Anda di halaman 1dari 27

MATERI PERKULIAHAN

HUKUM DAN HAM

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Yani,


S.H., M.H.
Literature
Reference
1) HUKUM HAK ASASI MANUSIA (Perspektif
Internasional, Regional dan Nasional) – EKO
RIYADI, S.H., M.H. (PT. Raja Grafndo Persada,
Depok : 2018)
2) PENGANTAR NEGARA HUKUM DAN HAM – JOKO
SASMITO (Setara Press, Malang : 2018)
3) HUKUM HAK ASASI MANUSIA – Dr. A. Widiada
Gunakaya, S.A., S.H., M.H. (Andi, Jogjakarta :
2017)
4) NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA – Dr.
Bahder Johan Nasution (Mandar Maju, Bandung :
2014)
5) HUKUM HAK ASASI MANUSIA – Dr. Osgar S.
Matompo, dkk (Intrans Publishing, Malang : 2018)
6) HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSTITUSI
INDONESIA – Majda El Muhtaj (Kencana,
Jakarta : 2017)
7) HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA
HUKUM DEMOKRASI – Dr. Nurul Qamar
(Sinar Grafika, Jakarta : 2019)
8) POLITIK, HAK ASASI MANUSIA, DAN
DEMOKRASI – Dr. Marojahan JS Panjaitan
(Pustaka Reka Cipta, Bandung, 2018)
9) HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER –
Andrey Sujatmoko (Raja Grafindo Persada,
Jakarta : 2016)
MATERI KE – I

LANDASAN FILSAFAT,
TEORI, TERMINOLOGI DAN
SEJARAH HAK ASASI
MANUSIA
Hak Asasi Manusia Merupakan
Kristalisasi Berbagai Sistem Nilai dan
Filsafat Tentang Manusia dan Seluruh
Aspek Kehidupannya. Fokus Utama
dari Hak Asasi Manusia adalah
Kehidupan dan Martabat Manusia.
Secara historis, banyak kalangan yang
menganggap bahwa akar filosofis
munculnya gagasan HAM adalah teori
Hak Kodrati (natural rights theory),
yang dikembangkan oleh para pemikir
abad pencerahan di Eropa, seperti
John Locke, Thomas Paine, dan Jean
Jacques Rousseau.
 Dalam perkembangannya, teori hak
kodrati diikuti oleh 2 (dua) pemikiran
besar yang memberi sumbangan pada
bangunan dasar filosofis pemikiran HAM
modern, yakni demokrasi dan liberalisme.
 Pengaruh liberalisme dalam HAM dapat
dilihat dalam hak – hak sipil yang bersifat
pasif, yakni kebebasan individu dari
campur tangan (terutama dari negara).
 Sedangkan pengaruh demokrasi dalam
HAM, tercermin dalam hak – hak politik
yang bersifat aktif, yakni hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan dan
proses – proses politik.
SEJARAH PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN HAK ASASI
MANUSIA
INTERNASIONAL

Pada peradaban modern, sejarah


perkembangan HAK pada tingkat
internasional selalu dikaitkan
dengan terjadinya perang dunia,
baik pertama maupun kedua.
A. SEBELUM PERANG DUNIA II

 Doktrin Perlindungan Terhadap


Orang Asing
 Doktrin Intervensi Kemanusiaan
 Penghapusan Perbudakan
 Pembentukan Palang Merah
Internasional
 Pembentukan Liga Bangsa -
Bangsa
B. SETELAH PERANG DUNIA II

 Pembentukan Perserikatan
Bangsa - Bangsa
 Hukum Hak Asasi Manusia
Internasional
SEJARAH PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN HAK ASASI
MANUSIA NASIONAL

A. Pra Kemerdekaan dan Masa Orde


Lama
B. Masa Orde Baru
C. Pasca Reformasi
MATERI KE – II

PRINSIP DAN TEORI HAM


PRINSIP HAK ASASI MANUSIA

Manfred Nowak menyebut bahwa prinsip


HAM ada 4 (empat), yaitu ; Universal
(universality), Tak Terbagi (Indivisibility),
Saling Bergantung (Independent), Saling
Terkait (Interrelated).
Rhona K.M. Smith menambahkan Prinsip
Lain, yaitu Kesetaraan (equality), dan non
diskriminasi (non-discrimination).
Prinsip Lain yang juga penting adalah
Martabat Manusia (human dignity).
Indonesia memberi penekanan penting
terhadap satu prinsip lain, yaitu tanggung
– jawab negara (state responsibility).
 Bersifat Universal (Universality)
Beberapa moral dan nilai-nilai etik tersebar di seluruh dunia.
Negara dan masyarakat di seluruh dunia seharusnya
memahami dan menjunjung tinggi hal ini. Universalitas hak
berarti bahwa hak tidak dapat  berubah atau hak tidak
dialami dengan cara yang sama oleh semua orang.
 Tak Bisa Dibagi (Indivisibility)
HAM-baik hak sipil, politik, sosial, budaya, ekonomi-
semuanya bersifat inheren, yaitu menyatu dalam harkat
martabat manusia. Pengabaian pada satu hak akan
menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak
setiap orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang
layak adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi: hak
tersebut merupakan modal dasar bagi setiap orang agar
mereka bisa menikmati hak-hak lainnya seperti hak atas
kesehatan atau hak atas pendidikan.
 Saling Berkaitan Dan Bergantung (Interrelated And
Interdependence)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada
pemenuhan hak lainnya, baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Contohnya, dalam situasi tertentu, hak atas
pendidikan atau hak atas informasi adalah saling
bergantung satu sama lain. Oleh karena itu pelanggaran
HAM saling bertalian; hilangnya satu hak mengurangi hak
lainnya.
 Kesetaraan (Equality)
Konsep kesetaraan mengekspresikan
gagasan menghormati martabat yang
melekat pada setiap manusia. Secara
spesifik pasal 1 DUHAM menyatakan
bahwa : setiap umat manusia dilahirkan
merdeka dan sederajat dalam harkat dan
martabatnya.
 
 Non Diskriminasi (Non-Discrimination)
Non diskriminasi terintegrasi dalam
kesetaraan. Prinsip ini memastikan bahwa
tidak seorangpun dapat meniadakan hak
asasi orang lain karena faktor-faktor luar,
seperti misalnya ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lainnya, kebangsaan,
kepemilikan, status kelahiran atau lainnya.
 MartabatManusia (Human Dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat,
dan dimiliki setiap manusia di dunia.
Prinsip HAM ditemukan pada pikiran
setiap individu, tanpa memperhatikan
umur, budaya, keyakinan, etnis, ras,
jender, orienasi seksual, bahasa,
kemampuan atau kelas sosial.setiap
manusia, oleh karenanya, harus
dihormati dan dihargai hak asasinya.
Konsekuensinya, semua orang memiliki
status hak yang sama dan sederajat dan
tidak bisa digolong-golongkan
berdasarkan tingkatan hirarkis.
 Tanggung Jawab Negara (State
Responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban
lainnya bertanggung jawab untuk
menaati hak asasi.Dalam hal ini, mereka
harus tunduk pada norma-norma hukum
dan standar yang tercantum di dalam
instrumen-instrumen HAM. Seandainya
mereka gagal dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, pihak-pihak yang
dirugikan berhak untuk mengajukan
tuntutan secara layak, sebelum tuntutan
itu diserahkan pada sebuah pengadilan
yang kompeten atau adjudikator
(penuntu) lain yang sesuai dengan aturan
dan prosedur hukum yang berlaku.
TEORI DAN TERMINOLOGI HAM
Hak asasi manusia biasanya dianggap
sebagai hak yang dimiliki setiap manusia,
yang melekat atau inheren padanya karena
dia adalah manusia. Dalam mukadimah
Perjanjian Internasional Hak Sipil dan Politik
dari PBB dirumuskan, “These rights derive
from the inherent dignity of the human
person.” (hak-hak ini berasal dari martabat
yang inheren dalam manusia). Hak ini
sifatnya sangat mendasar atau asasi
(fundamental) dalam arti bahwa
pelaksanaannya mutlak diperlukan agar
manusia dapat berkembang sesuai dengan
bakat, cita-cita, serta martabatnya. Hak ini
juga dianggap universal, artinya dimiliki
manusia tanpa perbedaan bangsa, ras,
agama atau jenis kelamin.
Tiga generasi hak asasi manusia. Generasi
pertama adalah hak-hak politik dan sipil yang
sudah lama dikenal dan selalu diasosiasikan
dengan pemikiran di negara-negara
barat. Generasi kedua adalah hak ekonomi dan
social yang gigih diperjuangkan oleh negara-
negara komunis di PBB, dengan dukungan negara-
negara dunia ketiga. Generasi ketiga adalah hak
atas perdamaian pembangunan (development),
yang terutama dipengaruhi oleh kepentingan
negara-negara dunia ketiga, selain itu
dikemukakan mengenai konsep mengenai
relativisme cultural, yaitu pemikiran bahwa hak
asasi harus dilihat dalam konteks kebudayaan
negara masing-masing. Cikal bakal perumusan
konsep hak asasi manusia di dunia barat dapat
ditelusuri mulai dari filsuf Inggris abad ke-17, John
Locke (1632-1704) yang merumuskan beberapa
hak alam (natural rights) yang inheren pada
manusia.
Dalam semua pernyataan hak-hak asasi
manusia sesungguhnya martabat yang
terkandung di dalamnya dikemukakan
sebagai prinsip dasar hukum. Martabat
manusia ini diperoleh manusia dari
kebebasannya, kemandiriannya. Karena
manusia dapat memiliki hidupnya, maka
pemilikan itu pun harus dipercayakan
kepadanya. Landasan hak-hak asasi
manusia karena itu juga tidak akan hanya
menolak setiap penindasan horizontal di
antara manusia, tetapi juga melarang
campur tangan pemerintah yang terlalu
banyak dalam kehidupan pribadi. Di pihak
lain landasan ini memberi perintah kepada
negara untuk secara positif membantu
meluaskan suasana kebebasan para bangsa.
MATERI KE – III

PENGERTIAN HUKUM &


HAM
Dengan menggunakan pendekatan
deskriptif, hukum, dan filosofis, hak asasi
manusia (HAM) adalah (1) hak-hak dasar
yang memberdayakan manusia untuk
membentuk kehidupan mereka sesuai
dengan kemerdekaan, kesetaraan, dan rasa
hormat pada martabat manusia; (2) hak-hak
sipil, politik, ekonomi, sosial, budaya dan
kolektif yang tertuang dalam berbagai
instrumen HAM internasional dan regional
serta dalam undang-undang dasar setiap
negara; (3) satu-satunya sistem nilai yang
diakui secara universal dalam hukum
internasinal saat ini dan terdiri dari elemen
liberalisme, demokrasi, partisipasi populer,
keadilan sosial, berkuasanya hukum (rule of
law) dan good governance.
 Hak Asasi Manusia atau HAM adalah
terjemahan dari Istilah Human Rights
atau The Right of Human. Secara
terminolog istilah ini artinya adalah
Hak-Hak Manusia.  HAM adalah hak
yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku
seumur hidup dan tidak dapat diganggu
gugat oleh siapapun.
 Di Indonesia hak-hak manusia pada
umumnya lebih dikenal dengan  istilah
"hak asasi" sebagai terjemahan dari
basic rights (Inggris) dan grondrechten
(Belanda) atau bisa juga hak-hak
fundamental (civil rights)
Adapun beberapa definisi HAM menurut para ahli :
 Austin-Ranney, HAM adalah uang kebebasan
individu yang dirumuskan secara jelas dalam
kostitusi dan dijami pelaksanaannya oleh
pemerintah.
 John Locke, HAM adalah hak yang diberikan
langsung oleh tuhan sebagai sesuatu yang
bersifat kodrati, artinya hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
 Menurut UU No. 39 Tahun 1999, HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME.
Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Macam-Macam Hak Asasi Manusia :
 Hak Asasi Pribadi (Pesonal Rights), adalah hak yang
meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, kebebasan bergerak, kebebasan untuk
aktif setiap organisasi atau perkumpulan dan sebagainya.
 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights), adalah hak untuk
memiliki, membeli, dan menjual, serta memanfaatkan
sesuatu.
 Hak Asasi Politik (Politic Rights), adalah hak ikut serta
dalam pemerintahan, hak pilih maksudnya hak untuk
dipilih.
 Hak Asasi Hukum (Rights of Legal Equality), adalah hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan.
 Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights),
adalah hak yang menyangkut dalam masyarakat yakni
untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan
kebudayaan dan sebagainya.
 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights), adalah hak untuk
mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan, misalnya peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan, dan penggeledahan.
HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN HAM

Dalam negara hukum Hak Asasi Manusia


terlindungi, jika dalam suatu negara hak
asasi manusia tidak dilindungi, negara
tersebut bukan negara hukum akan tetapi
negara dictator dengan pemerintahan yang
sangat otoriter. Perlindungan terhadap hak
asasi manusia dalam negara hukum terwujud
dalam bentuk penormaan hak tersebut
dalam konstitusi dan undang-undang dan
untuk selanjutnya penegakannya melalui
badan-badan peradilan sebagai pelaksana
kekuasaan kehakiman.
Dapat dilihat senyatanya bahwa hubungan antara
negara hukum dan hak asasi manusia, hubungan
mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-
mata, dalam arti bahwa perlindungan hak asasi
manusia merupakan ciri utama konsep negara
hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat
secara materil. Hubungan secara materil ini
dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap
tindak penyelenggara negara harus bertumpuh
pada aturan hukum sebagai asas legalitas.
Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada
hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak
penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi
manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman
yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh
kekuasaan manapun, merupakan wujud
perlindungan dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia dalam negara hukum.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai