
peraturan kerja, tidak menggunakan alat perlindungan diri.
Program-program keselamatan kerja di bagi menjadi dua bentuk. Pertama,
membuat kondisi kerja aman (safety condition), antara lain dengan mempergunakan
mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat-alat pengaman (safety defice);
menggunakan alat-alat yang lebih baik; mengatur lay out pabrik, dan penerangan
sebaik mungkin; lantai, tangga, dijaga agar bebas dari air, minyak, dan gemuk;
melakukan pemeliharaan fasilitas pabrik secara baik; dan menggunakan petunjuk-
petunjuk dan peralatan keamanan. Kedua, melakukan kegiatan pencegahan
kecelakaan dengan mengandalikan praktik-praktik manusia agar bertindak aman
(safety act).
DAFTAR PUSTAKA