2. Akta Autentik berdasarkan Pasal 165 HIR, Pasal 285 RBG, Pasal 1868
KUHPerdata adalah suatu akta yang dibuat menurut procedure dan
bentuk sebagaimana ditentukan undang-undang, oleh atau
dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu, dengan
maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti. Sebutkan tiga
kekuatan dalam akta autentik.
4. Jelaskan sistim hukum yang dipakai oleh Indonesia baik dalam perkara
perdata maupun pidana serta sebutkan perbedaannya masing.
“Selamat mengerjakan”
Nama : Rizky Aditya Firmansyah
Mata Kuliah : Hukum Pembuktian
Kelas :A
NIM : 201510110311274
Jawaban
1. – Keterangan yang tertulis dalam akta di bawah tangan berisi tentang persetujuan-
persetujuan tentang apa yang diperjanjikan (rechts handelling) atau kekuatan hukum
yang mengikat (rechts betterking)
- Sengaja diperuntukkan sebagai alat bukti
Tertera pada Pasal 1874-1984 dan 286-305, contoh Surat Waris/Hibah, Surat BAP,
Surat Perjanjian Jual-Beli.
Kekuatan Formal : Kekuatan yang membuktikan apa yang ada di dalam akta tersebut
sesuai dengan apa yang telah dikehendaki bagi para pelaku di dalam akta tersebut.
Kekuatan Material : Kekuatan akta yang memiliki nilai pembuktian bahwa peristiwa
yang terjadi dalam akta tersebut benar-benar terjadi.
Yang membedakan Pembuktian di Hukum Acara Perdata dan Pidana ialah alat
buktinya.
Alat Bukti di Acara Perdata : Alat Bukti Surat/Tulisan, Saksi, Persangkaan, Pengakuan,
dan Sumpah.
Alat Bukti di Acara Pidana : Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, Surat, Petunjuk,
Keterangan Terdakwa
5. Di dalam Hukum Pidana, alat bukti penyadapan merupakan suatu alat bukti yang
sah, dan termasuk dalam perluasan pembuktian. Menurut pasal 184 KUHAP ayat 1,
alat bukti berupa penyadapan tidak termasuk dalam alat bukti, tetapi pada pasal 26
A UU no. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang no. 31 Tahun
1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ditegaskan hasil penyadapan
berupa media alat elektronik apapun ialah termasuk alat bukti petunjuk. Lalu
diperkuat oleh sumber hukum pada pasal 5 ayat 1 dan 2 UU ITE yang menyatakan
bahwa Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetakannya
merupakan alat bukti yang sah sebagai alat bukti perluasan yang sah menurut
hukum acara yang berlaku di Indonesia.