Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari pasal
tersebut, dapat diartikan HAM adalah hak dasar manusia, merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, merupakan hak natural, dan oleh karena itu
HAM tidak dapat dicabut oleh manusia lain sesama makhluk hidup.
TUJUAN HAM
Dikutip dari buku Hukum Asasi Manusia oleh Dr. A. Widiada Gunakaya,
sejarah HAM bermula dari Eropa melalui kristalisasi pemikiran seorang
filsuf Inggris pada adab ke-17 bernama John Locke. Ia menyatakan adanya
hak kodrati (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yakni
hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Sejarah perkembangan HAM
juga ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting yakni Magna Charta,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
SEJARAH HAM
Pada Januari 1947, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membentuk komisi
hak asasi manusia (commission of human right), yang sidangnya dimulai di
bawah pimpinan Ny. Eleanor Roosevelt.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB
yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris, menerima baik hasil kerja
panitia tersebut. Hasilnya berupa Universal Declaration Of Human Rights
atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari
30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48
negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya
absen. Kemudian, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak
Asasi Manusia.
PRINSIP
DAN
SIFAT
HAM
PRINSIP HAM
Katagorisasi Prinsip HAM:
Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18 tahun dan belum
menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal
tersebut adalah demi kepentingannya (pasal 1 ayat(5)