Anda di halaman 1dari 13

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING : AMILLUDIN ASSAEFI,S.H.,M,H.

Disusun oleh: Kelompok 2


- Fitria Rusyadi (1961201311)
- Hanifah Nasution (1961201253)
- Waskito Aji (1961201281)
ABSTRAK

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang


pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban
warganegara serta proses demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan (civic education) memuat
bahasan tentang masalah kebangsaan, kewarganegaraan dalam hubungan hakekat pendidikan
kewarganegaraan, upaya dasar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi
warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan
hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa
dan negara. Pendidikan kewarganegaraan ini memiliki tujuan untuk menjadikan siswa
sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be good citizenship, yakni warga yang
memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa
bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak setiap individu yang harus dijaga dan dihormati oleh
setiap orang. Di Indonesia, hak asasi masnusia dinyatakan secara eksplisit dalam UUD 1945
Pasca-amandemen. Di antara semua pasal tersebut, pada Pasal 28H ayat (1) tercantum dengan
jelas bahwa Pelayanan Kesehatan adalah termasuk dalam kategori Hak Asasi Manusia yang
berhak didapatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Jauh sebelumnya, Islam telah lama
mendengungkan kebebasan setiap individu. Inti ajaran Islam yang terbingkai dalam
maqa>s}id al-shari>'ah secara global mengajarkan lima prinsip utama yaitu: hak
perlindungan agama (hak beragama), hak perlindungan jiwa (hak hidup), hak perlindungan
terhadap akal (intelektual), hak perlindungan terhadap hak milik, dan hak berkeluarga. Jika
diperhatikan lebih mendalam, terdapat persamaan visi antara hak pelayanan kesehatan yang
diamanatkan UUD 1945 tersebut dengan salah satu dari tujuan pokok dalam Islam yaitu
pemeliharaan terhadap jiwa (h}ifz} al-nafs). Tesis ini mencoba untuk mengeksplorasi dan
menganalisis secara ilmiah tentang bagaimana seharusnya kehadiran negara dalam menjamin
hak rakyat dalam hal pelayanan di bidang kesehatan ditinjau dari perspektif maqa>s}id al-
shari>'ah dan hukum positif di Indonesia. Penelitian ini merupakan library research dengan
menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan konseptual (Conceptual
Approach), Pendekatan historis (Historical Approach), dan pendekatan perbandingan
(Comparative Approach). Data-data primer dan sekunder diolah secara kualitatif. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia belum maksimal, hal
ini diindikasikan dengan banyaknya rumah sakit yang terkesan mengabaikan kondisi pasien
yang kritis dan lebih mengutamakan kelengkapan persyaratan administratif sebelum
melakukan penanganan terhadap pasien. Ditinjau dari perspektif maqa>s}id al-shari>'ah yang
menekankan pada pengutamaan maslahat dari pada mafsadat, bahwa hukum penanganan
pasien tergantung dari tingkat kebutuhan (maslahat) pasien terhadap pelayanan kesehatan.
Sedangkan dalam perspektif hukum positif, hak-hak pasien terkait pelayanan kesehatan tidak
dilayani dengan baik oleh pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab menjamin
kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, tindakan mengabaikan pasien tersebut, jika dilihat
dari perspektif hukum positif bisa dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum dan hak
asasi manusia. Hasil Penelitian ini sebagai kritik sekaligus merekomendasikan agar
pemerintah secara umum baik legislatif maupun eksekutif agar meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan antara lain dengan membuat aturan dan program kesehatan yang
menjangkau semua lapisan masyarakat sesuai amanat undangundang, termasuk melayani
berdasarkan tingkat kemaslahatan pasien.

A. PENDAHLUAN

Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan umat
manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Orang lain tidak dapat
menggangu hak asasi masing-masing individu. Oleh karena itu, hak asasi harus dipahami
oleh setiap orang. Karena begitu pentingnya, hak asasi manusia (HAM) dijadikan sebagai
salah satu materi dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan agar para
mahasiswa bisa memahami betul makna dan isi dari Hak Asasi Manusia itu sendiri.Itu
sebabnya untuk menjadi warga negara yang baik harus memahami dan menyadari mengenai
hak asasi manusia. Sudah 68 tahun semenjak ditetapkannya Universal Declaration of Human
Rights (UDHR) atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948, manusia
hidup dalam kebebasan, persamaan dan perlindungan. Setiap orang diakui hak dasarnya. Hal
ini mengharuskan bagi semua orang tanpa terkecuali untuk mengakui hak dasar atau kodrati
orang lain, termasuk negara beserta penguasanya sekalipun. Sebagaimana yang diungkapkan
Muhtaj (2008:19), “DUHAM adalah puncak konseptualisasi HAM universal”, artinya isi
DUHAM berlaku untuk semua bangsa di dunia, termasuk bangsa Indonesia. Indonesia
merupakan negara yang mendeklarasikan kemerdekaan 3 tahun lebih dahulu sebelum
ditetapkan DUHAM 1948. Negara Indonesia sangat memperhatikan penegakan HAM. Dalam
upaya memberikan jaminan atas penegakan HAM, materi muatan HAM dimasukkan dalam
Amandemen Kedua dan UUD 1945. Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga
terdapat ketentuan mengenai HAM. Setiap negara bertanggungjawab terhadap hak asasi tiap
warga negaranya. Sebagaimana dalam Pasal 71 UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia sebagai berikut: Pemerintah wajib dan bertanggungjawab menghormati,
melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam
Undangundang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak
asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia. Pemerintah harus senantiasa
menjamin eksistensi hak-hak dasar setiap warga negaranya. Tidak boleh membiarkan begitu
saja dan lepas tanggungjawab terhadap hak asasi tiap warga negaranya. Sebisa mungkin
untuk memenuhinya karena sudah tercantum dalam konstitusi. Pembiaran terhadap hak asasi
warga negara dapat dikatakan sebagai pelanggaran HAM. Pemerintah bertanggungjawab
terhadap hak asasi dalam segala bidang. Sebagaimana dalam Pasal 72 UU RI Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu “Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang
lain”. Dengan kata lain, pemerintah harus memenuhi dan menjamin hak sipil politik (sipol)
dan hak ekonomi, sosial, budaya (ekosob). Hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob)
menekankan pada tuntutan agar negara, dalam hal ini pemerintah dituntut untuk memberikan
perlindungan dan bantuan kepada warga negaranya. Di dalam UU RI Nomor 11 Tahun 2005
yang merupakan hasil ratifikasi dari International Covenant on Economic, Social and Cultural
Rights (ICESCR) 1966, memaparkan bentuk perlindungan pemerintah dalam pemenuhan hak
ekosob antara lain hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh pendidikan, hak
atas jaminan sosial, dan lain-lain. Apabila hak-hak tersebut dapat direalisasikan maksimal,
dengan demikian pemerintah akan memberikan kesejahteraan pada warga negaranya
sehingga berdampak positif terhadap pembangunan nasional. Hak asasi manusia bidang
sosial berkaitan dengan hak atas jaminan sosial, hak atas perumahan dan hak atas pendidikan.
Hak asasi manusia bidang sosial tercantum dalam Pasal 28 H ayat (1) hasil Amandemen
Kedua UUD 1945 berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Ditegaskan pula dalam Pasal 34 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan
bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan umum. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyejahterakan
warga negaranya dan memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal. Program jaminan
kesehatan merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kewajiban konstitusional dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Program tersebut bertujuan untuk
menjamin kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh dan merata bagi setiap rakyat
Indonesia. Mulai dari daerah pedalaman sampai daerah perkotaan, setiap orang berhak
memperoleh jaminan kesehatan. Asalkan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka
berhak mendapatkannya.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pada akhir abad XIV hingga awal abad XIIV John Locke mencetus kan ide tentang Hak asasi
manusia yang mana hak asasi manusia ini adalah hak yang di bawa semenjak lahir yang
melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat ataupun dihilangkan. Hal ini
yang menjadi ide dasar munculnya gerakan pembelaan hak asasi manusia di dunia barat. Dan
muncul juga ide dari J.J Rousseau yang menyatakan bahwa Negara tidak bisa mencabut hak-
hak dasar yang dimiliki individu dan masyarakat, melainkan Negara harus melindungi hak-
hak tersebut. Pada akhir abad XIV hingga awal abad XIIV John Locke mencetus kan ide
tentang Hak asasi manusia yang mana hak asasi manusia ini adalah hak yang di bawa
semenjak lahir yang melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat ataupun
dihilangkan. Hal ini yang menjadi ide dasar munculnya gerakan pembelaan hak asasi
manusia di dunia barat. Dan muncul juga ide dari J.J Rousseau yang menyatakan bahwa
Negara tidak bisa mencabut hak-hak dasar yang dimiliki individu dan masyarakat, melainkan
Negara harus melindungi hak-hak tersebut. dalah segala sesuatu yang bersifat mendasar dan
fundamental yang selalu melekat pada objeknya. sedangkan kata manusa berasal dari Bahasa
Indonesia. Jadi di Indonesia HAM diartikan sebagai hak-hak mendasar pada Manusia.
C. DISKUSI DAN ANALISA

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian Negara Hukum

Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang
menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya
kebahagiaan hidup untuk warga negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa
susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik.

Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang mencerminkan keadilan
bagi pergaulan antar warga negaranya. Maka menurutnya yang memerintah negara bukanlah
manusia melainkan "pikiran yang adil". Penguasa hanyalah pemegang hukum dan
keseimbangan saja.

B. Ciri-Ciri Negara Hukum

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah sebagai berikut:

a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan  

dalam bidang politik, hukum, sosial,  ekonomi, dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan  

tidak memihak.

c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jamian bahwa ketentuan hukumnya dapat

dipahami, dapat dilaksanakan, dan aman dalam melaksanakannya.

D. Tipe Negara Hukum


Ada tiga tipe negara hukum, yaitu:

1. Negara Hukum Liberal

Tipe ini menghendaki agar negara berstatus pasif, artinya bahwa suatu  

negara harus tunduk pada peraturan-peraturan negara. Penguasa dalam

bertindak sesuai dengan hukum. Di sini kaumu liberal menghendaki agar

penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta

persetujuan yang menjadi penguasa.

E. Indonesia sebagai Negara Hukum

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada

Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah

Negara Hukum"

Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian Pasal UUD 1945

menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara,

bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.


Pengertian HAM

Pengertian HAM – Setiap manusia yang ada di dunia ini memiliki hak dan kewajiban yang
harus di jalankan. Pada zaman semakin berkembang maka muncullah istilah hak asasi
manusia. Pengertian HAM dapat dibagi menjadi hak, asasi dan manusia. Hak adalah
kepunyaan atau kepemilikan. Untuk asasi sendiri memiliki arti hal mendasar.

Jadi hak asasi manusia adalah hal yang mendasar dan utama dan harus dimiliki oleh manusia.
Berikut ulasan tentang pengertian HAM lebih lanjut beserta berbagai pemahaman lainnya
seperti berbagai macam HAM, undang-undang yang menaungi, contoh kasus HAM dan
organisasi HAM.

Hak asasi manusia sudah memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya. Untuk itu ada
beberapa pengertian HAM atau definisi dari para ahli yang mengemukakan cabang ilmu
tentang hak asasi manusia. Berikut Contohnya:

1. HAM Menurut Jan Materson


Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM adalah hak-hak yang
ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup sebagai manusia.

12. Austin-Ranney,

HAM adalah uang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam kostitusi dan
dijami pelaksanaannya oleh pemerintah.

Hubungan antara HAM dengan Pendidikan Kewarganegaraan

Konsep Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang


mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule
of law, HAM, hak dan kewajiban warganegara serta proses demokrasi. Pendidikan
kewarganegaraan (civic education) memuat bahasan tentang masalah kebangsaan,
kewarganegaraan dalam hubungan hakekat pendidikan kewarganegaraan, upaya dasar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela
negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Menurut Mansoer dalam Muhammad Erwin (2012: 36) pada hakikatnya, “pendidikan
kewarganegaraan itu merupakan hasil dari sintesis antara civic education, democracy
education, serta Citizenship yang berlandaskan pada Filsafat Pancasila serta mengandung
identitas nasional Indonesia serta materi muatan tentang bela negara”. Pendidikan
kewarganegaraan menurut pasal 39 Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang sistem
pendidikan nasional dalam Cholisin (2001:1) bahwa “Pendidikan kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan
warga negara dengan pemerintah agar menjadi warga negara yang dapat di andalkan oleh
bangsa dan negara”. Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) merupakan subjek
pembelajaran yang mengemban misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yakni sebagai
upaya sadar dalam “nation and character building”. Dalam konteks ini peran pendidikan
kewarganegaraan (PKn) bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat
strategis. Suatu negara demokratis pada akhirnya akan bersandar pada pengetahuan,
keterampilan dan kebajikan dari warganegaranya dan orang-orang yang mereka pilih untuk
menduduki jabatan publik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mampu menjadikan mahasiswa sebagai warga
negara yang baik memiliki pengetahuan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hak dan kewajiban, berkesadaran hukum,
sensitifitas politik, berpartisipasi politik dan masyarakat madani.

Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan

1. Civic Education tidak hanya sekadar melayani kebutuhan-kebutuhan warga dalam


memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi.

2. Civic Education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan sebuah
proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara secara demokratis.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membangun dan menumbuhkan


wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri
para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu
pengetahuaan dan teknologi serta seni.

Macam-Macam Hak Asasi Manusia


Setelah mempelajari berbagai pengertian HAM, untuk selanjutnya mengetahui macam-
macam hak asasi manusia. Berikut ulasannya :

1. Hak Asasi Pribadi ( Personal Human Rights )


Hak ini merupakan hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap orang. Contoh
dari personal human rights ini adalah kebebasan untuk menyampaikan pendapat,berpindah ke
berbagai tempat; dan lain sebagainya.

2. Hak Asasi Politik ( Politic Rights )


Ini merupakan hak asasi dalam kehidupan politik seseorang., Contohnya adalah hak untuk
dipilih dan memilih; hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan

3. Hak Asasi Ekonomi ( Property Rights )


Hak ini menyangkut hak individu dalam hal perekonomian.  Contoh dari hak property rights
adalah kebebasan dalam hal jual-beli, perjanjian kontrak;

4. Hak Asasi Peradilan ( Procedural Rights )


Hak dalam memperoleh perlakuan sama dalam tata cara pengadilan. ontohnya adalah hak
untuk mendapatkan pembelaan hukum

5. Hak Asasi Sosial Budaya


Hak terkait dalam kehidupan masyarakat, contohnya adalah hak untuk menentukan, memilih,
dan melakukan pendidikan
6. Hak Asasi Hukum ( Legal Equality Rights )
Hak untuk mendapatkan kependudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
Contohnya adalah mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum dan
pemerintahan.

Kasus Pelanggaran HAM Di Indonesia:

Meskipun pengertian HAM sudah dijabarkan sedemikian rupa, namun pelaksanaannya masih
banyak pelanggaran. Begitu pula dengan di Indonesia sendiri memiliki berbagai kasus
pelanggaran HAM. Contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia adalah peristiwa
pembantaian Rawagede tahun 1945, tragedi pembantaian masal PKI tahun 1965-1966,
peristiwa tanjung priok tahun 1984, peristiwa santa cruz pada tahun 1991 dan masih banyak
lagi.

Undang-Undang Tentang HAM


Di Indonesia juga memiliki undang-undang untuk mengatur tentang hak asasi manusia.
Berikut penjelasannya ;

1. Pasal 28 A Mengatur Tentang Hak Hidup


Pasal ini mengatur tentang setiap orang berhak untuk mempertahankan untuk hidup dan
kehidupannya.

2. Pasal 28 C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan


Pasal 28 C ayat 1 berisi tentang mengembangkan diri lewat pemenuhan keperluan dasar,
berhak mendapat pendidikan, dan mendapatkan fungsi berasal dari ilmu-ilmu dan teknologi,
seni dan budaya, demi menambah mutu hidup dan kesejahteraan.

3. Pasal 28 D Mengatur Tentang Kebebasan Beragama


Pasal 28 D ayat 1 berisi tentang setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum, yang adil di hadapan hukum. Sedangkan pasal 28 D ayat 2 berhak atas
kebebasan bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
jalinan kerja.
D. PENUTUP

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu
memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

DAFTAR PUSTAKA

Lasa dkk.LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.

Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia-


26k.Diakses 02 Desember 2011

Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia

http://kumpulan-makalahkita.blogspot.com/2012/08/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan.html
Meilabalwell.wordpress.com/negara/hukum-konsep-dasar-dan-implementasinya-di-
indonesia/.

Anda mungkin juga menyukai