Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam hukum acara perdata setelah penggugat mendaftarkan gugatannya
di kepaniteraan pengadilan dan sudah melunasi biaya perkara. Dalam (pasal 121
ayat 4 HIR,145 ayat 4 Rbg) gugatan itu tidak akan didaftar apabila biaya perkara
belum dibayar.kemudian penggugat tinggal menunggu pemberitahuan tentang
kapan hari sidang akan dilaksanakan.dan setelah gugatan didaftarkan dan telah
ditetapkan penunjukan,maka akan dilaksanakanlah pemeriksaan perkara
dipengadilan.dalam makalah ini kami akan menjelaskan proses pemeriksaan
perkara dan pemeriksaan perkara,perubahan dan pencabutan gugatan,putusan
gugur,dan acara verstek.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Pemeriksaan Perkara ?
2. Apa Saja Pemeriksaan Perkara Dipengadilan ?
3. Bagaimana Pencabutan Dan Perubahan Gugatan ?
4. Bagaimana Putusan Gugur ?
5. Apa Itu Acara Verstek ?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Proses Pemeriksaan Perkara
2. Untuk Menjelaskan Apa Itu Pemeriksaan Perkara Dipengadilan
3. Untuk Mengetahui Pencabutan Dan Perubahan Gugatan
4. Untuk Menjelaskan Putusan Gugur
5. Untuk Menjelaskan Acara Verstek
D.Manfaat Penelitian
Dengan harapan agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua yang
membaca.Bisa menjadi sumber pengetahuan tentang apa saja proses awal hingga
akhir dari pemeriksaan perkara dipengadilan,dan juga lebih memahami lagi tahap
demi tahap.

1
BAB II
PEMBAHASAN ANALISIS

A. PERSIAPAN PEMERIKSAAN PERKARA


1. Penunjukkan Majelis Hakim
Langkah pertama dalam menjalankan pemeriksaan dalam persidangan
adalah :terlebih dahulu penggugat mendaftarkan gugatannya kepada kepanitteraan
pengadilan dan membayar biaya perkara,setelah semua itu selesai maka
penggugat tinggal menunggu pemberitahuan hari siding yang akan
dilaksanakan.Dalam (pasal 121 ayat 4 HIR,145 ayat 4 Rbg) gugatan itu tidak akan
didaftar apabila biaya perkara belum dibayar.
Kemudian setelah gugatan didaftar dan dibagikan dengan surat penetapan
penunjukan oleh ketua pengadilan negeri kepada hakim yang akan
memeriksanya,maka hakim yang bersangkutan dengan surat penetapan
menentukan hari siding perkara tersebut sekaligus menyuruh memanggil kedua
belah pihak agar menghadap dipengadilan negeri pada hari siding yang telah
ditetapkan dengan membawa saksi-saksi serta bukti-bukti yang diperlukan (pasal
121 ayat 1 HIR,145 ayat 1 Rbg).1 2

2. Cara Melakukan Pemanggilan


Ketua majelis hakim memerintahkan kepada panitera untuk memanggil kedua
belah pihak untuk hadir dipersidangan serta membawa saksi-saksi yang mereka
minta dan membawa surat-surat bukti yang diperlukan. 3
Pemanggilan dilakukan oleh jurusita yang menyerahkan surat panggilan
(exploit) beserta salinan surat gugat itu kepada tergugat pribadi ditempat
tinggalnya,maka surat panggilan diserahkan kepada kepala desa yang
bersangkutan untuk diteruskan (pasal 390 ayat 1 HIR,718 ayat 1 Rbg).jikakalau
1
Baca Juga S.E.M.A. 01/1974 Tanggal 2 Mei 1974
2
Mertokusumo,Sudikjo.2010.Hukum Acara Perdata Diindonesia.hal 143

3
Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.hal 85

2
tergugat telah meninggal,maka surat panggilan itu diserahkan kepada ahli
warisnya,kalaupun ahli warisnya tidak ada/ tidak diketahui,maka diberikan kepada
kepala desa ditempat tinggal terakhir dari tergugat yang meninggal
tersebut.apabila tidak diketauhi juga tempat tinggal tergugat,surat panggilan akan
diserahkan kepada bupati dan selanjutnya surat panggilan tersebut ditempatkan
pada papan pengumuman dipengadilan negeri.Pasal 126 HIR (ps.150 Rbg)
memberi kemugkinan untuk memanggil sekali lagi tergugat sebelum perkaranya
diputus oleh hakim. ketentuan ini adil dan bijaksana, karena dalam perkara hukum
perdata kepentingan kedua belah pihak yang bersangkutan (baik itu penggugat
ataupun tergugat)sama pentingnya dan harus diperhatikan.oleh karena itu,tergugat
harus dipanggil secara layak/patut.setelah jurusita melakukan penyerahan surat
panggilan kepada tergugat,jurusita harus mnyerahkan risalah panggilan kepada
hakim sebagai bukti bahwa tergugat telah dipanggil. 4

B. PEMERIKSAAN PERKARA
1. Pemeriksaan oleh Majelis Hakim
Pemeriksaan perkara di muka pengadilan dilakukan oleh satu tim hakim yang
berbentuk majelis hakim. Majelis hakim yang memeriksa perkara dibantu oleh
panitera. Panitera tersebut bertugas mengikuti seluruh sidang dan musyawaroh
majelis hakim serta mencatat semua hal yang dibicarakan dalam sidang tersebut.5
Dalam pemeriksaan perkara dipengadilan tidak hanya mencangkup tentang
perdata namun undang-undang pokok kekusasaan kehakiman (no.19 tahun
1964)memuat pasal yang berbunyi :
1) Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum,kecuali
apabila dalam undang-undang ditetapkan lain atau apabila menurut
pendapat pengadilan yang disetujui oleh pengadilan setingkat lebih
tinggi,terdapat alasan yang penting.

4
Mertokusumo,Sudikjo.2010.Hukum Acara Perdata Diindonesia.hal 144
5
Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.hal 88

3
2) Tidak dipenuhinya ketentuan syarat ayat (1) mengakibatkan batalnya
putusan menurut hukum.
Untuk dapat mengambil putusan yang tepat hakim harus harus mendengar
penjelasan kedua belah pihak.akan tetapi tidak jarang mendengarkan penjelasan
dari kedua belah pihak itu selalu dilakukan sebab dalam sifat hukum perdata
pelaksanaan pengambil keputusaan diserahkan kepada kemauan yang
berkepentingan sendiri.6
2. Sidang Terbuka untuk Umum
Setelah ketua majelis hakim menatakan sidang terbuka untuk umum,
majelis hakim mulai memeriksa pihak-pihak yang berperkara. Terlebih dahulu
majelis hakim menanyakan identitas pihak. Kemudian menanyakan kepada
tergugat apakah sudah mengerti mengapa ia dipanggil di persidangan dan apakah
sudah menerima turunan surat gugatan yang ditunjukkan kepadanya. Ketua
membacakan isi surat gugatan penggugat kepada tergugat dan seterusnya.
Kemudian ketua menjelaskan kepada pihak-pihak tentang peroalan perkara
mereka guna menawarkan perdamaian. Setelah itu ketua majelis hakim mulai
menanyakan pokok perkara.7
3. Sidang Tertutup untuk Umum
Dalam pemeriksaan mungkin timbul hal-hal yang perlu dikemukakan
akan tetapai tidak pantas untuk didengar dan diketahui oleh umum. Dengan
demikian ketua majelis hakim dapat menyatakan sidang pemeriksaan perkara
dilakukan dengan pintu tertutup. Akan tetapi perlu diingat, yang tertutup itu hanya
pemeriksaannya saja. Sedangkan putusannya harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum. Dikatakan tertutup artinya tidak boleh orang mendengar/
mengetahui kecuali pihak-pihak yang berperkara. Apabila pemeriksaan dengan
pintu tertutup sudah selesai maka, sidang berikutnya dinyatakan terbuka untuk
umum kecuali jika terus dilakukan secara tertutup.

6
Projodikoro,Wirjono.1988.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.hal 74

7
Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.hal 89-90

4
Apabila pemeriksaan perkara belum selesai, majelis hakim menunda
sidang dan akan diteruskan pada sidang berikutnya. 8

4.Pencabutan,Perubahan,Penambahan,Pengurangan Dan Mempertahankan


Gugatan
Seorang penggugat mengajukan gugatannya untuk menuntut haknya.dan
apabila tergugat sudah memenuhi panggilan atau tuntutan yang diberikan
penggugat sebelum perkara telah diputuskan oleh hakim,maka penggugat wajib
menghentikan atau mencabut tuntutannya karena tidak ada alasan lagi pagi
penggugat untuk menuntut tergugat.adapun alasan lain bagi penggugat mencabut
tuntutannya karena adanya kekeliruan dalam mengajukan gugatan.
Tentang pencabutan dan perubahan tuntutan ini tidak diatur dalam HIR
akan tetapi dalam Rv.Kalau pencabutan dilakukan sebelum perkara diperiksa
dipersidangan atau sebelum tergugat memberi jawabannya,maka tergugat secara
resmi belum tahu akan adanya gugatan itu,yang berarti bahwa secara resmi belum
terserang kepentingannya.dalam hal ni tidak perlu ada persetujuan dari pihak
tergugat (Pasal 271Rv ).9
Sebaliknya,jika pencabutan itu terjadi setelah tergugat memberi
jawabannya atas gugatan penggugat,kecuali bahwa secara resmi tergugat diserang
kepentingannya,kemungkinan besar sekali bahwa tergugat telah mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit untuk menanggapi gugatan penggugatan.tergugat sudah
terlanjur mengeluarkan biaya banyak dan nama baiknya tersinggung:baginya lebih
baik perkaranya dilanjutkan.Oleh karena kemugkinan timbul tertentanganya
kepentingan antara penggugat dan tergugat,maka untuk pencabutan gugatan
sesudah tergugat memberijawabannya perlu dimintakan persetujuan dari
tergugat.10
Karena sering terjadinya pencabutan gugatan oleh penggugat,dengan
alasan bahwa tuntutan itu telah dupenuhi oleh tergugat maupun adanya kekeliruan
8
Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.hal 91-92
9
P.N.PEKALONGAN 11 DESEMBER 1971 NO.8/1971 NO.8/1971 NO.8/1971/BTG.LAW REPORT I
1973,HAL 95.

10
P.N.Brebes 11 Maret 1972 No.38/1972/Pdt.Law Report I 1973,Hal 94.

5
dalam gugatan yang telah diperiksa oleh hakim.maka dari itu.Perlu diluruskan
bahwa pencabutan gugatan tidak dapat menghentikan atau menunda tuntutan
pidana (pasal 30 AB).Sebaliknya selama tuntutan pidana berjalan,maka tuntutan
ganti kerugian dalam perkara perdata yang timbul dari perbuatan pidana tersebut
terhenti atau ditunda (pasal 29 AB).
Menurut pasal 127 Rv perubahan dari gugatan diperbolehkan sepanjang
pemeriksaan perkara ,asal saja tidak mengubah atau menambah “onderwerp van
den sis” (petitum,pokok tuntutan).yang dimaksud dengan “onderwerp van den
sis” adalah dasar dari tuntutan,dan juga peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar
tuntutan.Menurut mahkamah agung berpendapat bahwa apabila tidak melampaui
batas-batas materi pokok pertama yang dapat menimbulkan kerugian pada hak
pembelaan para tergugat dapat dikabulkan.11
HIR tidak mengatur tentang perubahan gugatan ini.meskipun
demikian,mengingat akan peranan hakim itu aktif menurut sistem HIR,maka
hakim dapat mengijinkan perubahan tuntutan,asal perubahan itu tidak jauh
menyimpang dari kejadian materiil,yaitu posita yang menjadi dasar tuntutan.12 asal
tergugat tidak dirugikan dalam haknya untuk membela diri,maka penggugat boleh
mengadakan perubahan gugatan.13Perubahan gugatan tidak dibenarkan pada
tingkat dimana pemeriksaan perkara sudah hampir selesai pada saat mana dalil-
dalil tangkisan dan pembelaan sudah habis dikemukakan dan kedua belah pihak
sebelum itu sudah mohon putusan.14-15
Penambahan gugatan menurut (R.Subekti,1982:67;Retnowulan Sutantion
Dan Iskandar Oeripkartawinata,1989;43) menjelaskan penambahan gugatan
adalah sebuah gugatan yang awalnya tidak mengikutsertakan semua ahli waris
tergugat menjadi tergugat,karena penggugat lupa lalu mengajukan untuk
dimohonkan/dicantumkan dalam gugatan.Menjadi sah dan berharga suatu sita
11
M.A. 11 Maret No.454 K/Sip/1970.Yurisprudensi Jawa Barat 1969-1972 I,Hal 101.
12
Rvj Jakarta,20 Januari 1939,T 140.Hal.228,M.A. 6 Maret 1971 No.209 K/Sip/1970,J.I.Pen
Iii/72.Hal.4.
13
Landr.Purwekerto 21 Juni 1973,T 146,Hal.182.
14
M.A. 28 Oktober 1970 No.546 K/Sip/1970,J.I.Pen.I/70,Hal.69.
15
Mertokusumo,Sudikjo.2010.Hukum Acara Perdata Diindonesia.hal 144-147

6
jaminan setelah dimohonkan gugatan ditambah,diperbolehkan. Alasan lain
ditambahnya gugatan guna untuk bisa putusan dilaksanakan terlebih dahulunya
sebuah gugatan
Pengurangan gugatan menurut (R.Subekti,1982:67) adalah adanya
kesalahan dalam mengajukan gugatan,dan hal ini akan dengan mudah diizinkan
oleh hakim.16
Dan yang terakhir adalah mempertahankan gugatan, jika penggugat
mempertahankan gugatannya maka sidang akan tetap berlanjut sampai tahap
berikutnya,yaitu replik-duplik (Tahap jawab-berjawab) baik antara penggugat
dengan tergugat atau salah satu dari mereka dengan hakim.Adapun tahap replik-
duplik sebagai berikut:
1. Tergugat/termohon selalu mempunyai hak bicara terakhir.
2. Pertanyaan hakim kepada para pihak hendaklah terarah,sesuai dengan
hukum,begitu juga dengan replik dan duplik dari pihak
3. Semua jawaban dan pertanyaan dari hakim harus melalui dan izin dari
ketua majelis.
4. Pertanyaan dari hakim kepada pihak,yang bersifat umum atau policy arah
sidangnya,selalu oleh hakim ketua majelis.
Kemungkinan ada beberapa tahap yang dilakukan tergugat,yaitu :
a. Eksepsi (tangkisan) adalah sebuah pembelaan tergugat untuk menghindari
gugatan dengan cara apapun supaya hakim menolak atau tidak menerima
gugatan.adapun eksepsi dibagi menjadi dua bagian :
 Eksepsi prosesual yaitu yang berdasarkan hukum acara (hukum proses).
 Eksepsi tidak berwenang secara absolute
 Eksepsi tidak berwenang secara relative
 Eksepsi nebis in idem
 Eksepsi diskualifkator
 Eksepsi abcuurlibel
 Eksepsi materil yaitu yang berdasarkan hukum materil,meliputi
 Eksepsi dilatoir
16
Taufik Makarao,Moh.2009.Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata.hal 54

7
 Eksepsi peremtoir
b. Mengaku bulat-bulat
c. Membantah
d. Membantah dengan clausa (syarat)
e. Referte (jawaban berbelit-belit).
f. Rekonvensi (mengajukan gugatan balik penggugat).17
g.
5.Putusan Gugur
Tidak hadirnya satu pihak yang berpekara dalam perkara perdata dapat
terjadi diputus secara conservatior.suatu perkara diputus secara conservatior
disebabkan karena apabila kedua belah pihak yang hadir dalam persidangan dihari
yang telah ditentukan,namun salah satu pihak tidak hadir maka akan diputus
diluar hadirnya salah satu pihak.adapun tujuan dari putusan diluar hadir
dilaksanakan karena untuk melealisir asas audi et alteram partem(kepentinga
kedua belah pihak yang harus diperhatikan).
Namun ada saatnya pada hari siding dilaksanakan,seorang penggugat yang
mengajukan gugatannya tidak hadir atau tidak mengirim wakil yang bisa
mewakilkannya walaupun jurusita sudah memanggilnya dengan patut.Pasal 126
HIR (pasal 150 Rv) masih memberi kesempatan untuk dipanggil sekali lagi.
Kehadiran penggugat dalam hari siding yang telah ditetapkan adalah
sebuah kepentingan.kalau seorang penggugat tidak hadir walau sudah dipanggil
dengan patut,sedangkan tergugat hadir,maka tetap harus adanya dijatuhkan
putusan bagi tergugat,karena tergugat sudah rela meluangkan waktunya untuk
menjalani proses persidangan.Dalam hal ini gugatan penggugat dinyatakan gugur
serta dihukum untuk membayar biaya perkara (Pasal 124 HIR,148 Rbg).
Untuk memutus gugurnya gugatan penggugat,tidak perlu memeriksa isi
gugatan,karena akan lebih mudah dan tidak merubah isi gugatan.Dengan
diputusnya gugatan dari penggugat maka dianggap telah selesai perkaranya demi
menghargai waktu tergugat yang sudah hadir pada hari sidang.Akan tetapi,jika
17
Mardani.2017.Hukum Acara Perdata Pengadilan Agama Dan Mahkamah Syari’ah.

8
penggugat tudak bisa menerima utusan tersebut maka penggugat boleh
mengajukan kembali gugatannya dengan syarat penggugat harus membayar biaya
perkara lagi.
Digugurkannya gugatan penggugat tidak hanya apabila penggugat tidak
datang saja,tetapi juga jika penggugat tidak mengajukan perkaranya dimuka
hakim perdamaian desa,meskipun telah diperintahkan oleh hakim (Pasal 135a
HIR).
Kalau penggugat pada hari pertama siding datang,dan pada hari siding
berikutnya tidak datang,maka penggugat akan diperiksa secara conservator.18
6. Acara Verstek
Ada kemungkinan bahwa pada hari sidang tergugat tidak hadir ataupun
mengirim wakil untuk mewakilkannya walaupu sudah dipanggila dengan
patut,dalam HIR tidak mewajibkan tergugat datang pada hari persidangan: suatu
Einlassungspflicht memang tidak dikenal didalam HIR.
Jika tergugat tidak datang setelah dipanggil oleh jurusita secara patut,maka
tetap akan dikabulkan gugatan tersebut dengan putusan diluar hadir atu
verstek,kecuali jika gugatan melawan hak atau tidak beralasan.
Tentang kapan dijatuhkannya sebuah putusan diluar hadir atau verstek,ada
yang berpendapat bahwa putusan verstek dijatuhkan pada hari sidang pertama
yang berdasarkan pada kata “ten dage dienende” dalam pasal 123 HIR (pasal 149
Rbg) yang diartikan sebagai hari sidang pertama.adapun yang berpendapat bahwa
kata “ten dage dienende” bisa juga diartikan dengan “ten dage dat de zaak dient”
yang berarti tidak hanya hari sidang pertama saja.19 Pasal 126 HIR (pasal 150
Rbg) memberi kelonggaran untuk dipanggil sekali lagi.
Arti dari kata verstek adalah pernyataan bahwa tergugat tidak dapat hadir
pada hari sidang pertama.Ada kalanya tergugatn tidak datang akan tetapi
mengirim surat jawaban yang berupa tangkisan (eksepsi),bahwa pengadilan negeri
tidak berwenang memeriksa perkaranya.dalam hal ini hakim wajib memutuskan

18
Mertokusumo,Sudikjo.2010.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Yogyakarta.hal 108-109

19
S.E.M.A. 9/1964 Tanggal 13 April 1964

9
tentang eksepsi setelah mendengar penggugat,sekalipun tergugat maupun
wakilnya tidak hadir.Akan tetapi jika hakim merasa dirinya berkuasa untuk
memeriksa gugatan maka eksepsi akan ditolak dan akan dijatuhkan putusan
tentang pokok perkara.Eksepsi tidak berwenang seperti yang tercantum dalam
Pasal 133 HIR (Pasal 159 Rbg) itu mengenai kompetesi relatif dan harus diajukan
pada memulaan sidang sebelum diajukan jawaban.
Apabila gugatan tidak berdasarkan hukum,maka gugatan akan dinyatakan
tidak diterima (niet ontvankelijk verklaard):n.o.jika gugatan tidak beralasan atau
tidak diajukan peristiwa-peristiwa yang membenarkan tuntutan,maka gugatan
tidak diterima.Yang dimaksud dari putusan tidak diterima adalah untuk menolak
gugatan diluar pokok perkara,sedngkan maksud penolakan sendiri adalah putusan
yang dipertimbangkan setelah mengenai pokok perkara.dalam putusan tidak
diteirma,penggugat masih bisa mengajukan gugatan kembali,sedangkan dalam
penolakan penggugat tidak bisa lagi mengajukan gugatannya kepada hakim yang
sama (ne bis in idem).akan tetapi pada praktik sekarang jarang terjadi putusan
tidak diterima atau dimintakan banding.
Putusan tidak diterima (n.o.) itu bermaksud menolak gugatan diluar pokok
perkara,yang artinya bahwasannya hakim belum memeriksa pokok
perkara,sedangkan dalam putusan menolak kebalikan dari putusan tidak diterima
yaitu hakim sudah memeriksa pokok perkara.jadi,putusan verspek tidak berarti
gugatan penggugat selalu dikabulkan.
Dalam putusan verspek dimana penggugat dikalahkan,penggugat dapat
mengajukan banding (Pasal 8 ayat 11 UU.20/1947,200 Rbg).putusan verspek
dilakukan apabila dalam hari sidang pertama tergugat tidak hadir,namun apabila
pada hari pertama sidang tergugat hadir dan pada sidang berikutnya tidak hadir
maka perkaranya diperiksa secara conservator.
Apabila gugatan dikabulkan diluar hadir,maka putusannya diberitahukan
kepada tergugat (defaillant) serta dijelaskan bahwa tergugat berhak mengajukan
perlawanan (verzet) terhadap putusan verstek itu kepada hakim yang memeriksa
perkara itu juga (pasal 125 ayat 3 jo.129 HIR,149 ayat 3 jo.153 Rbg).

10
Tergugat dapat mengajukan perlawanan dalam 14 hari sesudah tergugat
pribadi diberitahu tentang putusan verstek.apabila pemberitahuan itu tidak
disampaikan kepada tergugat pribadi,maka perlawanan dapat diajukan sampai hari
ke 8 setelah teguran untuk melaksanakan putusan verstek itu atau apabila tergugat
tidak datang menghadap untuk ditegur,perlawanan tergugat dapat diajukan sampai
hari ke 8 sesudah putusan verstek itu dujalankan (pasal 129 ayat 2 HIR.153 ayat 2
Rbg).20

BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pemeriksaan perkara dipersidangan pengadilan dilaksanakan setelah
penggugat mendaftarkan gugatanya kepada kepanitteraan pengadilan dan
20
Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.hal109-112

11
membayar lunas biaya perkara.Kemudian ketua pengadilan menetapkan hakim
yang akan memeriksan perkara dan penggugat tinggal menunggu hasil
pemberitahuan penetapan hari persidangan dilaksanakan.
Jika kedua belah pihak telah dipanggil dengan patut,apabila pada hari
sidang yang telah ditentukan penggugat tidak hadir atau tidak mengirim wakilnya
untuk hadir menurut pasal 124 H.I.R.dan pasal 148 R.Bg.gugatannya dianggap
gugur dan penggugat harus membayar biaya perkara.namun apabila tergugat yang
tidak hadir atau tidak pula mengirim wakilnya untuk hadir maka permohonan
gugat dikabulkan diluar hadir tergugat,kecuali apabila menurut hakim gugatan itu
harus ditolak dengan alasan menurut hukum atau menurut keadaan yang diajukan
oleh penggugat dalam permohonan gugat,(pasal 125 ayat 1 H.I.R.dan pasal 149
ayat 1 R.Bg.).
Putusan hakim diluar hadir tergugat atau verstek harus diberitahukan
kepada tergugat,dan jika akan diadakannya perlawanan maka tergugat akan
mendapat tempo selama 14 hari jika pemberitahuannya disampaikan pribadi
kepada tergugat,namun jika pemberitahuan putusan disampaikan melalui kepala
desa atau bupati maka tergugat hanya mempunyai tempo selama 8 hari sesudah
putusan hakim mulai dijalankan (pasal 129 H.I.R.dan pasal 153 R.Bg.)

B.Saran
Dalam pemeriksaan perkara dipengadilan penggugat harus lebih teliti lagi
dalam mengajukan gugatannya agar tidak ada hal semacam pencabutan
gugatan,perubahan gugatan.penambahan gugatan,pengurangan gugatan,dan
pertahanan gugatan. Kerna apabila dalam pemeriksaan dalam persidangan tidak
ada hal yang demikian maka akan mempermudah bagi hakim untuk memutuskan
suatu putusan.
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad,Abdulkadir.2015.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.PT


CITRA ADITYA BAKTI.

12
Taufik Makarao,Moh.2009.Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata.Jakarta.RINEKA
CIPTA.

Projodikoro,Wirjono.1988.Hukum Acara Perdata Diindonesia.Bandung.PT BALE


BANDUNG.

Mardani.2017.Hukum Acara Perdata Pengadilan Agama Dan Mahkamah


Syari’ah.Jakarta.Sinar Grafika.

Hasan Burhanuddin,Sugiono Harinanto.2015.Hukum Acara Dan Praktik Peradilan


Perdata.Bogor.Penerbit Ghalia Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai