WAWASAN BUDAYA
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Hukum Wawasan Budaya yang
Disusun:
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah untuk memberi wawasan yang lebih
baik bagi setiap pembacanya terutama bagi mahasiswa Fakultas Hukum. Supaya
lebih mengerti tentang Wawasan Budaya terutama dalam hal konseptual dan teori
Penulis juga menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka untuk itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam buku
ajar ini. Dan penulis juga berharap kepada pembaca atas saran dan kritk yang
membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari
berbagai pihak.
Penulis
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu bangsa, yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
2007 pasal 1 ayat 3 dan pasal 2 ayat 1, bahwa “Pelestarian adalah upaya untuk
menjaga dan memelihara adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat yang
bersangkutan, terutama nilai-nilai etika, moral, dan adab yang merupakan inti dari
istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dimaksudkan untuk memperkokoh jati
Negara. Organisasi Negara yaitu suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan
yang sama dalam suatu Negara. Keragaman budaya atau “cultural diversity”
3
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan secara historis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kebudayaan
Budaya merupakan akar dari kebudayaan yang memiliki arti akal atau
dan objek material yang membentuk cara hidup manusia. Geografi budaya
lingkungan.
yang memiliki elemen tantanan sosial yang lebih dari satu namun hidup
melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya berbeda-beda tetap satu jua
yang diatur oleh sistem nasional seperti bahasa, bendera, lagu kebangsaan, dan
sebagai berikut.
5
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman
suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian,
kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang
ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga
memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai
dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat. Suku
persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan
oleh pandangan filosofis mengenai hakikat manusia, karena hakikat inilah yang
mem- buat kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia, dan tidak oleh binatang.
Untuk itu pandangan filosofis tentang hakikat manusia yang menurut saya cocok
untuk pembicaraan kali ini adalah pandangan dari Ernst Cassirer (1945), yang
6
Apa yang dimaksud dengan simbol atau lambang? Istilah simbol telah
didefinisikan dengan berbagai macam cara dan dari ber- bagai sudut pandang.
1949) secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa simbol adalah segala
sesuatu yang dimaknai. Simbol juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
lain lagi. Oleh karena itu, kurang tepat jika dikatakan bahwa symbol adalah
sesuatu yang bermakna, karena kata ‘bermakna’ mempunyai arti bahwa makna
tersebut terdapat atau melekat pada sesuatu tersebut, padahal tidak. Makna tidak
terdapat pada atau dalam sesuatu yang disebut simbol. Makna ini terdapat dalam
pikiran manusia. Makna berasal dari manusia. Makna ini kemudian diberikan,
sebagai mahluk hidup. Perlu ditekankan di sini, bahwa jika kita berbicara tentang
tanda dan simbol, kita berbicara mengenai tanda atau simbol dan maknanya,
karena pengertian tanda dan simbol mencakup dua aspek tersebut. Simbol atau
tanda ini dapat berupa (1) hal-hal yang abstrak seperti ide, pengetahuan, nilai-
nilai, norma, dan aturan, yang tidak dapat dilihat, karena tersimpan sebagai
pengetahuan yang ada dalam pikiran manusia dapat pula berupa (2) hal-hal yang
7
agak abstrak, atau tidak sepenuhnya abstrak, seperti misalnya perilaku dan
tindakan manusia; atau berupa (3) hal- hal yang sangat konkret dan empiris
seperti misalnya meja, kursi, buku, gelas, cangkir, dan seterusnya, yang semuanya
Pemaknaan tanda dan simbol bisa ber- beda antara individu satu dengan
yang lain. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat keluarga, kelompok,
simbolnya saja, tetapi juga pada makna dan proses memberikannya (Lounsbury,
1966). Keanekaragaman terjadi paling tidak oleh dua hal, yakni: proses
hal yang dialami seseorang sebagai individu. Pengalaman ini selalu bersifat
pribadi. Tidak pernah sama antara individu yang satu dengan yang lain. Dari
kelompok etnis, 1.340 suku bangsa, dan 652 bahasa daerah di Indonesia.
8
perbedaan akan pandangan hidup, perilaku sosial, dan sistem kepercayaan. Pada
Mataram Islam dimana terjadi akulturasi budaya Islam dan Hindu-Jawa. Selain
itu, di masa kolonialisme Indonesia juga mendapat pengaruh budaya Barat dari
1. Keragaman Agama
(7%), Katolik (3%), Hindu (1,7%), Buddha (0,7%), dan Konghucu (0,05%).
berikut.
Kristen -> Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku
2. Keragaman Bahasa
9
Secara umum, penduduk Indonesia dalam kesehariannya menggunakan
bahasa daerah (79,45%), bahasa Indonesia (19,94%), dan bahasa asing (0,35%).
Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur.
sebagai berikut.
10
Melayu Ambon dan Maluku
Keragaman ras dan etnik di Indonesia dimulai sejak sekitar 20.000 tahun yang
Ras Mongoloid -> Daerah Indonesia bagian Barat seperti Pulau Sumatra, Jawa,
Ras Papua Melanezoid -> Pulau Aru, Papua, dan Pulau Kai
Ras Weddoid -> Siak Riau, Sumatera Selatan, Pulau Muna, dan
Kepulauan Mentawa
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini
budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta
meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak
remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya
12
B. Saran
Indonesia. Selain itu, diharapkan juga agar para pembaca dapat mengenal atau
sama melestarikan budaya Indonesia yang ada. Agar kita tidak lebih banyak lagi
13
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Tarbiyah. 1984b, 40 Masalah Agama, Jil. IV, Jakarta: Pustaka Tarbiyah.