DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Ary Yudha Febrian (12170511065)
Elva Rahma (12170524125)
Fachriza Syafiyah (12170521633)
Febri Damayani (12170523397)
Imro Atun (12170520159)
Muhammad Ramadhan (12170511583)
TP.2022/2023
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi anggota atau
karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan perlu mendapatkan perhatian
yang sungguh-sungguh oleh setiap perusahaan. Masalah ini terutama sangat
diperlukan bagi perusahaan yang mengandung bahaya kecelakaan dan
tingkat polusi yang tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus
mempunyai program dan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
baik.
Hingga kini masih banyak kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
negara kita. Itu bisa mejadi modal utama dalam upaya menjadikan sistem
ini sebagai langkah awal. Dalam kaitan ini, peranan pemerintah dan
beberapa instansi terkait diharapkan bisa menekan tingkat kecelakaan dan
memberikan perlindungan maksimal terhadap tenaga kerja. Sebab proses
industialisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kemajuan di sektor ekonomi.
Inilah sebenarnya yang perlu mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dan para penguaha di negeri ini. Tujuan dan program
keselamatan kerja ini adalah untuk memelihara produktivitas kerja,
komitmen dan moril karyawan, kebersatuan dalam organisasi, dan
efektifitas organisasi dan karyawan secara keseluruhan. Pejabat bagian
personel mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
2. Bagaimana Problema K3 dan Masalah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dan apa contoh keselamatn kerja ?
1
3. Apa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ?
4. Apa Fungsi badan dan keselamatan kerja ?
5. Apa Penyebab kecelakaan dan gangguan Kesehatan ?
6. Apa Upaya dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Dapat memahami Problema K3 dan Masalah kesehatan dan keselamatan
kerja , serta contoh keselamatan kerja.
3. Dapat mengetahui tujuan dan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Dapat mengetahui fungsi badan dan keselamatan kerja.
5. Dapat mengetahui penyebab kecelakaan dan gangguan kesehatan.
6. Dapat mengetahui upaya dalam meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh perkejaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.
3. Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Semua oragnisasi memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa perkerja dan orang lain yang terlibat tetap berada
dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 (Keselamatan
Kesehatan Kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan
ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika
kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi
kesehatan kerja.
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja menurut para ahli :
a. Menurut Milyandra istilah keselamatan dan kesehatan kerja, dapat
dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama
mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific
approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu
terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena
itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai
suatu ilmu terapan (applied science).
b. Menurut Mangkunegara menyatakan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya nya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera.
c. Menurut Suma’mur keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
suatu upaya pelindungan yang diajukan kepada semua potensi yang
4
dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja
dan orang lain yang ada ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien.
d. Menurut Ridley mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja
adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
5
3. Gangguan kecelakaan yang ditimbulkan karena akibat teknis, akibat
manusia, akibat lingkungan, atau akibat kombinasi dari teknis,
manusia dan lingkungannya.
6
disebabkan oleh berbagai faktor yang dalam keseharian sering luput dari
perhatian. Berbagai faktor penyebab tersebut terdiri dari:
a. Faktor manusia yaitu terganggunya kesehatan dan keselamatan
kerja ini disebabkan manajemen sumber daya manusia dibanyak
organsasi tidak cermat memperhatikan kondisi spesifik
individual yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja seperti usia, pengalaman, pendidikan, keterampilan,
kepribadian, kesehatan fisik dan psikis, jam kerja.
b. Faktor peralatan dan bahan baku yang tidak memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan seperti:
1) Peralatan tidak teruji atau berkualitas rendah
2) Peralatan tidak egronomik
3) Adanya kandungan racun, kuman dan radiasi pada bahan
baku alat dan hsil produksi
c. Fakor lingkungan yang tidak kondusif bagi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti:
1) Kualitas pencahayaan, suhu dan kebisingan
2) Gelombang elektro magnetik radiasi dan sebagainya
3) Pengolahan limbah tidak baik
7
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabka oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
8. Menjamin proses produksi berjalan lancar.
8
3. Memelihara laporan dan sistem pencatatan untuk memonitor
masalah yang berkaitan dengan kecelakaan dan gangguan kesehatan
dilingkungan kerja.
4. Membuat program pelatihan untuk meningkatkan jumlah dan
kompetensi personel yang bekerja dalam bidang keselamatan dan
kesahatan kerja.
5. Membuat peraturan baru yang waib diperhatikan dan dilaksankan
dalam bidang keselamatan dan kesehtan kerja
6. Mendukung kegiatan analisis, evaluasi, pengembangan dan
pengesahan program keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Sebagai pedoman dalm mengidentifikasi serta menilai resiko dan
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Sebagai alat dalam mengelola pertolongan pertama pada
kecelakaaan dan tindakan.
9. Sebagai referensi dalam mengukur efektifitas langkah-langkah
program pengendalian bahaya.
9
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara.
a. Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik ( ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak.
b. Suhu udara yang tidak dikondisika pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan.
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat .
b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4. Pemakaian Peralatan Kerja.
a. Pengaman peralatan kerja yang mudah usang atau rusak.
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi fisik dan mental pegawai.
a. Kerusakan alat indra , stamina pegawai yang tidak stabil.
b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh.
Cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
yang rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan
kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama
fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.
10
Adapun penyebab lain kecelakaan dalam bekerja diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi Emosional
Stres, motivasi, sikap, dan pengetahuan karyawan yang kurang terhadap
pentingnya menjaga dan menghindari kecelakaan kerja.
2. Jadwal Kerja
Kelelahan, kerja lembur hal tersebut bersumber pada kondisi yang
dipaksakan tanpa melihat kemampuan fisik karyawan yang melakukan
pekerjaan.
3. Shift Malam
Pengawasan kurang dari supervisor pada shift malam yang disebabkan
kurangnya supervisor untuk bergilir.
4. Kedisiplinan
Tindakan ceroboh, tidak mematuhi SOP dan tidak tersedianya rambu-
rambu pada tempat kerja berbahaya menyebabkan pekerja melalaikan
tugas dan tanggung jawabnya.
11
2. Tentukan siapa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
program tersebut.
3. Tentukan kebutuhan keselamtan dan kesehatan yang dibutuhkan .
4. Ketahui bagian mana fasilitas perusahaan yang membahayakan.
5. Perbaiki bagian-bagian yang berbahaya.
6. Latih karyawan dalam teknik keselamatan dan kesehatan.
7. Ciptakan suatu mindset para karyawan bahwa perusahaan harus
bebas dari potensi bahaya.
8. Secara terus menerus memperbaiki dan sempurnakan program
keselamatan dan kesehatan yang ada.
1. Pingsan
Penanganannya:
a. Baringkan penerita dengan tungkai ditinggikan
b. Berikan bau-bauan atau pencet dengan telunjuk dan
pergelangan tangan korban antara jempol dan telunjuk
korban
c. Longgarkan pakaian
d. Usahakan penderita menghirup udara segar
e. Periksa cidera lainnya
f. Berikan minuman manis, bila penderita sudah sadar
g. Bawalah penderita ke tim medis/PKM/RS terdekat
2. Kelelahan Panas
Penanganannya:
a. Bawa ketempat teduh
b. Longgarkan pakaian
c. Tinggikan tungkai
d. Beri oksigen dan minum jika sudah sadar
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidaktaatan
dalam melaksanakan peraturan dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak
disiplin menerapkan ketentuan keselamatan kerja selama pelaksanaan kerja
berlangsung.
K3 merupakan upaya mendapatkan tempat kerja dan suasana kerja
yang nyaman untuk mendukung pencapaian produktifitas yang setinggi-
tingginya. Untuk menghindari kecelakaan kerja, maka K3 mutlak
dilaksanakan disemua jenis bidang pekerjaan dalam organisasi tanpa
terkecuali. Baik instansi swasta maupun pemerintah, budaya hidup sehat
dan juga melakukan GERMAS (gerakan masyarakat hidup sehat) dengan
memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan
perilaku yang kurang sehat agar terciptanya kesehatan dan keselamatan
kerja yang sehat.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sanagat diperlukan
karena menyangkut keselamatan anggotanya dalam organisasi. Penerapan
K3 ini juga memiliki prosedur yang benar yang harus diikuti sesuai dengan
aturan perundang-undangan, karena apabila K3 tidak terlaksana tentu akan
memberikan dampak buruk terhadap organisasi dan anggota nya sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asri Laksmi Riani, MS. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini.
Yogyakarta: Graha ilmu.
Cici Apriliani. (2022). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (k3). Sumatra Barat: PT
Global Eksekutif Teknologi.
Ike Kusdyah Rachmawati, SE, MM. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
14