NAMA DOSEN:
LAURELIUS ARLIMAN SIMBOLON,SH,SE,MH,M.kn.
DISUSUN OLEH
NAMA :GEVIN APRIOFALDO AZWIN
EMAIL :GEVINAPRIOFALDO1999@GMAIL.COM
NO BP :1910003600474
KELAS :3H4
FAKULTS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2020/2021
A.PENDAHULUAN
Pokok bahasan mengenai pembuktian mengundang perbedaan pendapat
diantara ahli hukum dalam mengklasifikasikannya apakah termasuk ke dalam
hukum perdata atau hukum acara perdata. Prof. Subekti, S.H. mantan ketua MA
dan guru besar hukum perdata pada Universitas Indonesia berpendapat bahwa
sebenarnya soal pembuktian ini lebih tepat diklasifikasikan sebagai hukum acara
perdata (procesrecht) dan tidak pada tempatnya di masukkan dalam B.W., yang
pada asasnya hanya mengatur hal-hal yang termasuk hukum materil. Begitu juga
dengan pembuktian dalam hukum acara PTUN.
Sebagaimana diketahui bersama, tugas seorang Hakim ialah menetapkan
hukum untuk suatu keadaan tertentu, atau menerapkan hukum atau undang-
undang, menetapkan apakah yang “hukum” anatara dua pihak yang bersangkutan
itu. Dalam sengketa yang berlangsung di muka Hakim itu, masing-masing pihak
mengajukan dalil-dalil (posita) yang saling bertentangan. Hakim harus memeriksa
dan menetapkan dalil-dalil manakah yang benar dan dalil-dalil manakah yang tidak
benar. Berdasarkan duduk perkara yang ditetapkan sebagai yang sebenarnya itu,
Hakim dalam amar atau “dictum” putusannya, memutuskan siapakah yang
dimenangkan dan siapakah yang dikalahkan. Dalam melaksanakan pemerikasaan
itu tadi, Hakim harus mengindahkan aturan-aturan tentang pembuktian.
Kesewenang-wenangan (willekeur) akan timbul apabila Hakim dalam
melaksanakan tugasya itu, diperbolehkan menyandarkan putusannya hanya atas
keyakinannya, biarpun itu sangat kuat dan sangat murni. Keyakinan Hakim itu
harus didasarkan pada sesuatu, yang oleh undang-undang dinamakan alat
bukti. Dengan alat bukti ini, masing-masinng pihak berusaha membuktikan
dalilnya atau pendiriannya yang dikemukakan kepada Hakim yang diwajibkan
memutusi perkara mereka.[1]
Dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang Pembuktian, teori-
teorinya dan alat-alat bukti dalam pengadilan PTUN
B.PEMBAHASAN
C.PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA