Kelas : G
NIM : 1011418225
Contoh Tussenkomst
Aid meminjam motor Ninja milik Bara selama satu minggu. Karena percaya dengan
temannya, motor tersebut diserahkan. Setelah itu Aid meminjam uang ke Nipal sebesar Rp
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dengan jaminan motor Ninja tersebut. Setelah lampau
waktu yang diperjanjikan Aid tidak membayar utangnya tersebut. Atas dasar ini Nipal
menggugat pengadilan negeri dengan tuntutan agar Aid membayar utangnya ke Nipal dengan
permohonan sita jaminan atas motor tersebut. Setelah gugatan diperiksa Bara mengetahui
perkara ini dan karena motor tersebut miliknya, maka ia mengajukan permohonan ke
pengadilan negeri untuk ikut serta dalam perkara yang sedang diperiksa guna membela
miliknya atas motor tersebut dan ia melawan kedua belah pihak.
Contoh Vrijwaring
Dalam permasalahan sodara Aid Husain membeli sebuah laptop merek asus ditoko
milik sodara Bara Firmansyah. Setelah laptop tersebut dipakai oleh Aid, ternyata laptopnya
rusak. Akhirnya Aid mengajukan gugatan perdata ke Bara untuk meminta ganti kerugian.
Namun, sebelum persidangan dimulai untuk membacakan gugatan, Bara mengajukan
permohonan kepada hakim untuk memasukkan Nipal sebagai pihak dalam perkara ini, sebab
Bara membeli handpone tersebut dari Nipal. oleh karena itu, Bara meminta yang
bertanggungjawab mengganti laptop Aid adalah Nipal.
Contoh Voeging
Bara pemilik sebidang kebun kelapa sawit di Gorontalo, mengadakan perjanjian Nipal
bahwa selama Bara pergi tugas belajar empat tahun ke Inggeris kebun kelapa sawit tersebut
digarap oleh Nipal secara bagi hasil. Kemudian kebun kelapa sawit tersebut digusur oleh PT
Mandala Bakti, perusahaan perumahan real estate karena membuka jalan menuju proyek
perumahan itu. Karena Nipal merasa dirugikan ia menggugat perusahaan tersebut ke
Pengadilan Negeri Gorontalo. Mendengar berita itu, Bara kembali ke Gorontalo dan
mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Gorontalo supaya dapat ikut serta dalam
perkara tersebut dengan alasan membela hak miliknya atas kebun tersebut. Dalam hal ini
Bara di samping membela kepentingannya sendiri, juga membela kepentingan Nipal dan
bergabung dengan Nipal menghadapi tergugat PT Mandala Bakti.
Sistem pembuktian yang berlaku dalam hukum acara pidana, merupakan suatu sistem
pembuktian di depan pengadilan. Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar dalam sistem
pembuktian yang dianut dalam hukum acara perdata dengan sistem hukum acara pidana.
Dewasa ini dalam dunia peradilan Indonesia telah diperkenalkan cara pemeriksaan saksi jarak
jauh dengan memanfaatkan teknologi multimedia yang dikenal dengan istilah teleconference.
Pada kenyataannya masih terjadi pertentangan mengenai penerapan keterangan saksi secara
teleconference dalam persidangan. Tujuandalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis kebijakan hukum pidana dalam pemberian keterangan saksi melalui media
teleconference saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan yuridis-normatif. Spesifikasi penelitian yang dilakukan menggunakan deskriptif
analitis.Analisis data dalam penelitian bersifat deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa kebijakan hukum pidana dalam pemberian keterangan saksi melalui media
teleconference saat ini, dimana menurut hukum sepanjang saksi tersebut memenuhi syarat-
syarat antara lainsaksi harus mengucapkan sumpah atau janji lebih dahulu (pasal 160 ayat (3)
jo. pasal 185 ayat (7) KUHAP), Keterangan saksi dinyatakan secara lisan melalui alat
komunikasi audio visual / teleconference di muka sidang pengadilan (merupakan perluasan
dari pasal 185 ayat (1) KUHAP), Isi keterangan harus mengenai hal yang saksi lihat, dengar,
dan alami, serta menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu (pasal 1 angka 27 KUHAP),
Keterangan saksi tersebut saling bersesuaian satu sama lain (pasal 185 ayat (6) KUHAP).
Kebijakan hukum pidana dalam pemberian keterangan saksi melalui media teleconference di
masa yang akan datang, sangat diperlukan karena penggunaanvideo conference sangat efektif
dilakukan mengingat kondisi saksi yang mengalami guncangan psikis yang hebat ketika
hendak dimintai keterangan;Penggunaan video conference tersebut telah disetujui oleh
Mahkamah Agung serta Majelis Hakim yang menangani perkara tersebut.
Pemeriksaan saksi melalui media teeleconfrence di Indonesia tidak diatur dalam
KUHAP, melainkan hanya diatur secara tersamar dalam undung-undang yang secara lex
specialist mengatur mengenai perkembangan alat bukti, sedangkan ketentuan yang secara
tegas mengatur mengenai teleconference terdapat dalam yurisprudensi. Di Indonesia sendiri
yurisprundesi tersebut bersifat “Persuasive precedent” atau hanya sebagai sumber hukum
dalam arti formal. Indonesia juga tidak mengenal asas precedent (bukan sebagai the binding
force of the precedent) tegasnya tidak mengenal stare decisis atau asas stare decisis et quita
non movere (yaitu suatu prinsip hukum yang menyatakan bahwa pengadilan yang lebih
rendah harus mengikuti keputusan pengadilan yang lebih tinggi). Maka untuk
menggunakan/memanfaatkan media teleconference dalam pemeriksaan di persidangan
menjadi sah, majelis hakim perlu mengeluarkan penetapan secara khusus untuk terlaksananya
teleconference. Hal ini berarti bahwa proses pemberian kesaksian melalui teleconference ini
tidak dapat secara otomatis digunakan sebagai peraturan yang langsung dapat diterapkan.
Penggunaan di Indonesia untuk pertama kali yaitu setelah Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan mendapat dukungan dari stasiun TV swasta (SCTV) untuk membantunya. Kesaksian
Habibie ini penting, karena Habibie merupakan saksi kunci atas penyalahgunaan dana Bulog
pada masa pemerintahannya. Saat ini, dua orang menteri pada era Habibie, Akbar Tandjung
selaku mantan Mensesneg dan Rahardi Rammelan mantan Menperindag yang juga sekaligus
(Pjs) Kabulog, menjadi terdakwa dalam kasus korupsi di Bulog. Penggunaan teleconference
dianggap Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam Surat
Penetapan Nomor: 354/Pid.B/2002/PN. Jakarta Selatan memberikan pertimbangan bahwa:
Pemeriksaan terhadap B.J Habibie oleh Majelis Hakim dipandang sangat perlu untuk
mendapat kebenaran materiil tetapi karena mendapat permasalahan keberadaan saksi yang
berada di Hamburg, Jerman karena harus menemani istri yang sedang berobat, maka
solusinya adalah menggunakan teleconference dalam memberikan keterangan.
Dalam ketentuan pasal 161 ayat (1) dan (2) KUHAP, sumpah merupakan syarat
mutlak.9 Artinya, walaupun saksi dihadirkan secara virtual melalui Audio atau Video
Conference tentu diwajibkan untuk mengucapkan sumpah terlebih dahulu sesuai dengan
keyakinannya masing-masing, sehingga nilai pembuktiaanya sama dengan saksi yang datang
langsung ke persidangan. Hal tersebut pun ditegaskan dalam Putusan Mahkamah Agung RI
Nomor 661K/Pid/1988 tanggal 19 Juli 1991 yang menegaskan bahwa keterangan saksi yang
diberikan pada pemeriksaan tahap penyidikan dan saat memberikan Dalam ketentuan pasal
161 ayat (1) dan (2) KUHAP, sumpah merupakan syarat mutlak.9 Artinya, walaupun saksi
dihadirkan secara virtual melalui Audio atau Video Conference tentu diwajibkan untuk
mengucapkan sumpah terlebih dahulu sesuai dengan keyakinannya masing-masing, sehingga
nilai pembuktiaanya sama dengan saksi yang datang langsung ke persidangan. Hal tersebut
pun ditegaskan dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 661K/Pid/1988 tanggal 19 Juli
1991 yang menegaskan bahwa keterangan saksi yang diberikan pada pemeriksaan tahap
penyidikan dan saat memberikan
Namun tidak ada kewajiban bagi hakim untuk menggunakan teleconference dalam
pemeriksaan alat bukti saksi karena berdasarkan KUHAP yaitu pada pasal 167 ayat (1),
seorang saksi dituntut hadir untuk memberikan kesaksiannya dalam persidangan. Tetapi,
apabila kita cermati dalam ketentuan pasal 187 ayat (1) sudah jelas menegaskan bahwa
keterangan yang diberikan oleh seorang saksi sebagai alat bukti adalah keterangan yang
dinyatakan di persidangan. Kalimat “dinyatakan disidang pengadilan” ini menjadi abscur atau
tidak jelas karena KUHAP tidak menegaskan apakah saksi dapat menyatakan kesaksiannya
secara langsung atau tidak, sehingga menjadi celah untuk ditafsirkan.
Pemeriksaan persidangan jarak jauh adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis
Hakim terhadap pemohon dan/atau termohon maupun kuasanya, saksi dan/atau ahli yang
dilakukan secara online dan real time (seketika) dari jarak jauh melalui teknologi video
conferencing dengan menggunakan telepon dan koneksi jaringan, sehingga memungkinkan
masing-masing untuk saling melihat dan berbicara sebagaimana dalam persidangan
secara offline
Pengajuan Permohonan
MK malaksanakan pemeriksaan melalui persidangan jarak jauh (video conference)
berdasarkan permohonan pemohon dan/atau termohon atau kuasanya.
Permohonan berisi informasi rinci tentang:[3]
a. identitas yang hendak diperiksa dan didengar keterangannya;
b. pokok-pokok keterangan yang hendak diberikan;
c. alokasi waktu pemeriksaan;
d. petugas lain yang diperlukan.
Kemudian ruang terdakwa dalam mengikuti persidangan hanya boleh dihadiri terdakwa,
penasehat hukum, petugas rutan/lapas dan petugas IT. Sementara saksi dan ahli dapat
diperiksa dikantor penuntut, pengadilan atau kedutaan/konsulat apabila berada di luar negeri .