Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bara Firmansyah

Kelas :G
NIM : 1011418235
MK : Praktek Peradilan Perdata

Contoh Kasus Voeging

Contoh Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor 100/Pdt.G/2014/PN.Yyk,


diterangkan bahwa Pengadilan, setelah memperhatikan permohonan Penggugat Intervensi
dan tanggapan para Penggugat dan Tergugat terhadap permohonan itu, menerima
permohonan dari pemohon gugatan intervensi untuk menggabungkan diri pada perkara
tersebut sebagai Penggugat Intervensi.
 
Dalam kasus tersebut, Penggugat Intervensi adalah kuasa hukum dari Tergugat, sama
seperti para Penggugat asal. Mereka bersengketa dengan Tergugat mengenai
pelunasan fee atas jasa para Penggugat asal dan Penggugat Intervensi, sebagai kuasa hukum
Tergugat dalam suatu perkara. Fee ini belum dibayar Tergugat.
 
Dalam tanggapannya, para Penggugat dan Tergugat membenarkan status Penggugat
Intervensi sebagai salah satu kuasa hukum yang dimaksud. Perjanjian pemberian fee itu pun
memang melibatkan Penggugat Intervensi. Dalam putusannya, Pengadilan menyatakan para
Penggugat dan Penggugat Intervensi berhak atas pemberian fee sebesar Rp6 miliar.
 
Pengadilan juga menyatakan para Penggugat dan Penggugat Intervensi menderita kerugian
berupa keuntungan yang hilang sebesar Rp4,32 miliar. Maka, Pengadilan menghukum
Tergugat untuk membayar kepada Penggugat dan Penggugat Intervensi sebesar Rp10,32
miliar.

Contoh Kasus Tussenkomst

Contoh dalam Putusan Pengadilan Negeri Tabanan Nomor 47/Pdt.G/2018/PN Tab,


tergambar bahwa Pengadilan telah mengabulkan permohonan gugatan intervensi untuk
masuk dalam perkara tersebut sebagai pihak intervensi, karena gugatan intervensi
berhubungan erat dengan gugatan dalam perkara pokok.
 
Para Penggugat Intervensi membela kepentingannya sendiri, berupa hak untuk
menempati villa-villa yang menjadi objek sengketa. Dalam berkas putusan, Penggugat asal
diterangkan melawan Tergugat. Para Penggugat Intervensi kemudian melawan Penggugat
asal (Tergugat Intervensi I) dan Tergugat (Tergugat Intervensi II).
 
Perkara tussenkomst memang terdiri dari tiga pihak berbeda. Penggugat intervensi
menjadikan semua pihak asal (baik penggugat atau tergugat) sebagai pihak tergugat dalam
perkara intervensinya.
 
Contoh Kasus Vrijwaring

Pak Nifal Jantu memiliki saudara yaitu Pak Faizal Jantu. Ketika Pak Nifal hendak
bekerja di luar daerah, tanah beliau dipinjam oleh Pak Faizal untuk menanam padi. Tak
disangka tanah tersebut diklaim oleh Ibu Amalia sebagai tanah warisan dari orang tuanya dan
segera memagari tanah tersebut tanpa mengkonfirmasi sebelumnya. Oleh karena itu Pak
Faizal menuntut Ibu Amalia kepengadilan. Mendengar tanahnya di klaim dan bermasalah di
pengadilan maka pak Nifal segera pulang dan mengajukan permohonan untuk intervensi
demi melindungi tanah miliknya dan juga membantu saudaranya Pak Faizal sebab
sebelumnya ini merupakan tanah miliknya.
Nama : Bara Firmansyah
Kelas :G
NIM : 1011418235
MK : Praktek Peradilan Pidana

1. Analisis Keabsahan Persidangan Peradilan Pidana menggunakan Teleconfrence

Sistem pembuktian yang berlaku dalam hukum acara pidana, merupakan suatu sistem
pembuktian didepan pengadilan. Sebelum menjatuhkan suatu pidana, hakim harus
memperhatikan 2 (dua) syarat mutlak yang ditentukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana yaitu: alat bukti yang cukup serta sah dan keyakinan hakim. Alat bukti yang sah
dalam hukum acara pidana diatur dalam ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP antara lain:
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.

Saat ini, keterangan saksi telah mengalami perkembangan, seiring dengan


berkembangnya pengetahuan masyarakat di bidang teknologi komunikasi dan informasi
sehingga dalam praktek peradilan pidana terhadap kasus tertentu keterangan saksi tidak lagi
diberikan secara langsung (fisik) harus di persidangan untuk memberikan kesaksiannya.
Dewasa ini dalam dunia peradilan Indonesia telah diperkenalkan cara pemeriksaan saksi jarak
jauh dengan memanfaatkan teknologi multimedia yang dikenal dengan istilah teleconference.

Sejak pada tahun 2002, untuk pertama kalinya untuk pertama kalinya Mahkamah
Agung (MA) memberikan izin kepada mantan Presiden BJ Habibie untuk memberikan
kesaksian lewat teleconference dalam kasus penyimpangan dana non-budgeter Bulog atas
nama terdakwa Akbar Tandjung. Sejak pengadilan memberikan izin kepada mantan Presiden
BJ Habibie untuk memberikan kesaksian lewat teleconference pada tahun 2002, praktik
sejenis mulai sering dipakai dalam persidangan.

Ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP, secara tegas menyatakan bahwa “keterangan
saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di depan siding pengadilan”.Sehingga
kata menyatakan di depan sidang di sini menjadi tidak jelas (obscuur), oleh karena KUHAP
sendiri tidak menjelaskan atau menegaskan dalam memberikan keterangan di depan siding
saksi harus hadir secara langsung (fisik) ke persidangan untuk memberikan keterangan.

Penerapan keterangan saksi secara teleconference juga sudah dipakai dalam


persidangan masih terjadi pertentangan dalam pelaksanaannya di persidangan meskipun
masih terjadi pertentangan dalam pelaksanaannya di persidangan oleh karena itu, supaya
dapat diterapkan secara efektif diperlukan regulasi yang dapat memecahkan masalah
pemeriksaan keterangan saksi secara teleconference.

2. Contoh Pelaksanaan Peradilan Pidana melalui Teleconfrence

Kebijakan hukum pidana dalam pemberian keterangan saksi melalui media


teleconference di masa yang saat ini dalam KUHAP, pengertian keterangan saksi tersebut
terdapat dalam Pasal 1 butir ke 27, yang berbunyi “Keterangan saksi adalah salah satu alat
bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan
dari pengetahuannya itu”.

Apabila seseorang yang mendengar, melihat dan mengalami sendiri suatu perkara
pidana, kemudian orang tersebut dimintai keterangannya serta dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP), secara yuridis orang tersebut dimintai keterangannya serta statusnya
masih sebagai saksi dan keterangannya tersebut belum dapat dikatakan sebagai keterangan
saksi, karena keterangan tersebut belum saksi nyatakan di depan persidangan (Pasal 185 ayat
(1) KUHAP), namun apabila keterangannya saksi tersebut tetap disampaikan di luar
persidangan (incraht van gewijsde), maka pemberian keterangan tersebut tidaklah dapat
diklasifikasikan sebagai keterangan saksi melainkan hanya sebatas saksi selaku person. Tidak
ada satu perkara pidana yang lepas dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir
semua perkara pidana, selalu didasarkan kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-
kurangnya di samping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih tetap selalu diperlukan
pembuktian alat bukti keterangan saksi.

Diterapkannya media video conference sebagai salah satu cara dalam pemeriksaan saksi,
ternyata lebih banyak diakibatkan pertimbangan dari majelis hakim tentang perlunya cara ini
digunakan agar menemukan kebenaran materiil. Majelis hakim yang setuju menggunakan
media video conference ini perlu mengeluarkan penetapan khusus untuk terlaksananya video
conference. Hal ini berarti bahwa proses pemberian kesaksian melalui video conference tidak
dapat digunakan secara otomatis. Perbedaan pandangan apakah video conference, sebagai
salah satu cara untuk melindungi saksi ketika memberikan keterangan secara aman baik
secara fisik dan mental bertentangan dengan KUHAP, menjadi bahan analisis yang penting
karena akan berimpikasi pada model kesaksian pada kasus-kasus pidana yang lainnya.

Implikasi terhadap pertentangan secara yuridis ini adalah, apakah pemeriksaan saksi
dengan menggunakan media video conference ini akan dapat digunakan sebagai sebuah alat
bukti yang sah atau tidak, jika dilihat ketentuan dalam KUHAP bahwa kesaksian yang dapat
dianggap sebagai alat bukti yang sah adalah saksi yang hadir langsung di persidangan (Pasal
185 ayat (1) KUHAP) dan saksi yang dibacakan keterangannya yang telah disumpah terlebih
dahulu.

Jika tidak ada jaminan bahwa model kesaksian media video conference ini dapat
diperlakukan sebagai alat bukti yang sah, maka segala keputusan yang telah diambil majelis
hakim dapat dibatalkan dalam tingkat banding. Hakim berani mengambil langkah untuk
melindungi saksi dan/ atau korban dari ancaman, baik mental maupun fisik dari gangguan
maupun terror kepada saksi yang pernah terjadi pada saat saksi dan/atau korban dating ke
persidangan untuk memberikan kesaksian.

3. Perbedaan Teknis Pelaksanaan Peradilan Sidang (Perkara Pidana) Secara


Langsung Dan Media Conference

Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh


Pemeriksaan persidangan jarak jauh adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis
Hakim terhadap pemohon dan/atau termohon maupun kuasanya, saksi dan/atau ahli yang
dilakukan secara online dan real time (seketika) dari jarak jauh melalui teknologi video
conferencing dengan menggunakan telepon dan koneksi jaringan, sehingga memungkinkan
masing-masing untuk saling melihat dan berbicara sebagaimana dalam persidangan
secara offline

Pengajuan Permohonan
MK malaksanakan pemeriksaan melalui persidangan jarak jauh (video conference)
berdasarkan permohonan pemohon dan/atau termohon atau kuasanya.
Permohonan berisi informasi rinci tentang:
a. identitas yang hendak diperiksa dan didengar keterangannya;
b. pokok-pokok keterangan yang hendak diberikan;
c. alokasi waktu pemeriksaan;
d. petugas lain yang diperlukan.
Permohonan ditujukan kepada Ketua MK melalui Kepaniteraan MK. Permohonan
pemeriksaan melalui persidangan jarak jauh disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima) hari
kerja sebelum rencana pelaksanaan persidangan jarak jauh, baik secara langsung maupun
secara faksimili, surat elektronik (e-mail), surat kilat khusus, atau media lain yang tersedia.
Dalam hal permohonan disampaikan secara elektronik melalui alamat suarat elektronik (e-
mail) Kepaniteraan MK, permohonan dianggap diterima pada saat telah masuk ke dalam
sistem komputer Kepaniteraan MK.
Kepaniteraan MK memberitahukan jadwal pelaksanaan persidangan jarak jauh kepada
pemohon dan/atau termohon atau kuasanya selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum
pelaksanaan persidangan jarak jauh dan pemberitahuan tersebut sekaligus sebagai panggilan
sidang.
Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh
Pemeriksaan persidangan jarak jauh dapat dilaksanakan dalam:
1. pemeriksaan pendahuluan;
2. pemeriksaan persidangan.
Dalam pemeriksaan pendahuluan melalui persidangan jarak jauh, Majelis Hakim:
a. memeriksa kelengkapan permohonan;
b. meminta penjelasan pemohon tentang materi permohonan yang mencakup
kewenangan MK, kedudukan hukum (legal standing) pemohon, tenggang waktu
pengajuan permohonan, pokok permohonan dan petitum;
c. memberi nasihat kepada pemohon, baik mengenai kelengkapan administrasi, materi
permohonan, maupun pelaksanaan tata tertib persidangan;
d. mendengar keterangan termohon dalam hal adanya permohonan untuk menghentikan
sementara pelaksanaan kewenangan yang dipersengketakan;
e. memeriksa kelengkapan alat-alat bukti yang telah dan akan diajukan oleh pemohon.
Setelah tahap pemeriksaan pendahuluan selesai maka dilakukanlah pemeriksaan
persidangan yang terbuka untuk umum dihadiri sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang Hakim
dan dilaksanakan melalui fasilitas persidangan jarak jauh.
Kegiatan pemeriksaan persidangan meliputi:
a. memeriksa materi permohonan yang diajukan pemohon;
b. mendengarkan keterangan dan/atau tanggapan termohon;
c. memeriksa dan mengesahkan alat bukti tertulis maupun alat bukti lainnya, baik yang
diajukan oleh pemohon, termohon, maupun oleh pihak terkait;
d. mendengarkan keterangan pihak-pihak terkait apabila ada dan/atau diperlukan oleh
MK, baik pihak terkait mempunyai kepentingan langsung maupun yang tidak
langsung;
e. mendengarkan keterangan ahli dan saksi, baik yang diajukan oleh pemohon maupun
termohon.
Tidak hanya jaksa, Ba’asyir bahkan menyebut forum persidangan ini sebagai majelis kafir
karena telah mengingkari al-Qur’an. "Jadi haram hukumnya saya menghadiri majelis kafir
ini," ujarnya. Jadi dasar penolakan teleconfrence dikasus ini adalah dugaan bahwa
pelaksanaan tidak sesuai mekanisme yang baik dan ada kemugkinan telah direkayasa.

Teknis persidangan secara langsung 


1. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu dinyatakan
tertutup untuk umum);
2. PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam keadaan
bebas;
3. Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan surat
dakwaan;
4. Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa di
depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);
5. Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila
didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan ditunjuk
PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan pidana penjara lima tahun
atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);
6. Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;
7. Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan eksepsi atau
tidak;
8. Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang ditunda;
9. Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);
10. Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim
11. Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara (pembuktian)
12. Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi korban);
13. Dilanjutkan saksi lainnya;
14. Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert)
15. Pemeriksaan terhadap terdakwa;
16. Tuntutan (requisitoir);
17. Pembelaan (pledoi);
18. Replik dari PU;
19. Duplik
20. Putusan oleh Majlis Hakim.
Itulah teknis persidangan perkara pidana secara langsung

Teknis pelaksanaan sidang melalui teleconverence yaitu untuk mengikuti persidangan


during, penyidik, penuntut, pengadilan terdakwa, penasehat hukum, saksi ahli rutan dan lapas
harus memiliki akun yang terverivikasi. Sementara dokumen administrasipun disampaikan
secara elektronik dengan disimpan dan dikelola system informasi pengadilan.

Sementara untuk teknis sidang, perma mengatur pemanggilan persidangan sepekan


sebelum persidangan disampaikan ke domisili elektronik, aplikasi perpesanan atau pesan
singkat. Domisili elektronik adalah domisili para pihak berupa alamat surat elektronik dan
atau nomor telpon seluler yang telah terverivikasi.

Kemudian ruang terdakwa dalam mengikuti persidangan hanya boleh dihadiri terdakwa,
penasehat hukum, petugas rutan/lapas dan petugas IT. Sementara saksi dan ahli dapat
diperiksa dikantor penuntut, pengadilan atau kedutaan/konsulat apabila berada di luar negeri.
Khusus untuk saksi yang identitasnya menurut perundang-undangan perlu dirahasiakan,
keterangan dapat di sampaikan dalam format audio yang di suaranya atau pemberian
keterangan tampa dihadiri terdakwa. Selanjutnya untuk pemeriksaan barang bukti.

Anda mungkin juga menyukai