Anda di halaman 1dari 4

Lecturer Notes Program Studi Hukum

Hukum Acara Pidana Universitas Nusa Putra

SESI 7

PEMBUKTIAN DALAM PERKARA


PIDANA

Oleh: Rida Ista Sitepu, S.H., M.H

A. Pengertian Pembuktian

 Pembuktian dalam bahasa belanda yaitu “BEWIJS”


 Menurut Subekti, membuktikan adalah meyakinkan Hakim tentang kebenaran dalil atau dalil-
dali yang dikemukakan dalam suatu sengketa
 Tujuan Pembuktin dalam HAP adalah untuk memberikan kepastian yang diperlukan dalam
menilai sessuatu hal tertentu tentang Fakta-fakta atas penilaian tersebut harus didasarkan.

Pada dasarnya pembuktian dalam perkara Pidana berbeda dengan pembuktian dalam perkara
Perdata.

Dalam perkara Pidana, tujunya untuk mencari kebenaran Materil yaitu kebenaran yang
sesungguhnya (Beyond Regsonable doubt), jadi peristiwa hukumnya harus terbukti.

Sedangkan pembuktian dalam perkara Perdata, tujuanya untuk mencari kebenaran Formil,
yaitu hakim tidak boleh melewati batas-batas permintaan yang diajukan oleh para pihak yang
berpekara. (Prepon Of Evidence).

B. Teori Pembuktian Dalam HAP


Berbicara tentang pembuktian setidaknya terdapat 4 teori, yaitu :
1. Pembuktian menurut undang-undang
Secara Positif (Positive Wetteljik Bewijst heorie).
Yaitu : Pembuktian yang dilakukan oleh hakim berdasarkan alat bukti yang
ditentukan oleh undang-undang.
 Pertimbangan Subjektif hakim dikesampingkan.
2. Pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim saja (Conviction Intime)
Yiatu: Pembuktian dilakukan berdasarkan keyakinan hakim.
 Hakim tidak terikat oleh bermacam-macam alat bukti yang diatur oleh UU

© 2023 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Pidana Universitas Nusa Putra

 Keyakinan dilakukan berdasarkan keterangan saksi dan pengakuan


terdakwa bukti lain bisa diabaikan.
3. Pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim secara Logis (Conviction Raisonnee)
Yaitu: pembuktian dilakukan oleh seorang hakim berdasarkan asalasan yang jelas.
 Hakim leluasa tanpa adanya pembatasan darimana keyakinan tersebut
muncul dikenal dalam Convictioan Intime berbeda dengan conviction
Raisonnee
 Hakim wajib menjelaskan setiap alasan yang mendasari keyakinanya,
4. Pembuktian berdasarkan undang-undang secara Negatif (Negatife Wettellijk
Bewijs Theorie)
Yaitu : Campuran antara Conviction Raisonnee dengan Positief Wettelijk
Bewijsttheorie. Yaitu salah atau tidaknya seorang terdakwa didasarkan pada cara
dan dengan alat bukti yang sah menurut undang-undang.

Dari 4 teori tersebut, Indonesia menganut sistem berdasarkan undang-undang


Negatif, hal tersebut dapat dilihat dari pasal 183 KUHAP yaitu,

“Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukanya”

Atau istilah lain disebut dengan kekuatan Pembuktian, karena dengan alat bukti
tersebut, hakim meutus suatu perkara bahkan hakim dilarang menjatuhkan
pidananya tanpa berdasar pada minimal dua alat bukti yang sah ditambah dengan
keyakinan hakim.

C. Barang Bukti dan Alat Bukti

Kedua istilah tersebut BERBEDA


 Barang bukti, barang-barang baik yang berwujud, bergerak atau tidak bergerak
yang dapat dijadikan sebagai alat bukti untuk diperlihatkan di persidangan.

© 2023 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Pidana Universitas Nusa Putra

 Alat bukti, segala sesuatu yang ada hubunganya dengan suatu perbuatan,
Dimana dengan alat bukti tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pembuktian.

Alat bukti yang sah diatur dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP

1. Keterangan Saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa

1) Saksi, orang yang melihat, mendengar dan mengalami sendiri suatu tindak pidana.
Syarat-syarat saksi yang dapat di nilai sebagai alat bukti:
a. Dinyatakan dalam sidang pengadilan secara langsung.
b. Keterangan diberikan di bawah sumpah.
c. Saksi harus lebih dari saksi (unus testis-nullus testis) yaitu suatu saksi
bukan saksi.
d. Keterangan saksi harus bersesuaian satu dengan yang lain dan alat bukti
yang lain.
e. Cara hidup dan kesusilaan saksi.

Saksi yang tidak dapat didengar keteranganya :

1. Keluarga sedarah lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ke-3 dari
terdakwa.
2. Saudara, seibu, atau saudara bapak yang punya hubungan karena
perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ke-3
3. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah cerai.
2) Saksi Ahli
Tidak harus, melihat, mendengar atau mengalami sendiri suatu tindak Pidana, tapi
punya keahlian khusus contoh :
a. Pasal 132 = ahli dalam bidang surat
b. Pasal 133 = ahli kedoteran

© 2023 - Universitas Nusa Putra


Lecturer Notes Program Studi Hukum
Hukum Acara Pidana Universitas Nusa Putra

3) Surat
Secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk tulisan
tercetak atau tidak yang berisi pesan dari pengirim pesan yang ditujukan kepada
penerima pesan, diatur dalam Pasal 187 KUHAP
4) Petunjuk diatur dalan pasal 188 ayat (1) KUHAP
 Petunjuk dapat diperoleh dari saksi, surat dan keterangan terdakwa yang
bersesuaian.
 Tidak memiliki wujud konkrit (abstrak).
5) Keterangan Terdakwa
Yaitu perbuatan yang dilakukan atau yang diketahui sendiri atau yang dialami sendiri
oleh terdakwa
 Di dalamnya terdapat pengakuan, tetapi bukan itu yang dikejar atau yang
terpenting dalam pemeriksaan ini, meskipun terdakwa mengakui perbuatanya

© 2023 - Universitas Nusa Putra

Anda mungkin juga menyukai