NIM: 1011418231
Kelas/Semeter: G/5
Oleh ebab itu majelis hakim dapat memberikan terobosan terhadap regulasinya.
Baik itu yang tidak mengatur atau mengatur maupun yang tidak jelas suatu
regulasinya. "Peradilan pro justitia, seperti teleconference ini, memiliki kewenangan
yang sama, saat KUHAP tidak mengaturnya.
Kemudian, JPU juga mengacu kepada SEMA Nomor 4 tahun 2016 yang
menyatakan permintaan peninjauan kembali diajukan oleh terpidana atau ahli waris
jika terpidana tengah menjalani pidana.
Dengan demikian kami berpendapat bahwa sesuai ketentuan yang berlaku dalam
persidangan peninjauan kembali harus dihadiri oleh terpidana selaku pemohon
sedangkan pemohon yang mengajukan peninjauan kembali terhadap Djoko Soegianto
Tjandra tidak pernah hadir sekalipun dalam persidangan.
Alasan Djokcan yang meminta sidang secara daring karena alasan pandemi
Covid-19 serta kondisi kesehatan yang memburuk tidak dapat diterima. JPU pun
berpendapat, surat keterangan sakit yang disampaikan tidak diikuti dengan bukti lain
bahwa yang bersangkutan sakit seperti dokumen rekam medis.
JPU juga mengatakan kalau Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung sudah
menggelar kerja sama dalam pelaksanaan sidang daring. JPU mengingatkan
persidangan daring digelar hanya bisa di pengadilan negeri, kantor kejaksaan dan
lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan. Berdasarkan pandangan tersebut, JPU
meminta majelis hakim untuk menolak permohonan persidangan Djoko
Tjandra.Permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh pemohon Djoko
Soegianto Tjandra dengan nomor perkara 12/Pid/PK/2020/PN.JKT.Sel harus
dinyatakan ditolak dan tidak dapat diterima dan berkas perkaranya tidak dilanjutkan
ke Mahkamah Agung.
3. Uraikan perbedaan teknis pelaksaaan sidang (Perkara Pidana) yang
dilaksnakana secara langsung di pengadilan dan teknis pelaksanaan
sidang melalui Teleconfrence!
Teknis pelaksanaan siding secara langsung :
a. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu
dinyatakan tertutup untuk umum).
b. PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam
keadaan bebas.
c. Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima
salinan surat dakwaan.
d. Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk
diperiksa di depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan).
e. Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila
didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri
akan ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan
pidana penjara lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1).
f. Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan.
g. Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan
eksepsi atau tidak.Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi
kesempatan dan sidang ditunda
h. Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik).
i. Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim.
j. Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara (pembuktian)
k. Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi korban).
l. Dilanjutkan saksi lainnya.
m. Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert)
n. Pemeriksaan terhadap terdakwa.
o. Tuntutan (requisitoir).
p. Pembelaan (pledoi).
q. Replik dari PU.
r. Duplik.
s. Putusan oleh Majlis Hakim.
Teknis Persidangan Perkara Pidana Secara Teleconference
Persiapan Persidangan
Pemeriksaan Terdakwa
Pada sidang yang dilakukan secara elektronik, barang bukti yang akan diperiksa tetap
berada di kantor penuntut,di mana penuntut memperlihatkan barang bukti ke
hakim/majelis hakim secara elektronik.
Jika barang bukti berupa dokumen cetak, hakim/majelis hakim mencocokkan
dokumen hasil pindai yang ada dalam berkas perkara dengan dokumen asli yang
diperlihatkan penuntut secara elektronik.
Tetapi jika barang bukti bukan merupakan dokumen cetak, barang bukti bisa
difoto/divideokan dan dikirim ke alamat pos-el pengadilan sebelum diajukan sebagai
barang bukti.
Dalam hal terdakwa mengajukan barang bukti yang meringankan, baik berupa
dokumen cetak maupun bukan, barang bukti diperlakukan sama dengan di atas.
Laode kasman pemilik sebuah tanah perkebunan, namun tanah tersebut di kelolah
oleh la waweha karnah laode kasman tinggalnya dan meniti karir di bandung
sedangkan tanah tersebut berada di desa pola kabupaten muna,sebelum di berikan izin
la waweha untuk mengelolah tanah tersebut laode kasman melakukan perjanjanjian
tengan isi perjanjaian selama laode kasman di bandung lawaweha yang berhak untuk
mengelolanya, dan jika laode kasman kembali di kampung dan menetap di sana maka
tanah perkebunan tersebut akan diambil alihnya sendiri. Namun sudah bertahun-tahun
laode kasman tidk pulang di kampung, maka la waweha mendirikan rumah di tanah
perkebunan tersebut. Setelah bertahun-tahun laode kasman tidak pulang kampung, dia
mendengar kabar bahwa lawaweha sudah mendirikan rumah dan mebuat setifikat atas
tanah tersebut. Namun mendengar hal itu laode kasman merasa keberatan dan
menggugat di pengadilan negeri muna. Saat mendengar laode kasman menggugat la
waweha ( selalu tergugat ) memanggil salah satu pihak atas nama la bulade untuk ikut
serta untuk menanggungnya dalam perkara tersebut.