Anda di halaman 1dari 17

Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia

a. HAM merupakan sesuatu yang otomatis telah ada pada diri manusia tanpa harus membeli, meminta ataupun hasil
variasi dari orang lain karena HAM mutlak ada pada diri manusia sejaka lahir sebagai anugerah dari tuhan YME.

b. HAM berlaku untuk siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama, status sosial, assl-usul/daerah
kelahiran, warna kulit, etni, pandangan politik ataupun budaya yang dianutnya.

c. Hak asasi tidak bisa dan tidak boleh dilanggar. Karena HAM mutlak dimiliki oleh setiap orang sebagai anugerah
dari tuhan YME maka tidak boleh satu orangpun mengabaikan hak asasi orang lain apalagi untuk mempertahanan
haknya sendiri. Meskipun negara telah membuat hukum dan tatanan nilai serta norma yang telah disepakati,
manusia yang ada di dalamnya masih memiki kesempatan untuk mempertahanka haknya selama tidak melanggar
jauh dari hukum dan norma yang telah ditetapkan tersebut.

Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia

 Bersifat Hakiki: HAM sudah ada sejak manusia lahir


 Bersifat universal: HAM berlaku umum untuk dan mengenai semua orang, di mana saja
dan kapan saja, tanpa memandang jenis kelamin dan kondisi psikosomatis, ras, agama,
suku bangsa, negara, pandangan hidup, dan pandangan politik.
 Kepemilikannya bersifat kodrati, dan karena itu spiritual. Maksudnya, HAM itu inheren
dalam kodrat kemanusiaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sejak kita diciptakan dan
dilahirkan, dan karena itu hak-hak asasi itu dipandang sebagai karunia pemberian Sang
Pencipta. Ciri kodrati dan spiritual ini tampak dalam kenyataan bahwa manusia tidak bisa
menjalani kehidupannya sebagaimana layaknya tanpa hak-hak itu, dan dengan hak-hak
itu manusia dapat lebih memuliakan Tuhan Sang Penciptanya. Karena bersifat kodrati,
HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain dan tidak dapat dibagi-bagi.
 Bersifat supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari pihak lain, termasuk
negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah boleh dan tidak pernah bisa dilanggar,
diperkosa, dibatasi dan ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun termasuk Negara.

Ciri-ciri HAM Beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM


HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya (Kaelan:
2002).
 Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia.
 John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).
 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
"Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia" Ciri
Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri
pokok hakikat HAM yaitu:

 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

CIRI POKOK HAKIKAT HAM

 HAM tidak perlu diberikan,dibeli ataupun diwarisi. karena HAM adalah bagian dari
manusia
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandangHAM berlaku untuk semua orang
tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau usul sosial dan
bangsa.
 HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hakorang lain. Orang
tetap mempunyai HAM walaupun orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun
sebuah negara membuat hukum yang tidaksebuah negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM. Melindungi atau melanggar HAM
Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia

A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi keharusan
dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui deklarasi Universal ham 10
desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia
sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di Inggris pada tahun 1252 yang
kemudian berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam
konteks keIndonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan. Banyak factor
yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti problem politik, dualisme
peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160).
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way of life yang
berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan konsep yang lengkap
mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi
manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama rahmatan lil
alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam ketidakadilan sosial
sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus dibela. Dalam
Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat tersendiri dalam pemikiran
Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya
wacana HAM dalam Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia
mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan
mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan HAM.
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas
Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak memiliki konsep tentang
pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan mencoba memberikan sedikit penerangan
mengenai wacana HAM dalam Islam.

B. Pengertian dan Definisi HAM

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada setiap diri manusia sejak awal
dilahirkan yang ber aku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi
manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia
yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum
terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud
ke arah yang lebih baik.

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :


1. Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right


- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right


- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hokum

4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths


- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights


- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di
mata hukum

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right


- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
- Hak mendapatkan pengajaran
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

Ciri Pokok Hakikat HAM :


Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri
pokok hakikat HAM yaitu:
HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan
politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang
tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
C. Perkembangan Pemikiran HAM

1. Dibagi dalam 4 generasi :

a. Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru
merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.

b. Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak
sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan
pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis
kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak
ekonomi dan hak politik.

c. Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan
adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang
yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil
pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan
terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak
lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya
yang dilanggar.

d. Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses
pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative
seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang
dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi
kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di
kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut
Declaration of the basic Duties of Asia People and Government

2. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia .


- Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij
adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak
kemerdekaan.
- Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4
periode, yaitu :

1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 19


2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik Indonesia
Serikat.
3. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945

D. HAM dalam Tinjauan Islam


Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama telah
menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan
penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan
oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu
bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi (Abu A’la
Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al
insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi
manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua
hak tersebut, misalnya sholat. Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap
manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya.
Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris (theocentries)
atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik
buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakjat atau
warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran tauhid.
Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia. Konsep tauhid juga
mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar
Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran
tentang HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu
al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat praktek
kehidupan umat islam.
Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury (hak dasar).
Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia
sengsara, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila
hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang
bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk
memperoleh sandang pangan yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga
hak tersier (tahsiny) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder
(Masdar F. Mas’udi, 2002).

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al Maududi menjelaskan bahwa
dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:

- Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak ini
tidak kami campuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.
- Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar kecuali setelah
melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberikan kesempatan kepada
tertuduh untuk mengajukan pembelaan.
- Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing
- Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa membedakan kasta atau
keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat Islam, salah satunya untuk memenuhi
kebutuhan pokok warga negara.

E. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan
tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP
MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-
undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat karena
perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di
Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan
referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan
yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat
global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan.

F. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan
bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis
dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok,
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok,
menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik
baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran di dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu
ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau
bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional dan penghilangan orang secara paksa.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun bukan aparatur
negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap
pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran
yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari
penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-
diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan pengadilan umum.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM :


- Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang
menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
- Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
- Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan
kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan
terjadi kecelakaan.
- Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM
ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus
kendaraan yang tertib dan lancar.

- Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu
dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa
memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

G. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu
mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan
pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu
memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran
Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat
dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu
instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan
HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

H. Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

Sumber-sumber :

Ham menyangkut semua hal dalam aspek kehidupan manusia misalnya :

1. aspek social
2. aspek hokum
3. aspek politik
4. aspek agama
5. aspek budaya

Pelanggaran HAM tsb sering terjadi dalam kehidupan manusia namun dalam hal ini kita tidak
sadar karena telah melakukan pelanggaran terhadap HAM tsb.

Pendiskriminasian terhadap HAM ini dimata Allh tidak ada karena antara manusia yang satu
dengan yang lain sama derajatnya, namun dengan berjalannya kehidupan pendiskriminasian
tehadap HAM muncul diantaranya :
Ex : Diskriminasi warna kulit di Afrika
Perbudakan-Perbudakan

HAM Adalah :
Hak pokok atas hak dasar manusia yang telah dibawa sejak lahir yang diberikan oleh Allah
yang bersifat suci dan tidak boleh dilanggar oleh siapapun juga

Pelanggaran terhadap HAM tidak terlepas dari tingkah laku manusia


EX : Nafsu

Pengaturan HAM dalam UUD’45

1. Alinea 1

Alenia 2
Alenia 3
Alenia 4

2. Batang Tubuh

Pasal 27 – 34

Pengertian HAM lebih Luas dari pada pengertian kewarganegaraannya baik ruang lingkupnya
maupun segala bidangnya.

Pemakaian istilah bila ditinjau dari ruang lingkup berlakunya aturan Mengenai “Hak asasi
Manusia” istilah HAM punya ruang lingkup luas terlepas dari perbedaan agama, suku,
kebangsaan, kewarganegaraan dan kebudayaan
ARTINYA
Pemberlakuan Hak2 asasi dalam aturan sama sekali tidak adanya perbedaan antara manusia
yang satu dengan yang lain, sementara hak manusia hak warga Negara punya ruang lingkup
sempit yang berlaku pada suatu negara tertentu bagi warga negaranya
Peristilahan tersebut dapat ditemukan dalam konstitusi dan UUD mengatur warga
negaranya ex : UUD’45

Adanya pengaturan tentang hak2 asasi manusia tercantum di beberapa pasal dalam kalimat
“ Tiap2 warga Negara atau setiap warga Negara”

Pengertiah Ham
1. Dalam arti luas
Berlaku universal atau tidak ada diskriminasi ras,budaya, agama, kewarga negaraan, dan
lain-lain.
2. Dalam arti sempit
Khusus warga Negara tertentu
Ex. UUD’45 atau konstitusi, terdapat dalam pasal-pasal tiap- tiap warga Negara

Walaupun secara formal seluruh negara – negara mengakui perlindungan terhadap


HAM namun pelaksanaannya bermacam ragam corak dan bentuknya. Ini bersumber dari pola
penafsiran dan persepsi penguasa terhadap hak – hak pokok manusia, yang lebih penting
dengan adanya pengakuan secara formal juga yang lebih penting sudah menjadi indikasi
bahwa pemerintah berkeinginan bertindak secara legal dan berusaha mempersempit sekecil
mungkin terjadinya pelanggaran HAM.

Pengertian HAM
1. UMAR SENO AJI
HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Allah YME,
misalnya hak hidup, kekebasan keselamatan dan kesamaan, yang sifatnya tidak boleh di
langgar oleh siapapun.
2. DARJI DARMO DIHARJO
HAM adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan YME hak asasi ini menjadi dasar dari pada hak – hak dan kewajiban.
3. JOKO PRAKOSO
HAM adalah semua hak – hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang hidup didunia ini
menurut kodratnya yang melekat tidak dapat dipisahkan dari pada hakekatnya sehingga
bersifat suci.

Dari beberapa pengertian diatas didalamnya mencakup beberapa anasir atau unsure :
1. Merupakan anugerah tuhan yang maha esa,
2. melekat pada diri manusia sejak ia lahir
3. bersifat suci tidak dapat dirampas
4. Tidak dapat diganggu oleh siapapun juga

Dari keempat unsure tsb diatas dapat ditarik kesimpulan tentang definisi HAM yaitu :
Hak dasar dari seorang yang diperoleh secara alami/kodrat dari tuhan yang maha esa yang
melekat sejak lahir, karena merupakan anugerah dari tuhan yang maha esa maka hak ini
bersifat suci dan karena suci maka tidak dapat diganggu dan dirampas oleh siapapun.

Ham merupakan Anugerah dari tuhan yang maha esa pada setiap hamba nya yang tidak
boleh dilanggar tanpa memandang aksesori yang ada pada dirinya, kapan saja dan dimana
saja.

Tetapi dalam sejarah hidup manusia adanya hal kontatersier dari maksud luhur HAM
itu antara lain :

1. Manusia diperjual belikan, sebagai budak, turunan budak, juga menjadi budak.
Pengertiannya manusia mempunyai hak yang sama jadi manusia tidak dapat diperjual
belikan
2. Memperlakukan orang seperti robot yang hanya bekerja sebagaimana diperintahkan
oleh tuannya atau rajanya, tidak boleh berfikiran bebas, dan berbuat bebas
3. Pengertiannya Dimana seseorang dengan kekuasaannya melakukan pengekangan atau
pembelengguan terhadap orang lain.Dalam kondisi sekarang hal tersebut
4. Membebankan pajak sesuka hatinya kepada rakyat
5. Pemberian gelar yang bagus pada turunan raja atau bangsawan, pemimpin agama
dilengkapi hak istimewa tanpa kewajiban apapun
6. Adanya jurang pemisah antara penjajah dengan bangsa terjajah

Pengertiannya bangsa penjajah merasa bangsa yang dijajahnya lebih rendah sehingga tidak
dapat bertemu antara penjajah dengan yang dijajah.

Kalau kita berbicara tentang HAM timbul dalam pikiran Hak2 dan kewajiban asasi
manusia, manusia tidah hanya boleh teringat akan hak sendiri tetapi juga menyadari akan
kewajiban yang harus dipenuhi dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Kewajiban Asasi selayaknya dipenuhi baru kemudian menuntut hak dalam masyarakat
yang individualis dengan sistim liberalisme ada kecenderungan pelaksanaan HAM berlebihan
tanpa ada pembatasan didasari pada kebebasan sebaliknya masyarakat Yang Kolektif
dengan system totaliter HAM dianggap sebagai Objek bukan subjek.
HAM tidak dpat dituntut secara mutlak karena penuntutan itu berarti melanggar hak
asasi orang lain mempunyai hak dan mempergunakan hak adalah 2 perkara yang berbeda
wujudnya.
Mempergunakan Hak kepentingan orang lain dan nasional tidak boleh dilengahkan oleh
karena itu pelaksanaan HAM harus dibatasi dengan peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh penyelengaraan Negara diantaranya :
1. kebebasan menyatakan pendapat tetapi pendapat yang bertanggung jawab
Menyatakan pendapat dari person (perorangan) baik secara tertulis maupun tidak tertulis,
pendapat yang bertanggung jawab sesuai yang termaktup dalam UUD’45 pasal 28.
2. Kebebasan memeluk agama tetapi tidak bebas untuk tidak beragama
Termaktup dalam UUD’45 pasal 29 dan piagam jakarta 22 juni 1945
3. Kebebasan bergerak tetapi bergerak tidak untuk bertentangan dengan peraturan yang ada
4. Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan berarti harus memenuhi persyaratan dan
kemampuan untuk itu.
Contoh :
1. Hak pilih aktif.
Dipilih dan memilih ex : Warga negara
2. Hal pilih Pasif.
Memilih Ex : Pegawai negeri sipil
Di zaman Orba Pelanggaran Ham dari hak ini bisa dilihat jika dalam suatu daerah, partai
dari pemerintah yang sedang berkuasa kalah, maka daerah tersebut jauh tertinggal
kemajuannya dari daerah dimana partai dari penguasa menang.
5. Hak untuk memiliki, membeli, menjual dan memanfaatkan sesuatu diperbolehkan secara legal
6. Hak untuk memiliki pendidikan berarti tersimpul pula kewajiban melaksanakan kewajiban
Hak untuk memiliki pendidikan Dalam masa kini terutama di Indonesia sangat tertinggal
jauh dari negara2 lain, untuk mengejar ketinggalan dari negara lain maka pendidikan di
Indonesia perlu ditingkatkan dan pendidikan menjadi suatu kewajiban bagi setiap warga
negara di Indonesia.

Pada asasnya manusia adalah sama tanpa melihat perbedaan2. Perbedaan bukanlah
bertujuan untuk memisahkan menggolongkan, mengklasifikasikan, melainkan untuk saling
mengisi, memberi, dan menerima antara sesame manusia.

Hak2 yang ada tidak bisa semaunya dipergunakan oleh karena itu dengan adanya UUD’45
sebagai pembatas maka hak2 yang ada pada manusia menjadi bertanggung jawab karena hak
orang lain terdapat di dalamnya.

Analisa
Hak tidak dapat dituntut secara mutlak karena penuntutan merupakan pelanggaran hak
asasi orang lain jadi yang dapat membatasi adalah Undang-Undang

Pengertian Pasal 34 UUD’45 Adalah :


Suatu jaminan bagi fakir miskin dan anak terlantar dari negara atau pemerintah untuk
dapat hidup layak sebagai mana mestinya.

Klasifikasi HAM
Sebagaimana diketahui HAM merupakan hak dasar yang melekat pada diri seseorang
semenjak ia lahir dan tidak boleh dilanggar oleh siapapun juga.
Pengertian HAM
Hak yang dimiliki, diperoleh dan dibawa bersama dengan kelahiran atau kehadirannya di
dalam kehidupan masyarakat.

Hak2 tersebut dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras atau kelamin dan karena itu
bersifat asasi serta universal
HAM ada 3 menurut John Locke (1632-1704)
1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk kemerdekaan hidup
3. Hak milik

Pada tahun 1941 oleh Rosevelt mengembang HAM itu dengan konsep kebebasan
1. kebebasan berpendapat
2. Kebebasan beragama
3. kebebasan dari keterikatan
4. kebebasan dari kekurangan

Dalam prakteknya sekarang HAM tersebut banyak sekali di langgar, adanya diskriminasi
dan lain2 semacamnya.

Dasar Hukum pemberian Perlindungan HAM


1. Perjanjian tentang hak2 sipil & Politik
2. Perjanjian Tentang hak2 Ekonomi, sosial budaya

Dari konvensi tersebut maka dapat dilihat klasifikasi HAM tersebut Yaitu :
1. Hak asasi Pribadi, antara lain :
- Kebebasan menyatakan pendapat
- Kebebasan memeluk Agama
- Kebebasan bergerak

2. Hak2 Asasi Ekonomi, meliputi :


- hak untuk memiliki
- Hak untuk memilih
- Hak untuk menjual
- Hak untuk memanfaatkan sesuatu benda
3. Hak untuk dapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
4. Hak asasi politik yaitu :
- Hak memilih dan dipilih dalam pemilu
- Hak untuk ikut serta dalalm pemerintahan
- Hak mendirikan parpol
5. Hak asasi Sosial & Kebudayaan
- Hak untuk memiliki pendidikan
- Hak untuk menikmati kesenian, kebudayaan
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara Peradilan
- Tata Cara penggeledahan
- Tata cara Penangkapan dalam sistim hukum pidana

10 Hak menurut UU No 9 Tahun 1999


1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk berkembang
3. Hak untuk mengembangkan diri
4. Hak untuk memperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi
6. Hak asasi rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak atas ikut serta dalam pemerintahan
9. Hak wanita
10. Hak hidup

Pelanggaran terhadap HAM itu dapat kita lihat dalam prakteknya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Hak yang diberikan oleh tuhan :


1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk beragama

Pada Zaman Yunani


Agama ditentukan olehraja

Abad Pertengahan
Hanya ada 1 agama yaitu kristen yang menentukan agama itu adalah raja, selain dari agama
kristen tidak boleh ada.

1948 pengakuan menyeluruh tentang HAM yang tertuang dalam Deklarasi of


Independen

Tahun 1966 ditetapkannya konvenan international

PELAKSANAAN HAM DALAM PANCASILA & UUD’45


I. Hubungan Pancasila dengan UUD’45
1. Pembukaan UUD 1945 Alenia 4 memuat sila-sila dari Pancasila.
2. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan UUD
1945 & Perwujudan cita-cita hukum dasar negara.
3. Pokok-pokok pikiran tersebut di jelaskan dalam pasal-pasal UUD 1945
4. Suasana kebatinanUUD 1945 & cita-cita hukum UUD’45 bersumber atau dijiwai oleh
falsafah Pancasila dengan demikian pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan satu kesatuan
dengan pasal-pasalnya
5. Nilai-nilai pembukaan UUD’45 hrus menjunjung tinggi maka dengan demikian pasal-pasal
UUD’45 harus mengandung prinsip HAM

II. PRINSIP HAM DALAM SILA-SILA DARI PANCASILA


1. Sila I Ketuhanan yang maha esa
- Adanya pengakuan terhadap ketuhanan yang maha esa
Melalui keyakinan beragama yang mana di Indonesia keyakinan beragamaitu telah didasari
menurut agama Islam, Kristen, Protestan, bundha dan hindu.
- Adanya jaminan untuk melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing
- Setiap Agama memiliki hak yang sama kedudukannya di hadapan negara.
- Pengakuan terhadap tuhan yang maha esa berarti merupakan pengabdian dalam rangka
mengikuti perintah dan larangannya.

2.Sila II kemanusiaan yang adil dan beradap


- Setiap orang diperlakukan secara pantas tidak boleh di siksa dan dihina
- Kemanusiaan artinya mengakui seluruh manusia sebagai sama-sama mahlik ciptaan tuhan.
- Segala bangsa sama derajatnya artinya adanya pengakuan kemerdekaan bagi semua bangsa
dengan menolak kolonialisme dan imperialisme dengan alasan apapun dan bentuk apapun.
- Kemanusiaan juga berarti adanya pengakuan manusia secara individu dan sebagai mahluk
sosial
* Pengakuan manusia sebagai Individu yaitu :
Seorang manusia yang memiliki HAM dapat dinikmati dan dipertahankan oleh siapapun.
* Pengakuan manusia sebagai mahkluk sosial
Penggunaan HAM tidak boleh melanggar hak asasi orang lain.

3. Sila III Persatuan Indonesia


- Adanya sikap yang mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan suku, golongan dan
partai.
- Suku, golongan dan partai mempunyai kedudukan yang sama dalam negara Indonesia.
- Adanya keseimbangan antara golongan yang I dengan golongan yang lainnya
- Adanya sikap saling hormat menghormati antara golongan, suku dan partai
- Adanya kesadaran persatuan merupakan upaya adanya jaminan perlindungan HAM

4. Sila IV Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.
- Kerakyatan berarti :
Kekuasaan negara berada di tangan rakyat.
- Kedaulatan rakyat berisi pengakuan dalam harkat dan martabat manusia
- Pengakuan akan harkat dan martabat manusia berarti :
Menghormati dan menjunjung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya.
- Kedaulatan rakyat disalurkan melalui lembaga legislatif
- Perwujudan dan penyaluran aspirasi melalui lembaga legislatif maksudnya adalah :
Setiap orang berhak ikut serta dalam pemerintahan dan jabatan-jabatan negara lainnya
- Kedaulatan rakyat bersifat musyawarah dan mufakat serta adanya tenggang rasa.

5. Sila V Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia


- Wujudnya adalah melakukan kesejahteraan umum bagi seluruh anggota masyarakat.
- Keadilan dalam sila ke V ini adalah :
Memberikan pertimbangkan dimana hak milik berfungsi sosial.
- Tiap orang dapat menikmati kehidupan yang layak.
- Tiap orang memperoleh kesempatan yang sama mencari nafkah dan jaminan hidup yang layak
dalam lapangan ekonomi
- Saling hormat dan saling menghargai serta saling membantu untuk kepentingan masyarakat
dan negara.

Ham dalam negara hukum/dalam penegakan hukum


Salah satu ciri khas dari negara hukum adalah adanya HAM atau pengakuan HAM

Indonesia adalah negara hukum termuat dalam :


1. Pasal 1 ayat 3 UUD’45
Negara indonesia adalah negara hukum
2. Penjelasan dalam UUD 1945
Tidak lazim dalam suatu UUD atau konstitusi ditemukan dalam 7 kunci pokok dalam sistem
pemerintahan negara RI

Konstitusi tertulis dan tidak tertulis


UUD : tertulis (bagian tertulis dari konstitusi)
UUD : Perubahannya istimewa
UU : Perubahannya Biasa.
Saat sekarang ini masalah negara hukum masih dalam perbincangan dan perhatian khalayak
ramai baik dalam berita2, kalangan2 politik, perdebatan2 di dalam maupun di luar parlemen
termasuk juga melalui Pers sering di temukan istilah negara hukum, istilah ini sudah menjadi
pokok pikiran para filosof sejak berabad-abad, sebaiknya suatu negara berdasarkan atas
hukum hal ini telah digambarkan oleh :
1. Plato dalam bukunya nomoi,
2. Immanuel khan memaparkan prinsip2 negara hukum (formil),
3. Yulius stahl prinsip hukum negara materil
sudah berabad-abad lamanya orang memikirkan cita-cita negara hukum, dikatakan sebagai
cita-cita istilah negara hukum baru tampil kepermukaan abad ke 19. sejak abad itu
pengertian negara hukum mengalami berbagai perubahan negara hukum lebih dipandang
sebagai pelajaran tentang kedaulatan parlemen menurut mereka negara hukum adalah
negara yang seluruh didasarkan, diatur oleh UU yang telah ditetapkan semula

Dengan menelurusi teori TRIAS POLITICA timbul berbagai macam pendapat mengenai
sifat negara hukum.
Ada pendapat mengatakan :

1. Bahwa suatu negara hanya dapat disebut sebagai negara hukum manakala negara itu
mengurangi hak2 dasar warga negaranya berdasarkan ketentuan per UU-an.
2. bahwa yang menjadi syarat pokok ialah kebebasan pengadilan, kebebasan melakukan
kontrol sosial terhadap segala tindakan dari alat2 kekuasaan negara.

Secara umum syarat utama negara hukum


1. Pengakuan Ham
2. Peradilan bebas
3. Asas legalitas

Anda mungkin juga menyukai