Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN GUGATAN DAN EKSEPSI

Jawaban gugatan adalah suatu bantahan atau pengakuan dari tergugat mengenai
dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh penggugat.1 Pada tahap jawaban ini, pihak
tergugat diberi kesempatan untuk membela diri dan mengajukan segala kepentingannya
terhadap penggugat melalui hakim. Dalam pemeriksaan perkara dipersidangan
Pengadilan Negeri jawab-menjawab antara kedua belah pihak merupakan hal amat
penting. Namun demikian, apa yang dikemukakan oleh tergugat merupakan hal yang
lebih penting lagi, karena tergugat merupakan sasaran penggugat. Karena itu dalam
jawab-menjawab, jawaban tergugatlah yang mendapat tempat pertama.2

Pada dasarnya tergugat tidak wajib menjawab gugatan penggugat. Tetapi jika
tergugat menjawabnya, jawaban itu dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan.
Namun dalam perkembangannya, jawaban diajukan oleh pihak tergugat secara tertulis.
Jawaban tergugat ini dilakukan apabila upaya perdamaian yang dilakukan hakim tidak
berhasil. Karena kedua belah pihak tetap pada prinsip atau pendirianya, maka hakim
mempersilahkan kepada Penggugat untuk membacakan gugatannya. Setelah selesai
dibacakan gugatan tersebut hakim akan memberi kesempatan kepada Tergugat untuk
menjawab atau menangkis gugatan dari Penggugat dengan fakta-fakta yang
diketahuinya secara tertulis, biasanya hakim memberikan waktu satu minggu kepada
Tergugat supaya siap dengan jawabannya dan dibacakan pada acara sidang berikutnya.3

EKSEPSI

1. Pengertian

Eksepsi dalam konteks hukum acara perdata bermakna tangkisan atau bantahan
(Objection). Bisa juga berarti pembelaan (Plea) yang diajukan tergugat terhadap materi
gugatan penggugat. Namun tangkisan atau bantahan yang diajukan dalam bentuk
eksepsi ditujukan kepada hal yang menyangkut syarat formalitas gugatan yaitu: Jika

1
Abdul Rahman Saleh, Dr. Iur Adnan Buyung Nasution, dan Stewart Fenwick, ibid.
2
Darwan Prinst, S.H. Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1992, hlm. 104.
3
Darwan Prinst, S.H. ibid.
gugatan yang diajukan mengandung cacat atau pelanggaran formil yang mengakibatkan
gugatan tidak sah yang karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible), dengan
demikian keberatan yang diajukan dalam bentuk eksepsi tidak ditujukan dan tidak
menyinggung bantahan terhadap pokok perkara (Verweer ten principale).

2. Cara Mengajukan Eksepsi

Cara pengajuan eksepsi diatur dalam beberapa pasal 125 ayat (2), Pasal 133,
Pasal 134, dan Pasal 136 HIR, cara pengajuan berkenaan dengan ketentuan kapan
eksepsi disampaikan dalam proses pemeriksaan berdasarkan pasal pasal tersebut
terdapat perbedaan cara mengenai saat pengajuan eksespsi, dikaitkan dengan jenis
eksepsi yang bersangkutan.4

1) Cara mengajukan Eksepsi Kewenangan Absolut dan Relatif (Exceptio Declinatoir)

Pengajuan Eksepsi kewenangan Absolut diatur dalam Pasal 134 HIR dan Pasal
132 Rv, dalam kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa; Eksepsi kewenangan
absolut dapat diajukan tergugat setiap saat selama proses pemeriksaan berlangsung di
sidang tingkat pertama (PN), dengan kata lain tergugat berhak mengajukannya sejak
proses dimulai sampai sebelum putusan dijatuhkan. Bahkan dapat diajukan pada tingkat
banding dan kasasi. Selanjutnya berdasarkan pasal 132 Rv, telah mengatur sebagai
berikut “ dalam hal hakim tidka berwenang karena jenis pokok perkaranya, maka ia
meskipun tidak diajukan tangkisan tentang ketidakwenangannya, karena jabatannya
wajib menyatakan dirinya tidak berwenang.” Yang dimaksud dalam pasal ini
adalahHakim secara ex officio, wajib menyatakan diri tidak berwenang mengadili
perkara yang diperiksanya, apabila perkara diajukan secara absolut berada diluar
yurisdiksinya atau termasuk dalam kewenangan lingkungan peradilan lain, kewajiban
tersebut mesti dilakukan secara ex-officio meskipun tergugat tidak mengajukan eksepsi
tentang itu.

Ropaun Rambe, Op.cit., 2002, hlm. 81


4
2) Cara pengajuan Eksepsi Kompetensi Relatif (Relative Competentie)

Bentuk dan saat pengajuan eksepsi kompentensi relatif diatur dalam pasal 125
(2) dan pasal 133 HIR bertitik tolak dari kedua pasal tersebut dapat dijelaskan hal
sebagai berikut : Bahwa pengajuan eksepsi kometensi relatif dapat diajukan secara lisan
hal tersebut diatur dalam pasal 133 HIR oleh karenanya PN tidak boleh menolak dan
mengenyampingkannya, dan hakim harus menerima dan mencatatnya dalam berita
acara sidang, untuk dinilai dan dipertimbangkan sebagaimana mestinya.

Selain itu pengajuan eksepsi kompetensi relatif diatur dapat diajukan secara
tulisan (in writing) hal tersebut diatur dalam pasal 125 ayat (2) Jo. Pasal 121 HIR.
Menurut Pasal 121 HIR, tergugat pada hari sidang yangditentukan diberi hak
mengajukan jawaban tertulis, sedang pasal 125 ayat (2) HIR menyatakan dalam surat
jawaban  terguugat dapat mengajukan eksepsi kompetensi relatif yang menyatakan
perkara yang disengketakan tidak termasuk kewenangan relatif PN yang bersangkutan.
Oleh karenanya eksepsi itu dikemukakan dalam surat jawaban, berarti oengajuannya
bersama-sama dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari bantahan terhadap pokok
perkara.5

Meskipun undang-undang hanya menyebut eksepsi kompetensi mengadili secara


absolut dan relatif, namun masih banyak lagi eksepsi lain yang diakui keberadaannya
dalam praktek hukum dan doktrin hukum. Dan sebenarnya keabsahan dan keberadaan
eksepsi selain eksepsi kompetensi diakui secara tersirat dalam pasal 136 HIR, Pasal 114
Rv, yang mengatur sebagai berikut :

Perlawanan yang hendak dikemukakan oleh tergugat (exceptie), kecuali tentang


hal hakim tidak berkuasa, tidak akan dikemukakan dan ditimbang masing-masing, tetapi
harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara.

Dalam praktik acara perdata ternyata banyak sekali bentuk eksepsi diluar eksepsi
mengenai kompetensi yang cara pengajuannya diatur dalam pasal 114 Rv. Ketentuan
tersebut telah dijadikan pedoman oleh para praktisi hukum yang pada pokoknya
menggariskan : semua eksepsi kecuali eksepsi kompetensi absolut harus disampaikan

Ibid, hlm. 82
5
bersama sama dengan jawaban pertama terhadap pokok perkara, dan jika tidak
dilakukan bersamaan maka hilang hak tergugat untuk mengajukan eksepsi.6

Bentuk pengajuan eksepsi tersebut dapat dilakukan secara lisan dan tertulis,
sepanjang eksepsi disampaikan sekaligus bersama dengan bantahan/jawaban pokok
perkara. Dan jika eksepsi tersebut terdiri dari beberapa jenis eksepsi selain eksepsi
kompetensi absolut maka harus dilakukan secara sekaligus tidak bisa dipisah-pisahkan.
Eksepsi lain yang tidak diajukan secara sekaligus bersama jawban pertama dianggap
gugur sebagaimana tafsir pasal 136 HIR dan 114 Rv. Penyelesaian Eksepsi lain diluar
Eksepsi Kompetensi, diperiksa dan diputus bersama-sama pokok perkara.

Berdasarkan pasal 136 HIR penyelesaian eksepsi lain diluar eksepsi kompetensi
diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok perkara dengan demikian
pertimbangan dan amar putusan mengenai eksepsi dan pokok perkara, dituangkan
bersama secara keseluruhan dalam putusan akhir.Dan jika eksepsi dikabulkan maka
putusan bersifat negatif, yaitu dengan amar putusan : mengabulkan eksepsi tergugat dan
menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard). Dan
bila eksepsi ditolak maka pengadilan akan mengeluarkan putusan positif berdasarkan
pokok perkara sehingga putusan yang dijatuhkan menyelesaikan persengketaan yang
terjadi secara tuntas antara penggugat dan tergugat.7

Ibid, hlm. 83
6

Ibid, hlm. 84
7
Pekanbaru, 19 Januari 2011

Kepada Yth.,
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang
Nomor Perkara 33/PDT-G/2010/PNBKN
Di
Bangkinang

Dengan Hormat,
Guna bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa, dengan ini kami mengajukan
jawaban atas gugatan terhadap kami yang diajukan oleh Sdr. Herry Amin dalam
perkara perdata No. 33/PDT-G/2010/PNBKN sebagai berikut;

DALAM EKSEPSI
1. Bahwa gugatan Penggugat kabur (obscuur libel), maka haruslah ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard),
dengan alasan:
a. Bahwa isi gugatan pada poin 1 bagian 1.1 dan bagian 1.2 menyatakan
“………………..tertanggal 20 Mei 1985 yang diterbitkan oleh Kantor
Agraria Kabupaten Kampar atas nama HERRY AMIN…………….”
Kemudian pada poin 2 Penggugat menyatakan “ Bahwa kedua bidang tanah
milik Penggugat tersebut diperoleh oleh Penggugat pada tahun 1991 dengan
cara pembelian dan peralihan hak secara sah menurut hukum yang dibuat
dihadapan Penjabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yaitu dengan Akta jual beli
Nomor 09/PPAT/1991………..” dari uraian tersebut sangat membingungkan
karena tertanggal 20 mei 1985 telah terbit atas nama Herry Amin namun
Penggugat baru memperoleh tanah pada tahun 1991 sehingga sangat jelas
membingungkan/debus atau kabur dalam memberikan status hukumnya.

b. Bahwa perubahan/penambahan gugatan perkara No. 33/PDT-G/2010/PNBKN


tertanggal 18 Oktober2010 yang diserahkan ke pengadilan tgl 20 Oktober 2010
telah melanggar ketentuan kaidah hokum Acara Perdata yang berlaku,
khususnya Pasal 127 RV, demikian juga sesuai dengan yurispudensi
Mahkamah Agung RI No. 1535.K/Pdt/1983, disebutkan: Tambahan dan atau
peruahan gugatan tidak boleh menakibatkan perubahan posita gugatan
dan petitum gugatan”
c. Tidak mengubah Posita gugatan ditegaskan juga dalam Putusan MA No. 1043
K/Sip/1971 yang menyatakan: Yurispudensi mengizinkan perubahan
gugatan atau tambahan asal hal itu tidak mengakibatkan perubahan
posita, dan pihak tergugat tidak dirugikan haknya…..”
Namun Penggugat dalam peruahan gugatanya tersebut menyangkut
perihal yang pokok, yaitu merubah/menambah dalil posita gugatan pada bagian
para pihak yang Tergugat. Penggugat dalam gugatan No. 15/PDT-
G/2010/PNBKN tertanggal 20 Mei 2010 yang diterima di Pengadilan tanggal
20 Mei 2010 hanya menarik para Tergugat diantaranya: Rusdi Mukhtar, SH
sebagai Tergugat 1, Jufri Mukhtar sebagai Tergugat II, Susi Heriyanti sebagai
Tergugat III, Recko Rowandra sebagai Tergugat IV, Kepala Desa Rimbo
Panjang sebagai Tergugat V, Camat Tambang sebagai Tergugat VI yang
kemudian dalam perubahan gugatan No. 33/PDT-G/2010/PNBKN tertanggal
18 Oktober2010 yang diserahkan ke pengadilan tgl 20 Oktober 2010 para
Tergugat bertambah menjadi: Susi Heriyanti sebagai Tergugat I, Leonardo
Riantama Tergugat II, Recko Rowandra sebagai Tergugat III, Lita Diantara
sebagai Tergugat IV, Mota Diantesa sebagai tergugat V, Resta Yandi diwakili
oleh Ibunya Susi Heriyanti sebagai Tergugat VI ( Tergugat II sampai Tergugat
VI adalah anak dari Rusdi Mukhtar, SH), Jufri Mukhtar sebagai Tergugat VII,
Kepala Desa Rimbo Panjang sebagai Tergugat VIII, Camat Tambang sebagai
Tergugat IX.
Maka, sudah seharusnya penambahan dan atau perubahan gugatan
tersebut harusnya di tolak.
2. Bahwa Penggugat yang menyatakan telah membeli tanah dari saudara TAHER HS
pada tahun 1991, sedangkan dalam hal ini Para Tergugat 1, Tergugat II, Tergugat
III, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat IV, Tergugat VII membeli tanah dari
saudara TASMIN seharusnya ditarik sebagai Pihak Tergugat. Sehingga dalam
Gugatan Penggugat error in persona dalam bentuk plurium litis consortium dalam
artian gugatan yang diajukan kurang pihak. Menurut M. Yahya Harahap, SH
dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, halaman 116 mengatakan:
Prinsip umum atau ketentuan umum yang diterapkan dalam kasus sengketa
tanah, mengharuskan menarik pihak ketiga sebagai Tergugat, apabila tanah
yang disengketakan diperoleh Tergugat dari Pihak Ketiga: Ketentuan ini
bersifat imperative atau bersifat memaksa dan pelanggaran atasnya
mengakibatkan gugatan cacat formil dalam bentuk plurium litis consortium,
yaitu yang ditarik sebagai pihak tergugat tidak lengkap dan masih kurang
Pendapat M. Yahya Harahap tersebut ditegaskan dalam Putusan Mahkamah
Agung No. 2752 K/Pdt/1983, tanggal 12 Desember 1948, jo. PT Medan No.
30./1983 tanggal 25 Juni 1983, jo. PN Medan, No. 115/1982 tanggal 12 January
1983. Bahwa berdasarkan alas an alas an tersebut diatas, maka jelas-jelas gugatan
Penggugat harus ditolak (ontzegd) atau setidak tidaknya tidak dapat diterima(niet
ontvankelijk verklaard)

Dalam Pokok Perkara:


A. Dalam Konvensi:
1. Bahwa Tergugat menyangkal dalil-dalil yang dikemukakan penggugat kecuali
apa yang diakuinya secara tegas-tegas.
2. Bahwa memang benar Tergugat memiliki sebidang tanah yang tertuang dalam:
a. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1388/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
b. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1389/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
c. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Jufri Mukhtar dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1390/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
3. Bahwa Penerbitan Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Tergugat seperti
yang diuraikan di atas adalah diketahui Tergugat VIII dan Tergugat IX serta
telah sesuai prosedur hukum yang berlaku
4. Bahwa tanah yang diperoleh para Tergugat tersebut telah dibeli dari saudara
Tasmin di Rimbo Panjang tertanggal 15 September 2003, sedangkan saudara
Tasmin memperoleh tanah tersebut dari A. Malik Yusuf yang pada saat itu
sebagai Kepala Desa Rimbo Panjang, beralamat Km. 22/26 RT I RK II Rimbo
Panjang sebagaimana tertera dalam Surat Pernyataan Ganti Rugi Tebang Tebas.

B. Dalam Rekonvensi
1. Bahwa semua dalil-dalil yang telah uraikan pada bagian eksepsi dan dalam
konvensi diatas sepanjang diperlukan mohon dianggap telah menjadi uraian
pula dalam bagian Rekonvensi ini.
2. Bahwa tidaklah benar, para Penggugat Rekonvensi dengan sengaja
mengganggu aktifitas Tergugat Rekonvensi diatas tanah milik Tergugat
Rekonvensi, karena Penggugat Rekonvensi hanyalah melakukan aktifitas diatas
tanah yang telah dimiliki para Penggugat Rekonvensi. Sebelum perkara ini
berada dihadapan Majlis Hakim Yang Mulia…… Penggugat Rekonvensi
pernah menanyakan kepada Tergugat Rekonvensi tanah yang diklaim
miliknya, namun Tergugat Rekonvensi tidak dapat memberikan keterangan
dengan baik. Tergugat Rekonvensi selalu saja menghindar dan sangat sulit
untuk diajak berbicara secara kekeluargaan
3. Bahwa dalil gugatan Tergugat Rekonvensi hanya berspekulasi aja, mengada-
ada dan rekayasa saja (helemaal op gemaakt), karena dalam gugatan Tergugat
Rekonvensi memperoleh tanah dengan cara membeli dari saudara TAHER.
HS, sedangkan Penggugat Rekonvensi memperoleh tanah dari saudara
TASMIN. Jadi sangatlah jelas bahwa tanah yang diklaim milik Tergugat
Rekonvensi terhadap tanah Penggugat Rekonvensi sangat mengada-ngada dan
tidak beralasan
4. Bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat VIII sebagai Kepala Desa Rimbo
Panjang dan Tergugat IX sebagai Camat Tambang Kabupaten Kampar telah
melaksanakan pungsi dan tugasnya dengan baik dan benar
5. Bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat VIII sebelum mengeluarkan dan
ataupun membuat Surat Keterangan Ganti Kerugian telah melalui rangkaian
prosedur administrasi sebagaimana mestinya. Olehkarenanya Surat Keterangan
Ganti Kerugian atas nama Penggugat Rekonvensi yang berupa:
a. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1388/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
b. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1389/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
c. Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Jufri Mukhtar dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1390/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
Adalah Merupakan Bukti Kepemilikan Hak Atas Tanah Yang Sah
1) Bahwa tanah yang dimiliki para Penggugat Rekonvensi didasari bukti yang
autentik. Tidaklah benar Penggugat Rekonvensi memiliki itikad buruk
terhadap Tergugat Rekonvensi, melainkan sebaliknya. Penggugat
Rekonvensi sudah berusaha untuk menanyakan kepada Tergugat
Rekonvensi terhadap tanah yang diklaimnya namun Tergugat Rekonvensi
tidak ada itikad untuk membicarakan dan menunjuk sengketa yang
dipermasalahkan.
2) Bahwa dalam hal ini Penggugat Rekonvensi merasa sangat dirugikan
dengan adanya gugatan Tergugat Rekonvensi, yaitu Penggugat Rekonvensi
tidak dapat berkonsentrasi dengan usahanya untuk menafkahi anak anaknya,
apalagi suami dari Tergugat Susi Heriyanti telah dipanggil Sang Pemilik
JIwa Tuhan Yang Maha Esa. Penggugat Rekonvensi mengalami kerugian
sebagai berikut :
KERUGIAN MATERIL:
1) Tidak bisa menguasai dan memanfaatkan sebidang tanah bersertifikat:
a) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1388/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003
b) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1389/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003
c) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Jufri Mukhtar dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1390/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003
2) Tidak bisa menjual sebidang tanah sebagaimana diuraikan diatas yang luas
totalnya adalah 20.000 M² dimana harga tanah tersebut adalah Rp. 350.000,-
per meter persegi, sehingga kerugian adalah 20.000 M² X Rp. 350.000,- =
Rp.7.000.000.000,- (Tujuh Milyar Rupiah);

KERUGIAN IMMATERIIL
Bahwa disamping adanya kerugian materil yang dapat dinilai dengan
uang, akibat perbuatan Tergugat tersebut juga telah menimbulkan kerugian
immateril bagi Penggugat Rekonvensi yang sebetulnya tidak dapat dinilai
dengan uang berupa hilangnya rasa aman dan ketakutan yang berkepanjangan
pada diri Penggugat Rekonvensi yang harus di konpensasi dengan uang dengan
jumlah Rp.5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah);
Bahwa total kerugian para Penggugat Rekonvensi atas
tindakan/perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi adalah Rp.
7.000.000.000- + Rp. 5.000.000.000,- = Rp. 12.000.000.000,- (Dua Belas Milyar
Rupiah);
Berdasarkan semua hal-hal tersebut di atas Tergugat memohon kepada Majlis
Hakim berkenan memutus sebagai Berikut:
PRIMAIR
A. Dalam Eksepsi
1. Mengabulkan eksepsi TERGUGAT
2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT DITOLAK (ontzegd) untuk seluruhnya
atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard)

B. DALAM POKOK PERKARA


1. Dalam Kovensi
1. Menyatakan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard)
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara
2. Dalam Rekonvensi
Menerima dan mengabulkan gugatan rekonvensi dari PENGGUGAT
REKONVENSI terdiri dari :
KERUGIAN MATERIL:
1. Tidak bisa menguasai dan memanfaatkan sebidang tanah bersertifikat:
a) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1388/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
b) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Rusdi Mukhtar, SH dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1389/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.
c) Surat Keterangan Ganti Kerugian atas nama Jufri Mukhtar dengan
Registrasi Camat Tambang Nomor:1390/SKGR/RP/XI/2003 tanggal 6
November 2003.

2. Tidak bisa menjual sebidang tanah sebagaimana diuraikan diatas yang luas
totalnya adalah 20.000 M² dimana harga tanah tersebut adalah Rp. 350.000,-
per meter persegi, sehingga kerugian adalah 20.000 M² X Rp. 350.000,- =
Rp.7.000.000.000,- (Tujuh Milyar Rupiah);

KERUGIAN IMMATERIIL:
Sebesar……………………………………………Rp. 5.000.000.000,-
sehingga total kerugian para Penggugat Rekonvensi atas tindakan/perbuatan
yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi adalah Rp. 7.000.000.000- + Rp.
5.000.000.000,- = Rp. 12.000.000.000,- (Dua Belas Milyar Rupiah); Dan
diserahkan langsng pada PENGGUGAT REKONVENSI. Kemudian dengan
segala kerendahan hati, kami memohon kepada Majlis Hakim yang
Terhormat……………………untuk:
1. Memerintahkan kepada TERGUGAT REKONVENSI untuk tunduk
kepada putusan perkara ini.
2. Menghukum kepada TERGUGAT REKONVENSI untuk membayar
segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
SUBSIDAIR
Bahwa apabila Majlis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang
seadil-adilnya.

Demikianlah jawaban gugatan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan
Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang/ Majlis Hakim yang memeriksa dan mengadii
perkara ini diucapkan terimahkasih

Hormat Kami,
Kuasa Tergugat

TATANG SUPRAYOGA, S.H,. M.H

SAUT MARULI TUA MANIK, S.H,. M.H

BENI ARIANSYAH , S.H

Anda mungkin juga menyukai