Anda di halaman 1dari 10

Lex Privatum, Vol.II/No.

1/Jan-Mar/2014

ALAT BUKTI TULISAN DALAM Penyelesaian perkara perdata di


PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA pengadilan tentunya memerlukan alat bukti
DI PENGADILAN1 yang diperlukan. Fungsi alat bukti
Oleh : Octavianus M. Momuat 2 sangatlah penting untuk menentukan
kebenaran dan keadilan bagi pihak-pihak
ABSTRAK yang berperkara. Alat bukti sangatlah
Dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan bagi para pihak untuk
mengetahui bagaimanakah alat-alat bukti memperjuangkan kepentingannya agar
yang diperlukan dalam pembuktian perkara tidak dirugikan oleh pihak lain dan bagi
perdata dan bagaimanakah alat bukti hakim dapat dijadikan dasar untuk
tulisan digunakan dalam pembuktian mengambil putusan akhir guna
perkara perdata di pengadilan. Dengan menyelesaikan perkara perdata di
menggunakan metode penelitian yuridis pengadilan. Hal-hal yang perlu dibuktikan
normative, maka dapat disimpulkan, bahw: dalam perkara perdata berkaitan dengan
1. Alat-alat bukti yang diperlukan dalam hak, kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa
pembuktian perkara perdata, yaitu bukti dan fakta.
tulisan atau bukti dengan surat; bukti Apabila diteliti pasal-pasal yang tersebut
dengan saksi; persangkaan; pengakuan dan di bawah ini, yaitu Pasal 1865 KUH Perdata
sumpah. Alat bukti ahli atau keterangan. yang berbunyi: Setiap orang yang
Hakim dalam memutus perkara terikat mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu
pada alat bukti yang sah menurut undang- hak atau guna meneguhkan haknya sendiri
undang untuk mencari kebenaran formal. maupun membantah suatu hak orang lain,
Untuk mencari kebenaran materiil Hakim menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan
akan memeriksa fakta-fakta suatu perkara membuktikan adanya hak atau peristiwa
yang dapat dibuktikan sebagai dasar tersebut. Pasal 163 HIR berbunyi:
memutus suatu perkara. 2. Alat bukti Barangsiapa yang mengatakan mempunyai
tulisan atau bukti dengan surat, terdiri atas barang sesuatu hak atau menyebutkan
dua macam, yaitu akta dan tulisan atau sesuatu kejadian untuk meneguhkan
surat-surat lain. Dalam pembuktian perkara haknya itu atau untuk membantah hak
perdata di pengadilan, yaitu alat bukti yang orang lain, maka orang itu harus
berbentuk tulisan atau surat merupakan membuktikan adanya hak itu atau adanya
alat bukti yang diutamakan jika kejadian itu. 3
dibandingkan dengan alat-alat bukti Bunyi dari kedua pasal tersebut di atas
lainnya. Bukti tulisan atau bukti dengan dapat diketahui bahwa yang harus
surat merupakan bukti yang sangat penting dibuktikan di muka sidang pengadilan itu
dalam pemeriksaan perkara perdata di tidak hanya peristiwa-peristiwa atau
pengadilan. Karena memang alat bukti ini kejadian-kejadian saja, tetapi juga suatu
dibuat juga untuk kepentingan pembuktian hak. Pendapat ini didasarkan pada bunyi
apabila terjadi sengketa. kalimat terakhir dari Pasal 1865 KUH
Kata kunci: Alat bukti tulisan, perdata W Œ š U Ç ]šµV ^ ]Á i] l v u u µlš]l v
vÇ Z l š µ ‰ Œ]•š]Á š Œ• µš_ v
PENDAHULUAN dalam Pasal 163 HIR, yaitu orang itu harus
A. LATAR BELAKANG membuktikan adanya hak itu atau adanya
l i ] v ]šµ_X : ] vP v š P • dinyatakan

1 3
Artikel Skripsi Teguh Samudera, Hukum Pembuktian Dalam Acara
2
NIM 1007115500 Perdata. Cetakan I. Alumni. Bandung. 1992, hal. 16.

134
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

oleh undang-undang apa yang harus 2. Bukti dengan saksi;


dibuktikan di depan sidang pengadilan 3. Bukti dengan persangkaan;
negeri.4 4. Bukti dengan pengakuan; dan
Masalah beban pembuktian adalah 5. Bukti dengan sumpah. 8
masalah yang dapat menentukan jalannya
pemeriksaan perkara dan menentukan hasil B. RUMUSAN MASALAH
perkara yang pembuktiannya itu harus 1. Bagaimanakah alat-alat bukti yang
dilakukan oleh para pihak (bukan hakim) diperlukan dalam pembuktian perkara
dengan jalan mengajukan alat-alat bukti perdata ?
dan hakimlah (berdasarkan pertimbangan 2. Bagaimanakah alat bukti tulisan
dengan melihat situasi dan kondisi dari digunakan dalam pembuktian perkara
perkara/dilihat kasus demi kasus) yang perdata di pengadilan ?
akan menentukan pihak mana yang harus
membuktikan dan yang kebenarannya itu C. METODE PENELITIAN
dijadikan salah satu dasar untuk mengambil Metode Penelitian yang digunakan yakni
putusan akhir. 5 Dari ketentuan Pasal 1865 metode penelitian hukum normatif. Bahan-
KUH Perdata dan Pasal 163 HIR dapat bahan hukum dikumpulkan melalui studi
disimpulkan bahwa orang yang mendalilkan kepustakaan, yaitu: peraturan perundang-
adanya suatu hak atau kejadian untuk undangan, buku-buku, karya ilmiah hukum,
meneguhkan haknya itu, harus bahan-bahan tertulis lainnya serta kamus-
membuktikan adanya hak atau peristiwa kamus hukum. Untuk menyusun
tersebut.6 pembahasan, bahan-bahan hukum
Suatu alat bukti yang akan diajukan ke dianalisis secara normatif.
pengadilan merupakan alat bukti yang
harus relevan dengan yang akan dibuktikan. PEMBAHASAN
Alat bukti yang tidak relevan akan A. ALAT-ALAT BUKTI YANG DIPERLUKAN
membawa risiko dalam proses pencarian DALAM PEMBUKTIAN PERKARA
keadilan, diantaranya, akan menimbulkan PERDATA
praduga-praduga yang tidak perlu sehingga Mengenai alat-alat pembuktian itu
mebuang-buang waktu, penilaian terhadap sendiri didalam HIR ketentuannya dapat
masalah yang diajukan tidak proporsional kita temukan pada Pasal 164 (Pasal 1866
karena membesar-besarkan masalah yang KUH Perdata) yang berbunyi: Maka yang di
kecil atau mengecilkan masalah yang sebut bukti, yaitu: Bukti surat, Bukti saksi,
sebenarnya besar, di mana hal ini akan Sangka, Pengakuan, Sumpah. Semua itu
menyebabkan proses peradilan menjadi dengan memperhatikan peraturan yang
tidak sesuai lagi dengan asas peradilan yang diperintahkan dalam segala pasal di bawa
dilakukan sengan cepat, sederhana dan ini. HIR masih mengenal alat pembuktian
biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak lain yaitu hasil pemeriksaan setempat,
memihak.7 seperti yang ditentukan dalam pasal-pasal:
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum íX W • o íñï ~í• ,/Z Ç vP Œ µvÇ]W ^:]l
Perdata, Pasal 1866 Burgelijk Wetboek ditimbang perlu atau faedahnya, maka
(BW) alat-alat bukti terdiri dari: ketua boleh mengangkat satu atau dua
1. Bukti dengan tulisan; orang komisaris dari pada dewan itu,

4 8
Ibid, hal. 17. Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pidana,
5
Ibid, hal. 22. Perdata dan Korupsi di Indonesia, (Editor)
6
Ibid Andriansyah, Cetakan 1, Raih Asa Sukses, Jakarta,
7
Ibid, hal. 15. 2011, hal. 133.

135
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

yang dengan bantuan panitera materil dari hukum acara perdata,


pengadilan akan melihat keaadaan sedangkan pembuktian dalam RIB dan RDS
tempat atau menjalankan pemeriksaan mengatur aspek formil dari hukum acara
di tempat itu, yang dapat menjadi perdata. 11 Berdasarkan KUHPerdata, RIB
l š Œ vP v l ‰ Z l]u_X dan RDS disebut alat-alat bukti terdiri dari
2. Pasal 154 HIR (hasil penyelidikan orang bukti tulisan (sebutan dalam KUHPerdata)
Zo]• Ç vP Œ µvÇ]W ^:]l ‰ vP ]o v atau bukti dengan surat (sebutan dalam RIB
negeri menimbang, bahwa perkara itu dan RDS); bukti dengan saksi; persangkaan;
dapat lebih terang, jika diperiksa atau pengakuan dan sumpah. Sementara itu,
dilihat oleh orang ahli, maka dapatlah ia alat bukti ahli atau keterangan ahli dasar
mengangkat ahli itu, baik atas hukumnya terdapat dalam RIB dan RDS.12
permintaan kedua pihak maupun karena Alat-alat bukti sah dalam Pasal 164 HIR
jabatannya.9 /284 RBg, yaitu:
Menurut Goodhart, setiap hakim akan 1. Bukti Surat/Tulisan;
mengulas fakta-fakta suatu perkara yang 2. Bukti Saksi;
dapat dibuktikan. Berdasarkan fakta-fakta 3. Bukti Persangkaan;
tersebut, hakim mengulas argumen hukum 4. Bukti Sumpah;
untuk sampai pada suatu kesimpulan dalam Ada lagi yang penting sebagai alat bukti
rangka memutus suatu perkara. Fakta-fakta yaitu:
terpenting dalam perkara tesebut 1. Pemeriksaan setempat; Pasal 153
digabungkan dengan argumen hukum HIR/180 RBg;
menjadi suatu pertimbangan sebagai 2. Keterangan orang ahli (expert), tentang
prinsip hukum yang bersifat mengikat yang pendapatnya; Pasal 154 HIR/181 RBg.13
dikenal dengan istilah ratio decidendia. Sistem HIR/RBg: Dalam acara perdata,
Ratio-nya telah ditetapkan sebagai prinsip Hakim terikat pada alat-alat bukti yang sah
yang harus diambil dari putusan hakim dalam undang-undang, sehingga putusan
berdasarkan fakta-fakta yang dianggap hakim juga didasarkan pada undang-
hakim sebagai materi. 10 undang atas alat bukti tersebut. Dalam
Kembali kepada pembuktian dalam pasal tentang alat-alat bukti tersebut
perkara perdata, khususnya di Indonesia ditentukan bahwa di dalam segala hal
tidaklah terlepas dari Buku keempat dengan memperhatikan aturan/ketentuan-
KUHPerdata yang mengatur mengenai ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal
Pembuktian dan Daluwarsa. Selain berikutnya.14
KUHPerdata, masalah pembuktian perkara 1. Bukti Surat/Tulisan
perdata di Indonesia juga diatur dalam Bukti tulisan atau bukti dengan surat
Reglemen Indonesia yang dibaharui, merupakan bukti yang sangat krusial dalm
Staatblad 1941, Nomor 44 (RIB) dan di pemeriksaan perkara perdata di
dalam Regelement Buiten Gewesten (RBG) pengadilan. Hal ini sebagaimana telah
atau Reglemen Daerah Seberang (RDS). diutarakan sebelumnya bahwa bukti
Perlu diketahi bahwa HIR atau RIB hanya tertulis atau bukti dengan surat sengaja
diperuntukkan bagi Jawa dan Madura, dibuat untuk kepentingan pembuktian di
sedangkan RBG atau RDS diperuntukkan di
luar Jawa dan Madura. Pembuktian dalam 11
Ibid, hal. 81.
buku keempat KUHPerdata adalah aspek 12
Ibid.
13
Soeparmono, Hukum Acara Perdata dan
Yurisprudensi, Cetakan II. CV. Mandar Maju,
9
Teguh Samudera, op.cit. hal. 35. Bandung, 2005, hal. 118.
10 14
Ibid. Ibid.

136
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

kemudian hari bilamana terjadi sengketa. 4. Pengakuan


Secara garis besar, bukti tulis atau bukti Dalam konteks hukum pembuktian,
bukti dengan surat terdiri atas dua macam, pengakuan dikenal dengan istilah
yaitu akta dan tulisan atau surat-surat confessions evidence. Mengenai pengakuan
lain. 15 yang dikemukakan oleh salah satu pihak,
2. Saksi ada yang dilakukan di depan persidangan
Menjadi saksi dalam persidangan di ataupun di luar sidang pengadilan. Suatu
pengadilan merupakankewajiban setiap pengakuan tidak boleh dipisah-pisah
warga negara. Saksi yang dimaksudkan di sehingga merugikan pihak yang
sini adalah saksi fakta. Dalam konteks memberikan pengakuan. Akan tetapi,
perkara perdata jika bukti tulisan kurang hakim secara leluasa dapat memisah
cukup, pembuktian selanjutnya adalah pengakuan tersebut jika si berutang dalam
dengan dalil-dalil yang diajukan di muka melakukan pengakuan untuk
sidang. Ada saksi yang dihadirkan ke membebaskan dirinya telah mengajukan
pengadilan yang secara kebetulan, melihat, hal-hal palsu. Pengakuan yang diberikan di
medengar atau mengalami sendiri suatu depan persidangan merupakan suatu bukti
peristiwa, namun ada juga saksi yang yang sempurna terhadap pihak yang telah
dihadirkan yang dengan sengaja diminta melakukannya, baik sendiri maupun
untuk menyaksikan suatu peristiwa hukum dengan perantaraan seseorang yang khusus
pada saat peristiwa itu dilakukan di masa dikuasakan untuk itu. Suatu pengakuan
lampau.16 yang dilakukan di depan persidangan tidak
3. Persangkaan-Persangkaan dapat ditarik kembali, kecuali apabila
Dalam hukum acara perdata dibuktikan bahwa pengakuan itu
persangkaan-persangkaan atau merupakan akibat suatu kekhilafan
vermoedens adalah alat bukti yang bersifat mengenai hal-hal yang terjadi. Suatu
pelengkap atau accessory evidence. Artinya, penagkuan tidak dapat ditarik kembali
persangkaan-persangkaan bukanlah alat dengan alasan seolah-olah orang yang
bukti yang mandiri. Persangkaan- melakukan khilaf mengenai hukum.
persangkaan dapat menjadi alat bukti Pengakuan lisan yang dilakukan di luar
dengan merujuk pada alat bukti lainnya sidang pengadilan tidak dapat dipakai
dengan. Demikian juga satu persangkaan sebagai bukti, kecuali jika diizinkan
saja bukanlah merupakan alat bukti. pembuktian dengan saksi-saksi. Akan
Persangkaan-persangkaan ialah tetapi, kekuatan pembuktian suatu
kesimpulan-kesimpulan yang diambil pengakuan lisan di luar persidangan
berdasarkan undang-undang atau dikembalikan kepada pertimbangan dan
berdasarkan pemikiran hakim dari suatu kebijaksanaan hakim. Artinya penilaian
peristiwa. Dengan demikian, terdapat dua kekuatan pembuktian pengakuan sebagai
macam persangkaan, yaitu persangkaan bukti sepenuhnya ada pada hakim.18
menurut undang-undang yang dikenal 5. Sumpah
dengan istilah presumtio juris dan Salah satu bukti yang tidak terdapat
persangkaan yang tidak berdasarkan pada pembuktian perkara di persidangan
undang-undang atau persangkaan pada umumnya, kecuali perkara perdata,
beradasarkan fakta yang disebut sebagai adalah alat bukti sumpah. Secara garis
presumption factie.17 besar sumpah dibagi menjadi dua, yaitu
sumpah promosioner dan sumpah
15
Eddy O.S. Hiariej, op.cit, hal. 81.
16
Ibid, hal. 85.
17 18
Ibid, hal. 87. Ibid, hal. 90-91.

137
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

confirmatoir. Sumpah promisoir adalah diutarakan sebelumnya bahwa bukti


sumpah yang diucapkan oleh seseorang tertulis atau bukti dengan surat sengaja
ketika akan menduduki suatu jabatan atau dibuat untuk kepentingan pembuktian di
ketika akan bersaksi di pengadilan. kemudian hari bilamana terjadi sengketa.
Sementara itu, sumpah confirmatoir adalah Secara garis besar, bukti tulis atau bukti
sumpah sebagai alat bukti. 19 bukti dengan surat terdiri atas dua macam,
6. Ahli yaitu akta dan tulisan atau surat-surat
Dalam konteks hukum perdata di lain. 21 Akta ialah surat atau tulisan yang
Indonesia, perihal ahli sebagai alat bukti dibuat dengan sengaja untuk dijadikan
tidak dicantumkan dalam Buku Keempat bukti tentang suatu peristiwa dan
KUH Perdata, melainkan terdapat dalam ditandatangani oleh pembuatnya.
RIB dan RDS. Dalam RIB dan RDS tidak ada Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
definisi mengenai ahli atau pun keterangan dipahami bahwa suatu surat dapat
ahliU Z vÇ ]vÇ š l vW ^:]l u vµŒµš dianggap akta jika memiliki ciri sengaja
pendapat ketuan pengadilan negeri perkara dibuat dan ditandatangani untuk
itu dapat dijelaskan oleh pemeriksaan atau dipergunakan oleh orang dan untuk
penetapan ahli-ahli, karena jabatannya keperluan siapa surat itu dibuat.
atau atas permintaan pihak-pihak, ia dapat Pengaturan mengenai akta diatur dalam
mengangkat ahli-ahli tersebut. Berdasarkan KUHPerdata Pasal 1867 sampai dengan
pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa Pasal 1880 dan dalam RIB serta RDS. 22
ahli dibutuhkan di persidangan pengadilan
untuk memberi penjelasan mengenai suatu Surat sebagai alat pembuktian tertulis
perkara yang sedang disidangkan. dapat dibedakan dalam akta dan surat
Selanjutnya dalam RIB dan RDS antara lain bukan akta, yang kemudian akta masih
dinyatakan bahwa laporan dari ahli-ahli dapat dibedakan lagi dalam akta otentik
yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dan akta di bawah tangan. Jadi dalam
mengutarakan pendapat yang hukum pembuktian dikenal paling tidak
bersangkutan hanya dapat dipakai untuk tidak tiga jenis surat yaitu:
memberikan penerangan kepada hakim 1. Akta Otentik,
dan hakim sama sekali tidak wajib turut 2. Akta dibawah tangan, dan
pada pendapat ahli tersebut apabila 3. Surat bukan akta.23
keyakinan hakim dan hakim sama sekali Surat terdiri dari Akta dan Bukan Akta.
tidak wajib turut pada pendapat ahli Akta terdiri dari: Akta Otentik dan Akta
tersebut, namun jika hakim setuju, Dibawah Tangan. Surat/Tulisan: segala
pendapat itu diambil alih oleh hakim dan sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan
dianggap sebagai pendapatnya sendiri. 20 dengan maksud mencurahkan isi hati atau
guna menyampaikan buah pikiran
B. ALAT BUKTI TULISAN DALAM seseorang dan dipakai sebagai pembuktian.
PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA DI Akta: Surat diberi tanda tangan yang berisi
PENGADILAN hal-hal atau peristiwa yang dibuat untuk
Bukti tulisan atau bukti dengan surat pembuktian. Fungsi Akta: (1) untuk
merupakan bukti yang sangat krusial dalm
pemeriksaan perkara perdata di
pengadilan. Hal ini sebagaimana telah
21
Eddy O.S. Hiariej, op.cit, hal. 81.
19 22
Ibid, hal. 91. Ibid, hal. 82.
20 23
Ibid, hal. 93. Ibid, hal. 37.

138
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

sempurnanya pembuktian (2) untuk alat 1) Kekuatan bukti sempurna (volledig


bukti/pembuktian.24 bewijskracht), berarti sekalipun
1. Akta merupakan kekuatan bukti sempurna
a. Akta Otentik: Pasal 165 HIR/285 RBg: tetapi masih dimungkinkan adanya bukti
Yang disebut Akta Otentik adalah: akta balasan (tegen bewijs), asalkan syaratnya
yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat harus dengan bukti yang sebaliknya yaitu
umum yang berwenang membuatnya yang senilai, artinya yang mempunyai
dan merupakan bukti sempurna bagi kedua kekuatan bukti yang sama. Misalnya:
pihak dan ahli warisnya dan sekaligus orang akta notaris masih dapat dibuktikan
yang mendapat hak daripadanya juga sebaliknya (dilumpuhkan) dengan akta
tentang pokok soal yang tercantum di notariil lainnya atau dapat pula oleh
dalamnya serta apa yang tercantum pada beberapa orang saksi.
akta itu sebagai pemberitahuan. Pejabat 2) Kekuatan bukti menentukan (beslissend
umum antara lain: Notaris, Pegawai bewijskracht), berarti tidak
Pencatatan Sipil, Panitera, Jurusita. dimungkinkan lagi adanya bukti balasan,
HIR/RBg, hanya mengatur kekuatan akta misalnya: alat bukti sumpah penentu
otentik yang bersifat akta partai, ialah akta (pemutus) atau suatu pengakuan
yang dibuat oleh pejabat umum atas tergugat yang murni (bulat) terhadap
permintaan pihak-pihak yang semua dalil-dalil penggugat.
berkepentingan (Partij acte) misalnya: akta 3) Kekuatan bukti bebas (vrij bewijskracht)
notariil. 25 berarti mempunyai kekuatan
Pada umumnya akta otentik yang dibuat pembuktian bebas, terserah kebijakan
oleh pejabat umum, berkekuatan sebagai hakim di dalam menilai suatu
kekuatan resmi (akta resmi) ialah apa-apa penghargaan terhadap alat bukti
yang dialami oleh pejabat sendiri, misalnya tersebut. Hakim leluasa di dalam
pihak-pihak yang menghadap kepadanya memberi penghargaan atas kekuatan
mengucapkan kata-kata yang kemudian bukti-bukti itu serta dalam hal
ditulis oleh pejabat tersebut. Ini termasuk pengambilan kesimpulan. Misalnya:
akta Relas (procesverbal acte), misalnya buku-buku dagang/perniagaan (Pasal 7
berita acara sidang. Keterangan resmi ini KUHD).27
dianggap benar dan berlaku terhadap Kekuatan pembuktian akta otentik
semua orang. Sedang kekuatan tersebut ada 3 macam:
mengikatnya yaitu terhadap para pihak, ahli 1) Kekuatan pembuktian formil. Di sini
warisnya dan pendapat hak.26 membuktikan, bahwa pihak-pihak
b. Kekuatan Pembuktian Akta Otentik telah menerangkan apa yang termuat
Kekuatan pembuktian akta tersebut ada dalam akta tersebut, tanpa
pada akta aslinya, disebut minuut yang menghiraukan kebenaran isi akta itu.
sama pula dengan salinan resmi/pertama 2) Kekuatan pembuktian materiil. Di sini
sebagai grosse akte. Masalah kekuatan membuktikan, bahwa antara pihak-
pembuktian/kekuatan bukti (bewijskracht) pihak benar bahwa hal atau peristiwa
dari alat-alat bukti sah tersebut pada dalam akta tersebut benar-benar
umumnya, dapat dibedakan antara lain: terjadi menurut isinya.
3) Kekuatan pembuktian mengikat. Di
24
Soeparmono, Hukum Acara Perdata dan sini membuktikan, antara pihak-pihak
Yurisprudensi, Cetakan II. Mandar Maju. Bandung. dan pihak ke tiga bahwa pada tanggal
2005, hal. 119.
25
Ibid, hal. 119-120.
26 27
Ibid, hal. 120. Ibid, hal. 120-121.

139
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

tersebut dalam akta telah benar dan (cyber space), meskipun bersifat virtual
menerangkan apa yang tertulis di dapat dikategorikan sebagai tindakan atau
dalam akta tersebut. Oleh karena itu perbuatan hukum yang nyata. Secara
akta otentik mempunyai kekuatan yuridis kegiatan pada ruang siber tidak
bukti terhadap pihak ke tiga (pihak dapat didekati dengan ukuran dan
luar). 28 kualifikasi hukum konvensional saja sebab
2. Akta di Bawah Tangan jika cara ini yang ditempuh akan terlalu
Stb. 1967-29 di Jawa dan Madura/286 banyak kesulitan dan hal yang lolos dari
Rbg menyatakan bahwa akta di bawah pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam
tangan ialah suatu akta yang ditanda ruang siber adalah kegiatan virtual yang
tangani dan dibuat dengan maksud berdampak sangat nyata meskipun alat
dijadikan bukti suatu perbuatan hukum buktinya bersifat elektronik. 31 Oleh karena
tanpa bantuan seorang pejabat. Apabila itu, terdapat tiga pendekatan untuk
suatu akta di bawah tangan, isi dan menjaga keamanan di cyber space, yaitu
tanda tangan akta itu telah diakui oleh pendekatan aspek hukum, aspek teknologi,
yang membuatnya, maka akta tersebut aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk
mempunyai kekuatan pembuktian mengatasi gangguan keamanan dalam
seperti halnya pada akta otentik, yaitu penyelenggaraan sistem secara elektronik,
mempunyai kekuatan bukti sempurna. pendekatan hukum bersifat mutlak karena
Hal itu berarti mempunyai kekuatan tanpa kepastian hukum, persoalan
bukti terhadap pembuat akta, ahli pemanfaatan teknologi informasi menjadi
warisnya dan pendapat hak. Apabila tidak optimal.32
tanda tangan dalam akta disangkal Menurut Undang-Undang Nomor 11
(dibantah) oleh pihak yang Tahun 2008 tentang Informasi dan
menandatangani, maka pihak yang Transaksi Elektronik, Pasal 1 angka (1)
mengajukan akta tersebut harus menyatakan: Informasi Elektronik adalah
berusaha membuktikan dan hakim harus satu atau sekumpulan data elektronik,
memeriksa kebenaran tanda tangan termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
tersebut. Akta di bawah tangan tidak suara, gambar, peta, rancangan, foto,
mempunyai kekuatan pembuktian electronic data interchange (EDI), surat
kepada pihak ketiga.29 elektronik (electronic mail), telegram,
3) Surat-Surat Lain Bukan Akta perforasi yang telah diolah yang memiliki
Kekuatan pembuktiannya, diserahkan arti atau dapat dipahami oleh orang yang
pada pertimbangan hakim. Hal ini mampu memahaminya. Menurut Undang-
meliputi antara lain: Buku dagang/niaga Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
(Pasal 7 KUHD), buku daftar, surat Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 1
rumah, catatan-catatan kreditor tentang angka (4) menyatakan: Dokumen Elektronik
atas hak, daftar-daftar dan surat-surat adalah setiap Informasi Elektronik yang
lain. Stb.1867-29/Pasal 286 -301 Rbg.30 dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima,
Menurut Penjelasan Undang-Undang atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
bahwa Kegiatan melalui media sistem didengar melalui Komputer atau Sistem
elektronik, yang disebut juga ruang siber Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas
pada tulisan, suara, gambar, peta,
28
Ibid, hal. 121. rancangan, foto atau sejenisnya, huruf,
29
Ibid, hal. 121-122.
30
Ibid.

140
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

tanda, angka, Kode Akses, simbol atau Menurut Penjelasan Pasal 5 ayat 4 huruf
perforasi yang memiliki makna atau arti (a): Surat yang menurut undang-undang
atau dapat dipahami oleh orang yang harus dibuat tertulis meliputi tetapi tidak
mampu memahaminya. terbatas pada surat berharga, surat yang
Menurut Undang-Undang Nomor 11 berharga, dan surat yang digunakan dalam
Tahun 2008 tentang Informasi dan proses penegakan hukum acara perdata,
Transaksi Elektronik, Pasal 44 dinyatakan: pidana, dan administrasi negara. Pasal 6
Alat bukti penyidikan, penuntutan dan menyatakan: Selama ini bentuk tertulis
pemeriksaan di sidang pengadilan menurut identik dengan informasi dan/atau
ketentuan Undang-Undang ini adalah dokumen yang tertuang di atas kertas
sebagai berikut: semata, padahal pada hakikatnya informasi
a. alat bukti sebagaimana dimaksud dalam dan/atau dokumen dapat dituangkan ke
ketentuan perundang-undangan; dan dalam media apa saja, termasuk media
b. alat bukti lain berupa Informasi elektronik. Dalam lingkup Sistem Elektronik,
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik informasi yang asli dengan salinannya tidak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 relevan lagi untuk dibedakan sebab Sistem
angka 1 dan angka 4 serta Pasal 5 ayat Elektronik pada dasarnya beroperasi
(1), ayat (2), dan ayat (3). dengan cara penggandaan yang
Menurut Undang-Undang Nomor 11 mengakibatkan informasi yang asli tidak
Tahun 2008 tentang Informasi dan dapat dibedakan lagi dari salinannya.
Transaksi Elektronik, Pasal 5 ayat:
(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen PENUTUP
Elektronik dan/atau hasil cetaknya A. KESIMPULAN
merupakan alat bukti hukum yang sah. 1. Alat-alat bukti yang diperlukan dalam
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen pembuktian perkara perdata, yaitu bukti
Elektronik dan/atau hasil cetaknya tulisan atau bukti dengan surat; bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan saksi; persangkaan; pengakuan
merupakan perluasan dari alat bukti dan sumpah. Alat bukti ahli atau
yang sah sesuai dengan Hukum Acara keterangan. Hakim dalam memutus
yang berlaku di Indonesia. perkara terikat pada alat bukti yang sah
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen menurut undang-undang untuk mencari
Elektronik dinyatakan sah apabila kebenaran formal. Untuk mencari
menggunakan Sistem Elektronik sesuai kebenaran materiil Hakim akan
dengan ketentuan yang diatur dalam memeriksa fakta-fakta suatu perkara
Undang-Undang ini. yang dapat dibuktikan sebagai dasar
(4) Ketentuan mengenai Informasi memutus suatu perkara.
Elektronik dan/atau Dokumen 2. Alat bukti tulisan atau bukti dengan
Elektronik sebagaimana dimaksud pada surat, terdiri atas dua macam, yaitu akta
ayat (1) tidak berlaku untuk: dan tulisan atau surat-surat lain. Dalam
a. surat yang menurut Undang-Undang pembuktian perkara perdata di
harus dibuat dalam bentuk tertulis; pengadilan, yaitu alat bukti yang
dan berbentuk tulisan atau surat merupakan
b. surat beserta dokumennya yang alat bukti yang diutamakan jika
menurut Undang-Undang harus dibandingkan dengan alat-alat bukti
dibuat dalam bentuk akta notaril lainnya. Bukti tulisan atau bukti dengan
atau akta yang dibuat oleh pejabat surat merupakan bukti yang sangat
pembuat akta. penting dalam pemeriksaan perkara

141
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

perdata di pengadilan. Karena memang Notaris Yang Berimplikasi Perbuatan


alat bukti ini dibuat juga untuk Pidana). Cetakan Pertama. PT. Sofmedia,
kepentingan pembuktian apabila terjadi Jakarta, 2011.
sengketa. Hiariej O.S., Eddy, Teori dan Hukum
B. SARAN Pembuktian, Erlangga. Jakarta. 2012.
1. Alat-alat bukti yang diperlukan dalam Ilyas B. Irawan dan Richard Burton, Hukum
pembuktian perkara perdata perlu Pajak, Edisi Empat, Jakarta, 2008.
digunakan secara maksimal oleh hakim, Kristiyanti Siwi Tri Celina, Hukum
mengingat apabila putusan hanya Perlindungan Konsumen, Cetakan
didasarkan pada keyakinan hakim Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
tidaklah cukup sebagai dasar Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan
pertimbangan untuk memutus perkara, Hubungan Industrial Melalui Pengadilan
sehingga diperlukan dukungan dalil-dalil & di Luar Pengadilan, Cetakan Pertama,
yang dikemukakan para pihak yang PT. RajaGrafindo Perasada, Jakarta,
bersengketa untuk menyusun putusan 2004.
yang adil bagi para pihak dalam Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni
penyelesaian perkara perdata. dan Nusya A., Kamus Hukum Lengkap
2. Alat bukti tulisan dalam pembuktian (Mencakup Istilah Hukum & Perundang-
perkara perdata di pengadilan Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
memerlukan proses pemeriksaan yang Visimedia, Jakarta. 2012.
cermat dan teliti oleh majelis hakim, Penjelasan Undang-Undang Republik
mengingat dalam perkembangan saat ini Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
alat bukti elektronik juga telah dijadikan Informasi dan Transaksi Elektronik.
sebagai alat bukti yang sah di pengadilan Pudyatmoko Sri Y., Pengadilan dan
sebagaimana diatur dalam Undang- Penyelesaian Sengketa Di Bidang Pajak,
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Cetakan pertama, PT Gramedia Pustaka
Informasi dan Transaksi Elektronik, Utama, Jakarta, 2009.
sehingga dalam membuat keputusan Samudera Teguh, Hukum Pembuktian
benar-benar dapat Dalam Acara Perdata. Cetakan I. Alumni.
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Bandung. 1992.
alat bukti dan keyakinan hakim. Sasangka Hari dan Lily Rosita, Hukum
Pembuktian Dalam Perkara Pidana,
DAFTAR PUSTAKA (Untuk Mahasiswa Dan Praktisi), Cetakan
Adjie Habib, Hukum Notaris Indonesia, 1, Mandar Maju, Bandung, 2003.
(Tafsir Tematik UU No. 30 Tahun 2004 Sembiring Joses Jimmy,, Cara
tentang Jabatan Notaris,) Cetakan Menyelesaikan Sengketa Di Luar
Kedua. PT. Refika Aditama, Bandung. Pengadilan (Negosiasi, Mediasi,
2009. Konsiliasi dan Arbitrase, Cetakan
Alfitra, Hukum Pembuktian Dalam Beracara Pertama, Visimedia, 2011.
Pidana, Perdata dan Korupsi di Soeparmono, Hukum Acara Perdata dan
Indonesia, (Editor) Andriansyah, Yurisprudensi, Cetakan II. CV. Mandar
Cetakan 1, Raih Asa Sukses, Jakarta, Maju, Bandung, 2005.
2011. Soeparmono, Hukum Acara Perdata dan
Anonim, Kamus Hukum, Penerbit Citra Yurisprudensi, Cetakan II. Mandar Maju.
Umbara, Bandung, 2008. Bandung. 2005.
A.R, Putri, Perlindungan Hukum Terhadap Sudarsono, Kamus Hukum, Cet. 6. Rineka
Notaris (Indikator Tugas-Tugas Jabatan Cipta, Jakarta, 2009.

142
Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

Sujono A.R. dan Bony Daniel, Komentar &


Pembahasan Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, Cetakan
Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, April
2011.
Syahrani Riduan. Buku Materi Dasar Hukum
Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung, 2009.
Syahrin Alvi, Beberapa Isu Hukum
Lingkungan Kepidananaan, Cetakan
Revisi, PT. Sofmedia, Jakarta, 2009.
Tutik Triwulan Titik, Pengantar Hukum
Perdata di Indonesia, Cetakan Pertama,
Jakarta. 2006.

143

Anda mungkin juga menyukai