Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENANGKAPAN

PINNOCHET
Universistas Muhammadiyah Malang

RIZKY ADITYA FIRMANSYAH


201510110311274
FAKTA-FAKTA HUKUM

1. Augusto Pinochet adalah seorang Presiden Chile yang mana telah berkuasa sejak 11
September 1973-11 Maret 1990. Pada masa pemerintahan, Pinnochet menjadi terduga
pelaku kejahatan yang serius y ai tu ; p en cu li ka n, p em bu nu ha n, p en yi ks aa n da n
p el en ya pa n massal, menyelundupkan senjata secara illegal dan melakukan bisnis haram dengan
membangun perdagangan narkotika jenis kokain.
2. Yang menjadi korban kebringasan Pinnochet bukan hanya warga negara Cjile tapi juga
termasuk di dalamnya adalah warga negara Spanyol dan Argentina.
3. Saat Pinochet berada di Inggris, Pinochet diringkus lalu ditahan atas dasar Surat Perintah Penangkapan
Internasional atau Internatinal Arrest Warrant  yang diprakarsai dengan permintaan ekstradisi
ke Spanyol oleh Baltazar Garzon. Hakim Spanyol menjatuhkan tuduhannya berupa 94
kasus penyiksaan kepada Warga Negara Spanyol.
4. Pinnochet telah mengantongi kekebalan penuntutan yang berdasarkan State of Immunity
Act  Tahun 1978 bahwa itu ialah salah satu implementasi dari Konvensi Uni Eropa
tentang State Immunity tahun 1972.
5. Spanyol da n I ng gr is m er as a m em il i k i h ak a ta s Pinnochet untuk segera
mengadilinya, berlandaskan asas yurisdiksi universal bahwa setiap negara
memiliki hak melakukan penuntutan atas pelaku yang melakukan kejahatan
Internasional yang telah dianggap serius, contohnya ialah; kejahatan perang, genosida,
dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Bagi setiap negara yang telah melakukan ratifikasi
konvensi anti penyiksaan, maka secara langsung telah memberikan kewajiban bagi
negara tersebut untuk melakukan sebagaimana asas yurisdiksi universal kepada pelaku
tindak kejahatan Internasional.
6. Mahkamah Agung Inggris mengklaim bahwasannya Inggris dan Spanyol telah
memiliki hak untuk mengekstradisi, menuntut dan menghukum Pinnochet atas
dasar kejahatan Internasional yang mana itu merupakan bagian dari kejahatan serius
dan mengancam keselamatan umat manusia, juga turut serta melanggar norma-norma
tertinggi hukum internasional. Mahkamah Agung Inggris telah menolak pembelaan
Pinnochet atas dasar hak imunitas yang dimilikinya (State Immunity Act 1978)
yang mana pelaku tidak dapat melindungi dirinya sebab imunitas yang dimilikinya
terhadap kejahatan internasional yang telah dilakukan.
7. Kasus menjadi rumit dan tidak jelas karena Pinochet telah dinyatakan terserang penyakit
Demensia. Serta pengaruh-pengaruh dari pihak diluar persidangan yaitu Presiden
Amerika, George W. Bush, dimana ia mengajukan permintaan agar Pinochet
dikembalikan ke negaranya, Chile. Berbanding terbalik dengan permintaan Presiden
Amerika, George W. Bush, terdapat pihak luar yang justru mengingatkan hakim yang
berada di House of Lord, Mary Robinson, (Perwakilan dari Komisi Tinggi Hak Azasi
Manusia PBB), yang menyatakan bahwa yang dilakukan Pinnochet merupakan tindak
kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan bagian dari kejahatan internasional yang
mana menurut asas Yurisdiksi Internasional harus dihukum.

PROBLEM HUKUM

Pinnochet merupakan seorang Presiden Chile yang diktator yang mana sekaligus
menjabat sebagai seorang Jenderal Militer yang bertugas menjadi komandan pasukan
militer dan kepala staff militer. Pinnochet telah memimpin kudeta untuk menjatuhkan
pemerintahan yang sosialis yaitu Presiden Salvador Allende yang mana dilkakukan sekitar
September 1973. Pinnochet yang memimpim 4 Dewan Militer, kemudian melakukan strategi
penangkapan massal dan satu-satunya penanggungjawab terbunuhnya lebih dari dua ribu
politikus. Pinnochet juga melakukan pengembalian bisnis-bisnis dan sektor pertanian yang telah
dinasionalisasi kepada pihak swasta/perorangan. Dibalik dari kediktatoran yang dilakukan
Pinnochet, ironinya bahwa Pinnochet mendapatkan respon positif pada rezimnya sebab telah
membangun perekonomian negara menjadi lebih baik. Kemudian pada tahun 1989, Pinnochet
mengalami kekalahan oleh seorang Negarawan dan menyerahkan jabatannya sebagai Presiden
kepada Patricio Aylwin. Namun, Pinnochet masih menjadi pemimpin militer sampai tahun
1998 dan diangkat menjadi seorang senator seumur hidup yang telah menjadikannya kebal
terhadap tuntutan hukum. Pada saat lawatannya ke London pada tahun yang sama, Pinnochet ditahan
sebab permintaan yang datang dari pemerintah Spanyol dengan tuduhan penyiksaan dan
pembunuhan yang mana Pinnochet diekstradisi ke Spanyol. Pada tahun 1999, hakim Mahkamah
Agung Inggris menyatakan bahwa ia harus diekstradisi, namun Pinnochet kemudian dilepaskan
karena alasan kesehatan dan akhirnya kembali ke Chile. Pada 2 Maret 2000, Pemerintahan
Inggris mengambil keputusan tidak mengekstradisi mantan Presiden diktator Chile, Pinochet.
Pemerintahan Inggris memutuskan tidak akan mengekstradisi Pinochet dengan tuduhan

pelanggaran HAM. Sebelumnya terjadi perdebatan hukum selama 16 bulan, Menteri Dalam
Negeri Pemerintahan Inggris saat itu, Jack Straw telah memutuskan untuk membebaskan
Pinochet untuk pergi dari Inggris. Pesawat Jet Angkatan Udara Chile kemudian lepas landas dari
RAF Waddington di Lincolnshire dengan membawa jenderal 84 tahun di dalamnya. Kekebalan
yang dimiliki oleh Pinnochet telah dicopot lalu kemudian Pinnochet diminta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya atas keterlibatan dirinya dalam tindakan
penculikan serta pembunuhan yang telah dilakukan Pinnochet sebelum dan sesudah kudeta
terjadi. Penuntutan telah berhenti, sebab Pinnochet tidak hadir dalam persidangan karena kondisi
kesehatan Pinnochet yang melemah sehingga tidak dapat ikut persidangan. Pernyataan tersebut
telah diterangkan dengan jelas oleh Mahkamah Agung Chile. Masalah hukum :

1. Masalah sengketa kedaulatan apa yang terjadi pada kasus penangkapan Pinnochet?
2. Yuridiksi apa yang digunakan dalam kasus Penangkapan Pinnochet?

PUTUSAN MA INGGRIS

Mahkamah Agung Inggris telah menjatuhkan putusannya bahwa Pinnochet tidak lagi
memiliki hak kekebalan dari segala tuntutan hukum yang berdasar bahwa kejahatan yang telah
dilakukan Pinnochet merupakan cakupan dari kejahatan internasional serius yang mana hal itu
tunduk pada yurisdiksi universal serta menolak sekaligus pembelaan Pinnochet yang mengklaim
hak imunitas. Negara Inggris telah meratifikasi konvensi anti penyiksaan yang berarti telah
memberi kewajiban kepada inggris untuk melaksanakan yurisdiksi universal.
Para hakim juga memutuskan bahwa Pinochet hanya bisa dituntut atas kejahatan yang
dilakukannya setelah 1988 atau setelah disahkannya United Nations Convention Against Torture
in the Criminal Justice Act 1988 oleh Inggris. Ini menghapuskan beberapa tuntutan atas
Pinochet. Walau demikian, ekstradisi terhadap Pinochet kepada Spanyol untuk diadili
berdasarkan yurisdiksi universal.

ANALISIS

Kekebalan Diplomatik

Hakim Inggris menetapkan bahwa Pinochet kehilangan hak atas imunitasnya berdasarkan
bab 134 dari Criminal Justice Act (1988) yang memiliki dasar pasal 1 dari Convention Against
Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984). Bab 134(1)
yang menyatakan:

"A public official or person acting in an official capacity, whatever his nationality,
commits the offence of torture if in the United Kingdom or elsewhere he intentionally inflicts
severe pain or suffering on another in the performance or purported performance of his official
duties."

“Seorang pegawai publik atau orang yang melakukan tindakan atas wewenangnya, tidak
terbatas atas warga-negaranya, dianggap melakukan kejahatan penyiksaan jika ia secara sengaja
mengakibatkan sakit yang sangat mendalam atau penderitaan pada pihak lain dalam tindakan
berdasarkan wewenangnya yang dilakukan di Inggris atau dimanapun juga.”

Hal yang sama juga terdapat di pasal 4 Convention on the Prevention and Punishment of
the Crime of Genocide (1948) yang menyatakan :

"Persons committing genocide or any of the other acts enumerated in article 3 shall be
punished whether they are constitutionally responsible rulers or public officials or private
individuals."

“Seseorang yang melakukan genosida atau tindak lainnya yang terdapat di pasal 3 harus
dihukum walaupun mereka adalah pemimpin berwenang berdasarkan konstitusi atau pegawai
publik atau individu”

Mengenai Hak Imunitas Mahkamah Internasional menyatakan bahwa “kekebalan yang


disebabkan terhadap yurisdiksi tidak berarti bahwa mereka serta merta dapat kebal dari semua
tindak pidana yang mungkin mereka lakukan. Kekebalan terhadap yurisdiksi dapat menghalangi
proses penuntutan hukum dalam jangka waktu tertentu dan untuk pelanggaran tertentu. Hal
tersebut tidak dapat membebaskan seseorang terhadap kepada siapa ia menerapkan dari semua
kewajiban pidana”. Beranjak dari pernyataan Mahkamah Internasional tersebut maka dapat
diambil kesimpulan bahwasanya suatu Hak Imunitas yang dinikmati oleh Pejabat Diplomatik
tidak otomatis menghapuskan semua tindak pidana yang telah dilakukan oleh Pejabat Diplomatik
tersebut.

Hak Imunitas hanya menghalangi proses hukum terhadap Pejabat yang memiliki
Imunitas, sehingga apabila Pejabat tersebut telah tidak memiliki Hak Imunitas maka Pejabat
tersebut sewaktu-waktu dapat dituntut atas tindak Pidana yang telah dilakukannya sebelumnya.
Seperti halnya dalam kasus ini, seorang mantan Presiden Chile, ia dituntut melakukan berbagai
macam kejahatan atas kemanusian, seperti penyiksaan, penyanderaan dan pembunuhan. Saat
melakukan perawatan medis di Inggris, pengadilan Spanyol mengeluarkan surat perintah
penangkapan pada dirinya. Spanyol berpendapat bahwa seseorang Kepala Negara mempunyai
kekebalan hukum internasional pada saat ia masih menjabat, akan tetapi kekebalan tersebut
hilang ketika ia sudah tidak lagi menjabat sehingga dapat dituntut dan diadili. Oleh karena itu
surat perintah dan penangkapan yang dikeluarkan sekaligus agar dapat mengekstradisinya
dianggap sah.

Asas Yurisdiksi Universal

Asas Yurisdiksi Universal merupakan asas yang dapat diterapkan oleh setiap Negara di
Dunia terhadap Penjahat Pelanggaran HAM berat. Apabila Dikaitkan dengan kasus Pinnochet
maka Asas Yurisdiksi Universal dapat dinyatakan berlaku terbatas, karena asas tersebut tidak
bisa menyentuh terhadap pelaku Pelanggaran HAM berat yang masih memiliki hak imunitas
hukum.

1949 Geneva Conventions memperbolehkan seseorang diadili diluar teritorinya apabila


orang tersebut melakukan kejahatan perang dan kemanusiaan (war crimes and crimes against
humanity).

Akan tetapi seperti yang dikatakan dalam Vienna Convention, “the purpose of such
privilege and immunities is not to benefit individuals but to ensure the efficient performance of
the functions of diplomatic mission as representing states”. 1 Dari ketentuan dalam Vienna
Convention tersebut, dapat disimpulkan bahwa imunitas yang dimiliki oleh para agen diplomatic
atau perwakilan negara, yang dalam kasus ini adalah seorang (mantan) Presiden, hanya untuk
memastikan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai perwakilan negara, bukan untuk
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.2

Umum

Kasus Pinochet adalah salah satu kasus menarik yang sering disebut sebagai Watershed
atau sesuatu yang akan membekas di sejarah hukum internasional. Ini dikarenakan hapusnya
imunitas Pinochet sebagai kepala negara, senat, dan mantan kepala negara atas alasan
pelanggaran terhadap beberapa kejahatan yang masuk ke dalam yurisdiksi Universal. Pada
asasnya yurisdiksi universal mengizinkan setiap negara untuk menuntut seseorang yang
teridentifikasi melakukan kejahatan internasional, walaupun negara penuntut tersebut tidak ada
kaitannya atas kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut. Asas ini berlaku terhadap kejahatan
atas pembajakan, penjualan budak, kejahatan atas kemanusiaan seperti genosida dan kejahatan
perang lainnya. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa dalam hal terlibatnya seorang individu,
pejabat negara, atau bahkan kepala negara berwenang yang sah secara konstitusi dapat dihukum
tanpa melihat ada atau tidaknya imunitas terhadapnya. Sebenarnya dengan diterapkannya asas
yurisdiksi universal atas kejahatan kemanusiaan ini bisa juga disebut sebagai langkah
pencegahan terjadinya pelanggaran HAM di dunia untuk kedepannya.

1
The preamble to the Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961.
2
George Allen and Unwin, A Modern Introduction to International Law, hlm. 142.

Anda mungkin juga menyukai