Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rifka Tunanga

Nim : 1011418050

Kelas :G

Mata Kuliah : Praktek Peradilan Perdata

ULANGAN TENGAH SEMESTER!

1. Carilah permasalahan (perkara perdata) yang ada disekitar kalian yang


mengandung unsur keterlibatan pihak Intervensi (Voeging, Tussenkomst,
Dan Vrijwaring). Atau carilah perkara perdata yang telah Inkracht yang pada
penyelesaiannya melibatkan Pihak Intervensi.

Jawaban

A. Contoh Voeging
Syaiful menggugat liham untuk pembayaran suatu utang. Nawawi
mendengar perihal itu menjadi kaget dan mengatakan bahwa hal
tersebut bukanlah suatu utang, akan tetapi adalah modal untuk usaha
dagang bersama antara Syaiful, Ilham dan Nawawi.Oleh karena itu
Nawawi mencampuri gugatan dan memihak atau menggabungkan diri
kepada Ilham.
B. Contoh Tussenkomst
dalam jual beli tanah. Rizal selaku Penggugat menggugat Bonar, oleh
karena Bonar telah menjual tanah kepadanya seluas 2000 m2 akan
tetapi tidak mau menyerahkan tanah tersebut. Mendengar tentang
adanya gugatan itu, Cornelis yang juga merasa telah membeli tanah
tersebut datang ke persidangan mencampuri perkara tersebut sebagai
pihak ketiga. Ia sebagai pihak ketiga disebut intervenient. Apabila
intervensi dikabulkan maka perdebatan menjadi perdebatan segi
tiga. Dapat juga intervensi itu ditolak dan sehubungan dcngan hal itu
dijatuhkan putusan sela, dalam hal ini putusán insidental.
C. Contoh Vrijwaring
Agus selaku penggugat telah membeli sebuah televisi dari Bondan
selaku tergugat. Ternyata televisi itu mempunyai cacat yang
tersembunyi. Bondan selaku tergugat pada mulanya tidak mengetahui
adanya cacat pada TV tersebut, sebab ia baru 3 bulan lalu membeli
darin PT Panasonic yang telah memberikan jaminan bahwa TV
tersebut baru dan tidak cacat. Oleh kanena Bondan digugat oleh Agus
untuk membayar ganti rugi karena adanya cacat tersebut, Bondan
menarik PT Panasonic untuk menanggung atau menjamin Bondan.

SOAL UTS
(Praktek Peradilan Pidana)
Kelas G
1. Buatlah Analisis tentang Keabsahan/Legalitas terkait pelaksanaan Sidang
(PerkaraPidana) melalui Teleconfrence !
2. Sertakan contohReal/Konkret persidangan melalui Teleconfrence yang
telahditerapkan di Indonesia dan menuai Keberatan/Penolakan dari pihak
yang melaksanakan persidangan, yaitu Jaksa/Hakim/Penasehat Hukum (pilih
saja salah satunya). Buatlah analisis terkait Keberatan/Penolakan tersebut !
3. Uraikan perbedaan teknis pelaksaaan sidang (Perkara Pidana) yang
dilaksanakan secara langsung di pengadilan dan teknis pelaksanaan sidang
melalui Teleconfrence !
Jawaban
1. Keterangan saksi melalui teleconference dalam pembuktian pada
tindak pidana korupsi adalah legal atau sah menurut hukum yang
berlaku sepanjang saksi memenuhi syarat-syarat antara lain harus
mengucapkan sumpah atau janji terlebih dahulu sesuai Pasal 160 ayat
(3) jo. Pasal 185 ayat (7) KUHAP). Dengan pertimbangan hakim
dalam memeriksa keterangan saksi melalui Teleconference apabila
saksi berhalangan hadir atas suatu halangan yang sah dan
keterangannya dibutuhkan untuk membantu mencari kebenaran
materil, maka nilai keterangannya sama dengan pemeriksaan saksi
yang dihadirkan ke persidangan sepanjang syarat-syarat pemeriksaan
dalam KUHAP terpenuhi.
2. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memeriksa Keterangan Saksi
Melalui Teleconference Pada Kasus Rahardi Ramelan Pemeriksaan
saksi melalui teleconference dalam Persidangan Tindak Pidana
Korupsi atas nama terdakwa Rahardi Ramelan didasarkan atas Surat
Penetapan Nomor:354/Pid.B/2002/PN. Jakarta Selatan dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
 Pemeriksaan terdakwa telah sampai pada pemeriksaan saksi-
saksi terkait yang bertujuan untuk memperoleh kebenaran
materiil ;
 Salah satu saksi yang tercantum dalam Berita Acara
Pemeriksaan pada tahap penyidikan adalah B.J. Habibie yang
hingga persidangan hari ini berada dan atau berdomisili di kota
Hamburg Jerman sehingga yang bersangkutan tidak dapat hadir
dimuka persidangan untuk memberikan keterangan sebagai
saksi yang dikarenakan keluarga / istrinya yang bernama
Nyonya Haris Habibie dalam keadaan sakit yang tidak dapat
ditinggalkan.
3. Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh
Pemeriksaan persidangan jarak jauh adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh Majelis Hakim terhadap pemohon dan/atau termohon
maupun kuasanya, saksi dan/atau ahli yang dilakukan secara online
dan real time (seketika) dari jarak jauh melalui teknologi video
conferencing dengan menggunakan telepon dan koneksi jaringan,
sehingga memungkinkan masing-masing untuk saling melihat dan
berbicara sebagaimana dalam persidangan secara offline.
Pemeriksaan persidangan jarak jauh dapat dilaksanakan dalam:
a. pemeriksaan pendahuluan; dan
b. pemeriksaan persidangan.
Dalam pemeriksaan pendahuluan melalui persidangan jarak jauh,
Majelis Hakim:
a. memeriksa kelengkapan permohonan;
b. meminta penjelasan pemohon tentang materi permohonan yang
mencakup kewenangan MK, kedudukan hukum (legal standing)
pemohon, tenggang waktu pengajuan permohonan, pokok
permohonan dan petitum;
c. memberi nasihat kepada pemohon, baik mengenai kelengkapan
administrasi, materi permohonan, maupun pelaksanaan tata
tertib persidangan;

Anda mungkin juga menyukai