Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Di Industri Cement Sustainability Initiative (CSI)


 

NAMA : YOSUA H WAYOI

NIM : 20180611034091

KELAS : A

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS CENDRAWASIH

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami serahkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA , karena berkat rahmat

dari-NYA saya dapat menyelesaikan proposal mini dengan judul “KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI SEMEN” dengan baik. Proposal ini disusun agar

pembaca dapat memperluas ilmu tentang yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai sumber.

Akhirnya saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu tanggapan dan

bimbingan dari Ibu khususnya, dari para pembaca umunya sangat saya harapkan demi

kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang. Atas semua tanggapan dan bimingan yang

ikhlas terlebih dahulu saya ucapkan terimakasih.

Jayapura ,November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 3

1.4. Manfaat .................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian................................................................................................ 4

2.2. Manajemen Kesehatan & Keselamatan.................................................. 7

2.3. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI. 9

2.4. Pencegahan dan Kontrol resiko ............................................................. 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Disain Penelitian..................................................................... 13

3.2. Populasi Sampel dan Sampling............................................................. 13

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan............................................................................................. 15

4.2. Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan-perusahaan telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja

keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan yang berarti.

Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai Cement Sustainability

Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari World Business Council for

Sustainable Development (WBCSD) dimana saat ini, 16 (enam belas) perusahaan semen secara

bersama-sama yang mewakili lebih dari separuh industr kelas dunia di luar China, mensponsori

inisiatif ini.

Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan

(1) Riset yang bersifat independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi kesinambungan

yang dihadapi.

(2) Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota (Kairo, Kuritiba, Bangkok,

Lisbon, Brussels, Washington DC dan Beijing).

(3) Serirekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja.

(4) Agenda industri dari tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang timbul

( Substudy laporan CSI) .

Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor merupakan

dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari isu penting di industri

semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih banyak perhatian pada area ini di

seluruh industri dan komitmen untuk memainkanperan utama dalam prosesnya. Sebagai latar
belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI sebelumnya dalam hal

keselamatan & kesehatan kerja ( Agenda Tindakan, 2004 ).

Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan

karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga

kontraktor. Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal

implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area

dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai

tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah

isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti pelatihan,

pengembangan karir, peningkatan professional, penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan

berkomunikasi dan berasosiasi, keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan

pribadi/keluarga, peningkatan dari perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan. Langkah-

langkah di atas akan memberi kontribusi pada produktifitas karyawan dan kesadaran kesehatan,

juga loyalitas dan kebanggaan (yang dapat disimpulkan dari kesehatan karyawan; July, 2002).

1.2. Rumusan Masalah

Apa itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Industri Semen beserta contohnya.

Mahasiswa dituntut mengerti apa yang diperlukan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Industri Semen perencanaan suatu sumber daya

baik itu sumber daya manusia/sumber daya perusahaan.

Tahapan dalam proses perencanaan K3 dimulai dari arah strategi perusahaan. Arah

strategi perusahaan akan memberikan acuan mengenai profil dan kebutuhan pegawai yang perlu

dipenuhi. Dengan demikian, diharapkan akan muncul adanya koneksi antara strategi K3 di masa

depan dengan strategi pengembangan K3 yang akan dijalankan.


1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Proposal ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti dan dapat

memberikan pengetahuan kepada kita sebagai pembaca serta mempelajari sebagai masalah yang

kita bahas dalam metodologi penelitian.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tentang k3 di industri semen.

b. Untuk mengetahuh gambaran tentang manajemen K3 di industri semen.

c. Untuk mengetahui kebijakan K3 di industri semen.

1.4. Manfaat

1. Merupakan salah satu usaha untuk memperdalam ilmu Metodologi Penelitian .

2. Sebagai bahan masukan bagi penulis lainya yang melakukan penelitian dengan mengankat

makalah yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

a. KesehatanKerja

Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial

seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga

menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.

Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan

sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh

karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap

kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin( ITB, 13

januari 2009 ).

Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :

1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat,

debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan,

pekerjaan).

2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.

3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan

4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat

pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik.

Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja
yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan

pekerja yang terganggu kesehatannya”.

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya

yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-

tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap

penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit umum.

Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan

pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang

dalam melakukan pekerjaannya (Suma’mur, 2004).

b.KeselamatanKerja

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut

dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan

manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai

suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak

diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap

proses.

Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden

(incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah

suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda
akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap

proses ( ITB, 13 januari 2009 ).

c. Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil

industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa ( Submitted by godam, 2006 ).

d.Pengertian Semen

Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat

semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa akibat terhadap

lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan & kesehatan ( Ringkasan laporan

CSI tahun 2002 ).

e. Faktor Risiko di Tempat Kerja

Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan

diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko

yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta

lingkungan disamping faktor manusianya.

Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk

mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga

kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko.

Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya

pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.

Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang

sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan

2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,

ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.

3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik,

maupun aspek psikososial ( ITB, 13 januari 2009 ).

2.2. Manajemen Kesehatan & Keselamatan

Dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft study kompilasi mengenai

praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini

menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban

berlebihan, dokumen ini memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur

keselamatan dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian

fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan. Secara bersamaan

dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan, berfokus pada masalah kesehatan

yang paling umum dan yang secara khusus berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar

pengganti (AFR). Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan

panduan ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk

disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal ( Health

and safety, 2004 ).

Yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan terkemuka untuk k3 antara lain :

a. Secara jelas menggambarkan apa yang diharapkan dari orang-orang dalam hal keselamatan

Setiap jenjang karyawan, dari eksekutif yang paling senior hingga pekerja yang baru bekerja,
secara jelas mengerti apa yang diharapkan dari K3. Terdapat standard yang khusus dan mengikat

untuk setiap orang di semua jenjang kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang mencukupi, sulit

dilakukan pengukuran, evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti dari suatu kinerja.

b. Menggabungkan keselamatan dalam proses bisnis sebagai suatu strategi operasional.

Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola

dengan baik akan memberikan strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara

keseluruhan. Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah

menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya mengurangi cidera

dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi, kualitas dan

produktifitas.

c. Menggunakan standar K3 secara proaktif.

Konsultan manajemen terkemuka telah menekankan : “Jika Anda tidak dapat

mengukurnya, anda tidak dapat menegelolanya”. Inti dari manajemen keselamatan adalah

mengukur kinerja dalam terminologi yang dapat diukur dan obyektif. Perusahaa- perusahaan

terkemuka secara standar menilai proses mereka untuk menentukan apakah mereka telah cukup

melakukan pengendalian resiko yang ada. Walaupun mereka mendata ukuran keselamatan

setelah ada konsekuensi atas kenyataan seperti yang diminta misalnya oleh OHSA

recordablerates dan lost time rate, mereka tidak hanya mengandalkan laporan tersebut pada

”trailingindicator” ( Les smith, 2004 ).

2.3. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI

Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan

CSI.

Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :


- Mematuhi semua peraturan K3

- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik pekerja langsung

maupun tidak langsung)

- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik Kebijakan K3 group juga

mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak langsung) untuk bekerja dengancara

yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hokum dan diperintahkan oleh Manajemen.

Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :

Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi

karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami

dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya

industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3

sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan

kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen

dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja

(lost time injury). Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius.

Selama tahun 2002/2003, Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi

yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat wajib bagi

semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk membantu mencapai

target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan K3 yang menggambarkan

elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat

protokol audit penilaian standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan

mereka dalam pencapaian standar dunia ( Health and safety, 2004 ).

2.4. Pencegahan dan Kontrol resiko


a. Peralatan Menetap dan Bergerak

Instalasi baru didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi

dan keamanan personil perawatan.Instalasi dan peralatan yang bergerak harus diperlihara secara

efektif, diuji dan dilakukan inspeksi, merupakan subyek untuk dikontrol secara rutin.

b. Alat Pelindung Diri (APD)

APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan

harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan

pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet penggunaan APD)

c. Instruksi, peraturan dan prosedur

Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara

aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :

- Tertulis

- Selalu disesuaikan / diperbaharui

- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi

- Realistik

- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat

- Ditindaklanjuti dan dihargai

d. Program Tanggap Darurat

Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan dengan

sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di perbaharui, jika

diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin. Latihan wajib dilakukan dan dilatih

secara rutin mencakup skenario yang direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi. (lihat

appendix untuk kebijakan tanggap darurat).


Penelitian yang dilakukan di industri semen memperlihatkan bahwa 155 kasus cidera

terbakar terjadi pada populasi dengan jumlah pekerja 3200 orang, umur pekerja 30 – 50 tahun

(El-Megged dkk,1999) dengan jumlah total kerugian hari kerja sebanyak 4776 hari, rata-rata 31

hari per kasus. Penelitian ini menitikberatkan perlunya kebutuhan untuk menjamin kontrol yang

efektif .

Selama operasi berjalan normal; bahan mentah panas, produk antara dan produk akhir

ditampung dan menjadi pokok perhatian. Diketahui adanya resiko besar saat kontak yang

dimungkinkan terjadi saat operasi berjalan abnormal, kegiatan membersihkan sumbatan,

melaksanakan perbaikan/perawatan atau dalam kondisi emerjensi. Ini tidak selalu jelas saat

sesuatu alat/material panas atau tidak, resiko mencakup cidera yang dapat terjadi pada orang

(terbakar) atau kebakaran akibat kontak dengan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti oli,

scaffold boards, tangga, kabel listrik.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Disain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Kuantitatif yang di terjemahkan dengan angka dan

menggunakan rancangan case control dimana di observasi untuk kebelakangnya melalui

pengukuran dan pengamatan pada saat yang bersamaan.

3.2. Populasi Sampel dan Sampling


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

diambil kesimpulan (Sugiyono, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kariyawan yang bekerja di industri semen

dengan jumlah pekerja 3200 orang umur pekerja 30-50 tahun.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(sugiyono, 2005).

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 3200 orang.

Jadi Besar sampel yang digunakan penelitian berjumlan 19 orang

Keterangan : N = Jumlah Populasi

D = Tingkat ketepatan (0,05)

n = Jumlah Sampel

3. Sampling

Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampling dengan menggunakan closter

sampling yaitu pengambilan sampel dimana pengelompokan sampel berdasarkan wilayah, lokasi,

populasi, di gunakan (sugiyono, 2005)


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor

merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari isu penting

di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih banyak perhatian pada area

ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan peran utama dalam prosesnya.

Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan

karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga

kontraktor. Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal

implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area

dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai

tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah

isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti pelatihan,

pengembangan karir, peningkatan professional, penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan

berkomunikasi dan berasosiasi, keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan

pribadi/keluarga, peningkatan dari perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.

4.2. Saran

1. Bagi Tenaga Karyawan Industri Semen

Diharapkan untuk selalu memakai APD saat bekerja agar terhindar dari marabahaya yang

ada di sekeliling kita, dan supaya kesehatan para karyawan aman untuk yang akan dating.

2. Bagi institusi dan Peneliti Lainya

Diharapkan dimasa yang akan datang dilakukan penelitian lebih lanjut tentang K3 Pada

Industri Semen.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/managmnt/guide.htm

http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines

http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui OHS/$FILE/OHSguideline.pdf

http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com

Sugiyono,2005.statistik untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai