Anda di halaman 1dari 4

Lecturer Notes Program Studi Hukum

Hukum Acara Perdata Universitas Nusa Putra

SESI 6
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
Oleh: Junaidi Tarigan, SH.,MM

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti perkuliahan sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu mamahami
bagimana proses pemeriksaan di persidangan, bagaimana proses pencabutan dan
perubahan gugatan, bagimana putusan dikatakan gugur dan puttusan diluar kehadiran(
Verstek )

A. Pemeriksaan Di Persidangan
Penggugat memasukan gugatannya dalam daftar kepanitraan Pengadilan Negeri dan
membayar biaya panjar perkara maka ia hanya tinggal menunggu panggilan sidang (Pasal
121 ayat 4 HIR dan Pasal 145 ayat 4 RBG).
Setelah itu ketua Pengadilan Negri akan menunjuk dengan surat penetapan hakim yang
memeriksa perkara, dan hakim yang memeriksa perkara tersebut menetapkan hari sidang dan
sekaligus memanggil pihak-pihak yang berpekara (Pasal 121 ayat 1 HIR dan Pasal 145 ayat
1 RBG).
Pemanggilan dilakukan oleh juru sita yang menyerahkan surat panggilan (Exploit)
beserta Salinan surat gugatan kepada tergugat atau tergugat pribadi dirumahnya atau tempat
tinggalnya. Apabila tergugat tidak dapat ditemui oleh juru sita maka surat tersebut diserahkan
kepada kepala desa dimana terguagat berdomisili untuk diteruskan kepada tergugat (Pasal
390 ayat 1 HIR dan Pasal 718 ayat 1 RBG). Jika tergugat sudah meninggal dunia maka surat
gugatan itu disampaikan kepada ahli warisnya, jika ahli warisnya juga tidak diketahui maka
surat tersebut dimana tergugat beralamat terakhir dan diserahkan kepada kepala desanya dan
apabila tidak diketahui alamat terakhirnya maka surat tersebut diserahkan kepada bupati atau
walikota dan selanjutnya juru sita menempelkan surat pengadilan tersebut dipapan
pengumuman di Pengadilan Negeri, (Pasal 126 HIR dan Pasal 150 RBG) memberi
kemungkinan sekali lagi untuk memanggil sekali lagi tergugat sebelum perkaranya diputus
oleh hakim. Ketentuan ini adalah layak dan bijaksana, sebab dalam perkara perdata bukan
hanya kepentingan penggugat saja yang harus diperhatikan, melainkan kepentingan tergugat
pun harus diperhatikan ( audi et alteram partem ).
Oleh karena itu tergugat haruslah dipanggil secara patut, setelah melakukan panggilan,
juru sita harus menyerahkan risalah (Rilass) panggilan kepada hakim yang akan memeriksa
perdata tersebut yang merupakan bukti bahwa tergugat telah dipanggil.
Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Perdata Universitas Nusa Putra

B. Pencabutan dan Perubahan Gugatan


Seorang yang mengajukan gugatan bermaksud untuk menuntut haknya. Kalau tergugat
telah memenuhi tuntutan penggugat sebelum perkara diputuskan, maka tidak ada alasan lagi
untuk melanjutkan tuntutannya bagi penggugat. Oleh kerena itu Penggugat sepenuhnya
mempunyai hak untuk mencabut gugatan atau tuntutannya dikarenakan sebelum persidangan
tergugat telah memenuhi tuntutan penggugat atau penggugat menyadari gugatannya salah
atau keliru dalam mengajukan gugatan.
Pencabutan gugatan dapat dilakukan sebelum gugatan itu diperiksa atau sebelum
tergugat memberikan jawabannya atau sesudah diberi jawaban oleh tergugat (Pasal 271 RV)
jika tergugat sudah memberi jawabannya maka pencabutan gugatan itu harus atas persetujuan
tergugat.
Penggugat boleh mengajukan lagi gugatannya yang telah dicabut nya sebelum tergugat
memberikan jawabannya. akan tetapi, pencabutan gugatan sesudah tergugat memberikan
jawabannya dapat dianggap bahwa penggugat telah melepaskan haknya. Sehingga tidak
boleh lagi mengajukan pada masalah yang sama.
Bahwa pencabutan gugatan tidak dapat menghentikan atau menunda tuntutan pidana
(Pasal 30 AB) sebaliknya selama tuntutan pidana berjalan , maka tuntutan ganti rugi dalam
perkara perdata yang timbul dari perbuatan pidana tersebut terbukti atau di tunda (Pasal 29
AB).
Menurut pasal 127 RV surat gugatan dapat dirubah sepanjang pemeriksaan perkara asal
saja diakhir tidak mengubah atau menambah (Onderwerp) Van Den Eis (Petitum, pokok
tuntutan). Pengertian “ onderwerp van den eis” ini dalam praktik meliputi juga dasar
daripada tuntutan, termasuk peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar tuntutan. Jadi yang tidak
boleh diubah termasuk menambah adalah dasar tuntutan, seperti : tuntutan agar perjanjian
dipenuhi , diubah menjadi perjanjian diputuskan, tuntutan agar uang yang telah dibayarkan
dikembalikan serta dikembalikannya barang yang telah dibeli karena ada cacad tersembunyi,
diubah menjadi agar Sebagian uang yang telah dibayarkan dikembalikan dan agar barangnya
tetap padanya .
Mengenai perubahan gugatan Mahkamah Agung berpendapat bahwa apabila tidak
melampaui batas- batas materi pokok pertama yang dapat menimbulkan kerugian pada hak
pembelaan tergugat dapat dikabulkan. Wajarlah kiranya kalua mengurangi tuntutan itu
diperbolehkan karena tidak merugikan tergugat.
Perubahan gugatan tidak dibenarkan pada tingkat dimana pemeriksaan perkara sudah
hamper selesai pada saat mana dalil-dalil tangkisan dan pembelaan sudah habis dikemukakan
dan kedua belah pihak sebelum itu sudah mohon putusan.
Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Perdata Universitas Nusa Putra

C. Putusan Gugur
Ada kalanya penggugat yang mengajukan gugatan pada hari sidang yang telah
ditetapkan tidak datang menghadap persidangan juga tidak mengirimkan wakilnya meskipun
sudah dipanggil dipanggil dengan patut oleh juru sita (Pasal 128 HIR dan Pasal 150 RV)
Kalau penggugat tidak hadir meskipun telah dipanggil dengan patut, sedangkan tergugat
hadir maka untuk kepentingan tergugat yang sudah mengorbankan waktu dan juga uang
maka haruslah dijatuhkan putusan. Dalam hal ini, gugatan penggugat dinyatakan gugur serta
dihukum untuk membayar biasa perkara (Pasal 124 HIR dan Pasal 148 RBG).
Untuk memutuskan gugur gugatan penggugat, isi gugatan tidak perlu diperiksa sehingga
putusan gugur itu tidak mengenai isi daripada gugatan. putusan itu gugur dijatuhkan demi
kepentingan tergugat dipersidangan. Dengan demikian, dinyatakan gugur gugatan penggugat
maka dianggap selesailah perkaranya. Tetapi, kepada penggugat diberi kesempatan untuk
mengajukan kembali dengan membayar biaya perkara.
Kalau penggugat pada hari sidang pertama datang, tetapi pada hari sidang berikutnya
tidak datang, perkaranya diperiksa secara contradictoir.

D. Putusan Pengadilan Diluar Hadirnya Tergugat (Verstek)


Tergugat pada hari sidang yang telah ditetapkan tidak datang dan tidak pula
mengirimkan wakilnya menghadap dipersidangan, sekalipun sudah dipanggil dengan patut
oleh juru sita maka gugatan dikabulkan dengan putusan diluar kehadiran tergugat (Verstek)
kecuali gugatan itu melawan hak atau tidak beralasan.
Jika gugatan tidak berdasarkan hukum, yaitu apabila peristiwa-pristiwa sebagai dasar
tuntutan tidak membenarkan tuntutan, maka gugatan akan dinyatakan tidak diterima (Niet
Ontvaklick Verpveerklaard) atau No jika gugatan itu tidak beralasan, yaitu apabila tidak
diajukan pristiwa-pristiwa yang membenarkan tuntutan maka gugatan akan ditolak.
Putusan tidak diterima bermaksud menolak gugatan diluar pokok perkara. Sedangkan,
penolakan merupakan putusan setelah dipertimbangkan mengenai pokok pekara. Pada
putusan tidak diterima dimungkinkan dari penggugat masih dapat mengajukan lagi
gugatannya tetapi pada praktek sekarang ini tidak jarang putusan tidak dapat diterima
dimintakan banding, sedangkan dalam hal penolakan tidak terbuka kesempatan untuk
mengajukan kembali gugatan tersebut untuk kedua kalinya kepada PN yang sama
(Nedisindem).
Oleh karena putusan “tidak diterima” (NO) itu dimaksudkan : menolak gugatan diluar
pokok pekara, yang berarti bahwa hakim belum memeriksa pokok perkara, sedangkan dalam
putusan “menolak” hakim sudah memeriksa pokok perkara, maka logikanya dalam satu
putusan tidak dimungkinkan berisi dictum “tidak diterima” dan sekaligus juga “menolak”.
Jadi putusan verstek tidak berarti selalu dikabulkannya gugatan penggugat. Pada
hakekatnya verstek itu untuk menetralisir asas audi et alteram partem, jadi kepentingan
tergugat pun harus diperhatikan, sehingga seharusnya secara ex officio hakim memperlajari
Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Perdata Universitas Nusa Putra

isi gugatan. Tetapi dalam praktik sering sekali gugatan penggugat dikabulkan dalam putusan
verstek tanpa mempelajari gugatan lebih dulu.
 Dalam putusan verstek dimana penggugat dikalahkan penggugat dapat
mengajukan banding Psl 8 ayat 1 UU. 20/ 1947, 200 Rbg
 Sedangkan gugatan dikabulkan diluar hadir, tergugat dapat melakukan upaya
perlawanan Psl. 125 ayat 3 jo 129 HIR, 149 ayat 3 jo 153 Rbg.
a) Perlawanan
Perlawanan dapat diajukan dalam empat belas hari sesudah pemberitahuan verstek
kepada tergugat pribadi, apabila pemberitahuan itu tidak disampaikan kepada tergugat
pribadi, maka perlawanan dapat diajukan sampai hari kedelapan setelah teguran untuk
melaksanakan putusan verstek itu atau apabila tergugat tidak datang menghadap untuk
ditegur. PerLawanan tergugat dapat diajukan sampai hari kedelapan sesudah putusan verstek
itu dijalankan (Pasal 129 ayat 2 HIR dan Pasal 153 ayat 2 RBG).
Tuntutan perlawanan (Verzet) terhadap putusan verstek diajukan diperiksakan seperti
perkara contradictoir. Dalam acara perlawanan yang mengajukan perlawanan (Pelawan,
Opposant) tetap menduduki kedudukannya sebagai tergugat seperti dalam perkara yang telah
diputus verstek, sedang terlawan (Geopposeerde) tetap sebagai tergugat.
Apabila perlawanan diterima oleh pengadilan, maka pelaksanaan putusan verstek
berhenti kecuali kalau ada perintah untuk melanjutkan pelaksanaan putusan verstek itu (Pasal
129 ayat 4 HIR dan 153 ayat 5 RBG).
Dalam pemeriksaan perlawanan (Verzetprocedure) oleh karna kedudukan para pihak
tidak berubah maka pihak penggugatlah (Terlawan) yang harus mulai dengan pembuktian.
Kalau dalam acara perlawanan penggugat tidak datang, maka perkara diperiksa secara
contradictoir. Sedangkan, kalau tergugat dalam acara perlawanan tidak datang lagi maka
kedua kalinya diputus verstek , terhadap mana tuntutan perlawanan (Verzet) tidak diterima
(NO) (Pasal 129 ayat 5 HIR dan Pasal 153 ayat 6 RBG).
Jika terdapat beberapa orang tergugat, sedang salah seorang atau lebih diantaranya tidak
datang atau tidak menyuruh wakilnya menghadap meskipun telah dipanggil dnegan patut
perkara diperiksa secara contradictoir.
Kalau kedua belah pihak baik penggugat maupun tergugat, tidak datang pada hari sidang
yang telah ditentukan, meskipun keduanya telah dipanggul dengan patut untuk demi
kewibawaan pengadilan serta agar jangan sampai ada perkara yang berlarut larut tidak
berketentuan maka gugatan dicoret dari daftar perkara dianggap tidak pernah ada.

Anda mungkin juga menyukai