Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Sanitasi Industri dan Keselamatan Kerja (SIKK)

Dosen/Instruktur : Hamsir Ahmad, SKM, M.Kes

MAKALAH

“DASAR-DASAR K3 PADA KASUS KECELAKAAN KERJA PEKERJA


BANGUNAN”

Disusun Oleh :
Gladys Libra Eni Tangkeallo
PO.71.4.221.17.1.041
Tk.III/A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat izin
dan berkat-Nya sehingga makalah Sanitasi Industri dan Keselamatan Kerja
(SIKK) yang berjudul “Dasar-Dasar K3 Pada Kasus Kecelakaan Kerja Pekerja
Bangunan” terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini membahas tentang dasar-dasar ilmu K3 yang dikaitkan


dengan faktor yang menyebabkan kasus kecelakaan kerja pada pekerja bangunan.
Dalam pembuatan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, terima kasih atas partisipasinya dalam
penyelesaian makalah ini. Dan makalah ini tidak akan sempurna tanpa kritik dan
saran dari pembaca serta semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Makassar, 12 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Defenisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)................................6
B. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)...................................7
C. Standar Keselamatan Kerja...................................................................7
D. Jenis-Jenis Alat Pelindunga Diri (APD)...............................................7

BAB III PEMBAHASAN


A. Kasus Kecelakaan Kerja.......................................................................9
B. Analisa Kecelakaan Kerja.....................................................................9
C. Cara Pencegahan Penyebab Kecelakaan Kerja.....................................12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia


masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan
kerja. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia
usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting
perusahaan.

Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar


keselamatan kerja di Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan
dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua negara lainnya,
yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan
kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931
kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus. Jumlah kecelakaan kerja yang
tercatat juga ditengarai tidak menggambarkan kenyataan di lapangan yang
sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi. Seperti
diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka
kecelakaan kerja yang tercatat dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari
setengah saja dari angka kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk
melaporkan kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT.
Jamsostek. Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-
undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang
dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang
memadai. Di samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan
kasus kecelakaan kerja sangat ringan.

4
Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok
usia produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak
dapat diukur nilainya secara ekonomis. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan
cacat seumur hidup, di samping berdampak pada kerugian non-materil, juga
menimbulkan kerugian materil yang sangat besar, bahkan lebih besar bila
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita penyakit-
penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.

Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko
terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian,
perikanan, perkayuan, dan pertambangan. Jumlah tenaga kerja di sektor
konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% di antaranya hanya
mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar
1.5% dari tenaga kerja ini belum pernah mendapatkan pendidikan formal
apapun. Sebagai besar dari mereka juga berstatus tenaga kerja harian lepas
atau borongan yang tidak memiliki ikatan kerja yang formal dengan
perusahaan. Kenyataan ini tentunya mempersulit penanganan masalah K3
yang biasanya dilakukan dengan metoda pelatihan dan penjelasan-penjelasan
mengenai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan pada perusahaan konstruksi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian, prinsip serta ruang lingkup Dasar-Dasar K3?
2. Bagaimana hubungan Dasar-Dasar K3 dengan Kasus Kecelakaan Kerja
pada Pekerja Bangunan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian, prinsip serta ruang lingkup Dasar-Dasar
K3.
2. Untuk mengetahui hubungan Dasar-Dasar K3 dengan Kasus Kecelakaan
Kerja pada Pekerja Bangunan.

5
6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Bekerja adalah suatu kewajiban yang harus dijalani seseorang dalam


upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di dalam melakukan pekerjaanya
seseorang harus selalu dalam kondisi yang aman serta terlindungi agar
kesehatan pekerja tersebut selalu terjaga. Namun terkadang dalam
melaksanakan pekerjaannya seorang pekerja tak akan lepas dari yang
namanya kecelakaan kerja yang dapat selalu saja mengintai tanpa
memandang waktu dan tempat. Oleh sebab itu kesehatan dan keselamatan
kerja sangat dibutuhkan demi menjamin produktivitas dari pekerja tersebut.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran


beserta praktiknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang
diakihatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan keija, serta penyakit umum.

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan
budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Keselamatan
kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan terjadinya
kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau
mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan,
yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
umat manusia.

7
B. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Menunjang terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang


peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan,
industri, perkebunan, pertanian yang meliputi di antaranya tentang
penanganan keselamatan kerja.

2. Menuju tercapainya keragaman tindak di dalam menanggulangi masalah


antara lain keselamatan kerja.

C. Standar Keselamatan Kerja

Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan digolongkan sebagai berikut:

1. Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala,


dan telinga.

2. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya


yang mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri

3. Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.

4. Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, sistem alarm, water


hidrant, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan
sebagainya.

D. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Dan dalam bekerja diperlukanlah macam – macam alat untuk keselamatan


kerja contohnya seperti :

1. Safety Helmet

Safety Helmet adalah Helmet yang sudah di desain sebagaimana macam


rupanya untuk melindungi kepala sang pemakai dari benturan. Dan ini
sangat dibutuhkan apalagi bagi pekerja kontraktor gimana nanti jika kita

8
bekerja ada benda yang jatuh ke kapala kita ini akan sangat melindungi
kepala kita dan hanya membuat kepala kita pening. Tapi sangat
disayangkan helmet yang benar benar helmet sangat mahal makanya
banyak helm KW (5.000 rupiah) hehee seperti yang dikatakan dosen saya.
Berfungsi untuk pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai benda
secara langsung. Sering digunakan di area kerja kilang minyak, pabrik
pupuk, proyek pembangun gedung dan lainnya

2. Sepatu Karet ( Sepatu Boot )

Sepatu Karet ( Sepatu Boot ) adalah sepatu yang di desain khusus untuk
pekerja yang berada di area basah ( becek atau berlumpur ). Biasanya
dipakai untuk pekerja tambang, kilang minyak, kuli bangunan, dan tukang
las jalanan. Melindungi Kaki dari benda tajam, berat, benda panas, cairan
kimia, dan lain lain.Sepatu Boot biasanya di lapisi dengan metal.

3. Tali Pengamangan (Safety Harness)

Sebenarnya untuk Tali Pengaman saya masih kurang tau tentang ini tapi
kegunaannya sangat penting untuk pekerja yang berada di ketinggian. Tali
Pengaman juga bisa menjadi penyelamat disaat kita terjatuh. sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di
ketinggian lebih dari 1,8 meter. Biasa dipakai untuk para pekerja yang
berada di ketinggian.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus

Tiga orang pekerja tewas setelah terjatuh dari lantai 25 proyek


pembangunan apartemen North Land Ancol, Pademangan Barat, Jakarta
Utara. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan kasus jatuhnya para
pekerja ini. Para korban jatuh dari lantai 25 dari Apartemen North Land dan
bekerja sebagai buruh kontrak. Kasus kecelakaan kerja yang menewaskan tiga
orang ini terjadi saat itu ketiganya sedang memindahkan material dari atas
truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu ketiganya terperosok kemudian
terjatuh dari lantai 25 apartemen itu. Para korban jatuh beserta matrial dari
lantai 25 ke lantai dasar.

B. Analisa Kecelakaan Kerja

Pada kasus kecelakaan kerja yang menimpa pekerja bangunan merupakan


salah satu akibat sampingan dari perkembangan teknologi yang merugikan
terwujud dalam bentuk kecelakaan. Karena sifat kecelakaan adalah
merugikan, oleh karena itu harus dicegah.

1. Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja

Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya


kecelakaan adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi
terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghindarkan
sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tindakan
pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam
melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah
kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan

10
dalam keadaan darurat, maka segera melaporkan segala kejadian,
kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada atasannya.
Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan
semakin berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut
tidak segera diperbaiki. Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan harus
dilakukan dengan rasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tindakan
keselamatan kerja.

Peralatan perlindungan anggota badan dalam setiap bekerja harus


selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang
dilakukan.beberapa alat pelindung keamanan anggota badan, terdiri dari
pelindung mata, kepala, telinga, tangan, kaki dan hidung. Penggunaan alat
pelindung ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai
contoh pelindung mata, pakailah kaca mata atau gogles untuk melindungi
dari sinar yang kuat, loncatan bunga api, loncatan logam panas dan
sebagainya.

a. Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang


dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi
cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu
pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi
keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang
yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih
pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika
kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap kecelakaan
kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini
yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.

b. Psikologis

11
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan
kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam
melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka
akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika
bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.

c. Ketidaktahuan

Dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan


pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak maka dapat
menjadi penyebab kecelakaan kerja. Pengetahuan dari operator dalam
menjalankan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing
mesin dan sebagainya, menjadi hal yang sangat penting, mengingat
apabila hal tersebut asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan
dan manusia itu sendiri.

d. Kemampuan yang kurang

Tingkat pendidikan teknisi otomotif sangat dibutuhkan untuk proses


produksi dan proses maintenance atau perawatan. Orang yang
memiliki kemampuan tinggi biasanya akan bekerja dengan lebih baik
serta memperhatikan faktor keslamatan kerja pada pekerjannya. Oleh
sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan menjadi lebih baik.

e. Keterampilan yang kurang

Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan


secara terus-menerus. Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan
ketrampilan gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan
mengurangi angka kecelakaan kerja.

f. Konsentrasi yang kurang

Mesin-mesin yang beroperasi, berputar, atau bergerak tidak memiliki


toleransi apabila kita salah dalam mengoperasikan atau menjalankan

12
mesin tersebut. Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan hilangnya
konsentrasi manusia, seperti masalah pribadi atau keluarga, tekanan
ekonomi, maupun faktor-faktor yang datangnya dari lingkungan
seperti kondisi ruangan yang panas, atau terlalu dingin, suara yang
berisik, mesin yang bising dan lainsebagainya. Oleh karena itu, faktor
psikologis manusia dan lingkungan harus dikondisikan agar manusia
nyaman dalam bekerja sehingga mengurangi angka kecelakaan kerja.

g. APD Tidak Memadai

Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan


keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk
melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang
baru dilaksanakan. Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah
dibuat peralatan keselamatan yang nyaman dan aman ketika
digunakan.Perlatan keselamatan tersebut diantaranya pakaian kerja
(wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las, sarung tangan,
sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari kebisingan,
tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya.Terkadang
orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan peralatan
keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las.
Hal ini sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru
selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga
kualitas pekerjaan yang terbaik serta keselamatan dan kesehatan
dirinya selama bekerja.

C. Cara Pencegahan Penyebab Kecelakaan Kerja

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi


korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (organisasi). Upaya
pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-
kerugian juga untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.
Sebenarnya upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan sederhana

13
yaitu dengan menghilangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Akan
tetapi, kenyataan yang dihadapi di lapangan tidak semudah seperti yang
dibayangkan. Karena ini berkaitan dengan perubahan budaya dan perilaku.
Banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya pengetahuan dan
kesadaran pekerja, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya budaya
tentang K3, komitmen dari pihak manajemen yang kurang dan lain-lain. Oleh
karena itulah banyak berkembang pendekatan-pendekatan yang membahas
tentang pencegahan kecelakaan. Beberapa pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Energi

Sesuai denga konsep energy, bahwa kecelakaan bermula dari sumber


energy. Oleh karena itu, pendekatan pencegahan kecelakaan dapat
dilakukan pada 3 titik sumber terjadinya kecelakaan yaitu pada
sumbernya, sepanjang aliran energy dan pada penerima.

2. Pendekatan pada Sumber Bahaya

Salah satu contoh pengendalian pada sumber bahaya misalnya memakai


peredam suara pada mesin, mengganti mesin dengan mesin yang lebih
rendah tingkat kebisingannya

3. Pendekatan di sepanjang Aliran Energy

Pendekatan berikutnya adalah di sepanjang aliran energy. Misalnya untuk


mengurangi kebisingan dengan jalan memasang dinding kedap suara atau
memindahkan area kerja.

4. Pendekatan pada penerima

Pendekatan pada penerima misalnya, untuk mengurangi kebisingan


dengan menggunakan alat penutup telinga.

5. Pendekatan Manusia Data

14
Sebanyak 85% kecelakaan kerja pada manusia disebabkan oleh unsafe
action. Oleh karena itu pendekatan pencegahan kecelakaan dari sisi
manusia adalah dengan menghilangkan atau unsafe action dengan jalan:

a. Pembinaan dan pelatihan


b. Promosi K3 dan kampanye K3
c. Pembinaan perilaku aman
d. Pengawasan dan inspeksi K3
e. Audit K3
f. Komunikasi K3
g. Pengembangan prosedur kerja aman

6. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, lingkungan kerja


maupun proses produksi. Pendekatan teknis untuk mencegah kecelakaan
misalnya:

a. Pembuatan rancang bangun yang sesuai dengan standard dan ketentuan


yang berlaku.

b. Memasang system pengamanan pada alat kerja atau instalasi untuk


mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat, misalnya tutup
pengaman mesin, system inter lock, system alarm, dan sebagainya

7. Pendekatan Administratif

Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan cara:

a. Penyediaan alat keselamatan kerja


b. Mengatur pola kerja
c. Membuat Standar Operating Procedure pengoperasian mesin
d. Pengaturan waktu dan jam kerja untuk menghindari kelelahan pekerja

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan menjamian. Ruang lingkup kesehatan dan
keselamatan kerja, meliputi: Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di
semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga
kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan, aspek perlindungan dalam
K3, penerapan K3 dilaksanakan secara kholistik sejak perencanaan hingga
pengelolaan hasil dari kegiatan industri barang ataupun jasa, semua pihak yang
terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggungjawab atas keberhasilan
usaha K3. Konsep beberapa istilah K3, antara lain: Higiene Industri, Kesehatan
kerja dan keselamatan kerja.

B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pekerjaan. Oleh itu
kesehatan dankeselamatan kerja harus dikelola secara maksimal oleh seluruh
masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfariz,Diego.2013.http://diegoalfariz.blogspot.com/2013/06/konsep-dasar-
kesehatan-keselamatan-kerja.html?m=1.yogjakarta. Online. Diakses
pada 11 September 2020

Ardikusuma.2013.http://ardikusuma.blogspot.com//2013/07/makalah-kesehatan-
dan-keselamatan-kerja.html?m=1.sidoarjo. Online. Diakses pada 11
September 2020

17

Anda mungkin juga menyukai