Pengertian Definisi
Secara fleksibel ‘’Definisi’’ berarti ‘’Pembatasan’’, Artinya menentukan batas-batas pengertian yang
terkandung dalam istilah tertentu, sehingga jelas apa yang dimaksudkan, dan dengan demikian
dapat dibedakan dengan pengertian pengertian lain
Lebih jelas ‘’Definisi’’ adalah perumusan yang singkat, padat,jelas dan tepat tentang makna (isi dan
luas pengertian) yang terkandung dalam istilah tertentu, sehingga istilah itu dapat dibedakan
dengan tegas dari istilah-istilah lainnya.
B. Syarat-Syarat Definisi
1. Sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan, yaitu menunjukkan
pengertian umum yang meliputinya beserta ciri pembedanya yang penting.
Syarat ini penting dalam definisi ilmiah, sebagaimana untuk mendefinisikan tentang hewan,
tumbuhan, organisme, dan lain sebagainya. Misalnya, definisi kuda adalah equus caballus, equus
adalah himpunan umum (genus) yang meliputi kuda, dan caballus adalah ciri pembeda
(deferensia) yang membedakan kuda dari keledai, zebra, dan lain-lain anggota golongan yang
sama.
2. Sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti dengan hal yang disefinisikan,
maksudnya tidak terlampau luas dan tidak terlampau sempit.
Syarat ini melahirkan dua anak syarat, yaitu definisi tidak lebih luas dari yang
didefinisikan oleh karena itu harus mengeluarkan setiap yang tidak termasuk ke dalam
lingkungan yang didefinisikan atau eksklusif, dan definisi tidak lebih sempit dari yang
didefinisikan oleh karena itu harus menarik ke dalam lingkungan pengertian setiap diri
yang termasuk didefinisikan atau inklusif.
3. Sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat term yang didefinisikan.
Maksudnya adalah bahwa definisi tidak boleh berputar-putar memuat secara langsung
atau tidak langsung subyek yang didefinisikan. Syarat ini seringkali dilanggar dan dengan
tidak diketahui, karena definisi tersebut dinyatakan dalam kata-kata yang ditinjau sevara
etimologis seasal dengan istilah-istilah yang didefinisikan.
4. Sebuah definisi sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang positif.
Maksudnya adalah bahwa definisi tidak boleh dinyatakan secara negatif jika dapat
dinyatakan dengan kata-kata positif, karena membuat definisi ialah untuk mengatakan
apakah barang sesuatu itu, dan bukannya untuk mengatakan bukan apakah barang sesuatu
itu. Bahwa dalam banyak hal jika mempunyai pengertian yang jelas tentang bukan
apakah barang sesuatu itu, maka dapat dengan lebih mudah menangkap ciri-cirinya yang
positif. Contoh pelanggaran terhadap syarat ini adalah kebebasan akademis adalah tidak
dipengaruhi pembatasan-pembatasan dalam berbicara dan menulis, dinyatakan kaya
apabila orang itu tidak miskin. Syarat ini perlu mendapatkan perhatian khusu, karena
banyak hal yang hanya dapat didefinisikan dengan mengandung pengertian negatif.
Misalnya, bujangan adalah lelaki dewasa yang belum menikah.
5. Sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas.
Sebuah definis harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang
kabur atau bahasa kiasan, karena maksud membuat definisi ialah memberi penjelasan
serta menghilangkan makna ganda, maka dengan dipakainya istilah-istilah yang kabur
dapat menghalangi maksud tersebut. Misalnya, aluminium adalah suatu jenis logam
tertentu yang bercahaya. Contoh ini pernyataannya tidak terlalu luas, namu dengan
mengatakan bahwa suatu jenis tertentu, masih mengandung kelemahan karena masih
kabur tidak memberikan keterangan yang jelas.
C. Tujuan Definisi
D. Jenis-Jenis Definisi
Menurut Copi, Irving M, dalam Introduction to Logic, 2nd ed. The Macmillan Company,
New York, 1976, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari
5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
- Definisi Stipulatif. Penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
- Definisi Lexical. Penjelasannya pun sama dengan definisi riil. Definisi Ketepatan
(Precising Definition). Definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga
harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
- Definisi Teoritis. Definisi yang muncul dalam rangka mengusulkan agar teori yang
ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
- Definisi Persuasif. Yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah
laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.
E. Teknik Definisi
Tehnik-tehnik menyusun definisi bisa dikualifikasikan berdasarkan dua macam arti, yakni
- Definisi Intensional
Definisi A untuk menentukan arti dari sebuah kata dengan menunjukkan kualitas atau
karakteristik yang terkandung dalam kata. Sebagai Ice contoh kalimat adalah air beku.
F. Aturan-Aturan Definisi
Proses pembentukan definisi bisa dikualifikasikan berdasarkan dua macam arti, yakni
- Arti Intensional
- Arti Ekstensional.
Definisi Ekstensional atau Denotatif. Dengan menunjukkan kelas yang ditunjukan oleh
definiendium, maka suatu definisi ekstensional akan bisa menetapkan arti dari suatu kata. Paling
tidak ada tiga cara menunjukkan anggota-anggota dari suatu kelas, yaitu menunjuk pada mereka,
menamai mereka secara individual, menamai mereka menurut kelompok.Misalnya kalimat Kursi
adalah ini dan ini dan ini- seraya Anda menunjuk ke arah sejumlah kursi satu per satu.
Definisi Intensional yaitu suatu definisi menentukan arti suatu kata dengan menunjukkan
kualitas-kualitas atau ciri-ciri yang terkandung dalam kata itu. Sebagai contoh kalimat Es adalah
air yang membeku.
Menurut Keraf (1998: 74), kemampuan menulis tidak akan terbentuk hanya dengan
kemampuan berbahasa saja, tetapi perlu didukung pula oleh kemampuan bernalar dan
pengetahuan tentang dasar-dasar retorika. Harapan agar pengajaran Bahasa Indonesia tidak
hanya berhenti pada pencapaian literate dalam pengertian “melek huruf” saja, tetapi harus pula
mencapai literate yang lebih tinggi, yakni “mahir wacana”. Berkaitan dengan literate, Akhadiah
(2001:67) berpendapat bahwa kemampuan merenungkan, mengolah, dan menanggapi gagasan
secara logis-kritis-analitis, serta kemampuan mengomunikasikannya melalui bahasa tulis secara
jernih dan kreatif. Berdasarkan pendapat pakar di atas, pembelajaran menulis lebih diarahkan
kepada proses berpikir kritis-analitis atau pencapaian literate.
Kemampuan berbahasa ilmiah mahasiswa merupakan salah satu tujuan utama pendidikan
tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia secara ilmiah,
mahasiswa menerima mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia selama
satu semester. Melalui mata kuliah ini, diharapkan kemampuan berbahasa ilmiah mahasiswa
akan semakin meningkat dan bertambah mantap terutama dalam bahasa tulis. Walaupun
mahasiswa telah mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia dari SD sampai dengan SMTA,
penguasaan bahasa Indonesia mereka masih banyak yang memprihatinkan. Sering sampai
kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia baik pada tuturan resmi maupun pada tulisan-tulisan
ilmiah. Banyak diterangai tuturan resmi atau tulisan karya ilmiah seseorang yang tidak
komunikatif, bahkan isinya tidak bisa dicerna.Kalimat-kalimat yang diungkapkan banyak yang
rancu, tidak padu, dan kalimat runtut.Suherli (2002) menyimpulkan bahwa kemampuan
mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia ragam keilmuan secara tertulis masih sangat
lemah. Pada saat menulis mereka tidak menghiraukan ketentuan penggunaan bahasa Indonesia
ragam keilmuan, baik penggunaan ejaan (penulisan huruf dan tanda baca), bentuk kata dan diksi,
penyusunan kalimat efektif, maupun menyusun paragraf. Rekomendasinya, mata kuliah Bahasa
Indonesia di perguruan tinggi seharusnya diganti dengan mata kuliah yang lebih spesifik untuk
membekali mahasiswa dengan kemampuan menulis karangan ilmiah. Pengembangan
kemampuan menulis karangan ilmiah melalui model literasi dapat secara efektif meningkatkan
wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Suatu indikasi masih rendahnya kemampuan berbahasa
Indonesia mahasiswa Unila tercermin dari hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Berdasarkan
hasil penelitian dosen maupun mahasiswa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa Indonesia
pada karya tulis menunjukkan bahwa masih banyak didapati penyimpangan-penyimpangan
dalam berbahasa baik dari segi struktur ejaan.