Anda di halaman 1dari 8

HAK ATAS PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA

Tugas Terstruktur Matakuliah Hak Asasi Manusia (LF306C)


Semester I
Tahun Ajaran 2016/2017

Oleh:
Jehoash Nicolas Cussoy

312014158

Ingrid Kezia Regina

312015163

Stefanus Lintang
Satyasa
Rakha
Dimas
Odie

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
30 SEPTEMBER 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek dalam Negara Hukum yang dianut negara Indonesia yaitu salah satunya
berkenaan dalam hal perlindungan hak masyarakat. Sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke 4
yang berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, menjelaskan bahwa Indonesia menjamin hak semua
masyarakatnya atau bisa juga diartikan bahwa negara memiliki kewajiban untuk memenuhi
hak masyarakatnya. Hak asasi manusia (human right) dibingkai dalam UUD 1945 dalam
pasal ke 28 a sampai ke 28 j. Jadi jelas, bahwa Indonesia yang mana sebagai Negara
Hukum memiliki aspek perlindungan hak dan penjaminan hak sebagaimana tercancum
dalam Pembukaan UUD 1945. Salah satu hak yang menjadi isu HAM ialah hak kesehatan
yang mana masuk dalam kategori kesejahteraan umum.
Dalam pembahasan ini, harus disadari bahwa hidup dan kebebasan manusia tidak
bermakna jika kesehatannya tidak terurus. Hak atas derajat kesehatan yang optimal, dengan
konsekuensi setiap manusia berhak atas derajat kesehatan yang optimal dan negara
berkewajiban memenuhi hak itu. Tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28 h bahwa negara
menjamin hak untuk mendapat pelayanan kesehatan. Kemudian dalam Pasal 34 ayat (3)
dinyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Maka, makalah ini berisi suatu pemaparan dan analisis mengenai hakikat dari hak atas
kesehatan. Dalam bagian yang pertama dipaparkan pengertian mengenai HAM secara
umum. Selanjutnya diikuti pengertian hak atas kesehatan terkhusus pada pelayanan
kesehatan menurut hukum. Dalam bagian berikutnya, makalah ini juga berisi pemaparan

hasil penelitian atas beberapa kasus mengenai pelayanan kesehatan yang terjadi khusunya
di Indonesia. Dan makalah ini ditutup dengan suatu kesimpulan dan saran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kewajiban negara dalam memenuhi hak masyarakat terkhususnya pelayanan
kesehatan ?
2. Bagaimana hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di rumah sakit
pemerintah ?
C. Tujuan
1. mengetahui
D. D
a. UUD 1945 (Pasal 28 h ayat 1&3 jo. Pasal 34 ayat 3)
b. Pasal 4 UU No. 23 Tahun 1992
c. Pasal 40-42,49 & 62 UU No.39 Tahun 1999
A. Kewajiban Negara untuk Memenuhi Hak Masyarakat dalam Hal Pelayanan
Kesehatan
a. Hak Asasi Manusia
Hak kesehatan adalah hak yang wajib didapatkan oleh semua masyarakat Indonesia
dengan tak terkecuali, karena telah diatur di dalam UUD bahwa negara menjamin atas
hak kesehatan terutama yang akan dibahas mengenai hak pelayanan kesehatan. Disadari
atau tampa disadari masyarakat sudah terjamin hak kesehatan dengan adanya. Sebelum
membahas lebih dalam mengenai hak kesehatan yang menjurus kepada hak pelayanan
kesehatan dan hak pasien. Perlu kita ketahuan yang menjadi dasar dari pembahasan kita
yaitu kewajiban negara dalam HAM dan dilanjutkan HAM itu sendiri.
Hak asasi manusia (human right) menurut Titon Slamet Kurnia dapat dimaknai
sebagai seperangkat hak yang melekat/ inheren pada diri manusia semata-mata karena

kodrat manusia1. Secara kodrati setiap manusia terlahir bebas dan sama. Karena itu dalam
diri manusia melekat hak hidup, kebebabsan, integritas pribadi dan lain-lain yang niscaya
perlu dalam rangka mengartikulasikan kehidupannya sesuai kodratnya secara
bermatabat2. Menurut Titon kehidupan manusia dari segala aspek memiliki hak
didalamnya yang mana dipastikan HAM ini diperlukan dari pertama kali manusia hidup
hingga sampai kapanpun.
Menurut Prof. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak yang bersifat asasi,
artinya hak yang dimiliki oleh manusia secara kodrat dan tidak dapat dipisahkan dari
manusia itu sendiri sehingga sifatnya suci3. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa hak
asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sebagai anugerah
Tuhan yang dibawa sejak lahir. Konsep HAM yang sebelumnnya cenderung bersifat
theologies, filsafati, ideologis, atau moralistic dengan kemajuan berbangsa dan
bernegara dalam konsep modern akan cenderung bersifat yuridis dan politik, karena
instrument HAM dikembangkan sebagai bagian yang menyeluruh dan hukum
internasional baik tertulis maupun tidak tertulis 4. Tetapi konsep HAM tersebut tidak
secara universal, disesuaikan dengan kebudayaan negara Indonesia yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep HAM di Indonesia bukan
saja terhadap hak-hak mendasar manusia, tetapi ada kewajiban dasar manusia sebagai
warga negara untuk mematuhi peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis,
menghormati HAM orang lain, moral, etika, patuh pada hukum internasional
mengenai HAM yang telah diterima bangsa Indonesia, juga wajib membela terhadap
negara.
Hak asasi manusia dipercaya sebagai memilki nilai universal yang berarti tidak
mengenal batas ruang dan waktu. Berjalannya waktu nilai universal ini kemudian
diterjemahkan dalam berbagai produk hukum nasional. Dengan tujuan untuk
1 Titon Slamet Kurnia, Hak Atas Derajat Kesehatan Optimal sebagai HAM di
Indonesia , Cet. 1, (Bandung : PT ALUMNI, 2007), hal. 10.
2 Ibid, hal. 11.
3 Budiyanto. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta. Erlangga. Hal 53.
4 Muladi, 2009, Hak Asasi Manusia, Cetakan Ketiga, Bandung. PT.Refika Aditama,
hal. 6.

melindungi dan menegakan nilai-nilai kemanusiaan. Definisi tentang hak asasi


manusia pada hakekatnya adalah seperangkat ketentuan atau aturan untuk melindungi
warga negara dari kemungkinan penindasan, pemasungan dan atau pembatasan ruang
gerak warga negara oleh negara5. Artinya, ada pembatasan-pembatasan hakiki
terlindung dari kesewenang-wenangan kekuasaan. Kewenagan negara tidak boleh
merugikan atau menindas hak masyarakat. Jelas bahwa HAM adalah hak dasar yang
melekat pada setiap individu sejak dilahirkan ke muka bumi dan bukan merupakan
pemberian manusia atau negara yang wajib dilindungi oleh negara.
Indonesia mencantumkan hak asasi manusia dalam dasar negara yang mana
Undang-Undang Dasar yang mana sebagai konstitusi negara Indonesia. Ham diatikan
disini yaitu salah satu dari dasar hukum yang mana harus dan wajib negara menjamin
hak setiap masyarakat yang mana sudah melekat dari mulai lahir ke bumi. Pada masa
reformasi ini Indonesia telah meletakan udang-undang pengaturan HAM, sebagai
negar hukum, Indonesia memiliki tanggung jawab kepada rakyatnya untuk
melindungi hak. Dalam perjalanan HAM di Indonesia founding father kita salah
satunya soepomo memiliki pandangan bahwa HAM sangat indentik dengan idiologi
liberal-individual, dengan demikian sangat tidak cocok dengan sifat msyarakat
Indonesia. Soepomo tidak pernah membayangkan kalu negara yang berasaskan
kekeluargaan akan terjadi konflik atau penindasan negara kepada rakyatnya karena
negara atau pemerintah merupakan satu kesatuan, antara pemerintah dengan rakyat
adalah tubuh yang sama6. Dengan pandangan ini dapat disadari bahwa HAM berjalan
sendiri berbeda dengan sifat Indonesia yang kekeluargaan, akan terjadi konflik apabila
berdirinya bangsa Indonesia dengan pemikiran liberal-individual. Tetapi yamin
menolak pandangan tersebut menurutnya tidak adadasar apapun yang dapat dijadikan
alsan untuk menolak memasukan HAM dalam Undang-undang dasar yang mereka
rancang7. Lebih tepatnya bahwa yamin tidak mendukung ideologi milik soepomo
karena HAM adalah dasar dari perlindungan umat manusia. Dari masa orde lama
hingga ke orde baru sampai ke reformasi banyak pergantian yang dilakukan
5 Ibid, hal. 39.
6
7

menemukan dasar HAM yang tepat bagi Indonesia. Dari semua peraturan perundangundangan selalu mengalami perubahan yang diakibatkan karena hak itu sendiri. Hak
masyarakat yang dijamin oleh pemerintah atau hak pemerintah untuk menjalankan
wewenangnya untuk kemakmuran rakyatnya.
Ham tidak dipisahkan dari pandangan-pandangan yang abstrak dari para ahli dan
dari orang perorangan. Yang menjadi pokok permasalahan yaitu apabila setiap
manusia mementingkan hak dirinya dan hak orang lain maka HAM disini dipandang
sebagai hukum tertinggi yang membingkai semua manusia menuju ke satu keadilan.
HAM adalah hakiki yang ada dan yang sangat melekat pada setia manusia, akan tetapi
hak asasi manusia bisa menjadi kehancuran pola pandang dan kehancuran bagi negara
apabila tidak benar-benar diindahkan. Indonesia sebagi negara hukum sangatlah
mengerti akan hak yang dimiliki oleh masyarakat, terlihat dari tercantumnya
instrument hukum yang berhubungan dengan perlindungan atas hak asasi manusia
tergolong sudah cukup memadai. Dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
kwalitas aparat penegak hukum, sistem menejemen ataupun pembangunan fisiknya.
Hanya menjadi masalah apabila hancurnya moral penegakan hukumnya.
b. Hak pelayanan kesehatan
Amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Yang dapat digolongkan pelayanan kesehatan
antara lain ialah pemeriksaan medic, diagnosis, terapi, anestesi, menulis resep obatobatan, pengobatan dan perawatan di rumah sakit, peningkahan pasien, control,
pelayanan pasca perawatan, pemberian, pemberian keterangan medik, pemberian
informasi, kerja sama vertikel penyelenggara pelayaan kesehatan, dan sebagainya 8.
Jelas bahwa pelayanan kesehatan identik dengan rumah sakit, lebih mendalam pekerja
kesehatan dan pasien. Salah satu tujuan hukum kesehatan adalah melindungi
kepentingan-kepentingan pasien.
8 Freddy Tengker, Hak Pasien, Cet. 1, Mandarmaju. Bandung. 2007, hal. 56.

Walaupun pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat akan tetapi peran masyarakat tetap diperlukan sebagai upaya pemenuhan
hak-hak kesehatan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai HAM. Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemapuan hidup
sehat bagi setiap orang.Hal ini dimaksudkan agar peningkatan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
secara berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, terarah dan terintegrasi
didasarkan pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang telah ditetapkan pada tahun
2009. SKN tersebut secara nyata telah dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang merupakan acuan
dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman, arah pelaksanaan pembangunan
kesehatan.
Rumah sakit menjamin perlindungan hukum bagi dokter, tenaga kesehatan agar
tidak menimbulkan kesalahan medik dalam menangani pasien, sekaligus pasien
mendapatkan perlindungan hukum dari suatu tanggung jawab rumah sakit dan
dokter/tenaga kesehatan.Peran dan fungsi rumah sakit sebagai tempat untuk
melakukan pelayanan medis yang profesional akan erat kaitannya dengan 3 (tiga)
unsur yaitu yang terdiri dari: 1) Unsur mutu yang dijamin kualitasnya; 2) Unsur
keuntungan atau manfaat yang tercermin dalam mutu pelayanan; dan 3) hukum yang
mengatur perumahsakitan secara umum kedokteran dan/atau medik khsusnya. Unsurunsur sebagaimana dimaksud akan bermafaat bagi pasien dan dokter/tenaga kesehatan
serta rumah sakit, disebabkan karena adanya hubungan yang saling melegkapi unsur
tersebut. Pelayanan kesehatan memang sangat membutuhkan kualitas, mutu
pelayanan yang baik dan maksimal, dengan mafaat yang dapat dirasakan oleh
penerima jasa pelayanan kesehatan (pasien) danpemberi jasa pelayanan kesehatan
(dokter/tenaga kesehatan dan rumah sakit).
Pelayanan kesehatan (medis) merupakan hal yang penting yang harus dijaga
maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai standar pelayanan yang berlaku, agar
masyarakat sebagai konsumen dapat merasakan pelayanan yang diberikan. Pelayanan
sendiri hakikatnya merupakan suatu usaha untuk membantu menyiapkan segala
sesuatu yang diperlukan orang lain serta dapat memberikan kepuasan sesuai
c. Kewajiban negara tentang hak pelayanan kesehatan

Memberikan perlindungan dan melayani rakyat/warga negara pada dasarnya


merupakan kewajiban suatu negara. Kewajiban yang lahir antara negara dengan warga
negara sangatlah luas dan beragam, yang mana salah satunya adalah kewajiban yang
lahir karena klaim HAM. Kewajiban negara/pemerintah di bidang HAM dan
implementasinya tidak bisa dipisahkan dari konsep dan prinsip-prinsip demokrasi
serta negara hukum.

Anda mungkin juga menyukai