Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

WAWASAN BUDAYA

“KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA”

(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Hukum Wawasan Budaya yang

diampu oleh Ibu Sri Nanang Meiske Kamba SH., MH.)

Disusun:

Ketua : Agra Nurulhuda Ali (1011419196)


Anggota : Djein Natasya Rauf (1011419194)
Dian Rizqi Oktaria Naway (1011419201)
Zulfikar Turuki (1011419206)
Rahmad Djafar (1011419225)

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Hukum Administrasi Negara

ini dengan baik.

Adapun tujuan dari Makalah ini adalah untuk memberi wawasan yang lebih

baik bagi setiap pembacanya terutama bagi mahasiswa Fakultas Hukum. Supaya

lebih mengerti tentang Wawasan Budaya terutama dalam hal konseptual dan teori

yang dipaparkan dalam pembelajaran mata kuliah ini.

Penulis juga menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka untuk itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam buku

ajar ini. Dan penulis juga berharap kepada pembaca atas saran dan kritk yang

membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari

berbagai pihak.

Gorontalo, 07 Desember 2020

Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................03

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................03


B. Rumusan Masalah...................................................................................04
C. Tujuan Penelitian....................................................................................04

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................05

A. Keanekaragaman Budaya Di Indonesia ...............................................05


1. Pengertian Kebudayaan ..................................................................05
B. Persebaran Budaya Di Indonesia ...........................................................08
1. Keragaman Agama ..........................................................................09
2. Keragaman Bahas.............................................................................09
3. Keragaman Budaya dan Adat Istiadat..............................................10
4. Keragaman Ras dan Eknik...............................................................11

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................13

A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman budaya merupakan kenyataan yang ada sepanjang sejarah

kehidupan manusia. Keragaman budaya memberikan makna unik bagi kehidupan

suatu bangsa, yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Karena kesadaran terhadap keragaman budaya memungkinkan bangsa itu

memenuhi kebutuhan dan memperoleh ketahanan hidup, mencapai keterwujudan

diri sebagai mahluk, mencapai kebahagiaan dan mengisi makna hidup.

Ditegaskan pula dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 52 Tahun

2007 pasal 1 ayat 3 dan pasal 2 ayat 1, bahwa “Pelestarian adalah upaya untuk

menjaga dan memelihara adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat yang

bersangkutan, terutama nilai-nilai etika, moral, dan adab yang merupakan inti dari

adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, dan lembaga adat agar

keberadaannya tetap terjaga dan berlanjut. Pelestarian dan pengembangan adat

istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dimaksudkan untuk memperkokoh jati

diri individu dan masyarakat dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan.”

Dalam Hukum Administrasi Negara terdapat yang namanya Organisasi

Negara. Organisasi Negara yaitu suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan

yang sama dalam suatu Negara. Keragaman budaya atau “cultural diversity”

adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia

3
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan secara historis

bangsa Indonesia memang berangkat dari keanekaragaman budaya. Dalam

konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku

bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat

kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok

suku bangsa yang ada di daerah tersebut

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan kebudayaan ?

2. Bagaimana kebudayaan yang ada di Indoenesia?

C. Tujuan

1. Agar pembaca dapat memahami apa saja Keanekaragaman Budaya

2. Agar dapat memmahami apa itu pengertian Kebudayaan Di Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Budaya Di Indonesia

1. Pengertian Kebudayaan

Budaya merupakan akar dari kebudayaan yang memiliki arti akal atau

budi. Secara etimologi, kebudayaan berasal dari Bahasa Latin, Colere yang berarti

mengolah. Menurut J. Macionis, kebudayaan merupakan cara berpikir, bertindak,

dan objek material yang membentuk cara hidup manusia. Geografi budaya

menjadi cabang ilmu geografi manusia yang mempelajari kebudayaan. Ilmu

tersebut menunjukkan bagaimana tingkah laku manusia dalam adaptasinya dengan

lingkungan.

, Indonesia memang identik dengan keragaman budayanya. Hal ini

dikarenakan Indonesia memiliki konsep masyarakat majemuk, yaitu masyarakat

yang memiliki elemen tantanan sosial yang lebih dari satu namun hidup

berdampingan. Menurut Clifford Geertz, masyarakat Indonesia bersifat

multietnik, multiagama, multibahasa, dan multiras yang cenderung tidak banyak

berubah dan sulit terintegrasi. Di Indonesia, masyarakat majemuk dicerminkan

melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya berbeda-beda tetap satu jua

yang diatur oleh sistem nasional seperti bahasa, bendera, lagu kebangsaan, dan

peraturan perundangan. Adapun pengaruh keragaman budaya di Indonesia adalah

sebagai berikut.

5
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang

majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya

berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman

suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian,

kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang

ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga

memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan

kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan. Suku bangsa adalah golongan

manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.

Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai

kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya

dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat. Suku

– suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa,

persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan

kedatangan para penjajah di Indonesia.

Pandangan mengenai kebudayaan menurut hemat saya harus dilandasi

oleh pandangan filosofis mengenai hakikat manusia, karena hakikat inilah yang

mem- buat kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia, dan tidak oleh binatang.

Untuk itu pandangan filosofis tentang hakikat manusia yang menurut saya cocok

untuk pembicaraan kali ini adalah pandangan dari Ernst Cassirer (1945), yang

mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum. Manusia berbeda dengan

binatang yang manapun karena kemampuannyauntukmelakukansimbolisasi. Oleh

karena itu, manusia disebutnya sebagai animal symbolicum.

6
Apa yang dimaksud dengan simbol atau lambang? Istilah simbol telah

didefinisikan dengan berbagai macam cara dan dari ber- bagai sudut pandang.

Namun demikian, sebagaimana dikatakan oleh para ahli antropologi (White,

1949) secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa simbol adalah segala

sesuatu yang dimaknai. Simbol juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang

-pada tataran pemikiran- mengacu, mengingatkan, menunjuk pada sesuatu yang

lain lagi. Oleh karena itu, kurang tepat jika dikatakan bahwa symbol adalah

sesuatu yang bermakna, karena kata ‘bermakna’ mempunyai arti bahwa makna

tersebut terdapat atau melekat pada sesuatu tersebut, padahal tidak. Makna tidak

terdapat pada atau dalam sesuatu yang disebut simbol. Makna ini terdapat dalam

pikiran manusia. Makna berasal dari manusia. Makna ini kemudian diberikan,

‘ditempelkan’, oleh manusia pada sesuatu, yang kemudian membuat sesuatu

tersebut menjadi ‘simbol’ (Ahimsa-Putra, 2013d).

Berdasarkan atas pandangan tersebut, kebudayaan dapat didefinisikan

sebagai keseluruhan tanda dan simbol yang diperoleh manusia dalam

kehidupannya sebagai warga suatu masyarakat atau komunitas, dan digunakan

untuk beradaptasi dengan lingkungan atau mempertahankan keberadaannya

sebagai mahluk hidup. Perlu ditekankan di sini, bahwa jika kita berbicara tentang

tanda dan simbol, kita berbicara mengenai tanda atau simbol dan maknanya,

karena pengertian tanda dan simbol mencakup dua aspek tersebut. Simbol atau

tanda ini dapat berupa (1) hal-hal yang abstrak seperti ide, pengetahuan, nilai-

nilai, norma, dan aturan, yang tidak dapat dilihat, karena tersimpan sebagai

pengetahuan yang ada dalam pikiran manusia dapat pula berupa (2) hal-hal yang

7
agak abstrak, atau tidak sepenuhnya abstrak, seperti misalnya perilaku dan

tindakan manusia; atau berupa (3) hal- hal yang sangat konkret dan empiris

seperti misalnya meja, kursi, buku, gelas, cangkir, dan seterusnya, yang semuanya

merupakan hasil perilaku dan tindakan manusia (Ahimsa- Putra, 2013d).

Pemaknaan tanda dan simbol bisa ber- beda antara individu satu dengan

yang lain. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat keluarga, kelompok,

komunitas, masyarakat dan seterusnya. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan

keanekaragaman budaya. Keanekaragaman ini bukan hanya pada tanda dan

simbolnya saja, tetapi juga pada makna dan proses memberikannya (Lounsbury,

1966). Keanekaragaman terjadi paling tidak oleh dua hal, yakni: proses

sosialisasi dan pengalaman pribadi. Proses sosialisasi di sini adalah proses

pembelajaran nilai-nilai, pandangan hidup dari kelompok, komunitas atau

masyarakat tempat seseorang dibesarkan, sedang pengalaman pribadi adalah hal-

hal yang dialami seseorang sebagai individu. Pengalaman ini selalu bersifat

pribadi. Tidak pernah sama antara individu yang satu dengan yang lain. Dari

pengalaman inilah terbentuk kemudian kerangka pemikiran, kerangka untuk

melakukan pemaknaan, kerangka untuk memahami, yang berbeda antara satu

orang dengan orang yang lain.

B. Persebaran Budaya Di Indonesia

Sensus Penduduk 2010 menunjukkan setidaknya terdapat lebih dari 300

kelompok etnis, 1.340 suku bangsa, dan 652 bahasa daerah di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, faktor geografis Indonesia lah yang

menyebabkan terbentuknya budaya yang heterogenitas. Hal ini menyebabkan

8
perbedaan akan pandangan hidup, perilaku sosial, dan sistem kepercayaan. Pada

zaman dahulu, aktivitas perdagangan di lalu lintas perairan Indonesia membawa

penyebaran agama Hindu, Buddha, dan Islam. Sebagai contoh, di Kerajaan

Mataram Islam dimana terjadi akulturasi budaya Islam dan Hindu-Jawa. Selain

itu, di masa kolonialisme Indonesia juga mendapat pengaruh budaya Barat dari

beberapa negara penjajah. Peristiwa tersebut membawa kebudayaan Kristen dan

Katolik menyebar dan bercampur dengan budaya setempat. Adapun keragaman

budaya Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Keragaman Agama

Secara umum, terdapat 6 agama yang resmi diakui oleh Pemerintah

Republik Indonesia. Agama-agama tersebut terdiri atas Islam (87%), Kristen

(7%), Katolik (3%), Hindu (1,7%), Buddha (0,7%), dan Konghucu (0,05%).

Adapun keragaman agama secara mayoritas berada di wilayah Indonesia sebagai

berikut.

 Islam -> Aceh, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat

 Kristen -> Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku

 Katolik -> Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat

 Hindu -> Bali

 Buddha -> DKI Jakarta

 Konghucu -> Bangka Belitung

2. Keragaman Bahasa

9
Secara umum, penduduk Indonesia dalam kesehariannya menggunakan

bahasa daerahnya masing-masing. Sensus penduduk mencatat berbicara dengan

bahasa daerah (79,45%), bahasa Indonesia (19,94%), dan bahasa asing (0,35%).

Adapun provinsi yang mayoritas menggunakan bahasa Indonesia adalah DKI

Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur.

Jika menurut jumlah penuturannya, bahasa yang terbanyak digunakan adalah

sebagai berikut.

1. Bahasa Jawa 7. Bahasa Bugis

2. Bahasa Indonesia 8. Bahasa Aceh

3. Bahasa Sunda 9. Bahasa Bali

4. Bahasa Madura 10. Bahasa Melayu

5. Bahasa Batak 11. Bahasa Banjar

6. Bahasa Minangkabau 12. Bahasa Poso-Pamona

3. Keragaman Budaya dan Adat Istiadat

Keragaman ini dikategorikan oleh van Vollenhoven menjadi 23 suku

bangsa yang umum diketahui, yaitu sebagai berikut.

Aceh Bangka Belitung Kepulauan Barat Daya

Gayo-Alas dan Batak Kalimantan Irian

Nias dan Batu Sangir Talaud Timor

Minangkabau Gorontalo Bali dan Lombok

Mentawai Toraja Jawa Tengah dan Jawa Timur

Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Surakarta dan Yogyakarta

Enggano Ternate Jawa Barat

10
Melayu Ambon dan Maluku

Sumber: Siany dan Atiek (2009)

4. Keragaman Ras dan Etnik

Keragaman ras dan etnik di Indonesia dimulai sejak sekitar 20.000 tahun yang

lalu. Adapun keragaman tersebut terdiri atas sebagai berikut.

Ras Mongoloid -> Daerah Indonesia bagian Barat seperti Pulau Sumatra, Jawa,

dan Kalimantan. Meliputi:

 Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

 Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)

 Ras Papua Melanezoid -> Pulau Aru, Papua, dan Pulau Kai

 Ras Negroid -> Semenanjung Malaka dan Kepulauan Andaman

 Ras Weddoid -> Siak Riau, Sumatera Selatan, Pulau Muna, dan

Kepulauan Mentawa

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat

Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini

mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-

lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar.

Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya harus menjaga kelestarian

keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Jangan sampai di saat

budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai

yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri.

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta

perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah

meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak

remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya

kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.

12
B. Saran

Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan kepada pembaca adalah

agar makalah ini dapat menambah pengetahuan lagi mengenai kebudayaan

Indonesia. Selain itu, diharapkan juga agar para pembaca dapat mengenal atau

mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia. Sehingga, kita dapat bersama-

sama melestarikan budaya Indonesia yang ada. Agar kita tidak lebih banyak lagi

kehilangan budaya kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Siradjuddin, 1984a, I‘tiqad Ahlussunnah wal Jama`ah, Jakarta:

Pustaka Tarbiyah. 1984b, 40 Masalah Agama, Jil. IV, Jakarta: Pustaka Tarbiyah.

Abduh, Muhammad, 1969, Ris>lah at-Tauh}i>d, Tkp: tp.

Abdullah, Abdul Rahman Haji, 1997, Pemikiran Islam di Malaysia:

Sejarah dan Aliran, Jakarta: Gema Insani Press.

Abdullah, H.W. Muhd. Shaghir, 1983, Syekh Muhammad Arsyad al-

Banjari Matahari Islam, Pontianak: al-Fathanah.

Anda mungkin juga menyukai