Anda di halaman 1dari 21

Pemeriksaan Saksi,

Pembuktian dan
Requistoir
Oleh :
1. Miranda Ramadani (1910113081)
2. Shania Ramadenisa (1910112021)
3. Purnama Zikro (1910113052)
KELOMPOK 4
4. Muhammad Fadhil (1910112171)
5. Muhammad Ziddane Kasmy (1910112067)
1.

PEMERIKSAAN
SAKSI
PEMERIKSAAN SAKSI

Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah


apa yang saksi nyatakan di sidang
pengadilan.
1. PEMERIKSAAN SAKSI DI TINGKAT
PENYIDIKAN

Penyidik karena kewajibannya mempunyai wewenang


memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi. Di tingkat penyidikan, pemeriksaan saksi
harus dibuatkan berita acaranya. Dasar hukum pemeriksaaan
saksi di tingkat penyidikan adalah Pasal 112 KUHAP
2. PEMERIKSAAN SAKSI DI
PENGADILAN

Setiap saksi yang telah diperiksa oleh penyidik, dan saksi itu
tercantum dalam pelimpahan berkas perkara, “wajib didengar
keterangannya” di muka persidangan tanpa mempersoalkan
apakah saksi tersebut memberatkan atau meringankan
terdakwa.
PERTAMA
Keluarga sedarah atau semenda dalam garis
Dengan lahirnya UU Nomor 8 Tahun lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat
ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama
1981 tentang KUHAP, maka dalam
sebagai terdakwa.
perkara pidana pemeriksaan saksi di
persidangan diatur tersendiri berbeda KEDUA
dengan pemeriksaan saksi dalam Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama
perkara perdata sebagaimana di atas. sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak,
juga mereka yang mempunyai hubungan karena
Pasal 168 KUHAP menentukan tiga perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa
golongan yang tidak dapat didengar sampai derajat ketiga.
keterangannya dan dapat KETIGA

mengundurkan diri sebagai saksi. suami atau istri terdakwa meskipun sudah
bercerai atau yang bersama-sama sebagai
terdakwa.
Terhadap ketiga golongan saksi tersebut, harus disampaikan
adanya hak untuk mengundurkan diri sebagai saksi,
selanjutnya apabila tidak menggunakan haknya untuk mundur
dan tetap berkehendak menjadi saksi maka atas hal tersebut
harus ada persetujuan yang tegas dari penuntut umum
maupun terdakwa untuk kemudian saksi tersebut dapat
memberikan keterangan di bawah sumpah. Tanpa adanya
persetujuan dari penuntut umum maupun terdakwa, maka
hanya dapat memberikan keterangan tanpa sumpah.

(PASAL 168 DAN 169 KUHAP).


Mereka yang karena jabatan, harkat martabat Terhadap hal yang terakhir tidak ada
atau jabatannya diwajibkan menyimpan bedanya dengan ketentuan hukum
rahasia, dapat minta dibebaskan menjadi acara sebelum berlakunya KUHAP.
saksi, terhadap hal apa yang dipercayakan Perbedaan terletak dalam hal saksi
kepadanya. Sah tidaknya alasan yang yang mempunyai hak untuk
disampaikan ditentukan oleh hakim (Pasal 170 mengundurkan diri sebagai saksi,
KUHAP). ternyata tidak menggunakan haknya
Sedangkan terhadap anak yang umurnya dan tetap berkehendak menjadi saksi,
belum cukup lima belas tahun dan belum tidak serta merta dapat didengar
pernah kawin maupun terhadap orang sakit keterangannya dibawah sumpah,
ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang- melainkan masih digantungkan pada
kadang ingatannya baik kembali dapat persetujuan tegas dari penuntut umum
memberikan keterangan di bawah sumpah. maupun terdakwa.
2.

PEMBUKTIAN
Pengertian Pembuktian Sistem Pembuktian
Pembuktian adalah ketentuan yang berisi a) Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim
penggarisan dan pedoman tentang cara-cara belaka atau "conviction intime “.
yang dibenarkan undang-undang membuktikan b) Sistem pembuktian menurut undang-undang secara
kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. positif atau ”wettelijk stesel ”.
Pembuktian juga merupakan ketentuan yang c) Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim
mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan atas alasan yang logis atau ”Iaconvictioan raisonel".
undang-undang dan boleh digunakan hakim d) Sistem pembuktian menumt undang - undang secara
membuktikan kesalahan yang didakwakan negatif atau "negative wettelijk slesel ”.
Sistem Pembuktian yang Dianut Indonesia Ruang Lingkup Pembuktian
a) Pasal 183 KUHAP; a) Sistem pembuktian.
Hakim tidak boleh menj atuhkan pidana kepada b) Jenis alat bukti.
seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya c) Cara menggunakan dan nilai.
dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa d) Kekuatan pembuktian masing-
suatu tindak pidana benar-benar terj adi dan bahwa masing alat bukti.
terdakwalah yang bersalah melakukannya.
b) Pasal 294 HIR;
Tidak akan dijatuhkan hukuman kepada seseorang pun
jika hakim tidak yakin kesalahan terdakwa dengan upaya
bukti menurut undang-undang bahwa benar telah terjadi
perbuatan pidana dan bahwa tertuduhlah yang Salah
melakukan perbuatan tersebut.
Prinsip Pembuktian Tahapan Hukum Acara Pidana
a) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu Sebagai Suatu Sistem
dibuktikan notoire feiten (pasal 184 ayat 2 KUHAP). 1) Penyelidikan.
b) Satu saksi bukan saksi Unus Testis Nullus Testis
2) Penyidikan.
(pasal 185 ayat 2 KUHAP).
3) Prapenuntutan.
c) Pengakuan (keterangan) terdakwa tidak cukup
untuk membuktikan bahwa ia bersalah (pasal 189
4) Penuntutan.
ayat 4 KUHAP). 5) Pemeriksaan di sidang Pengadilan.
d) Siapa yang mendalilkan/menuntut maka dialah 6) Putusan Pengadilan.
yang membuktikan. 7) Upaya Hukum.
e) Testimonium de auditu (pasal 185 ayat 5 8) Pelaksanaan Putusan Pengadilan.
KUHAP).Alat bukti sah keterangan saksi dan surat 9) Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Putusan
diperoleh dari atau berdasarkan sumpah/janji atau
Bersyarat.
dikuatkan dengan sumpah (pasal 185 ayat 7 KUHAP
dan pasal 187KUHAP)
ALAT-ALAT BUKTI
YANG SAH

1. KETERANGAN SAKSI

A. PENGERTIAN B. KEWAJIBAN MEMBERI KESAKSIAN


Orang yg menjadi saksi setelah dipanggil ke suatu
Salah satu alat bukti dalam perkara pidana yg
sidang pengadilan untuk memberikan
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu
keterangan, tapi menolak kewajiban itu ia dapat
peristiwa pidana yg ia dengar sendiri,
dikenakan pidana berdasarkan ktt uu yg berlaku.
ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri dgn
Demikian halnya dengan saksi ahli (ps 159 ayat
menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
(2) KUHAP).
(ps 1 butir 27 KUHAP).
ALAT-ALAT BUKTI
YANG SAH

2. KETERANGAN AHLI

Keterangan yg diberikan oleh seorang yg memiliki keahlian khusus tentang hal yg diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (Ps 1 butir 28 KUHAP).

Keterangan ahli diberikan di bawah sumpah/janji dihadapan hakim. Dapat diberikan pd waktu
pemeriksaan oleh Penyidik dan PU yg dituangkan dalam suatu laporan dan dibuat mengingat
sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan (Penjelasan Ps. 186 KUHAP).
ALAT-ALAT BUKTI
YANG SAH

3. SURAT (PASAL 187 KUHP)

Surat sebagai alat bukti dibuat atas sumpah jabatan atau dibuatkan
dengan sumpah
ALAT-ALAT BUKTI
YANG SAH

4. PETUNJUK
Perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena penyesuaiannya baik antara
yang satu dengan yang lain maupun dengan TP itu sendiri menandakan
bahwa telah terjadi suatu TP dan siapa pelakunya (Ps. 188 (1) KUHAP).
Petunjuk dapat diperoleh dari:
1.Keterangan saksi.
2.Surat.
3.Keterangan terdakwa
ALAT-ALAT BUKTI
YANG SAH

5. KETERANGAN TERDAKWA
Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah
melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai
dengan alat bukti yg lain. (Ps 189 (4).
Keterangan terdakwa di luar sidang :
- Ket yang diberikan dalam pemeriksaan penyidikan.
- Ket tersebut dicatat dlm BA Penyidikan.
-BAP tsb ditandatangani oleh pejabat penyidik dan terdakwa Penuntutan oleh
PU (Rekuisitoir) Setelah pemeriksaan alat-alat bukti.
3.

Requisitoir/
Tuntutan Pidana
PENGERTIAN

Rekuisitor adalah surat yang memuat pembuktian Surat


Dakwaan berdasarkan alat-alat bukti yang terungkap di
persidangan dan kesimpulan penuntut umum tentang
kesalahan terdakwa disertai dengan tuntutan pidana.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM
MEMBUAT SURAT TUNTUTAN :

1. Surat Tuntutan harus disusun secara sistematis.


2. Harus menggunakan susunan tata bahasa indonesia yang
baik dan benar.
3. Isi dan maksud dari Surat Tuntutan harus jelas dan mudah
dimengerti.
4. Apabila menggunakan teori hukum harus menyebut
sumbernya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai