Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPER

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ANALISIS HAK ASASI MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA


DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN WARGA NEGARA”

Disusun Oleh :

Nama : Anisa Gusmayuni

NIM :153220027

Kelas : IK- G

Dosen Pengampu :

HOLIMIN

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


Abstrak

Penelitian ini mencermati peranan hak asasi manusia dalam pencapaian kesejahteraan warga negara serta
tanggung jawab yang harus dipikul oleh negara dalam melindungi, menghormati, dan memenuhi hak-
hak tersebut. Hak asasi manusia dipandang sebagai prinsip dasar yang universal, yang menjadi landasan
bagi prinsip-prinsip fundamental seperti keadilan, kebebasan, dan martabat manusia.

Pertama-tama, dalam paper ini terdapat definisi hak asasi manusia dan menguraikan konsep
kesejahteraan sebagai kerangka kerja teoretis. Hal ini bertujuan untuk memperjelas bagaimana
pemenuhan hak asasi manusia turut berperan dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik yang
memengaruhi kesejahteraan warga negara.

Selanjutnya, makalah ini membahas peran yang dimainkan oleh negara dalam memastikan pemenuhan
hak asasi manusia. Ini mencakup analisis peran negara dalam perlindungan warga negara dari potensi
pelanggaran hak, penghormatan terhadap hak-hak individu, dan upaya pemenuhan hak-hak tersebut
melalui berbagai kebijakan dan program.

Pada bagian berikutnya, hubungan antara pemenuhan hak asasi manusia dan kesejahteraan warga negara
diselidiki secara lebih mendalam. Paper ini mencermati sejauh mana pemenuhan hak-hak seperti hak
pendidikan, hak kesehatan, dan hak pekerjaan dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan
warga negara.

Sementara itu, paper ini juga mengidentifikasi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi negara
dalam mencapai kesejahteraan warga negara melalui pemenuhan hak asasi manusia. Tantangan tersebut
melibatkan permasalahan sumber daya, diskriminasi, dan efektivitas kebijakan yang diterapkan.

Kata Kunci: Hak Asasi Manusia, Kesejahteraan, Tantangan dan Hambatan.


Isi

Hak dan kewajiban telah menjadi bagian integral dari keberadaan manusia sejak lahir dan berlangsung
sepanjang hidupnya. Badan pemerintahan bertanggung jawab untuk memastikan dan melindungi hak-
hak asasi manusia. Meskipun hak asasi manusia telah diakui dalam Undang-Undang Dasar 1945,
kenyataannya, hak-hak ini belum selalu dijamin dan diproteksi secara menyeluruh. Oleh karena itu,
peran masyarakat, terutama lembaga pemerintah, memainkan peran yang sangat penting dalam
menjamin pemenuhan hak asasi manusia.

Pentingnya penyelenggaraan hak asasi manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab instansi pelaksana
(pemerintah) sebagai bagian dari pemerintahan nasional, sesuai dengan Pasal 28I ayat (4) Undang-
Undang Dasar 1945. Namun, dengan adanya amandemen pada Undang-Undang Dasar 1945, lahirnya
lembaga Ad Hoc yang terdiri dari lembaga hukum dan peradilan, menjadi elemen penting dalam
pengamanan hak asasi manusia di Indonesia. Selain itu, perkembangan saat ini menunjukkan bahwa
badan peradilan juga memiliki peran yang signifikan dalam menegakkan hak asasi manusia. Misalnya,
Mahkamah Konstitusi (MK) sering kali mengajukan uji materi terhadap undang-undang, yang
menghasilkan sejumlah keputusan yudisial yang berperan dalam melindungi hak asasi manusia.

Masalah hak asasi manusia, yang sebenarnya bersifat universal, terkadang dapat diabaikan atau
diabaikan dalam konteks tertentu. Hal ini menunjukkan perlunya upaya berkelanjutan untuk memahami,
menjaga, dan melindungi hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap individu.

Dalam masyarakat yang memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan,
menjaga hak asasi manusia sebagai prinsip hukum dan moral adalah dasar yang tak dapat digoyahkan.
Hak-hak ini mencakup hak untuk hidup, kebebasan berbicara, akses terhadap pendidikan, pelayanan
kesehatan, serta hak-hak lainnya yang tidak boleh dicabut atau disalahgunakan oleh negara atau pihak
lainnya. Pemenuhan hak asasi manusia bukan sekadar tugas hukum, melainkan juga suatu tanggung
jawab etika yang harus diakui oleh seluruh masyarakat.

Sementara itu, kesejahteraan warga negara melibatkan beragam aspek kehidupan, termasuk dimensi
ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Kesejahteraan mencerminkan taraf hidup yang baik, kesetaraan
dalam akses terhadap sumber daya, serta penawaran peluang yang adil bagi semua individu untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal. Meraih kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan
merupakan tujuan yang diidamkan oleh setiap masyarakat.

Namun, dalam realitasnya, pemenuhan hak asasi manusia dan pencapaian kesejahteraan seringkali
dihadapkan pada beragam tantangan yang kompleks. Tantangan-tantangan tersebut dapat berwujud
dalam bentuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, diskriminasi, keterbatasan sumber daya, atau bahkan
kebijakan-kebijakan yang tidak efektif. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi peran negara dalam
menjalankan kewajiban-kewajibannya terhadap warganya dalam konteks hak asasi manusia dan
kesejahteraan.

Tujuan dari paper ini adalah untuk mengadakan analisis mendalam tentang hubungan antara pemenuhan
hak asasi manusia dan tanggung jawab negara dalam mencapai kesejahteraan warga negara. Dengan
memahami lebih mendalam bagaimana pemenuhan hak asasi manusia berperan dalam mencapai
kesejahteraan, serta peran utama negara dalam proses ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang
berharga untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat. Dengan
menyatukan perspektif HAM dan kesejahteraan, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih
komprehensif tentang prinsip-prinsip dasar yang membentuk masyarakat yang adil dan sejahtera.

Pembahasan

a. Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada semua individu hanya karena mereka
manusia, bukan karena pemberian dari masyarakat atau hukum positif. Hak-hak ini timbul dari
martabat dasar setiap individu sebagai manusia, sehingga tidak tergantung pada perbedaan
seperti warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya, atau kewarganegaraan. Karakteristik universal
dari hak-hak ini menegaskan bahwa hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

Selain itu, hak asasi manusia juga bersifat inalienable, yang berarti bahwa hak-hak ini tidak dapat
dicabut atau dihilangkan oleh siapapun, terlepas dari perlakuan atau tindakan yang mungkin
dialami oleh individu tersebut. Meskipun seseorang dapat mengalami perlakuan yang tidak adil
atau kejam, hak-hak tersebut tetap berlaku karena mereka melekat pada hakikat dasar sebagai
manusia. Dengan kata lain, hak-hak ini adalah bagian integral dari eksistensi manusia.

Konsep hak asasi manusia berasal dari teori hak kodrati (natural rights theory) yang dapat
ditelusuri hingga zaman kuno dengan kontribusi dari filsuf Stoik seperti Santo Thomas Aquinas.
Seiring berjalannya waktu, Hugo de Groot atau Grotius, seorang ahli hukum Belanda yang diakui
sebagai "bapak hukum internasional," mengembangkan teori hukum kodrati Aquinas menjadi
sebuah kerangka pemikiran yang lebih rasional dan sekuler. Pemikiran ini kemudian menjadi
dasar bagi perkembangan pemikiran John Locke mengenai hak-hak kodrati, yang pada akhirnya
memainkan peran kunci dalam munculnya gerakan hak asasi manusia pada abad ke-17 dan ke-18
di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis.

Pentingnya perlindungan hak asasi manusia tidak dapat diremehkan. Hak asasi manusia ialah
pijakan yang kuat dalam menjaga keseimbangan kekuasaan, mencegah penyalahgunaan
kekuasaan, dan mewujudkan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Ketika hak asasi manusia
dilanggar, individu menjadi rentan terhadap penindasan, diskriminasi, dan pelanggaran lainnya.
Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi individu
dengan beberapa cara yang esensial:
1. Mencegah Penyalahgunaan Kekuasaan: HAM berperan sebagai pagar yang menjaga
individu dari penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah. Ini
bertujuan untuk mencegah tindakan sewenang-wenang, penangkapan ilegal, penyiksaan,
dan perlakuan tidak adil terhadap individu.
2. Mengamankan Kebebasan dan Hak Pribadi: HAM memberikan individu kebebasan
untuk hidup sesuai dengan keyakinan mereka, berbicara, beragama, dan
mengembangkan diri tanpa campur tangan yang tidak sah. Ini mencakup hak untuk
memilih agama, orientasi seksual, dan ekspresi budaya.
3. Memberikan Perlindungan Hukum: HAM memberi individu hak untuk mendapatkan
perlindungan yang adil dan setara di mata hukum. Ini berarti setiap orang memiliki hak
untuk membela diri dalam sistem peradilan dan tidak dapat dihukum tanpa proses hukum
yang adil.
4. Memberdayakan Individu: HAM memberi individu kekuatan untuk berpartisipasi aktif
dalam masyarakat dan berperan dalam pembentukan kebijakan. Ini termasuk hak untuk
berorganisasi, berdemonstrasi, dan berpartisipasi dalam pemilihan umum.
5. Melarang Diskriminasi: HAM melarang diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin,
agama, dan faktor lainnya, memastikan bahwa setiap individu diberikan hak yang sama
dan perlakuan yang adil di semua aspek kehidupan.
6. Melindungi dari Pelanggaran Hukum Internasional: HAM juga memiliki dimensi
internasional yang melindungi individu dari pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
negara-negara atau pihak ketiga. Ini termasuk pengadilan internasional dan mekanisme
penegakan hukum global untuk mengadili pelanggaran HAM.
7. Pengawasan Terhadap Negara: HAM menciptakan mekanisme pengawasan yang
memungkinkan masyarakat sipil, organisasi HAM, dan badan independen untuk
memantau tindakan negara dan memastikan bahwa negara memenuhi kewajiban mereka
dalam melindungi hak-hak individu.

Pentingnya perlindungan hak asasi manusia tidak dapat diremehkan. Hak asasi manusia ialah
pijakan yang kuat dalam menjaga keseimbangan kekuasaan, mencegah penyalahgunaan
kekuasaan, dan mewujudkan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Ketika hak asasi manusia
dilanggar, individu menjadi rentan terhadap penindasan, diskriminasi, dan pelanggaran lainnya.
b. Konsep Kesejahteraan
Dalam pandangan Hak Asasi Manusia (HAM), kesejahteraan mengacu pada usaha untuk
memastikan bahwa hak-hak asasi manusia setiap individu dihormati, dilindungi, dan dipenuhi
dalam konteks masyarakat. Pendekatan HAM menyoroti fakta bahwa semua orang memiliki hak-
hak yang melekat yang tidak boleh diabaikan atau dihapuskan oleh negara atau pihak lain.
Beberapa aspek penting terkait kesejahteraan dalam konteks HAM adalah:

 Proteksi Hak Dasar: HAM menetapkan serangkaian hak dasar yang harus dijamin oleh
negara kepada setiap individu. Ini termasuk hak atas kehidupan, kebebasan dari
penyiksaan, kebebasan berpendapat, hak pendidikan, hak atas pelayanan kesehatan, dan
banyak hak lainnya. Kesejahteraan dalam pandangan HAM mencakup perlindungan hak-
hak ini untuk mencegah individu menjadi korban penyalahgunaan kekuasaan atau
pelanggaran HAM.
 Kebebasan dan Partisipasi: Kesejahteraan dalam konteks HAM juga berarti
memberikan individu kebebasan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat tanpa takut
pada tindakan represi atau diskriminasi. Ini mencakup hak untuk berbicara,
berorganisasi, dan berdemonstrasi secara damai.
 Pemberantasan Diskriminasi: Kesejahteraan dalam pandangan HAM menuntut
penghapusan segala bentuk diskriminasi. Tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan ras,
jenis kelamin, agama, orientasi seksual, atau faktor lainnya. Tujuannya adalah
memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam masyarakat.
 Akses yang Adil: Kesejahteraan dalam konteks HAM mengharuskan akses yang adil
dan setara terhadap sumber daya dan layanan penting seperti pendidikan, perawatan
kesehatan, pekerjaan, dan perumahan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
 Pemberdayaan Individu: HAM mengakui pentingnya pemberdayaan individu untuk
mengambil peran aktif dalam pembentukan kebijakan dan perubahan sosial. Ini
melibatkan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, memberikan masukan
dalam proses kebijakan, dan mendukung hak individu untuk berbicara atas nama diri
mereka sendiri.
 Perlindungan Terhadap Pelanggaran HAM: Kesejahteraan dalam konteks HAM juga
mencakup perlindungan individu dari pelanggaran HAM yang mungkin dilakukan oleh
negara atau pihak ketiga. Ini bisa mencakup sistem peradilan yang adil, pengawasan oleh
badan-badan independen, dan perlindungan hukum bagi korban pelanggaran HAM.
Pendekatan Multidimensi: HAM mengadopsi pendekatan multidimensi terhadap kesejahteraan
yang mencakup aspek-aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Ini berarti bahwa
kesejahteraan tidak hanya tentang aspek materi tetapi juga tentang kebebasan, keadilan, dan
martabat manusia.
Kesejahteraan dalam konteks HAM berarti menciptakan masyarakat yang menghormati,
melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi manusia individu sehingga mereka dapat hidup dengan
martabat, kebebasan, dan kesempatan yang setara. Tanggung jawab negara adalah memastikan
implementasi dan pemeliharaan hak-hak ini dalam semua lapisan masyarakat.

c. Tanggung Jawab Negara terhadap Hak Asasi Manusia


Kewajiban negara dalam melindungi Hak Asasi Manusia masih merupakan hal yang belum
sepenuhnya tercapai dalam upaya mencapai bentuk dan tujuan yang ideal. Terdapat berbagai
hambatan dan alasan yang masih menjadi penghalang bagi negara untuk memenuhi tanggung
jawabnya dalam melindungi Hak Asasi Manusia. Kewajiban negara ini mencakup tiga aspek
utama, yaitu melindungi, menghormati, dan memenuhi hak-hak asasi manusia, dan ini
merupakan prinsip-prinsip pokok dalam Hak Asasi Manusia. Implementasi kewajiban negara
dalam melindungi Hak Asasi Manusia biasanya dibagi menjadi enam tahap atau tingkatan, yaitu:

 Perlindungan Hak Asasi Manusia: Negara memiliki tanggung jawab utama dalam
melindungi warga negara dan individu yang berada di wilayahnya dari pelanggaran hak
asasi manusia oleh pihak lain, termasuk individu, kelompok, atau entitas lain, termasuk
pemerintah sendiri. Ini mencakup mencegah tindakan seperti penyiksaan, penangkapan
ilegal, atau tindakan sewenang-wenang lainnya.
 Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia: Negara harus menghormati hak asasi
manusia setiap individu tanpa diskriminasi. Ini berarti negara tidak boleh mencampuri
hak-hak individu atau memberikan perlakuan yang tidak adil. Ini mencakup memberikan
kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan hak untuk tidak disiksa.
 Pemenuhan Hak Asasi Manusia: Selain melindungi dan menghormati hak asasi manusia,
negara juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak ini. Ini mencakup
memberikan akses warga negara ke layanan dan fasilitas yang mendukung pemenuhan
hak-hak seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan perumahan yang layak. Negara
juga harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk menjalani hidup
yang sejahtera dan memanfaatkan hak-hak mereka.
 Sistem Hukum yang Adil: Negara harus memiliki sistem hukum yang adil dan setara di
mana individu dapat mencari keadilan jika hak-hak mereka dilanggar. Ini termasuk
memastikan proses hukum yang adil dan perlindungan hak individu di bawah hukum.
 Kebijakan Publik yang Sesuai: Negara harus mengembangkan kebijakan publik yang
sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan memastikan bahwa hukum-hukum
yang ada mematuhi standar HAM. Legislatif memiliki peran penting dalam menetapkan
undang-undang yang mendukung dan melindungi hak-hak individu.

 Pendidikan dan Kesadaran: Negara juga harus memberikan pendidikan dan


meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia kepada warga negaranya. Ini dapat
membantu masyarakat memahami hak-hak mereka dan bagaimana cara melindunginya.

Kewajiban negara dalam melindungi, menghormati, dan memenuhi hak asasi manusia adalah
dasar masyarakat yang adil dan beradab. Negara memiliki peran sentral dalam menjaga martabat
dan kebebasan individu serta memastikan bahwa hak-hak dasar setiap orang dihormati dan
dilindungi. Pemenuhan kewajiban ini merupakan langkah penting menuju masyarakat yang
sejahtera dan berkeadilan.

Kerangka hukum internasional yang mengatur hak asasi manusia dan tanggung jawab negara
melibatkan sejumlah elemen utama, termasuk perjanjian, deklarasi, dan lembaga internasional
yang berperan dalam mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di tingkat global.
Beberapa aspek kunci dari kerangka hukum internasional ini mencakup:
 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia: Salah satu dokumen kunci dalam ranah hukum
internasional adalah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of
Human Rights), yang disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
1948. Dokumen ini menguraikan sejumlah hak dasar yang diakui sebagai hak yang
mendasar bagi setiap individu di seluruh dunia.
 Konvensi Hak Asasi Manusia: Di samping Deklarasi Universal, terdapat beberapa
perjanjian hak asasi manusia tingkat internasional, seperti International Covenant on
Civil and Political Rights (ICCPR) dan International Covenant on Economic, Social and
Cultural Rights (ICESCR). Perjanjian-perjanjian ini memberikan rincian lebih terperinci
mengenai hak-hak tersebut dan memiliki sifat mengikat bagi negara-negara yang telah
meratifikasinya.
 Organisasi Internasional: Sejumlah lembaga internasional, seperti Komisi Hak Asasi
Manusia PBB dan Mahkamah Internasional, memiliki peran yang signifikan dalam
pemantauan dan penegakan hak asasi manusia di tingkat global. Misalnya, Komisi Hak
Asasi Manusia PBB bertugas memantau pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia
dan memberikan rekomendasi kepada negara-negara anggota PBB.
 Hak Asasi Manusia dalam Konteks Hukum Humaniter: Hak asasi manusia juga memiliki
peran penting dalam hukum humaniter internasional, yang mengatur perilaku selama
konflik bersenjata. Kesepakatan seperti Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan-nya
melindungi individu yang tidak lagi terlibat dalam pertempuran, seperti warga sipil dan
tawanan perang.

d. Hubungan antara Hak Asasi Manusia dan Kesejahteraan


Pemenuhan hak asasi manusia memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan
warga negara. Keterkaitan antara pemenuhan hak asasi manusia dan kesejahteraan dapat
dijelaskan melalui berbagai aspek, seperti hak pendidikan, hak kesehatan, dan hak pekerjaan
memiliki dampak positif yang besar pada kesejahteraan warga negara. Misalnya, hak pendidikan
yang terjamin memungkinkan individu untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan di dunia yang terus berubah. Ini, pada
gilirannya, membuka pintu untuk peluang pekerjaan yang lebih baik dan peningkatan kualitas
hidup.

Selain itu, hak kesehatan yang terpenuhi memberikan akses ke perawatan medis yang diperlukan,
yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental individu, serta mengurangi beban finansial
yang bisa timbul akibat penyakit. Terakhir, hak untuk pekerjaan yang layak memberikan individu
kemampuan untuk mencari nafkah secara layak dan berkelanjutan, yang meningkatkan
pendapatan dan kemandirian ekonomi mereka. Semua ini berdampak positif pada kesejahteraan
warga negara secara keseluruhan, dengan peningkatan produktivitas nasional, pengurangan
tingkat kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup.

Karena hak-hak konstitusional warga negara telah dijamin dalam UUD NRI 1945, negara
memiliki kewajiban untuk mengaktualisasikan dan berupaya mewujudkan hak-hak tersebut
(Hasyimzum, 2021). Apabila terjadi pelanggaran hak-hak tersebut oleh negara, warga negara
berhak untuk mengajukan tuntutan kepada negara guna membatalkan kebijakan yang
dikeluarkan. Pemenuhan dan perlindungan hak-hak konstitusional warga negara oleh negara
merupakan salah satu tujuan dan fungsi pokok negara. Setiap negara, tanpa memandang
ideologinya, harus menjalankan beberapa fungsi dasar yang esensial, yaitu:

1) Melaksanakan ketertiban.Untuk menghindari gesekan maupun bentrokan dalam


masyarakat untuk menjaga keharmonisan dan untuk mencapai tujuan bersama maka Negara
harus bisa melaksanakan penertiban, dalam hal ini negara bertindak sebagai stabilisator.
2) Mengupayakan terwujudnyakesejahteraan serta kemakmuran bagi rakyatnya. Untuk saat
ini, fungsi ini sangatlahpenting, terlebihbagi negara-negara baru. Di Indonesia pandangan ini
tercermin dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun.
3) Pertahanan. Fungsi ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi adanya serangan yang
datangnya dari luar. Sehingga,dalam hal ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
Dengan demikian, pemenuhan hak asasi manusia bukan hanya masalah moral, tetapi juga
memiliki dampak yang kuat pada kesejahteraan warga negara. Ketika hak-hak dasar dan prinsip-
prinsip hak asasi manusia dihormati dan diterapkan dengan baik oleh pemerintah dan
masyarakat, hal ini cenderung menghasilkan masyarakat yang lebih sejahtera, stabil, dan adil.

Contoh Studi Kasus:

Studi Kasus: Penghapusan Diskriminasi Rasial di Afrika Selatan

Sebagai contoh yang menggambarkan dampak positif pemenuhan hak asasi manusia pada kesejahteraan,
kita dapat mencermati perjuangan penghapusan diskriminasi rasial di Afrika Selatan pada abad ke-20.
Selama beberapa dekade sebelumnya, rezim apartheid di Afrika Selatan memberlakukan undang-undang
dan kebijakan yang merendahkan ras tertentu dan memarginalkan mayoritas penduduk kulit hitam.

Pendekatan Hak Asasi Manusia:

Gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan berakar pada prinsip-prinsip hak asasi manusia. Mereka
menekankan pentingnya pengakuan hak-hak dasar, seperti hak untuk hidup, kebebasan berbicara,
kebebasan berkumpul, dan hak atas pendidikan, bagi seluruh warga tanpa memandang ras. Dampak
Positif:

Melalui perjuangan yang panjang dan keras, gerakan anti-apartheid berhasil menghasilkan perubahan
berarti dalam sistem politik Afrika Selatan. Pemimpin seperti Nelson Mandela dan dukungan
internasional memainkan peran penting dalam mendorong pemerintah apartheid untuk mengakhiri
praktik diskriminasi rasial.

Pada tahun 1994, Afrika Selatan menyelenggarakan pemilihan umum pertama yang melibatkan semua
warga negara, tanpa memandang ras. Nelson Mandela terpilih sebagai presiden, dan sistem apartheid pun
dihapuskan. Ini merupakan pencapaian besar dalam bidang hak asasi manusia dan membawa dampak
positif pada kesejahteraan negara tersebut.

Dampak pada Kesejahteraan:

Penghapusan apartheid membuka pintu bagi inklusi sosial dan ekonomi yang lebih besar bagi semua
warga Afrika Selatan. Masyarakat kulit hitam yang sebelumnya terbatas dalam akses ke layanan,
pekerjaan, dan pendidikan sekarang memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka.

Afrika Selatan telah mencatat kemajuan dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan setara,
meskipun tantangan-tantangan masih ada. Pengalaman ini menekankan bagaimana pemenuhan hak asasi
manusia dapat memberikan kontribusi positif pada kesejahteraan sosial, ekonomi, dan politik suatu
negara.
e. Tantangan dan Kendala dalam Mewujudkan Kesejahteraan melalui Hak Asasi Manusia
Munculnya teknologi digital dan perkembangan internet telah membawa manfaat besar dalam
hal perluasan akses informasi, komunikasi, dan partisipasi publik. Namun, seiring dengan
kemajuan ini, juga muncul tantangan besar dalam melindungi hak asasi manusia.

Salah satu tantangan utama adalah terkait privasi dan pengumpulan data pribadi. Di era digital,
data pribadi sering kali dikumpulkan, disimpan, dan digunakan oleh berbagai pihak seperti
perusahaan teknologi, pemerintah, dan entitas lainnya. Ini mengancam privasi individu dan
meningkatkan risiko penyalahgunaan data, pelanggaran privasi, dan pengawasan yang
berlebihan. Oleh karena itu, perlindungan hak asasi manusia harus mencakup upaya untuk
melindungi privasi individu dan memberikan kontrol atas data pribadi mereka.

Selain itu, kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi juga menjadi tantangan dalam era
digital. Meskipun internet memberikan akses luas terhadap informasi dan platform untuk
menyuarakan pendapat, namun ada risiko sensor, pembatasan kebebasan berekspresi, dan
pengurangan akses terhadap informasi yang dapat membatasi kebebasan informasi. Oleh karena
itu, perlindungan hak asasi manusia harus mencakup perlindungan terhadap kebebasan
berekspresi online dan memastikan akses terbuka terhadap informasi.

Fenomena seperti kebencian online, pelecehan, dan kekerasan siber juga menjadi tantangan
dalam perlindungan hak asasi manusia. Tindakan negatif dan agresif di dunia digital dapat
mengancam kebebasan, integritas, dan keamanan individu. Oleh karena itu, perlindungan hak
asasi manusia harus memastikan perlindungan terhadap individu dari pelecehan dan kekerasan
online serta menegakkan pertanggungjawaban terhadap pelaku tindakan tersebut.

Selanjutnya, kesenjangan digital juga merupakan tantangan dalam perlindungan hak asasi
manusia. Ketidaksetaraan akses terhadap teknologi digital dan internet dapat memperdalam
kesenjangan sosial, ekonomi, dan pendidikan antara individu dan kelompok. Oleh karena itu,
perlindungan hak asasi manusia harus mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan digital
dan memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses
teknologi dan memanfaatkannya.

Dalam menghadapi tantangan perlindungan hak asasi manusia dalam era digital, sangat penting
untuk mengembangkan kerangka kebijakan dan hukum yang responsif terhadap perkembangan
teknologi, menjaga keseimbangan antara keamanan dan privasi, mempromosikan kebebasan
berekspresi, mendorong inklusivitas digital, dan menegakkan pertanggungjawaban terhadap
pelanggaran hak asasi manusia di dunia maya.
Terdapat beberapa hambatan dalam Mewujudkan Kesejahteraan melalui Hak Asasi Manusia,
yaitu:
1. Sumber Daya yang Tidak Memadai: Salah satu hambatan utama adalah terbatasnya
sumber daya, baik dalam hal keuangan maupun personel yang dialokasikan untuk
program dan lembaga hak asasi manusia. Anggaran yang kurang mencukupi dan
kekurangan staf yang terlatih dapat menjadi penghambat dalam menjalankan program-
program hak asasi manusia dan dapat menghambat upaya perlindungan dan penegakan
hak asasi manusia yang efektif.

2. Masalah Korupsi dan Tata Kelola Pemerintahan: Hambatan selanjutnya adalah masalah
korupsi dan tata kelola pemerintahan yang buruk. Kurangnya transparansi dalam
administrasi publik, tingkat akuntabilitas yang rendah dalam penggunaan dana publik,
dan masalah integritas di dalam birokrasi adalah hal yang ditekankan oleh responden.
Korupsi dan kelemahan dalam tata kelola pemerintahan dapat merusak upaya untuk
memenuhi hak asasi manusia, terutama dalam hal distribusi sumber daya dan keadilan
sosial.

3. Kurangnya pemahaman dan tingkat pendidikan yang rendah terkait dengan hak asasi
manusia merupakan kendala lain. Hal ini berlaku baik di kalangan masyarakat umum
maupun pejabat pemerintah. Tingkat kesadaran yang minim terkait hak-hak dasar
manusia, prinsip-prinsip hak asasi manusia, dan prosedur perlindungannya dapat
menghambat partisipasi masyarakat dalam usaha melindungi dan menegakkan hak asasi
manusia. Oleh karena itu, upaya pendidikan dan kampanye sosialisasi mengenai hak
asasi manusia dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

4. Kemauan dan Komitmen Politik: Hambatan terakhir adalah perlunya kemauan dan
komitmen politik yang lebih kuat dari pemerintah untuk memprioritaskan perlindungan
hak asasi manusia. Tanpa dukungan politik yang kuat, implementasi kebijakan hak asasi
manusia bisa menjadi sulit. Komitmen pemerintah untuk menjalankan kebijakan yang
mendukung hak asasi manusia, mendorong reformasi, dan mengatasi permasalahan yang
ada sangat penting.

Hambatan-hambatan diatas mencerminkan kompleksitas dalam melaksanakan hak asasi manusia


di Indonesia dan menunjukkan pentingnya usaha untuk mengatasi masalah ini melalui alokasi
sumber daya yang memadai, perbaikan tata kelola pemerintahan, peningkatan kesadaran
masyarakat, dan dukungan politik yang kuat.

Kesimpulan

Hak asasi manusia (HAM) memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan
masyarakat. HAM adalah hak-hak yang melekat pada semua individu hanya karena mereka manusia,
yang bertujuan untuk melindungi kehormatan, kebebasan, dan peluang setiap orang. Pentingnya
perlindungan dan pemenuhan HAM mencakup beberapa aspek:

1. Mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak-pihak yang memiliki wewenang, termasuk


pemerintah, untuk menghindari penindasan, penyiksaan, dan perlakuan tidak adil terhadap
individu.

2. Menjamin individu dapat mengakses pendidikan, layanan kesehatan, lapangan kerja, dan
perumahan yang layak, yang semuanya berperan dalam kesejahteraan sosial dan ekonomi.

3. Memberdayakan individu untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan berperan dalam pembuatan
kebijakan, serta melarang diskriminasi berdasarkan berbagai faktor seperti ras, jenis kelamin,
agama, dan lainnya.

4. Melindungi individu dari pelanggaran HAM yang mungkin dilakukan oleh negara atau pihak
ketiga melalui sistem peradilan yang adil dan mekanisme pengawasan.

5. Kewajiban negara terhadap HAM melibatkan melindungi, menghormati, dan memenuhi hak-hak
individu, serta merumuskan kebijakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip HAM. Kewajiban ini
membentuk dasar bagi masyarakat yang adil, setara, dan sejahtera.

Namun, ada sejumlah tantangan dan hambatan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan melalui HAM.
Ini termasuk keterbatasan sumber daya, masalah korupsi, buruknya tata kelola pemerintahan, kurangnya
kesadaran dan pendidikan tentang HAM, serta kebutuhan akan dukungan politik yang kuat. Untuk
mengatasi masalah ini, perlu dilakukan usaha serius dalam alokasi sumber daya yang memadai,
perbaikan tata kelola pemerintahan, peningkatan kesadaran masyarakat, dan memperoleh dukungan
politik yang kuat dalam melaksanakan kebijakan HAM.

Selain itu, dalam era digital, ada tantangan tambahan terkait privasi, kebebasan berekspresi, kekerasan
siber, dan kesenjangan digital. Perlindungan HAM di dunia digital juga harus diperhatikan secara serius
dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks global, kerangka hukum internasional dan komitmen terhadap prinsip-prinsip HAM juga
memiliki peran penting dalam melindungi dan memenuhi hak asasi manusia di seluruh dunia.

Secara keseluruhan, pemenuhan HAM adalah fondasi yang kokoh untuk menciptakan masyarakat yang
adil, sejahtera, dan berkeadilan, dan penanganan tantangan dan hambatan ini menjadi kunci dalam
mencapai tujuan tersebut.

Penutup

1. Kesimpulan
Dalam mencapai kesejahteraan melalui hak asasi manusia, penting untuk membangun kesadaran
di masyarakat, mendapatkan dukungan komitmen politik, serta mengalokasikan sumber daya
yang memadai. Namun, ada berbagai kendala seperti keterbatasan sumber daya, permasalahan
korupsi, kurangnya kesadaran, dan masalah dalam tata kelola pemerintahan yang harus diatasi.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, kita dapat memastikan penghormatan, perlindungan,
dan pemenuhan hak asasi manusia, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan warga
negara dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
2. Saran
 Mengalokasikan sumber daya yang memadai adalah suatu kewajiban
pemerintah, di mana dana yang cukup harus dialokasikan untuk mendukung
program dan lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan dan
perlindungan hak asasi manusia.
 Perlu dilakukan perbaikan dalam tata kelola pemerintahan, dengan tujuan
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan integritas. Tindakan anti-korupsi
juga harus diterapkan secara ketat sebagai bagian dari reformasi ini.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat adalah langkah penting yang melibatkan
kampanye pendidikan dan sosialisasi mengenai hak asasi manusia. Hal ini
bertujuan agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hak-
hak mereka dan berperan aktif dalam upaya perlindungan hak asasi manusia.
 Diperlukan dukungan politik yang kuat dari pemerintah, di mana komitmen
politik untuk mendukung hak asasi manusia menjadi hal yang sangat penting.
Keputusan kebijakan dan reformasi yang mendukung hak asasi manusia harus
menjadi prioritas utama.
 Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini dan terus berupaya memenuhi hak
asasi manusia, kita dapat memastikan bahwa masyarakat kita tumbuh dalam
suasana kesejahteraan, keadilan, dan menghormati martabat manusia.
Referensi

Dewi, D. A. (2021). Hak Asasi Manusia: Pentingnya Pelaksanaan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di
Indonesia Saat Ini. Journal Civics and Social Studies, 5(1), 90-97.
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/journalcss/article/view/1055/809

Marzuki, S., & Riyadi, E. (2008). Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi
Manusia Universitas Islam Indonesia.

Kamala, H., & Fandana, R. (2023). Perlindungan Hak Asasi Manusia. https://osf.io/7atz6

Philip, C. (2016). Tanggung Jawab Negara Terhadap Perlindungan Hak Asasi Manusia Menurut Hukum
Internasional. Lex administratum, 4(2).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/11293

Silalahi, R. A. (2021). Tinjauan Normatif Pembela Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional dan
Hukum Nasional. JURNAL HUKUM, POLITIK DAN KEKUASAAN, 1(2), 99-111.

Arief, S. A. (2020). Mengurai Kewarganegaraan Ganda (Dual Citizenship) Di Indonesia Dalam


Perspektif Hak Asasi Manusia Dan Negara Kesejahteraan. SASI, 26(4), 527-539.

Supriyono, S., Sholichah, V., & Irawan, A. D. (2022). Urgensi Pemenuhan Hak-Hak Konstitusional
Warga Negara Era Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi
Manusia, 1(2), 55-66. https://penerbitgoodwood.com/index.php/JIHHAM/article/view/90

Jaman, U. B., Priyana, Y., & Ar-Rahmany, M. (2023). Pengaruh Kebijakan Hukum Terhadap
Perlindungan Hak Asasi Manusia di Negara Berkembang: Studi Pada Negara
Berkembang. Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains, 2(07), 556-565.

Anda mungkin juga menyukai