MAKALAH
Oleh
NIM PO714221171019
i
KATA PENGANTAR
Tersusunya makalah ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kami kepada Bapak H. Hamsir Ahmad, SKM, M.Kes selaku dosen mata
kuliah Sanitasi Industri dan Keselamatan Kerja yang telah membantu dan
membimbing kami.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal pengelolaan K3, konsep yang dikembangkan masih bersifat kuratif
terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Bersifat kuratif berarti K3 dilaksanakan
setelah terjadi kecelakaan kerja. Pengelolaan K3 yang seharusnya adalah bersifat
pencegahan (preventif) terhadap adanya kecelakaan. Pengelolaan K3 secara
preventif bermakna bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan kegagalan dalam
pengelolaan K3 yang berakibat pada kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan
dan tenaga kerja. Pengelolaan K3 dalam pendekatan modern mulai lebih maju
dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian dari manajemen
perusahaan. Hal ini mulai disadari dari data bahwa kecelakaan yang terjadi juga
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Dengan memperhatikan banyaknya
resiko yang diperoleh perusahaan, maka mulailah diterapkan Manajemen Resiko,
sebagai inti dan cikal bakal Sistem Manajemen K3. Melalui konsep ini sudah
mulai menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan yang akan terjadi.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang harus dipahami dalam hal keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu apa saja tujuan dan pentingnya keselamatan kerja,
gangguan apa yang bisa terjadi dalam keselamatan dan kesehatan kerja, serta
mengetahui strategi apa saja yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
kerja para karyawan dan pertimbangan hukum apa yang menaungi keselamatan
dan kesehatan kerja.
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah, serta
untuk mengetahui lebih lanjut tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
D. Manfaat
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja,
5
sehingga kita mengerjakan suatu pekerjaan di suatu tempat sudah tahu tingkat
keselamatan dan kesehatan kerja.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
ditimbulkan oleh kegiatan usaha dapat di tekan atau bila mungkin di
hilangkan. Empat pilar strategi yang telah ditetapkan tuntuk mendukung visi
Kementrian Kesehatan dalam rangka merujudkan “kesehatan kerja” adalah:
Strategi paradigma sehat yang harus dilaksanakan secara serempak dan
bertanggung jawab dari semua lapisan. Termasuk partisipasi aktif lintas sektor
dan seluruh potendi masyarakat.
Strategi Profesionalisme, yaitu memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
Strategi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), guna
memantapkan kemandirian masyarakat hidup sehat, diperlukan peran aktif dan
pembiayaan.
Strategi Desentralisasi, intinya adalah pendelegasian wewenang yang lebish
besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur system pemerintahan
kerumahtanggaannya sendiri.
b. Keselamatan Kerja
8
menjadi hambatan langsung, juga merugikan secara tidak langsung yakni
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk
beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. (Suma’mur,
1985:2) Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan
penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara
melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan
kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin
dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Pendapat lain mengatakan
Keselamatan (safety) meliputi:
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) dan
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol)
resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
Menurut America Society of Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan
sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis
kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
Systems,
- BS 8800,
- Safety Map,
- DR 96311
11
E. Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Kapasitas Kerja (Kemampuan Pekerja Yang Dipengaruhi Oleh
StatusKesehatan, Gizi, Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan
Keterampilan);
2. Beban Kerja (beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan
yaitu Beban Fisik, seperti Mengangkat,Mendorong, Mencangkul, Berlari,
Memikul,dll. dan Beban Mental);
3. Lingkungan Kerja (lingkungan disekitar tempat kerja yang dapat menjadi
beban pekerja, seperti bising, panas, getaran, radiasi, debu, uap, larutan,
bakteri, virus, alat kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, meja kerja
yang terlalu tinggi/rendah, dll.
Tujuan kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan, sehingga menjadi pekerja sehat, selamat, produktif dan
sejahtera.
Kecelakaan adalah kejadian yang timbul tiba-tiba, tidak diduga dan tidak
diharapkan. Setiap kecelakaan baik di industri, di bengkel, atau di tempat
lainya pasti ada sebabnya. Secara umum terdapat dua hal pokok yang
menyebabkan kecelakaan kerja (Suma’mur, 1985) yaitu:
a. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe
human acts).
b. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (usafe conditions)
14
G. Contoh Prosedur Kesalamatan Kerja di Bengkel
1. Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana
dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.
2. Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik).
Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat
melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol.
Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya
melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
3. Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti
disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan
mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena
itu.
4. Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat
kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat
menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan
kebakaran.
5. Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan.
Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar
pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari
kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau
barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman,
penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
6. Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin
bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk
ke mata.
7. Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di
bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk
berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak
kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik,
mental maupun emosional terhadap pekerja,tempat kerja, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu berkaitan dengan
masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengelola itu sendiri, masyarakat
dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan
produktivitas nasional.
B. Saran
Berdasarkan hasil kajian dan kesimpulan diatas maka saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi tempat kerja
Bagi pihak pengelola tempat kerja disarankan untuk menekankan seminimal
mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan
dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan
tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan sering diadakan sosialisasi tentang
manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
bagikaryawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara
17
penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan
mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan
program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) serta menerangkan prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam kegiatan operasional.
2. Bagi pekerja
Bagi pekerja agar lebih memperhatikan tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti
prosedur standar bekerja sesuai bidangnya
18
DAFTAR PUSTAKA
Schuler, Randall. S., dan Susan E. Jackson, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi Keenam, Jilid Dua, (Jakarta: Erlangga).