Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

 NILAI-NILAI
 HAK DAN KEWAJIBAN
 BELA NEGARA
HAM DAN RULE OF LAW

 A.SEJARAH PERKEMBANGAN
 HAM merupakan hak yang dimiliki oleh manusia yang
telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat.
 Dia merupakan hak universal, karena pemilikannya tanpa
didasarkan pada perbedaan; bangsa, ras, agama maupun
jenis kelamin.
 Dari hak tersebut manusia harus memperoleh kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
Berbagai naskah yang mendasari HAM:

1.Magna Charta (Piagam Agung,1215) merupakan dokumen yang


mencatat berbagai hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris
kepada para bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka dan ini
merupakan wujud pembatasan kekuasaan Raja John.
2.Bill of Right (Undang-undang Hak,1689) dari Parlemen Inggris
yang tahun sebelumnya melakukan perlawanan kepada Raja
James ke 11 dalam revolusi tak berdarah(The Glonous Revolution
of 1688)
3.Declaration des droits de l’homme et du citoyen (Pernyataan hak
manusia dan warga negara, 1789), naskah ini dicetuskan pada
permulaan Revolusi Perancis sebagai perlawanan terhadap
kesewenangan rezim lama
Berlanjut,............
Lanjutan,.......

4.Bill of Right (Undang-undang Hak, 1789) merupakan


naskah yang disusun oleh rakyat Amerika th.1789 dan
menjadi bagian dari Undang-undang Dasar th. 1791
 Hak-hak asasi yang dirumuskan dalam abad 17 dan 18 di

atas sangat dipengaruhi oleh filosofi Hukum Alam (Natural


Law) sebagaimana dirumuskan oleh John Locke (1632-
1714)dan Jean Jaques Rousseau (1712-1778). Hak-hak ada
saat itu seperti, hak persamaan , hak kebebasan dan hak
untuk memilih.
 Di abad 20 hak-hak politik tersebut dianggab kurang

sempurna sehingga dicetuskan hak-hak lain yang lebih luas


ruang lingkupnya.
Pencetusnya Presiden AS Franklin D. Roosevelt saat melawan NAZI
Jerman dalam Perang Dunia Ke II, mencakup 4 (empat hak) disebut
dengan The Four Freedoms (Empat Kebebasan) yaitu;
1.Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (Freedom of
Speech)
2. Kebebasan beragama (freedom of religion)
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)
4. Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)
Pd. Th. 1946 Komisi Hak Asasi Manusia (Commission of Human Right)
yang didirikan oleh PBB menetapkan secara terperinci beberapa hak
ekonomi dan sosial di samping hak-hak politik.
Pd Th. 1948 dikeluarkan Deklarasi Sedunia tentang Hak-hak Asasi
Manusia (The Universal Declaration of Human Right) dan diterima
secara aklamasi oleh negara anggota PBB, kecuali Uni Soviet tidak
memberikan suaranya
HAM DI INDONESIA

 Meskipun UUD 1945 dirumuskan sebelum


Deklarasi HAM, namun di dalamnya ada
perumusan hak tersebut dan pelaksanaannya
oleh berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat secara demokratis
dan senantiasa dapat berkembang sesuai
dengan situasi dan kondisi perkembangan
masyarakat Indonesia.
Rumusan HAM dalam UUD 1945 ada dalam Bab X A tentang Hak
Asasi Manusia terdiri dari 10 pasal sebagaimana terumuskan dalam
Pasal 28 A, sampai dengan Pasal 28 J meliputi:

1.Hak Asasi yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan;


2.Hak Asasi yang berkaitan dengan kekeluargaan;
3.Hak Asasi yang berkaitan dengan pengembangan diri;
4.Hak Asasi yang berkaitan dengan pekerjaan;
5.Hak Asasi yang berkaitan dengan perlindungan hukum dan persamaan hak di
depan hukum;
6.Hak Asasi yang berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini
kepercayaan;
7.Hak Asasi yang berkaitan dengan komunikasi dan informasi;
8.Hak Asasi yang berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan
yang merendahkan derajad dan martabat manusia;
9.Hak Asasi yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial;
10.Hak Asasi yang berkaitan dengan persamaan dan keadilan.
Perumusan Hak Asasi Manusia dalam Bab X A tersebut tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun (not deroglabe) yaitu;

 Hak untuk hidup,


 Hak untuk tidak disiksa,
 Hak untuk kemerdekaan berpikir dan hati nurani,
 Hak untuk beragama,
 Hak bebas dari perbudakan,
 Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
 Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (kecuali
dalam hal ; kejahatan terhadap kemanusiaan (An Offence againts
Humanity), kejahatan terhadap perdamaian (An Offence againts of Peace),
kejahatan perang (War crime) dan terlibat dalam kejahatan genosida (Has
Participated in Genocide) undang-undang dapat berlaku surut kapan saja
tindak pidana dilakukan dasarnya adalah doktrin “NULLUM CRIMEN
SINE POENA ATAU NO CRIME WITHOUT PUNISHMENT”
C. RULE OF LAW

 Friedman mengemukakan pengertian Rule of Law


Rechtstaat meskipun pada hakikatnya sulit dipisahkan dan
bahkan dapat dikatakan sama, sebenarnya saling mengisi.
Berdasarkan bentuknya, Rule of Law merupakan
kekuasaan publik yang diatur secara legal. Oleh karenanya
negara yang legal harus senantiasa mendasarkan dan
menegakkan Rule of Law.
 Dalam UUD 1945 dirumuskan Indonesia adalah negara
hukum /rechtstaat bukan negara kekuasaan/machtstaat di
dalamnya terkandung pengertian atas pengakuan terhadap
prinsip supremasi hukum dan konstitusi inilah Rule of Law.
Albert v. Dicey, mengartikan Rule of Law sebagai suatu keteraturan hukum
dan di dalamnya terdapat tiga unsur yang fundamental;

1.Supremasi aturan-aturan hukum,


2.Kedudukan yang sama di muka hukum,
3.Terjaminnya HAM oleh undang-undang dan
keputusan-keputusan pengadilan.
NEGARA DAN WARGA NEGARA

 A.PENGERTIAN
 Pengertian negara, dapat dikemukakan sebagai organisasi antar
kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok
atau beberapa kelompok manusia.
 Pengertian unsur negara, bersifat konstitutif ditandai adanya
wilayah, rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang berdaulat
dan bersifat deklaratif, ditandai adanya pengakuan dari negara lain.
 Bentuk negara, meliputi negara kesatuan(unitary state) dan negara
serikat(federation)
Persyaratan sebagai negara;
1. Adanya wilayah,
2. Adanya pemerintahan,
3. Adanya penduduk sebagai warga negara,
4. Adanya pengakuan dari negara lain.
5. Persyaratan tersebut, menjadikan negara Indonesia menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, sebagai negara
yang berdaulat mendapat pengakuan dunia internasional sejak
17 Agustus 1945, menjadi anggota PBB, sehigga mempunyai
kedudukan dan kewajiban yang sama dengan negara-negara lain
di dunia, yaitu ikut serta dalam memelihara dan menjaga
perdamaian dunia. Oleh karena itu kehidupan NKRI tidak
terlepas dari kehidupan dunia internasional/global.
6. NKRI didirikan berdasar UUD 1945 yang mengatur kewajiban
negara terhadap warganya, hak dan kewajiban warga negara
terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan
Kewajiban negara;
1. terhadap warga negaranya pada dasarnya memberikan
kesejahteraan hidup dan keamanan lahir bathin sesuai
dengan sistem demokrasi yang dianutnya,
2. Melindungi hak asasi warga negara sebagai manusia
secara individual (HAM) berdasarkan ketentuan
internasional yang dibatasi oleh ketentuan agama, etika
moral dan budaya yang berlaku dan,
3. Melaksanakan sistem kenegaraan yang dilaksanakan.
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

1. Sebagai syarat berdirinya sebuah negara,


UUD 1945 dalam Bab X merumuskan
tentang Warga Negara dan Penduduk.
2. Rumusan Pasal 26 ayat 1 UUD 1945; yang
menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
4. Perkembangan dunia terutama teknologi
informatika menjadikan dunia sebagai sebuah
desa global (global village), sehingga batas fisik
antar negara semakin kabur, mobilitas manusia
begitu cepatnya.
5. Emigrasi menjadi dampak nyata dari globalisasi,
baik oleh warga negara maupun warga negara
lain dan tetap pada status kewarganegaraan asli
mereka.
6. Respon terhadap warga negara, UUD 1945
merumuskannya dalam Pasal 26 ayat 2;
penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN

1.Asas Ius-soli dan asas ius-sanguinis


 Asas ius-soli merupakan asas daerah kelahiran art. status

kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat


kelahirannya di negara tersebut
 Asas ius-sanguinis merupakan asas keturunan atau hubungan

darah art. kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orang


tuanya
 Undang-undang No. 62 Th. 1958 tentang kewarganegaraan

menganut asas ius-sanguinis dari garis ayah saja.


 Undang-undang No. 12 Th. 2006 tentang kewarganegaraan

tetap menganut asas ius-sanguinis tetapi dari garis kedua orang


tuanya.
2.Bepatride dan Apatride
a. Bepatride dan Apatride berkaitan dengan status kewarganegaraan
seorang anak yang seharusnya berdasar pada asas yang berlaku di
negara tempat kelahiran orang tuanya , namun negara lain tempat
orang tua melahirkan anaknya, asasnya berbeda dengan asas
negara orang tuanya.
 Bepatride (dwi kewarganegaraan) terjadi bila kewarganegaraan

seseorang ikut kewarganegaaran dua negara. Contoh;


kewarganegaraan suami-istri ikut negara A, namun mereka
berdomisili di negara B. Negara A menganut asas ius-sanguinis,
sedang negara B menganut asas ius-soli. Di negara B suami-istri
melahirkan seorang anak yang seharusnya berkewarganegaraan
negara A dng. asas ius-sanguinis(mengikuti status
kewarganegaraan orang tuanya), namun domisili mereka(suami-
istri dan anak) di negara B yang menganut asas ius-soli
berlanjut,.........
 Anak mereka, berstatus warga negara B tempat ia dilahirkan yang
menganut asas ius-soli, dan warga negara A ikut orang tuannya
yang menganut asas ius-sanguinis; dengan demikian dia memiliki
dwi kewarganagaraan (bepatride)
b. Apatride (tanpa kewarganegaraan) terjadi bila seseorang (menurut
peraturan kewarganagaraan)tidak diakui sebagai warganegara
manapun
 Contoh; suami-istri warga negara A yang mengikuti asas ius-soli,

tetapi domisili mereka ada di negara B yang mengikuti asas ius-


sanguinis. Di negara B, lahir anak mereka yang tidak diakui
sebagai warganegara karena orang tuanya bukan warganegara B,
begitu halnya di negara A anak ini tidak diakui sebagai
warganegara karena dia lahir di negara B, sehingga anak mereka
tidak memiliki kewarganegaraan (apatride)
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

 1.Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan


Pemerintahan
 Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, segala
warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualiannya. Dalam
rumusan pasal di atas menunjukkan adanya kewajiban,
tidak ada diskriminasi di antara warganegara baik
mengenai hak maupun kewajibannya. Rumusan pasal
tersebut menunjukkan kepedulian akan HAM
berlanjut,..........
2.Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Kemanusiaan
 Terumuskan dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 (baca)

3.Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara dalam Pasal 27 ayat 3 UUD 1945
(baca)
4.Hak Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul dalam Pasal 28 UUD
1945(baca)
Pasal tersebut mencerminkan sifat demokratis negara. Di samping hak
tersebut ada hak bebas mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
mencakup bidang pers. Makna bebas disertai beban tanggungjawab,
sehingga sering diungkap sebagai pers yang bebas dan bertanggungjawab.
Unsur; “dan sebagainya” dalam pasal tersebut membuka kemungkinan bagi
seseorang mengeluarkan pikiran bukan dengan lisan atau tulisan namun
dengan cara lain, misalkan gambar kartun.
5.Hak dan Kewajiban Pertahanan dan Keamanan Negara
 Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 UUD 1945 (baca)

6.Hak mendapat Pendidikan


 Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945,negara
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 menetapkan, bahwa setiap
warganegara berhak mendapat pendidikan. Pemerintah
mengeluarkan UU No. 20 Th. 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional sebagai upaya penyelenggaraan
pendidikan bagi warganegara.
 7.Hak Kemerdekaan untuk Memeluk Agama
 Rumusan Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 (baca) Hak
tersebut merupakan hak yang paling asasi di dalam
HAM, karena kebebasan beragama bukan
pemberian negara maupun golongan tertentu.
Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa didasarkan atas keyakinan individu, sehingga
tidak ada istilah paksaan dalam agama.

Anda mungkin juga menyukai