Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PPKN

Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


&
Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

Jl. Mindi No.2, RT.14/RW.9, Lagoa, Kec. Koja, Jkt Utara, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 14270

Kelompok 5
Nama Anggota:
- Reyfaldi Azis Saputra
- Muhammad Dzaki Hisyam
- Muhammad Januar Fabiano
- Raya Fiantiza Amir
- Syiva Azzahra Handayani
- Mulia Eka Putri
Kelas XI MIA
SMA ALKHAIRIYAH

Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

I.Pendahuluan

Hak dan kewajiban asasi manusia merupakan konsep yang menjadi landasan penting dalam upaya
menjaga martabat dan kemanusiaan setiap individu di seluruh dunia. Konsep ini melampaui batas-
batas negara dan budaya, menggarisbawahi bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama dan tak
terpisahkan, serta kewajiban untuk menghormati hak-hak orang lain. Konsep ini telah melahirkan
berbagai perjanjian internasional, deklarasi, dan dokumen hukum lainnya yang bertujuan untuk
melindungi hak asasi manusia dari berbagai bentuk pelanggaran dan penindasan.

Makalah ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif konsep hak dan kewajiban asasi
manusia, serta menggali peran penting yang dimainkan oleh konsep ini dalam konteks global. Kami
akan mengeksplorasi sejarah perkembangan hak asasi manusia, berbagai jenis hak asasi manusia,
prinsip-prinsip dasar yang mendasarinya, serta tantangan dan pelanggaran yang sering kali
menghadang perlindungan hak asasi manusia. Selain itu, makalah ini juga akan membahas upaya-
upaya penegakan hak asasi manusia, melalui keterlibatan lembaga internasional dan nasional, serta
peran masyarakat sipil dalam memajukan hak asasi manusia.

Melalui pembahasan yang mendalam tentang konsep hak dan kewajiban asasi manusia, kami
berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjunjung
tinggi hak-hak manusia sebagai landasan utama bagi terciptanya perdamaian, keadilan, dan
kebebasan di dunia ini. Dengan memperkuat perlindungan hak asasi manusia, diharapkan masyarakat
dunia dapat lebih berkembang secara harmonis dan beradab, menciptakan lingkungan yang
menghargai martabat dan keberagaman setiap individu.¹

II. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia sejak lahir sebagai
makhluk sosial, yang dilindungi dan diakui oleh negara, masyarakat, dan hukum tanpa diskriminasi.
HAM mencakup hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, yang memastikan martabat,
kebebasan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi setiap individu. Konsep HAM menempatkan manusia
sebagai pusat perhatian, memastikan perlindungan dari penindasan, penganiayaan, dan pelanggaran
hak yang dapat dilakukan oleh pihak lain maupun pemerintah.²
III. Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) terdiri dari berbagai jenis hak yang meliputi berbagai aspek kehidupan
manusia. Berikut adalah beberapa jenis hak asasi manusia yang umum diakui dan dilindungi:

1. Hak Sipil dan Politik:


LHak sipil dan politik adalah hak-hak yang berkaitan dengan partisipasi politik dan
kebebasan individu. Beberapa contoh hak sipil dan politik adalah hak untuk hidup, kebebasan
berbicara, kebebasan beragama, hak untuk mendapatkan perlindungan hukum, hak untuk
tidak mengalami penyiksaan, dan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.

2. Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya:


Hak ekonomi, sosial, dan budaya adalah hak-hak yang menjamin kesejahteraan sosial dan
ekonomi individu. Beberapa contoh hak ekonomi, sosial, dan budaya termasuk hak untuk
bekerja dan memilih pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas perumahan yang layak, hak atas
kesehatan dan pelayanan medis, serta hak untuk mengakses budaya dan partisipasi dalam
kehidupan budaya.

3. Hak Perempuan dan Hak Anak:


Hak perempuan dan hak anak adalah kategori hak asasi manusia yang khusus memfokuskan
pada perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak. Ini termasuk hak untuk
tidak diskriminasi, hak kesehatan reproduksi, hak pendidikan yang setara, hak perlindungan
dari kekerasan, dan hak untuk hidup Dalam lingkungan yang aman dan sehat.

4. Hak Migran dan Pengungsi:


Hak migran dan pengungsi adalah hak-hak yang melindungi hak-hak individu yang tinggal di
luar negara asal mereka, baik secara sukarela maupun karena situasi terpaksa. Hak ini
mencakup hak untuk tidak diskriminasi, hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk
bekerja, dan hak atas privasi dan keamanan.

5. Hak Lingkungan Hidup:


Hak lingkungan hidup adalah hak-hak yang menjamin lingkungan yang bersih, sehat, dan
berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Hak ini mencakup hak untuk mendapatkan akses
informasi tentang lingkungan, hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait
lingkungan, dan hak untuk memperoleh perbaikan dan kompensasi atas kerusakan
lingkungan.

6. Hak Fundamental
Setiap manusia sebagai warga negara dijamin melalui ketentuan konstitusional dan tidak
dapat dilanggar dengan apa pun, bahkan oleh otoritas negara. Hal ini dinyatakan dalam
deklarasi dan ketentuan konstitusional banyak negara. Mengacu pada French Declaration of
Rights of Man and Citizen, bahwa pria dilahirkan bebas dan memiliki hak yang sama.

7. Hak Moral
Hak asasi manusia yang menentukan perilaku spiritual dan moral, disebut juga hak moral.
Hal ini menyoroti berbagai nilai moral yang tidak dapat dinilai oleh hak institusional mana
pun. Beberapa contohnya, seperti menghormati semua orang, persaudaraan, sekularisme,
kedamaian, dan lainnya.³
IV. Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia

Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) adalah panduan etika dan nilai-nilai universal yang
menjadi dasar dalam mengakui, menghormati, dan melindungi hak- hak asasi setiap individu.
Prinsip-prinsip ini menetapkan standar moral dan hukum yang mengikat negara, masyarakat, dan
individu untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak yang melekat pada setiap
manusia. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip utama Hak Asasi Manusia:

1. Universalitas: Prinsip ini menyatakan bahwa hak asasi manusia berlaku untuk semua orang,
tanpa kecuali. Tidak ada alasan untuk mendiskriminasi seseorang berdasarkan ras, agama,
gender, atau latar belakang lainnya dalam mengakui hak-hak asasinya.

2. Kedermawanan dan Keberagaman: Prinsip ini mengakui bahwa setiap individu Memiliki
keberagaman hak dan kebutuhan yang berbeda. Hak asasi manusiaHarus diartikan secara
inklusif dan memberikan ruang bagi beragam kebutuhan Dan identitas manusia.

3. Tidak Dapat Dicabut: Prinsip ini menyatakan bahwa hak asasi manusia tidak dapat dicabut
oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah atau otoritas lainnya. Hak-hak tersebut merupakan
bagian dari martabat dasar setiap manusia.

4. Tidak Dapat Diabaikan atau Diabaikan: Prinsip ini menuntut agar hak asasi manusia tidak
boleh diabaikan atau diabaikan dalam situasi apapun, termasuk dalam keadaan darurat atau
konflik.

5. Tidak Dapat Dikendalikan oleh Kekuasaan Tertentu: Prinsip ini menekankan bahwa negara
dan pemerintahan bertanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia dan bukan untuk
mengekang atau menyalahgunakan hak-hak tersebut untuk kepentingan mereka sendiri.⁴

V. Kewajiban Asasi Manusia

Kewajiban Asasi Manusia adalah tanggung jawab moral dan hukum yang melekat pada setiap
individu dan pemerintah untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi manusia.
Konsep kewajiban asasi manusia menekankan bahwa hak asasi manusia tidak dapat dilihat secara
terpisah, tetapi harus diimbangi dengan kewajiban untuk menghormati hak-hak orang lain dan
memastikan kehidupan yang adil dan beradab bagi seluruh masyarakat.

Individu memiliki kewajiban untuk menghormati hak-hak asasi manusia sesama individu tanpa
membedakan ras, agama, atau status sosial. Kewajiban ini mencakup perilaku yang menghargai
martabat dan kebebasan orang lain, serta menolak segala bentuk diskriminasi dan pelecehan terhadap
hak-hak asasi manusia.

Di sisi lain, pemerintah dan otoritas publik juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan
memenuhi hak-hak asasi warganya. Ini berarti pemerintah harus menciptakan kebijakan dan undang-
undang yang memastikan perlindungan hak asasi manusia, menyediakan akses ke layanan dasar
seperti pendidikan dan kesehatan, serta menjamin sistem peradilan yang adil dan transparan.
Dengan memahami dan mematuhi kewajiban asasi manusia, baik individu maupun pemerintah dapat
berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan, dan keberagaman.⁵

VI. Tantangan dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Tantangan dan pelanggaran hak asasi manusia merupakan isu serius yang dihadapi di seluruh dunia.
Meskipun hak asasi manusia telah diakui secara internasional dan diatur dalam berbagai konvensi
dan perjanjian, tetapi kenyataannya masih banyak pelanggaran yang terjadi, Berikut adalah beberapa
tantangan dan bentuk pelanggaran hak asasi manusia:

1. Diskriminasi dan Ketimpangan: Diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, orientasi


seksual, atau status sosial masih menjadi masalah besar. Ketimpangan dalam akses terhadap
pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan hukum terjadi di banyak negara.

2. Konflik dan Kejahatan Perang: Konflik bersenjata dan perang sering kali menyebabkan
pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan
pengusiran paksa.

3. Pelanggaran HAM oleh Aparat Keamanan: Beberapa pemerintah atau aparat keamanan
terlibat dalam tindakan represif seperti penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, dan
eksekusi tanpa pengadilan.⁶

VII. Penegakan Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki oleh manusia sejak lahir atas pemberian tuhan
Yang Maha Esa. HAM menjadi ambigu ketika diletakkan pada kondisi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Mengapa demikian, hal ini dipengaruhi oleh suatu sikap dimana masyarakat menganggap
bahwa HAM menyangkut semua aspek dalam diri setiap manusia. Sehingga kemudian hal ini
menjadi opini publik, sebagai contoh melakukan sesuatu yang tidak wajar di depan umum dianggap
sebagai suatu hak yang asasi. Ternyata keadaannya tidaklah seperti itu, setiap orang diberi hak baik
yang bersifat asasi maupun yang bersifat relatif.

Hak yang bersifat asasi adalah hak sipil, hak politik, hak ekonomi dan hak sosial budaya. Adapun
hak yang bersifat relatif adalah hak yang berasal dari pengembangan hak asasi diatas. Terkait dengan
hak yang bersifat relatif tentu saja harus memperhatikan hak relatif orang lain, karena sesungguhnya
hak kita dibatasi dengan kewajiban menghormati hak orang lain. Berbicara mengenai hak asasi
manusia tidak terlepas dari peran aktif sebuah negara.
Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945 sebagai gerbang awal untuk melakukan reformasi
tataran kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai macam implikasi diharapkan dapat mengubah
bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Sebagai negara yang baru merdeka pada waktu itu UUD 1945
yang disahkan pada tanggal 18 agustus 1945 menjadi pondasi hukum nasional. Walaupun Indonesia
sudah merdeka, kondisi ini tidak serta merta mengakomodir kebutuhan perangkat bernegara. Bicara
hak asasi manusia pada waktu itu belum ada undang-undang yang secara khusus mengaturnya.

Pasca kemerdekaan kita memasuki masa orde lama di bawah kepemimpinan presiden Soekarno,
perkembangan terhadap penghormatan hak asasi manusia belum menemukan langkah yang konkrit,
negara pada waktu itu masih sibuk melakukan penataan perangkat bernegara, mengatasi masalah
tekanan baik dari luar maupun dari dalam Indonesia sendiri. Kemudian pada masa orde baru warna
penegakan hak asasi manusia masih saja tidak mengalami perkembangan, bahkan lebih parah, karena
pada masa orde baru memerintah dengan otoriter.⁷

VIII. Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Suatu Negara

Kasus pelanggaran hak asasi manusia tidak luput dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini karena
adanya beragam kepentingan di Indonesia dan belum terciptanya toleransi yang kuat. Akibatnya
masyarakat mulai goyah dan mudah dibawa oleh arus kepentingan.

Pentingnya HAM dalam kehidupan berbangsa, dunia memperingati 10 Desember sebagai Hari HAM
se dunia. Hak asasi manusia lahir bersama lahirnya manusia itu sendiri yang mana tidak dapat
dikurangi atas dasar apapun.

Kasus pelanggaran hak asasi manusia secara umum terbagi menjadi dua yaitu berat dan ringan.
Kasus pelanggaran HAM berat merupakan tindakan yang menyebabkan hilangnya hak dalam tubuh
sekelompok orang.

Hilangnya hak seseorang dalam kasus berat meliputi pembunuhan, penganiyayaan hingga cacat,
genosida dan perbudakan. Adapun pelanggaran HAM ringan meliputi pencemaran nama baik,
pencurian, pengancaman, kekerasan fisik dan terhalangnya aspirasi.

Kasus pelanggaran hak asasi manusia sebelum Indonesia merdeka hingga proklamasi masih kerap
ditemui. Salah satu peristiwa yang mungkin tidak akan pernah kita lupakan dalam sejarah adalah
penembakan mahasiswa Trisakti pada masa orde baru dan terbunuhnya Munir.⁸

XI. Kesimpulan

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan konsep yang mengakui dan melindungi martabat, kebebasan,
dan kesejahteraan setiap individu sebagai manusia. HAM mencakup beragam jenis hak, termasuk
hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial, dan budaya, serta hak khusus untuk perempuan, anak,
migran, dan pengungsi. Prinsip-prinsip HAM yang meliputi universalitas, kedermawanan,
ketidakdicabutan, ketidakdapat diabaikan, dan ketidakdapat dikendalikan oleh kekuasaan tertentu
menjadi landasan bagi upaya melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia.
Meskipun demikian, tantangan dan pelanggaran hak asasi manusia tetap menjadi kenyataan yang
dihadapi masyarakat dunia. Diskriminasi, konflik bersenjata, kekerasan terhadap perempuan dan
anak, ketidakbebasan berpendapat, serta isu migran dan pengungsi, semuanya menjadi ancaman
terhadap hak-hak asasi manusia. Kewajiban asasi manusia, baik oleh individu maupun oleh
pemerintah, menjadi hal penting dalam mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

Untuk mewujudkan dunia yang menghormati hak-hak asasi manusia, diperlukan kerjasama global
dan komitmen bersama dalam mengatasi tantangan dan pelanggaran yang ada. Penguatan lembaga
dan hukum dalam perlindungan hak asasi manusia, peningkatan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya HAM, serta peran aktif masyarakat sipil dalam memonitor dan mengadvokasi hak asasi
manusia menjadi langkah-langkah yang diperlukan.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai HAM, kita berharap bahwa dunia akan menjadi tempat yang
lebih bermartabat, beradab, dan menghormati hak-hak setiap individu sebagai manusia.⁹

Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila


I.Pendahuluan

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia adalah salah satu prinsip fundamental dalam Pancasila, yang
merupakan dasar negara dan ideologi nasional Indonesia. Sejak kemerdekaannya, Indonesia telah
menegaskan komitmen kuat terhadap perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,
serta menetapkan kewajiban bagi setiap warga negara untuk menghormati hak-hak asasi orang lain
dan memajukan kepentingan bersama dalam kerangka persatuan dan kesatuan.

Pancasila, sebagai filosofi hidup bangsa Indonesia, mengakui bahwa setiap manusia memiliki harkat
dan martabat yang sama, serta dilahirkan dengan hak-hak yang melekat pada dirinya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, substansi hak asasi manusia dalam
Pancasila mencakup hak atas kemerdekaan, keadilan, dan martabat, yang harus dijamin dan
dihormati oleh negara dan setiap warga negara.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami secara mendalam substansi hak dan kewajiban asasi
manusia yang terkandung dalam Pancasila, sekaligus menyadari bahwa keberagaman masyarakat
Indonesia menuntut kesadaran kolektif akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
dan menghargai perbedaan. Dengan begitu, hak asasi manusia dapat diwujudkan sebagai landasan
kokoh dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan beradab.¹⁰

II. Penjelasan tentang Substansi Hak Asasi Manusia dalam Pancasila:

Substansi Hak Asasi Manusia dalam Pancasila mencakup prinsip-prinsip dan nilai- nilai yang
menjamin kemerdekaan, kesetaraan, dan martabat setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengakui bahwa hak asasi manusia
adalah hak yang melekat pada setiap manusia sejak lahir, dan tidak dapat diganggu-gugat oleh
siapapun.
1. Harkat dan Martabat Manusia: Pancasila mengakui bahwa setiap manusia memiliki harkat
dan martabat yang sama. Tidak ada perbedaan yang mendalam antara satu manusia dengan
manusia lainnya. Setiap orang harus dihormati dan dianggap setara tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi, suku, agama, atau ras.

2. Kemerdekaan dan Kebebasan: Pancasila menegaskan hak asasi manusia atas kemerdekaan
dan kebebasan. Setiap warga negara berhak untuk bebas berpendapat, berkumpul, dan
berserikat secara damai tanpa adanya paksaan atau penindasan dari pihak manapun.
Kebebasan beragama dan berkeyakinan juga dijamin.

3. Hak untuk Hidup dan Bermartabat: Pancasila menjamin hak setiap manusia untuk hidup
dengan layak dan sejahtera. Hak ini mencakup kebutuhan akan pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan yang memadai. Selain itu, setiap manusia berhak hidup dengan
martabat tanpa diperlakukan diskriminatif atau disiksa.

4. Hak Pendidikan: Pancasila menetapkan hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan yang layak dan merata. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk membuka
peluang dan kesempatan bagi setiap individu untuk berkembang dan berkontribusi pada
kemajuan bangsa.¹¹

III. Substansi Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila:

Substansi Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila mengatur tanggung jawab setiap warga negara
Indonesia terhadap sesama manusia, negara, dan lingkungan. Kewajiban-kewajiban ini bertujuan
untuk menciptakan harmoni, keadilan, dan kesejahteraan dalam kehidupan bersama. Berikut adalah
beberapa poin kewajiban asasi manusia dalam Pancasila:

1. Tanggung Jawab terhadap Sesama Manusia: Pancasila menegaskan kewajiban setiap individu
untuk menghormati hak asasi manusia orang lain dan berperilaku dengan sikap saling
menghargai. Tidak boleh ada diskriminasi, kekerasan, atau perlakuan tidak manusiawi
terhadap sesama manusia.

2. Tanggung Jawab terhadap Negara dan Bangsa: Pancasila menekankan kewajiban setiap
warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara dan berkontribusi secara
positif bagi kemajuan bangsa. Kewajiban ini mencakup ketaatan pada hukum dan peraturan
yang berlaku serta kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologi negara.

3. Tanggung Jawab terhadap Lingkungan Hidup: Pancasila mengamanatkan kewajiban untuk


melestarikan dan menjaga lingkungan alam. Setiap warga negara harus bertanggung jawab
dalam menjaga kelestarian alam dan tidak melakukan tindakan yang merusak lingkungan
hidup.

Kewajiban asasi manusia dalam Pancasila merupakan fondasi bagi terciptanya masyarakat yang adil,
beradab, dan sejahtera. Dengan memahami dan melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, setiap
individu dapat berperan aktif dalam membangun negara yang berlandaskan persatuan dan kesatuan.¹²
IV. Implementasi dan Perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia:

Implementasi dan perlindungan hak dan kewajiban asasi manusia merupakan upaya nyata dalam
mewujudkan Pancasila sebagai landasan negara Indonesia. Pelaksanaan hak dan kewajiban asasi
manusia memerlukan peran aktif dari pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa untuk
menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan beradab. Berikut adalah penjelasan mengenai
implementasi dan perlindungan hak dan kewajiban asasi manusia:

1. Peran Pemerintah dalam Menjamin Hak Asasi Manusia: Pemerintah memiliki tanggung
jawab utama dalam melindungi hak asasi manusia. Pemerintah harus menciptakan kebijakan
dan regulasi yang berpihak pada perlindungan hak-hak dasar masyarakat, termasuk hak atas
pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan layak. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan
akses dan kualitas layanan publik yang merata dan berkeadilan.
2. Peran Masyarakat dalam Memajukan Hak Asasi Manusia: Masyarakat berperan penting
dalam mengawal dan memajukan hak asasi manusia. Dengan meningkatkan kesadaran dan
partisipasi aktif masyarakat terhadap isu-isu hak asasi manusia, setiap individu dapat
berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang menghormati dan melindungi hak-hak
asasi. Masyarakat jugamemiliki peran sebagai pengawas dan pemantau pelaksanaan hak asasi
manusia agar tidak terjadi pelanggaran.
3. Pentingnya Sistem Pengadilan dan Hukum yang Adil: Sistem pengadilan dan hukum yang
adil sangat diperlukan untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia. Setiap
pelanggaran hak asasi manusia harus mendapatkan keadilan, dan pelaku pelanggaran harus
diadili dengan proses yang transparan dan tidak diskriminatif. Menguatkan independensi dan
kualitas lembaga peradilan adalah langkah penting dalam memastikan hak asasi manusia
terlindungi.

Perlindungan hak dan kewajiban asasi manusia adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban
oleh seluruh komponen masyarakat. Hanya dengan kerjasama dan kesadaran kolektif, implementasi
hak dan kewajiban asasi manusia dapat berjalan efektif, sehingga Pancasila sebagai dasar negara
dapat terwujud dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.¹³

V. Kesimpulan:

Hak dan kewajiban asasi manusia dalam Pancasila merupakan pijakan kokoh dalam membangun
masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera, dan beradab. Substansi hak asasi manusia mencakup
harkat dan martabat manusia, kemerdekaan dan kebebasan, hak untuk hidup dan bermartabat, serta
hak pendidikan. Sementara itu, substansi kewajiban asasi manusia mencakup tanggung jawab
terhadap sesama manusia, negara, dan lingkungan.

Implementasi dan perlindungan hak dan kewajiban asasi manusia memerlukan peran aktif dari
pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa. Pemerintah harus menciptakan kebijakan dan
regulasi yang berpihak pada perlindungan hak asasi manusia, sementara masyarakat memiliki peran
sebagai pengawas dan pemantau pelaksanaan hak asasi manusia. Pentingnya sistem pengadilan dan
hukum yang adil juga menjadi faktor krusial dalam menegakkan dan melindungi hak asasi manusia.
Dalam konteks Pancasila, keberagaman masyarakat Indonesia menjadi kekuatan yang memperkuat
implementasi hak dan kewajiban asasi manusia. Kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan,
penghargaan terhadap perbedaan, dan semangat gotong-royong menjadi modal penting untuk
mencapai cita-cita luhur bangsa, yaitu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia.¹⁴

DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations. (1948). Universal Declaration of Human Rights. Retrieved from:


https://www.un.org/en/universal-declaration-human-rights/

2. Komnas HAM. (2004). Pengertian Hak Asasi Manusia. Jakarta: Komnas HAM.

3. Sudaryono, A. (2010). Pengantar Hukum HAM Internasional. Jakarta: Prenada Media Group.

4. Subekti, R. (2018). Hak Asasi Manusia: Tinjauan Normatif dan Historis. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

5. Kusumaatmadja, M. (2013). Hak Asasi Manusia: Perspektif Hukum dan HAM Internasional.
Jakarta: Sinar Grafika.

6. Donnelly, J. (2013). Universal Human Rights in Theory and Practice. New York: Cornell
University Press.

7. https://www.unja.ac.id/reformasi-penegakan-ham-di-indonesia/

8. https://fisip.umsu.ac.id/2022/03/03/kasus-pelanggaran-hak-asasi-manusia/

9. Kusumaatmadja, M. (2013). Hak Asasi Manusia: Perspektif Hukum dan HAM Internasional.
Jakarta: Sinar Grafika.

10. Winarno, Bondan. (2017). Hak Asasi Manusia dan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

11. Muhadi, dkk. (2018). Pokok-pokok Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

12. Muhadi, dkk. (2018). Pokok-pokok Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

13. Muhadi, dkk. (2018). Pokok-pokok Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

14. Muhadi, dkk. (2018). Pokok-pokok Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai