Kode / Nama Mata Kuliah : PKNI4317 / HAK ASASI MANUSIA
Kode / Nama UPBJJ : 41 / PURWOKERTO
Masa Ujian : 2020 / 21.1 (2020.2)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Jelaskan hubungan antara hukum dan HAM? Jawab: Hubungan hukum dan ham ini sangat berkaitan karena segala perilaku kehidupan manusia disuatu negara selalu berdasarkan kepada hukum tersebut. Semua hak itu diatur oleh hukum dengan pembuktian bahwa hukum mengatur segala hal. Fungsi dari hukum sendiri yaitu memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain. Selain adanya hukum kita juga berhak mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Pada hakikatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum Fungsi utama HAM adalah untuk menjamin atau melindungi hak-hak kelangsungan hidup manusia, kebebasan dan kemerdekaan yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun. Tujuan HAM yaitu Melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan,Mengembangkan rasa saling menghargai satu sama lain dengan tidak pandang bulu,Mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.
2. Jelaskan konsepsi HAM dalam UUD 1945 Pasca Amandemen?
Jawab: Dalam konteks sejarah dan secara konsepsional, Undang-Undang Dasar 1945 yang telah lahir sebelum DUHAM memiliki perspektif hak asasi manusia yang cukup progresif, karena sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, alinea 1: 3 “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Konsepsi HAM tersebut tidak hanya ditujukan untuk warga bangsa Indonesia, tetapi seluruh bangsa di dunia! Di situlah letak progresifitas konsepsi hak asasi manusia di tengah berkecamuknya perang antara blok negara-negara imperial. Konsepsi yang demikian merupakan penanda corak konstitusionalisme Indonesia yang menjadi dasar tanggung jawab negara dalam hak asasi manusia (Wiratraman 2005a: 32-33). DUHAM 1948 kemudian banyak diadopsi dalam Konstitusi RIS maupun UUD Sementara 1950, dimana konstitusi-konstitusi tersebut merupakan konstitusi yang paling berhasil memasukkan hampir keseluruhan pasal-pasal hak asasi manusia yang diatur dalam DUHAM (Poerbopranoto 1953 : 92). Di tahun 1959, Soekarno melalui Dekrit Presiden telah mengembalikan konstitusi pada UUD 1945, dan seperti pada awalnya disusun, kembali lahir pengaturan yang terbatas dalam soal hak-hak asasi manusia. Dalam sisi inilah, demokrasi ala Soekarno (demokrasi terpimpin atau guided democracy) telah memperlihatkan adanya pintu masuk otoritarianisme, sehingga banyak kalangan yang menganggap demokrasi menjadi kurang sehat. Di saat rezim Orde Baru di bawah Soeharto berkuasa, konsepsi jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 justru sama sekali tidak diimplementasikan. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dikebiri atas nama stabilisasi politik dan ekonomi, dan hal tersebut jelas nampak dalam sejumlah kasus seperti pemberangusan simpatisan PKI di tahun 1965-1967 (Cribb 1990; Budiarjo 1991), peristiwa Priok (Fatwa 1999), dan penahanan serta penculikan aktivis partai pasca kudatuli. Sementara penyingkiran hak-hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan terlihat menyolok dalam kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah, pengusiran warga Kedungombo (Elsam & LCHR 1995), dan pembunuhan 4 petani di waduk Nipah Sampang (Hardiyanto et. all (ed) 1995). Praktis, pelajaran berharga di masa itu, meskipun jaminan hak asasi manusia telah diatur jelas dalam konstitusi, tidak serta 4 merta di tengah rezim militer otoritarian akan mengimplementasikannya seiring dengan teks-teks konstitusional untuk melindungi hak-hak asasi manusia. Setelah situasi tekanan politik ekonomi yang panjang selama lebih dari 30 tahun, desakan untuk memberikan jaminan hak asasi manusia pasca Soeharto justru diakomodasi dalam pembentukan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasalpasal di dalam undang-undang tersebut -- nyatanya -- cukup memberikan pengaruh pada konstruksi pasal-pasal dalam amandemen UUD 1945, terutama pada perubahan kedua (disahkan pada 18 Agustus 2000) yang memasukkan jauh lebih banyak dan lengkap pasal-pasal tentang hak asasi manusia. Bandingkan saja kesamaan substansi antara UUD 1945 dengan UU Nomor 39 Tahun 1999.
3. Jelaskan bunyi pasal 27 UUD 1945?
Jawab: Bungi Pasal 27 UUD 1945 (1) “ Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Maksud dari bunyi pasal 27 ayat 1 UUD 1945 adalah setiap warga Negara wajib untuk menjunjung tinggi dan mentaati hukum dan pemerintahan (2) “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Maksud dari bunyi pasal 27 ayat 2 UUD 1945 adalah bahwa negara memiliki andil tanggung jawab atas dalam menyediakan pekerjaan untuk tiap-tiap warga negaranya. (3) “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Maksud dari bunyi pasal 27 ayat 3 UUD 1945 adalah setiap warga Negara berhak mendapat perlindungan dan harus ikut serta membela negara seperti menaati peraturan lalu lintas, mengikuti upacara bendera dengan baik, dll
4. Jelaskan bunyi pasal 28 B UUD 1945?
Jawab: Pasal 28 B UUD 1945 (1). “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.” Maksudnya adalah Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak sama, yaitu untuk menikah dan memiliki keluarga. Perkawinan uang dilakukan haruslah secara sah artinya perkawinan yang dilakukan sudah sesuai hukum, telah tercatat di KUA (Kantor Urusan Agama), dan catatan sipil. Pernikahan yang dilakukan secara sah, maka saat sudah menikah berhak untuk membentuk keluarga dan hak-hak seluruh anggota keluarga tersebut terjamin di mata hukum negara. Hal sebaliknya jika pernikahan dilakukan secara tidak sah yang walaupun dapat berkeluarga, namun tidak dijamin oleh negara. (2). “Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan diskriminasi.” Maksudnya adalah Setiap anak sejak lahir memiliki hak untuk hidup,tumbuh, berkembang dan berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Jadi, sejak lahir anak tersebut harus di asuh dan diperlakukan selayaknya manusia. tidak boleh ada yang melakukan kekerasan atau pun diskriminasi, walaupun hal tersebut dilakukan oleh keluarganya sendiri. Jika terjadi kekerasan atau diskriminasi atas anak tersebut oleh keluarga sendiri, apalagi orang lain, maka orang yang melakukan kekerasaan atas anak tersebut harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku di negara Indonesia.
5. Jelaskan dinamika perkembangan HAM di Indonesia ?
Jawab: Pelanggaran HAM dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat sendiri. Namun yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM harus ada upaya menegakannya. Negara RI adalah Negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur pelaksaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu UUD 1945, ketetapan MPR, dan undang-undang. Jika pelanggaran HAM telah terjadi perlu dilakukan pengadilan HAM. Pengadilan HAM diatur dalam UU no 26 tahun 2000. Pengadilan itu khusus diperuntukan bagi pengadilan HAM berat. Ada dua jenis pelanggaran HAM berat menurut undang- undang tersebut, yaitu genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pengadilan HAM berkedudukan disetiap daerah kabupaten/kota. Pengadilan HAM berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat. Proses penyelidikan kasus dilakukan oleh KOMNASHAM, sedangkan penyidikan perkara dilakukan oleh kejaksaan agung. Indonesia memiliki empat instrumen HAM, yaitu UUD 1945, tap MPR nomor XVII/MPR/1998, piagam HAM Indonesia, dan UUD nomor 39 tahun 1999. Keempat instrument ini digunakan dalam upaya melakukan perindungan, pemajuan, dan penegakan HAM ditanah air. Keberpihakan Indonesia dalam melakukan perlindungan, pemajuan dan penegakan HAM secara sungguh-sungguh diaktualisasikan dalam UUD 1945 secara perubahan. Perubahan UUD 1945 memuat ketentuan khusus tentang HAM. Ketentuan itu merupakan bab baru sekaligus sebagai perluasan materi HAM yang telah ada didalam UUD 1945 sebelum diubah. Masuknya rumusan HAM secara lebih terinci kedalam UUD 1945 merupakan kemajuan besar dalam proses perubahan Indonesia sebagai Negara demokrasi. Disamping itu juga merupakan ikhtiar bangsa Indonesia untuk menjadikan UUD 1945 menjadi konstitusi yang semakin modern dan demokratis. Dengan adanya rumusan HAM dalam UUD 1945 maka, secar konstitusional hak asasi setiap warga Negara dan penduduk Indonesia telah dijamin. Rumusan hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 dapat mencangkup empat kelompok yaitu kelompok hak-hak sipil; hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya; kelompok hak-hak khusus dan hak atas pembangunan; dan tanggung jawab Negara dan kewajiban asasi manusia. Berkenaan dengan diundangkannya undang-undang tentang HAM, maka pemerintah juga membentuk lembaga yang bertugas melindungi HAM. Lembaga tersebut adalah komisi nasional hak asasi manusia, disingkat KOMNAS HAM. KOMNAS HAM bertugas mengkaji, meneliti, memberi penyuluhan, memantau, dan menjadi media terlaksananya hak asasi manusia Indonesia.