DASAR-DASAR K3
Disusun oleh:
NADILA NURCAHYANTI
(2022012001)
2022-2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari rasa sempuma, maka
dari itu penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi lebih
baik lagi. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, sekian dan terimakasih
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting tidak hanya
di perusahaan saja namun dimanapun berada seperti di lembaga pendidikan
sekolahan maupun universitas, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja
tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga menyebabkan kerugian pada
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yang telah didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut
mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan,
interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin
dan lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Salah satu tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Sementara dalam Peraturan Menteri Tenaga kerja No.05/Men/1996
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Kecelakaan merupakan kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga dengan maksud karena dibelakang peristiwa itu tidak ada unsur.
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memiliki upaya pencegahan kecelakaan kerja jika
meliputi
Sebuah kecelakaan kerja adalah salah satu bentuk kerugian bagi korban
sekaligus perusahaan. Itulah mengapa upaya pencegahan kecelakaan kerja
sangat diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul.
Oleh karena itu dalam artikel ini kami akan mengajak kepada Anda untuk
mengulas bersama mengenai upaya-upaya pencegahan yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir kecelakaan kerja terjadi.
Definisi Kecelakaan Kerja
Sebelum kita langsung membahas upaya pencegahan yang bisa dilakukan,
mari kita ulas dahulu definisi dari kecelakaan kerja ini.
Dari kelima sumber tersebut kini kita bisa menyimpulkan bahwa definisi
dari kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana atau tidak
dikehendaki karena hasil dari sebuah tindakan yang tidak berhati-hati
sehingga menimbulkan korban nyawa ataupun harta.
2. Tertimpa objek
Cedera tertancap objek di lingkungaan kerja. Sumber: Unplash.com
Cedera tertancap objek di lingkungaan kerja. Sumber: Unplash.com
Walau jenis kecelakaan kerja ini memang sering terjadi di sebuah pabrik,
kecelakaan kerja berupa tertimpa objek bisa terjadi dimana saja.
Bahkan objek yang awalnya tidak membahayakan jatuh dari atas lemari
bisa menyebabkan cedera apabila terjadi tanpa adanya antisipasi
sebelumnya.
4. Cedera otot
Kecelakaan kerja yang umum terjadi selanjutnya adalah cedera otot.
Kecelakaan ini kerap terjadi pada lingkungan kerja yang mengharuskan
pekerjanya membawa beban cukup berat.
Area yang sering mengalami cedera otot adalah area punggung dan juga
leher.
6. Industrial deafness
Berada di lingkungan kerja dengan suara yang sangat bising, menjadi
taruhan bagi pekerja dalam kesehatan telinga mereka
Efek yang bisa ditimbulkan dari kecelakaan kerja ini adalah para kerja
yang akan sering merasa stress dan emosi.
Jika tidak langsung ditangani stress yang ditimbulkan dari suara bising ini
bisa meningkatkan resiko terjadinya berbagai gangguan mental, seperti
kecemasan dan depresi.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Selain dengan mengetahui jenis kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi
sebagai bentuk antisipasi terjadinya kecelakaan kerja, tetap diperluka
upaya pencegahan kecelakaan kerja.
Dimana kecelakaan kerja bisa dicegah dengan memperhatikan beberapa
faktor. Apa saja? berikut penjelasannya,
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memiliki upaya pencegahan kecelakaan kerja jika
meliputi
Mematuhi prosedur dan aturan K3
Menyediakan sarana dan prasarana K3 serta pendukungnya Melakukan
pemantauan dan pengendalian kondisi atau tindakan tidak aman di
lingkungan kerja
Dari kelima sumber tersebut kini kita bisa menyimpulkan bahwa definisi
dari kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana atau tidak
dikehendaki karena hasil dari sebuah tindakan yang tidak berhati-hati
sehingga menimbulkan korban nyawa ataupun harta.
2. Tertimpa objek
Cedera tertancap objek di lingkungaan kerja. Sumber: Unplash.com
Cedera tertancap objek di lingkungaan kerja. Sumber: Unplash.com
Walau jenis kecelakaan kerja ini memang sering terjadi di sebuah pabrik,
kecelakaan kerja berupa tertimpa objek bisa terjadi dimana saja.
Bahkan objek yang awalnya tidak membahayakan jatuh dari atas lemari bisa
menyebabkan cedera apabila terjadi tanpa adanya antisipasi sebelumnya.
4. Cedera otot
Kecelakaan kerja yang umum terjadi selanjutnya adalah cedera otot.
Kecelakaan ini kerap terjadi pada lingkungan kerja yang mengharuskan
pekerjanya membawa beban cukup berat.
Area yang sering mengalami cedera otot adalah area punggung dan juga
leher.
6. Industrial deafness
Berada di lingkungan kerja dengan suara yang sangat bising, menjadi
taruhan bagi pekerja dalam kesehatan telinga mereka.
Efek yang bisa ditimbulkan dari kecelakaan kerja ini adalah para kerja yang
akan sering merasa stress dan emosi.
Jika tidak langsung ditangani stress yang ditimbulkan dari suara bising ini
bisa meningkatkan resiko terjadinya berbagai gangguan mental, seperti
kecemasan dan depresi.
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memiliki upaya pencegahan kecelakaan kerja jika
meliputi
Mematuhi prosedur dan aturan K3
Menyediakan sarana dan prasarana K3 serta pendukungnya
Melakukan pemantauan dan pengendalian kondisi atau tindakan tidak aman
di lingkungan kerja
4. Faktor Manusia
Tenaga kerja yang dilatih pendidikan K3. Sumber: unplash.com
Tenaga kerja yang dilatih pendidikan K3. Sumber: unplash.com
Terakhir faktor yang perlu diperhatikan untuk upaya pencegahan kecelakaan
kerja adalah manusianya atau tenaga kerja maupun pemilik perusahaan.
Pada faktor manusia ini bisa dengan melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada tenaga kerja tersebut.
Seperti pembinaan dalam pelatihan dan pendidikan K3, konseling dan
konsultasi penerapan K3, serta pengembangan Sumber Daya ataupun
teknologi yang berkaitan dengan peningkatan penerapan K3.
Selain dengan pembinaan dan pengawasan, sebagai upaya pencegahan juga
bisa dengan memberlakukan peraturan kerja untuk menegakkan kedisiplinan
para pekerja.
Itulah keempat faktor yang bisa diperhatikan dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja.
Dan keempat faktor tersebut menjadi penutup artikel kami kali ini.
Semoga dengan informasi di atas bisa menjadi referensi para pengusaha
dalam membangun perusahaannya supaya kecelakaan kerja yang terjadi
terminimalisir.
Selain itu kami harap dengan informasi itu pula bisa menjadi antisipasi para
pekerja untuk terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.
Mengurangi kecelakaan kerja
Tips keselamatan kerja di pabrik pertama yang perlu Anda mengerti, baik
dalam sektor apa pun yaitu tentang kebijakan dan ketentuan yang telah
berlaku dan diputuskan termasuk dalam hal kesehatan dan keselamatan
kerja. Mengerti dengan benar dan pastikan apabila Anda memperoleh
keterangan secara detail tentang kebijakan dan ketentuan perusahaan itu.
Coba untuk mengetahui tempat kerja Anda, dan menerapkan safety tips di
tempat kerja, termasuk sistem produksi dan bagaimana cara yang tepat
dalam memakai alat-alat didalam pabrik.
4. Selalu Gunakan Perlengkapan Safety Sesuai Prosedur
Selanjutnya jika kalian ingin mengerjakan suatu tugas dan kalian masih
belum terlalu mengerti bagaimana cara kerjanya tanyakan terlebih dahulu ke
atasan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang fatal karena proses
pengerjaan yang salah.
Sekian tips tentang keselamatan kerja di pabrik dan usaha usaha untuk
meningkatkan kesehatan kerja. Pastinya setiap karyawan di dalamnya harus
menataati setiap prosedur yang telah ditetapkan guna
meminimalkan/mengurangi resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi
D. Alat Pelindung Diri
A. Pengertian alat pelindung diri
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. PER.08/MEN/VII/2010). Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Suma’mur (1995) menunjukkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu:
a. Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah ditentukan
untuk menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan
perlindungan sesuai dengan yang diharapkan. Semua alat pelindung diri
sebelum dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya.
b. Pemeliharaan alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai
dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri agar
benar-benar dapat memberikan perlindungan semaksimal mungkin
pada tenaga kerja. Ukuran harus tepatAdapun untuk memberikan
perlindungan yang maksimum pada tenaga kerja, maka ukuran alat
pelindung diri harus tepat. Ukuran yang tidak tepat akan menimbulkan
gangguan pada pemakaiannya.
c. Cara pemakaian yang benar
Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat ini
tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara memakainya
tidak benar. Tenaga kerja harus diberikan pengarahan tentang :
Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan potensi bahaya
yang ada:
1). Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang kuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh
tenaga kerja
2) Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3) Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4) Bentuknya harus cukup menarik.
5) Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.
6) Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya,
yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaanya.
7) Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8) Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris
pemakaiannya.
9) Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.
Jadi secara langsung memang rambu yang dipasang dapat menjadi bahan
peringatan serta pengetahuan bagi orang banyak mengenai sesuatu
kondisi. Kemudian rambu rambu K3 akan terbagi kedalam beberapa jenis
dimana mempuyai warna berbeda beda. Dimulai dari warna merah dimana
berarti larangan, kuning peringatan/waspada, hijau pertolongan, biru wajib
di taati dan putih sebagai informasi umum.
Kemudian rambu rambu K3 juga dapat digunakan dengan spesifik sesuai
dengan lingkungan kerjanya. Misalnya rambu-rambu K3 proyek bentuk
maupun tulisannya akan berhubungan dengan pekerjaan. Berbeda halnya
dengan rambu rambu K3 listrik dimana berfokus pada tegangan listrik
saja. Bagian dari rambu meliputi gambar, tulisan serta simbol dimana
memiliki makna berbeda beda.
2. Oranye
Warna oranye umumnya digunakan untuk menunjukkan peringatan
(warning) pada situasi bahaya dari peralatan atau mesin yang bersinergi
dan dapat berisiko menyebabkan seseorang cedera yang serius seperti
tergores, tertabrak, terpotong, tersetrum, atau luka lainnya bahkan hingga
mengalami kematian.
Umumnya, safety sign berwarna oranye dipasang di dekat alat kerja yang
berbahaya atau di bagian pintu mesin seperti pisau berputar, mesin gerinda,
atau benda tajam lainnya.
3. Kuning
Biasanya warna kuning digunakan untuk menunjukkan caution (waspada).
Garis hitam pada rambu keselamatan ini bertujuan untuk menarik perhatian
pekerja. Anda dapat menemukan safety sign dengan lambang warna
kuning di lokasi-lokasi yang rawan situasi berbahaya baik yang berpotensi
menyebabkan luka ringan atau sedang, seperti terpeleset, tersandung,
terjatuh, atau di dekat tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
Anda juga dapat menemukannya di dekat susuran tangga atau ruang
penyimpanan zat asam.
4. Hijau
Safety sign emergency atau keamanan (safety) menggunakan warna hijau.
Rambu keselamatan ini digunakan untuk menunjukkan tempat
penyimpanan peralatan keselamatan, peralatan P3K, MSDS (Material
Safety Data Sheet). Selain itu juga digunakan untuk instruksi-instruksi
umum mengenai praktik kerja secara aman. Anda dapat menemukan safety
sign berwarna hijau pada eye shower, eyewash, serta rute emergency exit.
5. Biru
Anda dapat menemukan safety sign berwarna biru yang bermakna notice
(perhatian). Rambu keselamatan ini digunakan untuk menunjukkan
informasi keselamatan yang bukan bahaya atau instruksi tindakan, seperti
kebijakan perusahaan atau penggunaan APD. Warna biru juga digunakan
untuk menandai peralatan yang tidak boleh digunakan, seperti rambu
perintah, pengendali listrik, perancah, dan lainnya.
6. Ungu
Anda dapat menemukan safety sign berwarna biru yang bermakna notice
(perhatian). Rambu keselamatan ini digunakan untuk menunjukkan
informasi keselamatan yang bukan bahaya atau instruksi tindakan, seperti
kebijakan perusahaan atau penggunaan APD. Warna biru juga digunakan
untuk menandai peralatan yang tidak boleh digunakan, seperti rambu
perintah, pengendali listrik, perancah, dan lainnya.
Setelah mengetahui arti warna pada safety sign di atas, dapat disimpulkan
bahwa perbedaan warna pada safety sign dapat membantu menentukan
klasifikasi bahaya di lingkungan kerja dan mengarahkan tindakan apa yang
harus dilakukan berdasarkan safety sign yang dilihat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keselamatan Kerja merupakan aspek paling penting pada
pekerjaan.