PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang menerima fakta
sebagai brute facts atau on the face value, menunjukkan bahwa manusia di zaman
purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun
dalam pemikiran (receptive attitude dan receptive mind) (Santoso, 1977).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang semakin
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya tercapailah suatu
kehidupan baru untuk menunjang perkembangan teknologi dan informasi.
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Yang dimulai dari
sejak Zaman Purba, Zaman Yunani, Zaman Pertengahan, Zaman Renaissance,
Zaman Modern hingga pada Zaman Kontemporer sekarang ini.
BAB
II
Sesuai dengan namanya, zaman batu, pada masa itu manusia menggunakan batu
sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-temuan seperti kampak yang
digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan alat-alat yang
terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan tulang binatang. Alat
yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan menerupai fungsi jarum
untuk menjahit, tombak berburu dan lain sebagainya. Jadi, ditimukannya benda
hasil peninggalan pada zaman batu merupakan suatu bukti bahwa manusia sebagai
makhluk berbudaya mampu berkreasi untuk mengatasi tantangan alam sekitarnya.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan pada zaman purba ditandai
dengan adanya lima kemampuan, yaitu:
1.
2.
Pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan
sikap receptive mind, dan kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut, maka
keterangan itu bersifat mistis, magis dan religius,
3.
Kemempuan menemukan abjad dengan sistem bilangan yang sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi,
4.
Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas
sintesis terhadap hasil abstraksi yang dilakukan, dan
5.
Kemampuan meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwaperistiwa sebelumnya yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan matahari
(Santoso, 1977:27-28).
B.
Zaman Yunani (7 SM 6 M)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa
ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Yunani
pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Bangsa
Yunani pada masa itu tidak mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah
yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap seperti inilah
yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Selain daripada Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai juga dikenal dengan masa
Helinistis. Pada zaman Alexander Agung telah berkembang sebuah kebudayaan
trans nasional yang disebut dengan kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan
Yunani tidak terbatas lagi pada kota-kota Yunani raja, tetapi mencakup juga seluruh
wilayah yang ditatlukkan Alexander Agung.
Pada masa Helinis ini muncul beberapa aliran berikut:
a.
Stoisisme
Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut Logos.
Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat
dihindari.
b.
Epikurisme
Skeptisisme
Eklektisisme
Neo Platonisme
Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus.
Seluruh filasafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal
dari yang satu dan ingin kembali kepadanya. (K. Bertens, 1988).
C.
Zaman Pertengahan (6 M 15 M)
Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan
sejarah bangsa-bangsa yang di Benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman
pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu
periode panjang yang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun
476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari
agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu.
Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa
memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil
dalam ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir
semua adalah para teolog sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas
keagamaan. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama.
Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tamapak dalam
masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan tersebut
antara lain pembaruan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan
energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13
ada pula kemajuan dan pembaruan dalam bidang perkapalan dan navigasi
pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga kapal dapat
digunakan lebih efektif. Kompas mulai digunakan di Eropa. Keterampilan dalam
membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang
mengenal alat pemintal kapas.
Keterampilan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan
dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh orangorang Islam ke Spanyol. Disamping itu orang juga tela mengenal percetakan dan
pembuatan bahan peledak.
D.
Zaman Reaissance ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas
dari dogma-dogma agama. Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan
Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada
zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Penemuan ilmu
pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Reaissance. Ilmu
pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi.
Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, dan
Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut.
1.
Roger Bacon, berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan
utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
2.
Copernicus, mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi
matahari, sehingga matahari menjadi pusat (beliosentrisisme). Pendapat ini
berlawanan dengan pendapat umum yang bersala dari Hipparahus dan Ptolomeus
yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (Geosentrisme).
3.
Johannes Keppler, menemukan tiga buah hukum yang melengkapi
penyelidikan Brahe sebelumnya, yaitu:
a.
Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan
cirde, namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
b.
Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
c.
Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet
A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 X3 :Y3.
4.
Galileo Galilei, membuat sebuah teropong bntang yang terbesar pada masi
itu dan mengamati beberapa peristiwa angkasa sewcara langsung. Ia menemukan
beberapa peristiwa penting dalam bidangv astronomi. Ia melihat bahwa planet
Venus dan Merkurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan,
sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya
sendiri, melainkan cahaya memantulkan cahaya dari matahari (Rizal Mustansyir,
1996).
E.
Optika. Ketiga bidang tersebut dapat diuraikan (dalam Rizal Mustansyir, 1996).
Secara singkat adalah sebagai berikut.
a.
Teori Gravitasi menerangkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun
mengikuti lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang
selalu akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori gravitasi ini dapat
menerangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasangsurutnya air samudera, dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi Newton ini
dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian laboratorium dan
penemuan planet baru di alam semesta.
b.
Perhitungan Calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah,
makaY akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratur.
Misalnya ada benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh tergantung dari
kecepatan tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara pergerakan Caluculus
ini banyak manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih
hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
c.
Optika atau mengenai cahaya; jika cahaya matahari dilewatkan sebuah
prisma, maka cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbias antara
merah sampai ungu, menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan
sebuah prisma lainnya yang terbalik, maka pelangi terkumpul kembali menjadi
cahaya homogen. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu
sesungguhnya terdiri atas komponen yang terbentang antara merah dan ungu.
3.
Charles Darwin, dikenal sebagai penganut teori evolusi yang vanatik. Darwin
menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi
karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah struggle for life (perjuangan
untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada
setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup
yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk
bertahan hidup lebih lama sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan dirinya
akan tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
yang paling unggul (survival of the fittest). (Rizal Mustansyir, 1996).
F.
berganti dan makin sering. Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, melipat dua
setiap tahun, bahkan dalamdisiplin-disiplin tertentu seperti genetika setiap dua
tahun (Jacob, 1993).
Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain. Zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kamajuan sangat
pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan
sebagainya.
Selain Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya, dalam sejarah ilmu
pengetahuan alam juga dikenal teori kuantum dan struktur atom yang
diperkenalkan oleh Max Planck di Jerman. Struktur atom dapat lebih dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum ini. Rutherfordl, Bohr, Pauli,
Schroedinger adalah para ahli yang memberi sumbangan besar dalam bidang
pengetahuan ini. Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan lebih
lanjut sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam berbagai bidang.
Perkembangan ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat menghasilkan alat-alat yang
canggih seperti komputer yang sangat berguna dalam menunjang kegiatan
penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi
kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain pada zaman kontemporer ini, perkembangan ilmu juga ditandai dengan
terjadinya spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemorer
hanya mengetahui hal yang sedikit tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran
semakin menajam dalam spesialisasi dan subspesialisasinya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Dengan kita telah mempelajari beberapa tahap-tahap yang terjadi dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan ini secara benar, diharapkan agar kita bisa
menjelaskan kembali dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata. Dan
semoga tidak menjadi kendala dan halangan bagi kita semua jika seandainya pokok
pembahasan ini muncul dan dibahas ulang di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta,
Rineka Cipta.
-
Munir, Misnal, Drs., M.Hum., dkk. 2006 Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.