Anda di halaman 1dari 24

PAPER STUDI KASUS

“ANALISIS KECELAKAAN KERJA”

Dosen Mata Kuliah :


Muliaty Yantahin S.T., M.T

Oleh :
Dewi Sri Mulyani Supriadi (1824041025)
Ahmad Dewansyah (1824041012)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala rahmat, karunia
serta nikmat-Nya sehingga paper studi kasus yang berjudul “Analisis Kecelakaan
Kerja” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Paper ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan paper ini banyak mengalami
kendala, namun berkat rahmat dari Allah SWT kemudian berkat bantuan dan
kerjasama dari anggota kelompok sehingga kendala- kendala yang dihadapi tersebut
dapat diatasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika penulisan maupun isi. Oleh
karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga paper ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah pengetahuan kita terkait masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Makassar, 21 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................2
D. Manfaat Paper..............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3
A. Definisi K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)........................................................3
B. Tujuan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)..........................................................4
C. Pentingnya K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)...................................................4
D. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja.............................................................................5
E. Perlengkapan K3..........................................................................................................5
F. Peraturan Pemerintah Terkait K3...............................................................................11
BAB III STUDI KASUS........................................................................................................15
A. Kasus I.......................................................................................................................15
B. Kasus II......................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin
maju dan modern. Dengan demikian perkembangan ini berakibat timbulnya
berbagai macam perubahan yang sangat berarti mencakup segala bidang
kehidupan, kecuali bidang industri perindustrian. Disisi lain perkembangan diluar
industri juga sangat pesat seiring dengan majunya teknologi perindustrian,
semakin tinggi teknologi yang digunakan maka semakin tinggi pula resiko
yang dihadapi dan semakin besar pula kerugian yang ditimbulkan, jika
potensi bahaya tidak segera dikendalikan dengan baik, maka akan
menyebabkan kecelakaan.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat maka perluasan kesempatan
kerja
serta pemanfataan mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan
kebijakan
pokok yang sifatnya menyeluruh disemua sektor. Hal ini berarti bahwa
kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari seluruh kebijakan pembangunan. Kenyataan bahwa
ekonomi umumnya dan sektor industri khususnya yang sangat cepat disertai
dengan penggunaan tehnologi yang sangat canggih berarti pula peningkatan
jumlah, jenis dan intensitas sumber bahaya di tempat kerja.
Studi kasus kecelakaan kerja merupakan analisa dan perkiraan
terhadap kecelakaan di lapangan berdasarkan hasil kajian literatur dari seluruh
informasi yang dikumpulkan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja. Dan semakin berkembangnya tehnologi yang digunakan
maka semakin banyak potensi dan faktor bahaya yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang

1
sama terulang kembali maka perlu dilakukannya analisis untuk mengungkap
penyebab terjadinya kecelakaan yang dialami oleh tenaga kerja, mengidentifikasi
kondisi tindakan yang tidak aman atau prosedur kerja yang tidak sesuai
lagi dengan yang berkontribusi langsung terhadap kecelakaan sehingga
kecelakaan yang sama tidak terjadi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukaan, maka dalam paper
ini kelompok kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kronologis Kasus Kecelakaan kerja?
2. Apa faktor dan penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
3. Apa Solusi yang diterapkan oleh perusahaan terkait kecelakaan kerja yang
terjadi?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas paper studi kasus ini bertujuan
untuk menganalisis kasus kecelakaan yang terjadi di lapangan dan untuk
mengetahui apa sebab, akibat, dan solusi yang telah diterapkan saat terjadi kasus
kecelakaan kerja serta bagaimana langkah preventif untuk menghindari
kecelakaan terjadi.

D. Manfaat Paper
1. Bagi Perusahaan
Paper ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
intropeksi diri bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan tingkat
kesadaran tenaga kerja akan keselamatan kerja sehingga angka kecelakaan
kerja dapat diminimalisir.
2. Bagi Penulis
Meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang keselamatan

2
dan kesehatan kerja, khususnya tentang kecelakaan kerja serta faktor-faktor
yang menjadi penyebab kecelakaan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)


Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bermacam-macam, ada yang menyebutnya Hygene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah
asing dikenal Occupational Safety and Health.
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau
mental, maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit
umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan

3
sekadar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah
kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaannya (total health of all at work).

B. Tujuan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)


1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
tersebut.
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.

C. Pentingnya K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)

Penerapan K3 ini tidak hanya memberikan rasa aman kepada karyawan saja
namun juga menguntungkan perusahaan. Penerapan K3 mampu dijadikan tolak
ukur dalam membuat SOP sehingga tidak terjadi hal-hal yang serupa dikemudian
hari. K3 berperan penting dalam :
1. Menjamin setiap karyawan mendapatkan jaminan perlindungan atau
keselamatan dan kesehatan selama ia bekerja
2. Mengurangi kecelakaan kerja dikemudian hari yang menimpa karyawan
3. Melindungi asset perusahaan dari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian
hari
4. Meninkatkan produktivitas jauh lebih baik dari sebelumnya
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan anda
6. Menertibkan karyawan untuk lebih bertanggung jawab akan tugas-tugasnya
dan mengikuti SOP yang telah dibuat
7. Selektif dan lebih berhati-hati dalam menggunakan perlengkapan dan
peralatan kerja

4
8. Bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan lingkungan
9. Menghindari gangguan kesehatan yang dialami pekerja saat melakukan
tugasnya

D. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja


1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja :
 Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
 Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
 Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
 Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
 Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
 Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
 Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
 Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.

E. Perlengkapan K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang biasa disebut dengan K3, merupakan
sebuah upaya dan usaha guna mencegah terjadinya suatu resiko kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran bahkan pencemaran lingkungan.
Sedangkan, alat K3 sendiri memiliki pengertian yakni sebuah alat yang memiliki
kemampuan untuk melindungi diri seseorang dari potensi kecelakaan atau
kelalaian yang ada di tempat kerja. Alat perlindungan diri terdiri dari
kelengkapan atau kebutuhan wajib yang harus dipakai oleh pekerja proyek yang

5
sesuai dengan kondisi di lingkungan kerjanya. Berikut penjabaran tentang
peralatan K3 beserta fungsi-fungsinya.
1. Helm Pengaman
Helm pengaman atau topi pelindung berguna untuk melindungi bagian
kepala pekerja dari berbagai paparan bahaya. Seperti contoh kejatuhan benda
maupun paparan aliran listrik. Ketika menggunakan peralatan K3 satu ini,
disarankan sesuai dengan lingkar kepala pekerja agar nyaman ketika
digunakan dan efektif melindungi.
Safety Helmet memiliki 3 jenis berbeda berdasarkan fungsi
perlindungannya. Yang pertama ada jenis Helmet (G) dengan Tipe General
yang berguna untuk melindungi kepala dari sebuah benturan ataupun
kemungkinan terjatuhan benda dan mengurangi paparan listrik yang
memiliki tegangan rendah sampai 2.200 Volt.
Untuk Helmet (E) dengan Tipe Electrical memiliki fungsi yang sama dengan
Tipe G, hanya saja pada tipe ini dapat mengurangi paparan listrik yang
memiliki tegangan tinggi sampai sekitar 22.000 Volt. Sedangkan Tipe
Conductive (C) hanya dapat melindungi dari benturan dan kejatuhan benda.
2. Kacamata Pengaman (Safety Glasses)
Alat K3 satu ini digunakan untuk melindungi bagian mata dari bahaya
kemungkinan jatuhnya benda tajam, debu, partikel kecil, percikan bahan
kimia dan mengurangi sinar yang menyilaukan. Kacamata pengaman ini
memiliki 2 jenis yang berbeda yakni Safety Spectacles dan Safety Goggles.
Safety Spectacles memiliki bentuk sama dengan kacamata pada umumnya
dan hanya dapat melindungi dari benda tajam, partikel kecil, debu dan sinar.
Biasanya digunakan saat proses pemotongan dan menyolder sesuatu.
Sedangkan Safety Goggles, bentuknya menempel tepat di muka dan
umumnya dipakai oleh pekerja di teknisi mesin produksi. Agar dapat
terhindar dari percikan bahan kimia, uap, debu dan asap.
3. Masker

6
Peralatan K3 selanjutnya yang wajib digunakan guna menjadi alat pelindung
diri kesehatan adalah masker. Sebagai pelindung pada bagian pernapasan
seperti hidung dan mulut, menghindari paparan bahan berbahaya seperti
debu bahan kimia, asap solder dan bau bahan kimia. Umumnya dibuat
dengan bahan kain ataupun kertas. Ketika bekerja, masker ini cocok
digunakan saat proses menyolder.
4. Respirator
Alat K3 ini memiliki fungsi yang hampir mirip dengan masker. Hanya saja
respirator biasa digunakan pada lingkungan kerja yang memiliki potensi
bahaya tinggi. Sebagai contoh, pada lingkungan kerja yang berkecimpung di
lingkungan kimia, nuklir, gua dan lain-lainnya.
5. Pelindung Wajah
Face Shield merupakan komponen alat pelindung diri yang sangat penting,
guna mengurangi kemungkinan bila wajah akan terpapar percikan larutan
panas, goresan benda tajam, air, udara dan zat kimia yang berbahaya.
Umumnya, alat ini digunakan pada aktivitas atau proses pengelasan.
6. Penutup Telinga (Ear Muff)
Penutup atau Ear Muff adalah peralatan K3 yang biasa dipakai untuk
menjaga dan melindungi organ pendengaran dari suara yang berfrekuensi
tinggi. Ear Muff bisa mengurangi frekuensi suara hingga 20dB sampai 30dB.
Bagiannya yang terdiri dari headband dan earcup, terbuat dari bantalan busa
yang dapat melindungi seluruh bagian luar telinga. Biasanya digunakan para
pekerja teknisi mesin dan generator. Namun, saat penggunaan alat ini
dengan jangka waktu lama ada baiknya untuk dihindari karena dianggap
dapat membuat bantalan mengeras.
7. Penyumbat Telinga (Ear Plug)
Ketika menggunakan alat ini dapat menghalau atau menghambat suara
bising yang dapat merusak organ dalam telinga. Intensitas suara dapat
berkurang 10dB hingga 15dB. Ada dua jenis ear plug, untuk jenis yang

7
pertama dapat dipakai berulang kali atau non disposable dan satunya lagi
hanya dapat digunakan dalam sekali pakai atau disposable. Untuk disposable
ear plug terbuat dari kapas sedangkan non disposable ear plug dibuat dengan
bahan utamanya berupa plastik cetak atau karet. Peralatan K3 ini biasanya
digunakan para pekerja yang ruang produksi yang memiliki suara mesin
tinggi.
8. Wearpack atau Coverall
Wearpack merupakan pakaian khusus yang digunakan para pekerja di
lingkungan kerja yang memiliki risiko tinggi. Biasanya pakaian ini menutupi
leher sampai mata kaki yang mana bisa mengamankan dan melindungi
seluruh bagian tubuh. Bahan yang digunakan biasanya drill ataupun katun
bagi pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan api. Pada wearpack
biasanya terdapat sebuah garis terang yang berguna untuk menghindari
risiko tertabrak maupun kelalaian manusia lainnya.
9. Rompi Safety
Peralatan K3 ini merupakan komponen alat pelindung diri kesehatan bagi
pekerja yang biasanya bertugas pada malam hari atau ketika di lokasi
kerjanya tidak memadai dalam hal penerangan. Rompi yang baik biasanya
berbahan poliester dan pastinya mampu memantulkan cahaya. Dikarenakan
telah didesain khusus dengan tambahan sebuah reflektor.
10. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Safety Shoes atau Sepatu Pelindung adalah perlengkapan yang berguna
melindungi bagian kaki dari sebuah bahaya benda tajam, kejatuhan benda,
larutan kimia bahkan aliran listrik. Sepatu jenis ini biasanya lebih tahan lama
sehingga dapat digunakan secara optimal dalam tenggang waktu yang
panjang. Peralatan K3 satu ini ada yang didesain agar tahan selip, tahan
listrik, tahan bahan kimia bahkan tahan panas, dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
11. Sepatu Karet atau Boots

8
Ketika bekerja di tempat konstruksi dan tidak menggunakan sepatu yang
sesuai maka bagian kaki dapat terluka dengan mudah akibat dari benda tajam
yang ada di tanah. Oleh sebab itu, menggunakan sepatu boots dapat
melindungi bagian kaki Anda dari bahaya tusukan benda yang tajam, bahan-
bahan kimia yang berbahaya, cairan panas dan lainnya.
12. Sarung Tangan (Safety Gloves)
Peralatan K3 ini berfungsi melindungi tangan agar tidak melakukan kontak
langsung dengan bahan kimia dan terluka akibat bersentuhan dengan benda
tajam. Terdapat 4 jenis sarung tangan yang biasa digunakan dalam bekerja.
Untuk Cotton Gloves dan Leather Gloves berguna melindungi tangan dari
sayatan, tergores dan luka ringan. Rubber Gloves atau sarung tangan karet
berguna untuk melindungi tangan supaya tidak melakukan kontak langsung
dengan bahan kimia. Dan yang terakhir ada Electrical Gloves yang mana
berfungsi melindungi tangan dari arus listrik yang memiliki tegangan rendah
hingga tinggi.
13. Rain Coat
Jas hujan berfungsi untuk melindungi dan menjaga diri dari suatu percikan
air, ketika pekerja harus berada di bawah hujan ataupun harus mencuci
peralatan dengan kapasitas air yang besar. Beberapa jas hujan didesain
khusus agar tak hanya dapat tahan terhadap air tetapi juga tahan terhadap
panas dan api.
14. Pelampung (Safety Life Vest)
Peralatan K3 ini merupakan alat pengaman diri, apabila terjatuh kedalam air
tidak langsung tenggelam. Biasanya pelampung ini digunakan khusus pada
proyek-proyek besar. Seperti pada pembuatan jembatan yang panjang,
dermaga, bendungan, pelabuhan dan lain-lainnya.
15. Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Safety Belt digunakan sebagai alat pelindung diri seorang supir dan
pelindung bagi penumpang di kendaraan proyek pengangkut material. Alat

9
K3 ini juga berguna untuk mencegah terjadinya suatu hal, seperti benturan
antara manusia dengan kendaraan bila terjadi suatu kecelakaan.
16. Body Harness
Body Harness merupakan perlengkapan yang berfungsi untuk melakukan
pekerjaan di atas ketinggian. Alat ini dapat menghindari kemungkinan
bahwa tubuh akan terjatuh. Dipakai di seluruh tubuh dan ada tambatan atau
pengaman yang terletak dibagian dadanya.
17. Safety APAR
Selain pelindung diri ada juga alat yang berguna sebagai alat perlindungan
diri, bagi keselamatan dari adanya bahaya kebakaran di lokasi proyek. Alat
Pemadam Api Ringan atau APAR merupakan alat yang dapat
mengendalikan api atau memadamkan api dalam skala yang ringan.
Biasanya berbentuk tabung dengan isi bahan pemadam api bertekanan
tinggi.
18. Detektor
Detektor merupakan peralatan K3 yang berfungsi sebagai pendeteksi dari
berbagai potensi kecelakaan yang ada. Alat ini dapat mendeteksi munculnya
gas karbon monoksida, asap yang memicu kemunculan api, temperatur dari
arus listrik bahkan mendeteksi hambatan.
19. Alarm
Alarm biasanya dikombinasikan dengan alat detektor. Alat ini berfungsi agar
orang-orang di tempat kerja dapat mengetahui hasil dari detektor dengan
suara yang dihasilkannya. Sebagai contoh, alarm kebakaran yang aktif bila
detektor mendeteksi asap ataupun gas yang ada di sekitar area kerja.
20. Relief System
Relief System merupakan sebuah peralatan K3 yang mana berfungsi untuk
mempertahankan dan menjaga kondisi tempat kerja agar tetap nyaman dan
pastinya aman. Sebagai contoh, sebuah tangki yang mempunyai tekanan

10
lebih maka alat ini dapat terbuka secara otomatis, hal ini membuat
tekanannya akan tetap terjaga dalam kondisi yang aman.
21. Pelindung Fisik (Physical Guard)
Alat keselamatan kerja ini berguna untuk mencegah pekerja melakukan
kontak fisik langsung dengan energi atau bahan yang berbahaya. Contohnya,
pada alat rockwool yang dipasang di pipa dapat mencegah pekerja untuk
kontak langsung dengan energi panas yang dihasilkan.
22. Alat Penyelamat
Peralatan K3 terakhir yang pastinya harus ada di area kerja atau proyek,
yakni kotak penyelamat P3K. Alat ini digunakan apabila ada suatu
kecelakaan serta dapat berfungsi untuk mengurangi rasa sakit atau dampak
yang ditimbulkan dari suatu kecelakaan kerja.

F. Peraturan Pemerintah Terkait K3


Landasan hukum merupakan bentuk perlindungan yang diberikan oleh
pemerintah
terhadap masyarakat dan karyawan yang wajib untuk di terapkan oleh
perusahaan. Berikut adalah peraturan yang mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Menurut
UU ini kewajiban dan hak tenaga kerja sebagai berikut.
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan.

11
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan
dan kesehatan yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan ketika syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung
jawabkan.

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan


Undang-undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada
pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya, para
pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat
dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan. Undangundang No.23 tahun 1992, Pasal 23 tentang
Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


UU ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai upah kerja, hak maternal, cuti sampai dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam UU ini mengenai K3 ada pada
Bagian Kesatu Perlindungan, Paragraf 5 Keselamatan Kesehatan Kerja Pasal
86 yaitu

12
Pasal 86 Ayat (1):
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
Pasal 86 Ayat (2):
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
Pasal 86 Ayat (3):
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 87 Ayat (1):
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
Pasal 87 Ayat (2):
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 mengenai Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
UU ini mengatur mengenai K3 di perusahaan, yang bertujuan untuk
mengendalikan risiko pekerjaan. SMK3 merupakan sistem manajemen yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan lainnya seperti sistem
manajemen mutu dan lingkungan.

13
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1967 mengenai Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan
Ahli Keselamatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 155 Tahun 1984 yang merupakan
penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 125 Tahun1982
mengenai Pembentukan Susunan dan Tata Kerja DK3N, DK3W, dan P2K3,
pelaksanaan dari Undang-undang Keselamatan Kerja.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 mengenai
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 02 Tahun 1992 mengenai Tata cara
Penunjukkan, Kewajiban, dan Wewenang Ahli K3.
10. Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja.

14
BAB III STUDI KASUS

A. Kasus I
1. Sumber Berita : Edisimedan.com
Judul : Perbaiki Jaringan Kabel PLN, Karyawan Sinar Bintang
Mandiri Tewas Tersengat Listrik.
2. Kronologi Kejadian
Seorang pekerja PT. Sinar Bintang Mandiri (SBM) Rudianto (38) warga
Listrik Atas, Kecamatan Berastagi tewas terjatuh dari tiang listrik milik
PLN saat tengah memperbaiki jaringan kabel di Desa Doulu, Kecamatan
Berastagi tepatnya tak jauh dari Mesjid, Rabu (18/7/2018) sekira pukul
11:20 WIB. Korban mengalami luka robek dibagian kepala, siku, tangan
kanan dan kening. Dikatakannya, korban langsung dibawa ke Puskesmas
Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat Rayat guna pertolongan pertama.
Karena lukanya serius, korban di oper ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe
namun nyawanya tak tertolong lagi.
3. Keterangan Saksi
a. Tiang listrik yang dipanjat korban tumbang karena sudah keropos.
Berdasarkan keterangan dari rekan korban yang menyatakan “
Korban jatuh tepat didepan mata kami. Sebelum menjalankan tugas,
kami melihat tiang PLN itu agak keropos. Tapi untuk menjalankan

15
tugas terpaksa dipanjat. Setelah berapa menit kemudian, tiangnya
tumbang. Sehingga Rudianto yang menjadi korban”.
b. Pihak perusahaan diduga kurang memperhatikan K3 para karyawan
Seperti yang disampaikan salah seorang warga Kabanjahe, Landro
Siregar yang menyatakan bahwa “Saya sering melihat jika para
pekerja PLN itu gak dilengkapi alat pengaman. Bahkan hujan-
hujanan terus dipaksakan bekerja. Kadang saya kasihan melihatnya,
malam-malam pun terus bekerja. Kalau terjadi apa-apa, kan kasihan
istri dan anak-anaknya di rumah.”
4. Analisa Kasus
 Perlindungan terhadap pekerja serta fasilitas K3 yang kurang
memadai dan kurang diperhatikan mengingat pekerjaan memasang
jaringan kabel merupakan pekerjaan yang tidak aman.
 Kecelakaan terjadi disebabkan oleh pemeliharaan alat yang rendah.
Pihak PLN seolah-olah tidak memberikan adanya perawatan terhadap
tiang yang selama ini terbuat dari besi sehingga kropos dimakan usia
dan sempat mengambil korban jiwa.
5. Pelanggaran Hukum
Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha harus menyediakan Alat
Pelindung Diri bagi pekerja ditempat kerja.
 Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib
melaksanakan manajemen APD di tempat kerja
6. Solusi
 Perusahaan memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
dan mewajibkan pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri.
 Memastikan keamanan lingkungan kerja sebelum melaksanakan
pekerjaan.

16
 Tidak memaksakan pekerjaan apabila pekerjaan memiliki potensi
bahaya yang tinggi sehingga tidak memungkinkan untuk dikerjakan.
B. Kasus II
1. Sumber Berita : Tribunnews.com
Judul : Kisah Pilu Arif Mengais Rezeki di Taipe, Pingsan di Dalam
Tangki Air, Alami Luka Bakar 47 Persen
2. Kronologi Kejadian
Perjuangannya selama mengais rezeki di Taipe tida bakal dilupakan oleh
Arif Hidayat (32). Bagaimana tidak, pria kelahiran Cilacap tersebut
sempat dihadapkan dengan ajal ketika sedang mengecat sebuah tangki air
pada akhir tahun 2020 kemarin. Luka bakar disekujur tubuhnya menjadi
saksi bisu saat Arif terbaring di dalam tangki air yang sedang ia cat.
Bukan karena kelelahan, kala itu Arif diduga tidak kuat dan lemas karena
terlalu lama menghirup aroma cat di dalam tangki air di sebuah home
industry di negara Taipei.
3. Keterangan Saksi
 Korban pingsan karena menghirup baru cat lama.
"Berawal saat yang bersangkutan sedang mengecat bagian dalam
tanki. (Namun) tiba-tiba pingsan karena menghirup bau cat lama,"
ujar Benny saat ditemui di lokasi, Jumat (19/2/2021).
4. Analisa Kasus
 Pekerja tidak dilengkapi dengan perlengkapan K3 dalam bekerja.
Semua lini di pabrik cat harus menggunakan APD terutama respirator
(masker) karena paparan dari bahan kimia pembuat cat akan
mengganggu saluran pernapasan bila terhirup.
 Masih kurangnya pengetahuan pekerja terhadap langkah awal
penanganan kecelaakaan kerja.

5. Pelanggaran Hukum

17
Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013
Paragraf 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdapat 2 Pasal,
yaitu Pasal 86 dan pasal 87 yang mengatur bagaimana hak para buruh di
perusahaan dalam kegitan bekerja maka perusahaan harus memperhatikan
kesehatan dan keselamatan para pekerjanya dengan salah satu cara
membuat dan menerapkan manajemen K3.
6. Solusi
 Perusahaan memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
dan mewajibkan pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri.
 Memastikan keamanan lingkungan kerja sebelum melaksanakan
pekerjaan.
 Melakukan pelatihan K3 bagi para pekerja sehingga jika terjadi hal
hal yang tidak di inginkan, pekerja dapat melakukan tindakan yang
tepat.

18
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dari dua kasus yang diangkat
adalah mengenai tidak adanya ketersediaan APD (Alat pelindung Diri) bagi
para pekerja. Selain itu masih kurangnya pengetahuan pekerja mengenai
prosedur K3.

B. Saran
1. Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja ini
semoga penulis mampu lebih berhati-hati dalam bekerja pada
perusahaan nanti.
2. Manajemen K3 perlu meningkatkan kesadaran karyawan terhadap
ketaatan dalam pelaksanaan K3 melalui pelatihan-pelatihan ataupun
membuat papan peringatan dan rambu-rambu K3.
3. Perlu meningkatkan pengawasan tentang penerapan K3 dengan
memberikan sanksi pada karyawan yang melanggar peraturan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adzim, H.I. 2020. 3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. URL :


https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pencegahan-
kecelakaan-kerja.html. Diakses pada 20 Februari 2021.
Alfreda, E. 2021. Kisah Pilu Arif Mengais Rezeki di Taipe, Pingsan di Dalam Tangki
Air, Alami Luka Bakar 47 Persen. URL:
https://m.tribunnews.com/metropolitan/2021/02/20/kisah-pilu-arif-mengais-
rezeki-di-taipe-pingsan-di-dalam-tangki-air-alami-luka-bakar-47-persen?
page=all. Diakses pada 20 Februari 2021.
Anita. 2018. Perbaiki Jaringan Kabel PLN, Karyawan Sinar Bintang Mandiri Tewas
Tersengat Listrik. URL : https://edisimedan.com/perbaiki-jaringan-kabel-pln-
karyawan-sinar-bintang-mandiri-tewas-tersengat-listrik/. Diakses pada 20
Februari 2021.
Redjeki, S. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik SDM Kesehatan :
Jakarta Selatan.
Vivian, A. 2020. 20+ Jenis Alat Pelindung Diri K3 – Daftar Peralatan, Fungsi,
Penjelasan. URL : https://anekabangunan.com/pentingnya-penerapan-k3-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja/#:~:text=Menjamin%20setiap%20karyawan
%20mendapatkan%20jaminan,jauh%20lebih%20baik%20dari
%20sebelumnya. Diakses pada 20 Februari 2021.

20

Anda mungkin juga menyukai