Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Alya Z.

Hasan

Nim : 1011418205

Kelas :G

Mata Kuliah : Praktek Peradilan Perdata

ULANGAN TENGAH SEMESTER!

1. Carilah permasalahan (perkara perdata) yang ada disekitar kalian yang


mengandung unsur keterlibatan pihak Intervensi (Voeging, Tussenkomst,
Dan Vrijwaring) Atau carilah perkara perdata yang telah Inkracht yang pada
penyelesaiannya melibatkan Pihak Intervensi.

Jawaban

1) Contoh Voeging
Anton pemilik sebidang kebun coklat di Bekasi, mengadakan
perjanjian Jamhar bahwa selama Anton pergi tugas belajar empat
tahun ke Inggeris kebun coklat tersebut digarap oleh Jamhar secara
bagi hasil. Kemudian kebun coklat tersebut digusur oleh PT Mandala
Bakti, perusahaan perumahan real estate karena membuka jalan
menuju proyek perumahan itu. Karena Jamhar merasa dirugikan ia
menggugat perusahaan tersebut ke Pengadilan Negeri Bekasi.
Mendengar berita itu, Anton kembali ke Bekasi dan mengajukan
permohonan kepada Pengadilan Negeri Bekasi supaya dapat ikut serta
dalam perkara tersebut dengan alasan membela hak miliknya atas
kebun tersebut. Dalam hal iniAnton di samping membela
kepentingannya sendiri, juga membela kepentingan Jamhar dan
bergabung dengan Jamhar menghadapi tergugat PT Mandala Bakti
2) Contoh Tussenkomst
Ali meminjam mobil Toyota Kijang milik Abu selama satu minggu.
Karena percaya dengan temannya, mobil tersebut diserahkan. Setelah
itu Ali meminjam uang ke Badu sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) dengan jaminan mobil Toyota Kijang tersebut. Setelah lampau
waktu yang diperjanjikan Ali  tidak membayar utangnya tersebut. Atas
dasar ini Badu menggugat pengadilan negeri dengan tuntutan agar Ali
membayar utangnya ke Badu dengan permohonan sita jaminan atas
mobil tersebut. Setelah gugatan diperiksa Abu mengetahui perkara ini
dan karena mobil tersebut miliknya, maka ia mengajukan permohonan
ke pengadilan negeri untuk  ikut serta dalam perkara yang sedang
diperiksa guna membela miliknya atas mobil tersebut dan ia melawan
kedua belah pihak.
3) Contoh Vrijwaring
Najib memiliki rumah, karena tugas belajar ke Amerika, ia menyuruh
Raswadi menunggu dan mengurus rumah tersebut. Tanpa seizin Najib,
rumah tersebut oleh Raswadi dikontrakkan kepada Noval untuk
jangka waktu 4 tahun. Setelah Najib kembali ke Indonesia karena
selesai studinya, dia menggugat Noval agar mengosongkan rumah itu.
Di sini Noval meminta kepada Raswadi untuk menanggung atau
membebaskan dirinya dan gugatan Najib karena Noval mengira rumah
itu adalah milik Raswadi. Menurut hukum Raswadi harus
menanggung terhadap Noval. (Pasal 1558 KUHPerdata).
SOAL UTS
(Praktek Peradilan Pidana)
Kelas G

1. Buatlah Analisis tentang Keabsahan/Legalitas terkait pelaksanaan Sidang


(PerkaraPidana) melalui Teleconfrence !
2. Sertakan contohReal/Konkret persidangan melalui Teleconfrence yang telah
diterapkan di Indonesia dan menuai Keberatan/Penolakan dari pihak yang
melaksanakan persidangan, yaitu Jaksa/Hakim/Penasehat Hukum (pilih saja
salah satunya). Buatlah analisis terkait Keberatan/Penolakan tersebut !
3. Uraikan perbedaan teknis pelaksaaan sidang (Perkara Pidana) yang
dilaksanakan secara langsung di pengadilan dan teknis pelaksanaan sidang
melalui Teleconfrence !

Jawaban

1. Sidang keterangan saksi melalui teleconference agar sah sebagai alat bukti
dalam proses peradilan pidana, maka ada ketentuan yang harus dipenuhi
yaitu keterangan saksi di muka sidang pengadilan, dengan disumpah terlebih
dahulu serta peristiwa tertentu yang ia dengar, ia lihat dan ia alami sendiri.
Lalu mengenai keterangan saksi melalui teleconference sebagai alat bukti
dalam perkara pidana dapat dilakukan dengan menetapkan kebijakan hukum
secara formulatif, yaitu melakukan amandemen KUHAP. Dalam RUU
KUHAP, keterangan saksi melalui teleconference diatur dalam Pasal 180
ayat 2 RUU KUHAP yang menyebutkan bahwa dalam hal saksi tidak dapat
dihadirkan dalam pemeriksaan di sidang pengadilan, keterangan saksi dapat
diberikan secara jarak jauh melalui alat komunikasi audio-visual dengan
dihadiri oleh penasihat hukum dan penuntut umum. Namun sepanjang
KUHAP tersebut belum disahkan, maka untuk mengantisipasinya
Mahkamah Agung dapat mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung
(Perma) sebagai bentuk payung hukum bagi pelaksanaan keterangan saksi
melalui teleconference. Selain itu juga melalui kebijakan hukum materiil,
yaitu syarat pelaksanaan penyelenggaraan kesaksian melalui teleconference
yang meliputi: harus memenuhi ketentuan mengenai keterangan saksi
sebagai alat bukti, jenis kejahatan yang dapat menggunakan sarana media
teleconference, tempat pelaksanaan kesaksian diatur secara jelas dan para
pihak yang ikut mendampingi saksi pada waktu teleconference.
2. Penggunaan teleconference dalam kasus Abu Bakar Ba’asyir (melalui
perkara Nomor: 547/Pid.B/2003/P.N.Jkt.Pst) yang proses acaranya akhirnya
murni berdasarkan KUHAP, tidak berdasarkan UU No. 15 Tahun 2003,
berarti pembuktiannya harus berpedoman kepada Pasal 184 KUHAP jo
Pasal 183 KUHAP dan Pasal 185 ayat (1) KUHAP.UU No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, menentukan bahwa apa yang hakim
pertimbangkan di dalam praktik peradilan, tidak boleh menyimpang dari
asas dan kaidah hukum pidana (baik materiil maupun formil). Dengan
demikian, model atau cara pembuktian melalui media elektronik tersebut,
sebagai sarana untuk menyampaikan keterangan saksi menurut Pasal 185
ayat (1) KUHAP, adalah keterangan saksi yang harus disampaikan secara
fisik (in person) di sidang pengadilan. Hal ini perlu dimaknai sebagai upaya
dari pembentuk UU, agar supaya situasi ruang sidang yang khidmat dapat
membentuk aspek psikologis dari saksi tersebut, dalam memberikan
keterangan yang benar dan jujur, sehingga hakim memperoleh keyakinan
guna mewujudkan kebenaran materiil.
3. Pemeriksaan Persidangan Jarak Jauh
Pemeriksaan persidangan jarak jauh adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh Majelis Hakim terhadap pemohon dan/atau termohon maupun
kuasanya, saksi dan/atau ahli yang dilakukan secara online dan real time
(seketika) dari jarak jauh melalui teknologi video conferencing dengan
menggunakan telepon dan koneksi jaringan, sehingga memungkinkan
masing-masing untuk saling melihat dan berbicara sebagaimana dalam
persidangan secara offline.
Pemeriksaan persidangan jarak jauh dapat dilaksanakan dalam:
a. pemeriksaan pendahuluan; dan
b. pemeriksaan persidangan.
Dalam pemeriksaan pendahuluan melalui persidangan jarak jauh, Majelis
Hakim:
a. memeriksa kelengkapan permohonan;
b. meminta penjelasan pemohon tentang materi permohonan yang
mencakup kewenangan MK, kedudukan hukum (legal standing)
pemohon, tenggang waktu pengajuan permohonan, pokok
permohonan dan petitum;
c. memberi nasihat kepada pemohon, baik mengenai kelengkapan
administrasi, materi permohonan, maupun pelaksanaan tata
tertib persidangan;
d. mendengar keterangan termohon dalam hal adanya permohonan
untuk menghentikan sementara pelaksanaan kewenangan yang
dipersengketakan;
e. memeriksa kelengkapan alat-alat bukti yang telah dan akan
diajukan oleh pemohon.
Sedangkan Pemeriksaan sidang secara langsung
1. Proses pemeriksaan Pendahuluan Adalah tindakan penyidikan
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang disangka melakukan
perbuatan pidana.
2. Proses Pemeriksaan dalam Sidang Pengadilan Pemeriksaan dalam
sidang pengadilan terjadi setelah ada penuntutan dari jaksa atau
penuntut umum
3. Proses Putusan Hakim Pidana.
Setelah pemeriksaan dalam sidang pengadilan selesai, hakim
memutuskan perkara yang diperiksa itu. Putusan pengadilan atau
putusan hakim dapat berupa hal-hal berikut:

a. Putusan bebas bagi terdakwa (pasal 191 ayat (1) KUHAP).


b. Pelepasan terdakwa dari segala tuntunan (pasal 191 ayat (2)
KUHAP).
c. Penghukuman terdakwa (pasal 193 (1) KUHAP).
d. Putusan hakim harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum (pasal 195 KUHAP).
4. Proses Upaya Hukum.
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk
menolak putusan pengadilan, dengan tujuan untuk memperrbaiki
kesalahan yang dibuat oleh instansi sebelumnya atau untuk kesatuan
dalam peradilan.
5. Proses Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Menurut ketentuan pasal 14 huruf f KUHAP, penuntut umum
berwenang untuk melaksanakan putusan hakim. sejalan dengan
ketentuan tersebut, pasal 270 KUHAP menentukan bahwa jaksa atau
penuntut umum adalah pelaksana putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Proses Pelaksanaan Alat-alat bukti Perkara Pidana.
Mengenai alat-alat bukti dalam perkara pidana diatur dalam pasal 184
KUHAP. pasal tersebut menentukan bahwa alat-alat bukti dalam
perkara pidana adalah;
a. Keterangan saksi.
b. Keterangan ahli.
c. Surat.
d. Petunjuk.
e. Keterangan terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai