PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
AKHMAD MU’TASHIM
NIM 20186110424
SYAKHSHIYAH)
FAKULTAS SYARIAH
2022
IMPLEMENTASI MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN
PROPOSAL PENELITIAN
AKHMAD MU’TASHIM
NIM 20186110424
SYAKHSHIYAH)
FAKULTAS SYARIAH
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Kabupaten Kediri Tahun 2021 telah memenuhi syarat dan disetujui untuk
diajukan.
Pembimbing,
Mengetahui,
NIY. 1991102212013022020
HALAMAN PENGESAHAN
Kediri telah memenuhi syarat dan disetujui serta telah diujikan pada tanggal 4
Februari 2022.
Dewan Penguji,
Mengetahui,
Ketua Prodi Ahwal Syakhshiyyah
Beliau Ghoutsu hadaz Zaman RA, serta do’a restu Hadrotul Mukarom Kanjeng
Romo Kyai Abdul Madjid Ali Fikri RA. Penngasuh Perjuangan Wahidiyah dan
melengkapi tugas akhir kuliah dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Wahidiyah Kediri.
kasih yang sebanyak - banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu
dengan do’a serta mujahadahnya, dalam hal ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar - besarnya dengan iringan do’a : “jazaa kumullohu khoiroti wa
1. Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Kyai Abdul Madjid Ali Fikri RA.
Wahidiyah Kediri.
4. Ibu Roisatul Wahidah, S. Sy., selaku ketua program studi ahwal
syakhshiyah.
5. Bapak Moch. Ali Anwar, M. H., yang telah membimbing penulis dalam
penyususnan skripsi.
bekal ilmu dan pengalaman selama saya belajar, semoga ilmu yang
7. Kedua orang tua ku, saudara-saudara ku, atas dukungannya baik moral
maupun spiritual.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kesalahan
dan kekurangan, sehingga perlu penyempurnaan dan perbaikan. Untuk itu segala
bentuk kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak lain.
Penulis
Akhmad Mu’tashim
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................vi
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B Rumusan Masalah............................................................................................4
C Tujuan Penelitian.............................................................................................4
D Manfaat Penelitian...........................................................................................4
E Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................5
F Definisi Istilah...................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................7
A Pengertian Mediasi...........................................................................................7
B Perceraian.......................................................................................................11
C Dasar Hukum Mediasi...................................................................................12
D Dasar Hukum Acara Pengadilan Agama.....................................................47
E Kerangka Berpikir.........................................................................................63
BAB III...........................................................................................................................65
METODOLOGI PENENLITIAN.................................................................................65
A Pendekatan Dan Jenis Penelitian..................................................................65
B Tempat Penelitian.........................................................................................66
C Subjek Dan Objek Penelitian........................................................................66
D Teknik Pengumpulan Data............................................................................66
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................72
BAB I
PENDAHULUAN
dan saling memahami kepentingan kedua belah pihak, terutama lagi yang
agama kabupaten kediri disana kami menjumpai bahwa banyak sekali perkara
perceraian yang diproses setiap harinya, hal itu mengartikan bahwa angka
kasus perceraian di pengadilan agama kabupaten kediri cukup tinggi dan latar
kediri sangatlah beragam. Antara lain yaitu tidak terpenuhinya hak yang harus
diperoleh atau tidak dilaksanakannya kewajiban dari salah satu pihak, atau
karena alasan lain, yang dapat berakibat timbulnya suatu perselisihan diantara
keduanya (suami isteri) tersebut. Dan tidak mustahil dari perselisihan itu akan
isteri). Namun jauh sebelumnya dalam Al-Qur’an surah an-Nisaa ayat 35,
1
Allah swt., telah memerintahkan bahwa jika dikhawatirkan ada persengketaan
antara keduanya (suami isteri), maka kirimlah seorang hakam (mediator) dari
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Alloh SWT sangat tidak
menyukai adanya perceraian sesuai sabda Nabi SAW “perkara halal yang
paling dibenci alloh SWT adalah thalak” HR. Abu dawud dan Ibnu Majah.
jalan mediasi yang dimana dari kedua belah pihak mengirim seorang hakam
perselisihan tersebut.
Pengadilan Agama, kedua belah pihak yang berperkara baik suami maupun
istri harus tunduk dengan aturan hukum yang berlaku. Proses perseraian yang
melalui tahapan mulai dari pertemuan oleh atasan bagi Pegawai Negari Sipil
2
atau Pegawai Negara, pertemuan dengan Pejabat Kantor Urusan Agama
perceraian. Izin yang diberikan oleh atasan/pimpinan bagi para pihak yang
merupakan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negara, pejabat KUA dan
kembali tentang maksud para pihak yang ingin berpisah. Proses inilah yang
asas sederhana, cepat, biaya ringan di pengadilan, oleh karena itu penerapan
3
Mediasi juga sangat dianjurkan dalam agama islam untuk
dan takutlah terhadap alloh, supaya kamu mendapat rahmat. (RI, 2001)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Alloh SWT memberi kan
arahan dan ancaman kepada orang-orang muslim yang dimana ketika mereka
اتِلُواCCَ ٰرى فَقC ٰدى ُه َما َعلَى ااْل ُ ْخCا ِ ۢنْ بَ َغتْ اِ ْحCَا فCۚ Cصلِ ُح ْوا َب ْينَ ُه َم
ْ َ َواِنْ طَ ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ا ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ ا ْقتَتَلُ ْوا فَا
هّٰللا هّٰللا
ِ سطُ ْوا ۗاِنَّ َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق
( َس ِطيْن ْ َ الَّتِ ْي تَ ْب ِغ ْي َح ٰتّى تَفِ ۤ ْي َء اِ ٰلٓى اَ ْم ِر ِ ۖفَاِنْ فَ ۤا َءتْ فَا
ِ صلِ ُح ْوا بَ ْينَ ُه َما بِا ْل َع ْد ِل َواَ ْق
)9
(golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
4
Dari ayat diatas diterangkan bahwa jika ada perselisihan hendaklah
diselasaikan secara damai dengan melakukan perdamaian dan jika dari salah
sat pihak ada yang berbuat buruk maka perangilah golangan tersebut sehingga
sadar kembali kepada Alloh swt, dan jika sudah sadar kembali kepada Alloh
SWT maka damaikanlah kembali. Dari hal itu jelas bahwa tidak ada unsur
pemaksaan dalam proses perdamaian dan jika proses itu gagal dalam mediasi
pihak sampai sebelum lahirnya putusan pengadilan diantara keduanya. Hal itu
sesua dengan PERMA No.1 Tahun 2006 yang mengatur tentang mediasi dan
sesua denga UU No. 7 Tahun 1987 bab empat tentang hukum acara perdata.
Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki Sertifikat Mediator
sebagai pihak netral yang membantu Para Pihak dalam proses perundingan
sengketa yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator.” Dan pasal 1
5
Para Pihak terhadap sebagian dari seluruh objek perkara dan/atau
Setelah terjadi kesepakatan maka akan lahir sebuah akta yaitu akta
ayat 10 “Akta Perdamaian adalah akta yang memuat isi naskah perdamaian
Oleh karenanya dalam kajian ini penulis akan mencoba melihat serta
membahas sejauhmana peran mediator, proses mediasi, hasil dari pada proses
B Rumusan Masalah
6
1. Bagaimana implementasi mediasi dalam perkara perceraian di pengadilan
C Tujuan Penelitian
2021.
Kabupaten Kediri.
D Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E Batasan Masalah
7
F Definisi Istilah
1. Implementasi
terhadap suatu hal. Merupakan sebuah aktivitas tertentu yang dibuat untuk
2. Mediasi
3. Perceraian
obligasi masing-masing.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Pengertian Mediasi
Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin "mediare" yang berarti "
(Moore, 2003)
Definisi lain mediasi menu rut Nolan-Haley adalah: " a short term,
work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable
by which a neutral third party, the mediator, assists disputing parties in reching
9
2. dibantu oleh pihak ketiga yang netral dan tidak berpihak;
memuaskan.
masalah melui pihak ketiga yang tidak memihak dan netral yang akan bekerja
bersengketa.
dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan
10
dapat dicapai tujuan utama dari mediasi tersebut yakni :
sengketa yang timbul diantara para pihak yang disepakati dan dapat
Sebagai tambahan dari tujuan utama mediasi yang perlu juga dijadikan
yang lain.
11
Ada beberapa sengketa yang dapat diselesaikan melalui mediasi, antara
lain:
sengketa perdata yang timbul diantara para pihak, dan bukan perkara
Mediasi Perbankan.
perdata tapi sekaligus juga sengketa pidana dan mungkin juga sengketa
tata usaha negara, tetap merupakan cakupan dari lembaga mediasi yakni
sebagaimana dimungkinkan.
12
B Perceraian
kata yang merujuk kepada keadaan dari makna kata “cerai” tersebut. Sehingga
dapat dipahami bahwa dalam sebuah perceraian, yang putus itu hanyalah
hubungan sebagai suami dan istri, oleh karena itu keduanya tidak dibolehkan
lagi bergaul layaknya suami dan istri pada umumnya (Alghifari, 2020).
sebuah problema sosial dan yuridis yang penting dalam kebanyakan daerah.
(Afandi, 1984).
dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.
(Subekti, 2001).
artinya bercerai. Kedua kata itu dipakai oleh para ahli fiqih sebagai satu
istilah yang berarti bercerai antara suami isteri. Menurut istilah Hukum Islam,
13
2. Menghilangkan ikatan perkawinan atau rnengurangi keterikatannya
Menimbang :
yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas kepada
berkeadilan;
c. bahwa ketentuan hukum acara perdata yang berlaku, Pasal 154 Reglemen
Hukum Acara untuk Daerah Luar Jawa dan Madura (Reglement Tot
14
diperbaharui (Het Herziene Inlandsch Reglement, Staatsblad 1941:44)
Mengingat :
15
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Mediator.
penyelesaian.
16
3. Sertifikat Mediator adalah dokumen yang diterbitkan oleh Mahkamah
5. Para Pihak adalah dua atau lebih subjek hukum yang bersengketa dan
penyelesaian.
6. Biaya Mediasi adalah biaya yang timbul dalam proses Mediasi sebagai
7. Resume Perkara adalah dokumen yang dibuat oleh Para Pihak yang
17
dan/atau permasalahan hukum yang disengketakan dalam proses
Mediasi.
10. Akta Perdamaian adalah akta yang memuat isi naskah perdamaian dan
12. Hakim Pemeriksa Perkara adalah majelis hakim yang ditunjuk oleh
juru sita, juru sita pengganti, calon hakim dan pegawai lainnya.
BAB II
Pasal 2
18
2. Pengadilan di luar lingkungan peradilan umum dan peradilan agama
Pasal 3
pada ayat (3), apabila diajukan upaya hukum maka Pengadilan Tingkat
19
7. Ketua Pengadilan menyampaikan laporan hasil Mediasi berikut berkas
Mahkamah Agung.
menjatuhkan putusan.
Bagian Kedua
Pasal 4
20
Hubungan Industrial;
Usaha;
dan
perundang-undangan;
perkara (intervensi);
pengesahan perkawinan;
21
dinyatakan tidak berhasil berdasarkan pernyataan yang ditandatangani
(2) huruf e dan salinan sah Sertifikat Mediator dilampirkan dalam surat
gugatan.
dan huruf e tetap dapat diselesaikan melalui Mediasi sukarela pada tahap
Pasal 5
menghendaki lain.
visual jarak jauh yang memungkinkan semua pihak saling melihat dan
Pasal 6
22
1. Para Pihak wajib menghadiri secara langsung pertemuan Mediasi dengan
langsung.
4. Alasan sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi antara lain:
b. di bawah pengampuan;
atau
dapat ditinggalkan.
Bagian Kelima
Pasal 7
23
2. Salah satu pihak atau Para Pihak dan/atau kuasa hukumnya dapat
bersangkutan:
Paragraf 1
Pasal 8
24
Paragraf 2
Pasal 9
perkara.
Pihak.
Pasal 10
Biaya lain-lain di luar biaya jasa Mediator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
25
Bagian Ketujuh
Pasal 11
3. Mediator non hakim dan bukan Pegawai Pengadilan yang dipilih atau
Pengadilan.
biaya.
Bagian Kedelapan
Pasal 12
Pengadilan;
26
Mediasi di Pengadilan;
terakreditasi;
bidang Mediasi.
Bagian Kesatu
Pasal 13
dapat menjalankan fungsi Mediator dalam hal tidak ada atau terdapat
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara sertifikasi Mediator
27
Bagian Kedua
Pasal 14
mengambil keputusan;
dan
28
k. membantu Para Pihak dalam membuat dan merumuskan Kesepakatan
Perdamaian;
m. menyatakan salah satu atau Para Pihak tidak beriktikad baik dan
Bagian Ketiga
Pasal 15
Pasal 16
Bagian Kesatu
Pasal 17
1. Pada hari sidang yang telah ditentukan dan dihadiri oleh Para Pihak,
29
Hakim Pemeriksa Perkara mewajibkan Para Pihak untuk menempuh
Mediasi.
acara.
4. Dalam hal para pihak lebih dari satu, Mediasi tetap diselenggarakan
Para Pihak.
30
e. kewajiban Para Pihak untuk menandatangani formulir penjelasan
Mediasi.
Bagian Kedua
Pasal 18
meliputi:
31
a. menyampaikan penjelasan Hakim Pemeriksa Perkara sebagaimana
Mediasi;
keputusan.
pada ayat (3) wajib berpartisipasi dalam proses Mediasi dengan iktikad
baik dan dengan cara yang tidak berlawanan dengan pihak lain atau kuasa
hukumnya.
Bagian Ketiga
Pasal 19
1. Para Pihak berhak memilih seorang atau lebih Mediator yang tercatat
32
2. Jika dalam proses Mediasi terdapat lebih dari satu orang Mediator,
Bagian Keempat
Pasal 20
mewajibkan Para Pihak pada hari itu juga, atau paling lama 2 (dua) hari
Pegawai Pengadilan.
3. Apabila Para Pihak tidak dapat bersepakat memilih Mediator dalam jangka
Pengadilan.
4. Jika pada Pengadilan yang sama tidak terdapat Hakim bukan pemeriksa
33
menjalankan fungsi Mediator dengan mengutamakan Hakim yang
bersertifikat.
5. Jika Para Pihak telah memilih Mediator sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), ketua majelis Hakim
Bagian Kelima
Pasal 21
Pihak dengan bantuan juru sita atau juru sita pengganti untuk menghadiri
pertemuan Mediasi.
3. Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah demi hukum tanpa
perlu dibuat surat kuasa, sehingga tanpa ada instrumen tersendiri dari
Hakim Pemeriksa Perkara, juru sita atau juru sita pengganti wajib
34
melaksanakan perintah Mediator Hakim maupun nonhakim untuk
melakukan panggilan.
Bagian Keenam
Pasal 22
Pasal 23
35
dalam Pasal 7 ayat (2), dikenai kewajiban pembayaran Biaya Mediasi.
dari biaya perkara yang wajib disebutkan dalam amar putusan akhir.
36
baik oleh Mediator, gugatan dinyatakan tidak dapat diterima oleh Hakim
BAB V
Bagian Kesatu
Pasal 24
(5), Para Pihak dapat menyerahkan Resume Perkara kepada pihak lain dan
Mediator.
Bagian Kedua
Pasal 25
1. Materi perundingan dalam Mediasi tidak terbatas pada posita dan petitum
37
gugatan.
Bagian Ketiga
Pasal 26
Bagian Keempat
Pasal 27
Mediator.
38
b. merugikan pihak ketiga; atau
pencabutan gugatan.
Pasal 28
39
mengajukan kembali Kesepakatan Perdamaian yang telah diperbaiki
Bagian Kelima
Pasal 29
pihak lawan.
pada ayat (1) dibuat dan ditandatangani oleh penggugat dengan sebagian
40
kesepakatan dan memenuhi ketentuan Pasal 27 ayat (2).
ayat (1).
5. Dalam hal penggugat lebih dari satu pihak dan sebagian penggugat
pada ayat (1) tidak dapat dilakukan pada perdamaian sukarela tahap
peninjauan kembali.
Pasal 30
1. Dalam hal Para Pihak mencapai kesepakatan atas sebagian dari seluruh
perkara atau tuntutan hukum yang belum berhasil disepakati oleh Para
Pihak.
3. Dalam hal Mediasi mencapai kesepakatan sebagian atas objek perkara atau
41
Perdamaian Sebagian tersebut dalam pertimbangan dan amar putusan.
ayat (2) dan ayat (3) berlaku pada perdamaian sukarela tahap
peninjauan kembali.
Pasal 31
dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilaksanakan jika putusan Hakim
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku jika Hakim Pemeriksa Perkara
menolak gugatan atau Para Pihak bersedia rukun kembali selama proses
pemeriksaan perkara.
Bagian Keenam
42
Mediasi Tidak Berhasil atau Tidak dapat Dilaksanakan
Pasal 32
dalam hal:
dalam hal:
Mediasi;
atau
43
berperkara lebih dari satu subjek hukum dan hadir di persidangan,
BAB VI
PERDAMAIAN SUKARELA
Bagian Kesatu
Pasal 33
pengucapan putusan.
44
Hakim Pemeriksa Perkara untuk melakukan perdamaian pada tahap
pemeriksaan perkara.
ayat (3).
Bagian Kedua
Peninjauan Kembali
Pasal 34
kasasi atau peninjauan kembali, Para Pihak atas dasar kesepakatan dapat
45
4. Akta Perdamaian ditandatangani oleh Hakim Pemeriksa Perkara tingkat
BAB VII
Pasal 35
proses Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dan ayat
(3), serta Pasal 33 ayat (4) tidak termasuk jangka waktu penyelesaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) dan Pasal 23 ayat (8) serta
46
4. Catatan Mediator wajib dimusnahkan dengan berakhirnya proses
Mediasi.
5. Mediator tidak dapat menjadi saksi dalam proses persidangan perkara yang
bersangkutan.
BAB VIII
Pasal 36
1. Para Pihak dengan atau tanpa bantuan Mediator bersertifikat yang berhasil
Hakim Pemeriksa Perkara dalam sidang yang terbuka untuk umum paling
47
lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak gugatan didaftarkan.
disampaikan kepada Para Pihak pada hari yang sama dengan pengucapan
Akta Perdamaian.
Pasal 37
diperbaiki.
Perkara.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Pada saat Peraturan Mahkamah Agung ini mulai berlaku, Peraturan Mahkamah
Pasal 39
48
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Indonesia.
BAB IV
HUKUM ACARA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 54
Pasal 55
49
dipanggil menurut ketentuan yang berlaku.
Pasal 56
(1) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang
(2) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tidak menutup
Pasal 57
Pasal 58
bedakan orang.
Pasal 59
50
(1) Sidang pemeriksaan Pengadilan terbuka untuk umum, kecuali apabila
sidang tertutup.
Pasal 60
Pasal 61
menentukan lain.
Pasal 62
(2) Tiap penetapan dan putusan Pengadilan ditandatangai oleh Ketua dan
51
Hakimhakim yang memutus serta Panitera yang ikut bersidang pada
Pasal 63
Pasal 64
Bagian Kedua
Paragraph 1
Umum
Pasal 65
Paragraf 2
52
Cerai Talak
Pasal 66
(1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya
kediaman pemohon.
(4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri,
(5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan
Pasal 67
memuat:
53
a. nama, umur, dan tempat kediaman pemohon, yaitu suami, dan
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 79, Pasal 80 ayat (2), Pasal 82, dan Pasal 83.
Pasal 70
(2) Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), istri
tersebut.
(4) Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus
54
dalam suatu akta otentik untuk mengucapkan ikrar talak, mengucapkan
(5) Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut, tetapi tidak
atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya istri atau
wakilnya.
(6) Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan
hari sidang penyaksian ikrar talak, tidak datang menghadap sendiri atau
Pasal 71
(1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi dalam sidang ikrar
talak.
Pasal 72
ketentuanketentuan dalam Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat
Paragraf 3
55
Cerai Gugat
Pasal 73
(3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri,
Pasal 74
Pasal 75
56
Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan bahwa tergugat
Pasal 76
saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan
suami istri.
hakam.
Pasal 77
Pasal 78
Pengadilan dapat:
57
a. menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami;
pendidikan anak;
barang yang menjadi hak bersama suami istri atau barang-barang yang
Pasal 79
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 82
58
berusaha mendamaikan kedua pihak.
(2) Dalam sidang perdamaian tersebut, suami istri harus datang secara
negeri, dan tidak dapat datang menghadap secara pribadi dapat diwakili
pribadi.
Pasal 83
perceraian baru berdasarkan alasan yang ada dan telah diketahui oleh
Pasal 84
59
untuk itu.
maka satu helai salinan putusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
Pasal 85
Pasal 86
60
(1) Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta
hukum tetap.
(2) Jika ada tuntutan pihak ketiga, maka Pengadilan menunda terlebih
Paragraf 4
Pasal 87
(1) Apabila permohonan atau gugatan cerai diajukan atas alasan salah
itu bukan tiada pembuktian sama sekali serta upaya peneguhan alat bukti
tidak mungkin lagi diperoleh baik dari pemohon atau penggugat maupun
Pasal 88
61
(1) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
cara lain.
(2) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
Bagian Ketiga
Biaya Perkara
Pasal 89
penggugat atau.pemohon.
penetapan.atau..putusan..akhir.
Pasal 90
2006.
Pasal 91
62
(2) Jumlah biaya yang dibebankan oleh Pengadilan kepada salah satu
perkara itu, harus dicantumkan juga dalam amar penetapan atau putusan
Pengadilan.
wakilnya.
keterangannya masing-masing.
dengan patut.
63
Pasal 90
perkara tersebut;
tersebut; dan
E Kerangka Berpikir
sebagai diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang
64
Berbeda dengan pendapat Sugiyono, yang mendefinisikan kerangka
berpikir sebagai model konseptual yang dimanfaatkan sebagai teori yang ada
alangkah lebih baiknya jika hal tersebut mampu menjelaskan secara teoritis.
variable dependent.
yang akan meneliti dua variable atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu
variable atau lebih secara mandiri, maka peneliti hanya bisa mengemukakan
65
BAB III
METODE PENENLITIAN
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh (Moleong L. J., 2007)
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
66
kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi
(Koentjaraningrat, 1993:89).
B Tempat Penelitian
1. Subjek Penelitian
kabupaten kediri.
2. Objek Penelitian
1. Wawancara/interview
mendalam.
67
Pengadilan Agama Kabupaten Kediri sesuai surat permohonan
2. Dokumentasi
68
Dokumen merupakan bahan kajian yang berupa tulisan, foto,
film atau hal-hal yang dapat dijadikan sumber kajian selain melalui
J., 2007).
dipilah untuk diambil mana yang sesuai dengan fokus yang diteliti.
hasil kajian dan penelitian yang dilakukan dapat disajikan lebih valid
69
a. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
g. (Hj. Sulaikan Lubis, S.H., M.H. Hj. Wismar 'Ain Marzuki, S.H.,
Indonesia.
resolfing conflict.
a. Pengumpulan Data
70
permasalahan secara mendalam, maka dalam data kualitatif
digunakan.
Kabupaten Kediri.
Kediri.
b. Reduksi data
71
Langkah pertama adalah reduksi data. Pada tahap ini, kami
penelitian kami. Pada fase ini, kami akan memisahkan mana yang
penting dan mana yang tidak agar data yang terkumpul lebih sesuai
partisi juga dilakukan selama fase ini. Selain itu, juga merupakan
mereduksi data dari hasil penelitian mulai dari data yang berupa
c. Penyajian data
72
data maka sampailai penulis dalam proses penyajian data dimana
73
DAFTAR PUSTAKA
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/6243accfd3afb/memahami-
pengertian-implementasi-tujuan-faktor-dan-contohnya
cipta.
bakti.
Hj. Sulaikan Lubis, S.H., M.H. Hj. Wismar 'Ain Marzuki, S.H., M.H. (2005).
PRENADAMEDIA GROUP.
74
Kovach, K. K. (1994). mediation principles and practice. minnesota: west
publishing.
rosdakarya offset.
lfabeta.
75
Sutopo. (2006). metodologi penelitian kualitatif. surakarta: UNS.
data-kualitatif
76