Disusun oleh:
NADILA NURCAHYANTI
(2022012001)
2022-2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
1.1. Kesimpulan............................................................................................................................
1.2. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari rasa sempuma, maka
dari itu penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi lebih
baik lagi. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, sekian dan terimakasih
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang
multikultural (memiliki banyak budaya), hal ini tercermin dari semboyan
Bhineka Tunggal Ika. Seperti yang dikatakan Wijanarti dan Iqbal (2010,
hlm. 110) bahwa “keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia
tercantum dalam slogan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu
tujuan. Sehingga masyarakat Indonesia dikatakan sebagai masyarakat
multikultural”.
Sebagai masyarakat yang multikultural berarti Indinesia terdiri dari
berbagai suku bangsa. Hal ini diperjelas oleh pendapat Geertz (dalam
Warsito, 2012, hlm. 94) yang menyebutkan bahwa “di Indonesia terdapat
lebih dari 300 kelompok etnis (suku bangsa) yang berbeda-beda, dengan
identitas kebudayanya sendiri”. Pendapat Geertz ini mengisyaratkan bahwa
setiap suku bangsa memiliki karakteristik tersendiri yang dapat
membedakannya dari suku lain, karena setiap suku bangsa memiliki
identitas kebudayaanya sendiri.
Dari 300 suka bangsa yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Suku
Sunda. Suku Sunda merupakan suku yang memiliki kebudayaan Sunda dan
menggunakan bahasa Sunda sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-
harinya, dan berkembang serta tumbuh di wilayah Jawa Barat dan Banten,
seperti yang diungkapkan oleh Harsodjo (dalam Koentjaraningrat, 2004,
hlm. 307) bahwa: Secara antropologi budaya dapat dikatakan, yang disebut
suku bangsa Sunda adalah orang-orang yang secara turun-temurun
menggunakan bahasa ibu bahasa Sunda serta dialeknya dalam kehidupan
sehari-hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah
yang sering juga disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
Jadi dapat dipahami bahwa Jawa Barat merupakan daerah tempat lahir
dan tumbuhnya kebudayaan Sunda, dan bahasa Sunda merupakan ciri yang
jelas serta khas dari kebudayaan Sunda. Lebih lanjut lagi Harsodjo (dalam
Koentjaraningrat, 2004, hlm. 307) mengemukakan bahwa “secara kulturel
daerah pasung ,
Keberadaban suatu bangsa tidaklah terlepas dari masa lalu, karena
keberadaan masa kini terbentuk oleh peradaban masa lalu. Peradaban masa
sekarangpun akan membentuk peradaban masa yang akan datang. Maka
dapat disimpulkan bahwa masa lalu merupakan sebuah pelajaran yang harus
dipelajari, masa sekarang merupakan hal yang harus dijalani sebaik
mungkin,dan masa depan merupakan penerapan hasil pembelajaran dari
masa lalu dan masa sekarang.
Begitu banyak hal yang dapat dipelajari dari masa lalu salah satunya
adalah kearifan lokal. Masyarakat sunda, atau dalam hal ini masyarakat etnis
atau suku bangsa sunda, merupakan bagian dari masyarakat suku bangsa -
suku bangsa lainnya yang hidup di bumi nusantara.
Pada umunya masyarakat sunda hidup pada daerah pegunungan
sehingga tidak jarang masyarakat sunda di sebut “ orang gunung”.
Pegunungan merupakan salah satu pilar dari alam yang memiliki tatanan dan
ragam tersendiri dari sebuah kehidupan. Manusia merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari alam sekitarnya.
1.2. Kajian Teori
1. Kebudayaan Sunda
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat
Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi
sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang,
ramah-tamah (someah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati
orangtua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda. Di dalam bahasa Sunda
diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk berbicara dengan orang
yang lebih tua.
a. Etos budaya:
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di
Nusantara. Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan
sebagai kebudayaan masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya
Sunda tentang jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu
adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan "sembuh"
(waras), baik, sehat (kuat), dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan
salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia
yang dalam perkembangannya perlu di lestarikan.
b. Nilai-nilai budaya:
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya
dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau
Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat
spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih,
silih asah dan silih asuh, saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih),
saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan
berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu
Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati
terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang
lebih kecil.
C. Kesenian
Budaya Sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian
sisingaan, tarian khas Sunda, wayang golek, permainan anak-anak, dan alat
musik serta kesenian musik tradisional Sunda yang biasanya dimainkan pada
pagelaran kesenian.
1. Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2–4 boneka singa
yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Sisingaan sering
digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitanan.
2. Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter
tertentu dalam suatu cerita perwayangan. Wayang dimainkan oleh seorang
dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang di
mainkan.
3. Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik.
4. Tarian Ketuk Tilu, sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal dari
nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut ketuk sejumlah
3 buah.
5. Alat musik khas sunda seperti, suling, kecapi, goong, calung dan angklung.
6. Wayang Golek yaitu merupakan semacam boneka yang terbuat dari kayu
yang ditampilkan dan membawakan alur cerita bersejarah. Wayang Golek ini
dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik
tradisional Jawa Barat yang biasa disebut Degung. Bagi masyarakat Sunda
sendiri, wayang golek sudah menjadi hiburan yang merakyat, mulai dari
kalangan bawah sampai kalangan atas. Wayang golek sendiri mempunyai
banyak tokoh, tetapi yang paling terkenal dan paling diingat oleh masyarakat
ialah Cepot. Ia adalah sosok wayang yang penuh selera humor dan sudah
menjadi ikon dari wayan golek, sampai-sampai ada yang bilang, “bukan orang
sunda namanya jika belum mengenal si cepot”.
BAB II
PEMBAHASAN
Statistika amat bermanfaat bagi dunia kerja kelak karena di bidang pekerjaan
yang berkaitan dengan ilmu-limu kesehatan bahkan menuntut anda untuk
mampu melakukan seuatu dalam hal kesehatan, khusunya di ilmu gizi.
Statistika dapat membantu perusahaan untuk memahami risiko dan mencari
solusi bagaimana cara menghindarinya. Contohnya, sebuah perusahaan bisa
membuat model statistika yang bisa memprediksi aksi di masa mendatang
untuk menentukan toko mana yang akan memiliki risiko terbesar di masa
depan.
1.2. Saran
“Artikel Sunda Tentang Kearifan Lokal Suku Baduy.” Studocu, Studocu, 2018,
www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/budaya-sunda/