Anda di halaman 1dari 13

HAM

(Hak Asis Manusia)


Kelompok 5
Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-
tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human Right 10 Desember
1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia.
Awal perkembangan HAM dimulai ketika ditandatangani Magna Charta (1215), oleh Raja
Jhon Lacklaand. kemudian juga penandatanganan Petition of Right pada tahun 1628 oleh
Raja Charles I. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia ini sangat
erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi
Konsep Negara Hukum
Istilah Negara Hukum merupakan terjemahan langsung dari rechsstaat, istilah ini popular di
Eropa sejak abad XIX meskipun pemikiran tentang itu telah ada sejak lama. Sedangkan
istilah The Rule of Law mulai popular dengan terbitnya sebuah buku dari Albert Venn
Dicey tahun 1885 dengan judul Introduction to the study of the constitution. Dari latar
belakang dan sistem hukum yang menopangnya, terdapat perbedaan antara keduanya. Pada
dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama, yaitu
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Meskipun dengan sasaran
yang sama, keduanya tetap berjalan dengan sistem sendiri yaitu sistem hukum sendiri.
Konsep rechsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya
revolusioner. Sebaliknya konsep The Rule of Law berkembang secara evolusioner. Hal ini
tampak dari isi atau kriteria rechsstaat dan kreteria The Rule of Law.
Ciri- ciri Negara Hukum Negara hukum (rechtsstaat) memiliki ciri-ciri antara
lain:
a. Adanya Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang memuat ketentuan
tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan Negara.
c. Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.
Sedangkan Menurut A.V. Dicey The Rule of Law memiliki tiga unsur
antara lain sebagai berikut:
a. Supremasi dari hukum, artinya bahwa yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi di
dalam Negara adalah hukum (kedaulatan hukum).
b. Persamaan dalam kedudukan hukum bagi setiap orang.
c. Konstitusi itu tidak merupakan sumber dari hak asasi manusia dan jika hak-hak asasi
manusia itu diletakkan dalam konstitusi itu hanya sebagai penegasan bahwa hak asasi
manusia itu harus dilindungi.
HAM di INDONESIA
Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia pasal 1
menyebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
Undang Undang HAM di INDONESIA
 Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan RI terdapat dalam perundangundangan yang
dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan perlindungan HAM. Minimal terdapat
beberapa bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM: Konstitusi
(UUD); Ketetapan MPR; Undang-undang dan Pemerintah serta Keputusan Presiden.
Meskipun telah terdapat aturan dasar yang memberikan perlindungan terhadap HAM,
akan tetapi dalam sejarah perlindungan HAM di Indonesia masih terjadi berbagai
pelanggaran HAM.
 Pihak yang bertanggung jawab dalam penegakan, pemajuan, perlindungan dan
pemenuhan HAM sampai saat ini masih menjadi perbincangan yang tidak
berkesudahan. Namun dalam kaitan ini minimal ada dua pandangan Pertama
menyatakan bahwa yang harus bertanggung jawab memajukan HAM adalah Negara:
Pandang kedua, menyatakan bahwa tanggung jawab perlindungan, penghormatan dan
pemajuan HAM tidak saja dibeban kepada Negara, melainkan juga kepada individu
warga Negara.
PENGAKUAN HAM DI INDONESIA
Pengakuan hak asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam UUD
1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi
Universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1945. Pengakuan hak
asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea Pertama

Hak asasi manusia sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan


UUD 1945. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa negara
Indonesia sendiri sjak masa berdirinya, tidak bisa lepas dari Hak
Asasi Manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada alinea
pertama yang berbunyi “ …Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa ….” Berdasarkan hal ini, bangsa
Indonesia mengakui adanya hak untuk merdeka atau bebas.
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea
Keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Empat berbunyi, “kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerkyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwkilan, serta dengan mewujudkan kwedilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Sila kedua Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan landasan idil akan pengakuan
dan jaminan hak asasi manusia di Indonesia.
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
Rumusan hal tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi,sosial, dan budaya
yang tersebar dar pasal 27 sampai denga pasal 34 UUD 1945. Namun, rumusan-rumusan
dalam konstitusi itu amat terbatas jumlahnya dan dirumuskan secara singkat dan dalam
garis besarnya saja.
Sampai pada berakhirnya era orde baru tahun 1998, pengakuan akan hak asasi manusia di
indonesia tidak banyak mengalami perkembangan dan tetap berlandaskan pada rumusan
yang ada dalam UUD 1945, yaitu tertuang pada hak dan kewajiban warga negara.
Rumusan baru tentang hak asasi manusia tertuang dalam pasal 28-A-J UUD 1945 hasil
amandemen pertama tahun 1999.
. 4. Ketetapan MPR.
Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia tertuang dalam ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hal itu maka keluarlah Undang-Undang Nomor 19 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai undang-undang yang sangat penting kaitannya dalam proses
jalannya Hak Asasi Manusia di Indonesia. Selain itu juga undang-undang No. 26 tahun 2000 tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia.
Macam-macam hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut adalah :
Hak untuk hidup, Hak berkelaurga dan melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak kemerdekaan, Hak
atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan Kewajiban Perlindungan dan pemajuan
5. Peraturan perudang-undangan
Undang-undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Adapun
hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 1939 tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
Hak untuk hidup (Pasal 4)Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)Hak untuk mengembangkan diri (Pasal
11,12,13,14,15,16)Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 20-27)Hak atas kebebasan pribadi (Pasal
20-27)Hak atas rasa aman (Pasal 36-42)Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)Hak turut serta dalam
pemerintahan (Pasal 43-44)Hak wanita (Pasal 45-51)Hak anak (Pasal 52-66)
Dalam UUD 1945 BAB 20A Pasal 28A sampai J, tercantum rumusan hak asasi manusia. Rumusan
tersebut pada dasarnya sama dengan rumusan yang ada dalam ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998.
Perlu diketahui bahwa Tap MPR No. XVII/MPR/1998 sekarang ini telah dicabut berdasarkan
ketetapan MPR No. I/MPR/2003. hal ini disebabkan isi dalam ketetapan tersebut sudah termuat dalam
UUD 1945.
Dengan masuknya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945 tersebut, semaki kuat jaminan hak
asasi manusia di Indonesia. Tugas negara selanjutnya adalah mengadakan penegakan hak asasi
manusia dan memberi perlindungan warga dari tindakan pelanggaran hak asasi manusia .

Anda mungkin juga menyukai