Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DAN PANCASILA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi matakuliah

“Civic Education (Kewarganegaraan)”

Dosen pengampu Dr. H. Ilham Tohari, SH. MHI

DISUSUN OLEH :

Siti Vernalias (932212916)

Fida swasono (932213016)

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................... ii

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................
1.3 Tujuan............................................................................

BAB 2: PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila...........................
2. Tujuan Pancasila......................
3. Pancasila dalam Al-Quran dan al-Hadits.....
4. Korelasi antara Pancasila dengan Ajaran Islam........

BAB 3: PENUTUP

1. Kesimpulan..............................................................................
2. Saran........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini, dan untuk kedepannya dapat lebih baik lagi.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mantingan, Februari 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah bagian ajaran agama untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
perdamaian dan persamaan hak serta pengalaman agama dalam konteks bernegara.
Dalam suatu negara dibutuhkan suatu tata aturan yang bisa mengkoordinir seluruh
masyarakat dibawah naungan negara tersebut.
Demikian halnya dengan Indonesia sebagaimana kita ketahui bersama dalam
sejarah bahwa sejak lama Pancasila telah menopang dan mengkoordinir berbagai suku,
ras, dan agama yang ada di Indonesia. Pancasila dirasa sangat sesuai dan tepat untuk
mengakoordinir seluruh ras, suku bangsa, dan agama yang ada di Indonesia. Hal ini
dibuktikan bahwa sila-sila Pancasila selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-
Qur’an.
Sebagai falsafah hidup bangsa, hakekat nilai-nilai Pancasila telah hidup dan
diamalkan oleh bangsa Indonesia sejak negara ini belum berbentuk. Artinya, rumusan
Pancasila sebagaimana tertuang dalam alinea 4 UUD 1945 sebenarnya merupakan
refleksi dari falsafah dan budaya bangsa, termasuk di dalamnya bersumber dan
terinspirasi dari nilai-nilai dan ajaran agama yang dianut bangsa Indonesia.
Islam sebagai agama yang dipeluk secara mayoritas oleh bangsa ini tentu
memiliki relasi yang sangat kuat dengan nilai-nilai Pancasila. Namun kenapa justru saat
ini seolah-olah islam agama islam satu-satunya yang berhak atas pancasila. Bukankah
kita tahu, pancasila lahir tidak hanya dibawah naungan agam islam semata. Namun,
indonesia memiliki keberagaman agama yang diakui. Dan bagaimanakah Pancasila
dalam Al-Quran dan al-Hadist? Lalu bagaimanakah korelasi antara Pancasila dengan
Ajaran Islam?
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Apa tujuan Pancasila?
3. Bagaimana Pancasila dalam Al-Quran dan al-Hadist?
4. Bagaimana Korelasi antara Pancasila dengan Ajaran Islam
C. Tujuan
1. Agar mangetahui pengertian Pancasila?
2. Agar mangetahui apa tujuan Pancasila?
3. Agar mangetahui bagaimana Pancasila dalam Al-Quran dan al-Hadist?
4. Agar mangetahui bagaimana Korelasi antara Pancasila dengan Ajaran Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Menurut Lughatiya dari Segi etimologi Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang artinya Panca = Lima dan Sila/syila
= batu sendi, ulas atau dasar. Jadi, Pancasila adalah lima batu sendi atau Panca
= lima Sila/syila = tingkah laku yang baik. Jadi, Pancasila adalah lima tingkah
laku yang baik. Dari segi terminologi istilah “Pancasila” di dalam “Falsafah
Negara Indonesia” mempunyai pengertian sebagai nama dari lima dasar negara
RI, yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Mr. Moh. Yamin
pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang menggali
apa yang akan dijadikan dasar negara yang akan didirikan pada waktu itu. Lima
dasar negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah:
Kebangsaan, prikemanusiaan, mufakat, kesejahteraan sosial, ketuhanan YME.
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di dalam
pembukaannya tercantum lima dasar Negara R.I.
Pancasila adalah lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD
’45, yaitu dasar:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila adalah pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa yang


sekaligus merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia. Ketetapan MPR No.
11/MPR/1978 tertanggal 22 Maret 1978 tentang pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Pancakarsa).
B. Tujuan Pancasila
1. Menghendaki bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Menjadi bangsa yang adil secara sosial ekonomi
3. Menjadi bangsa yang menghargai HAM (Hak Asasi Manusia)
4. Menghendaki bangsa yang demokratis
5. Menghendaki menjadi bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air
Indonesia
C. Pancasila dalam Al-Quran dan al-Hadist

1. Sila Pertama

‫وإلهكم إله واحد ال إله إال هو الرحمن الرحيم‬


“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan
Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q. S Al-Baqoroh:163).”

Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa
bangsa Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara
Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih satu kepercayaan, dari
beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini
sesuai dengan istilah hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid dan
pengejawantahan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Al-Qur’an
dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan. Di antaranya adalah yang
tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 163.
2. Sila Kedua

‫س ِط وال ي‬ ْ ‫امين ِ ّلِلِ شُهداء ِبا ْل ِق‬ِ ‫يا أيُّها الّذِين آمنُوا كُونُوا ق ّو‬
ُ ‫آن ق ْوم على أ ّال ت ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا ُهو أ ْقر‬
‫ب ِللت ّ ْقوى‬ ُ ‫ْج ِرمنّ ُك ْم شن‬
‫َللا خ ِبير ِبما ت ْعملُون‬ ّ ‫َللا إِ ّن‬ ّ ‫(واتّقُوا‬8) ‫َللاُ الّذِين آم ُن‬
ّ ‫وعد‬
‫ت ل ُه ْم م ْغ ِفرة وأ ْجر ع ِظيم‬ ّ ‫(وا وع ِملُوا ال‬9)
ِ ‫صا ِلحا‬
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Maidah:8).
Sila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna
bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang
melekat pada pribadi manusia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan
istilah hablun min al-nas, yakni hubungan antara sesama manusia
berdasarkan sikap saling menghormati. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya
menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu
menghormati dan menghargai sesama.
Secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan kepada orang orang
yang beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam
segala hal, untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran
dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan
yang terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah.
3. Sila Ketiga

‫قوا وا ْذ كـ ُ ُرو نِ ْعمت الل‬ ُ ‫ـر‬ ّ ‫ْتص ُمواْ ِبح ْب ِل هللا ج ِم ْيعًا وال تف‬ ِ ‫واع‬
‫ه عل ْي ُك ْم إ ْذ ُك ْنت ُ ْم أعْـدا ًء فألّف ب ْين قُلـُو ِب ُك ْم فأصْب ْحت ُ ْم ِب ِن ْعم ِت ِه ِإ‬
‫ْخواناًو ُك ْنت ُ ْم على شفا ُخـ ْفرة ِمن النّاِر فأ ْنقـد ُك ْم ِم ْنها كذا ِلك‬
‫ال عـمران {’يُب ِبِّ ُن هللاُ ل ُك ْم اياتِ ِه لعلـ ّ ُك ْم ت ْهـتدُون‬103}
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah
kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua
ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara
hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi
jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat
petunjuk.” (Q.S. Ali Imron:103).
Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia bermakna bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang satu dan bangsa yang menegara. Dalam
konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah ukhuwah Islamiah(persatuan
sesama umat Islam) dan ukhuwah Insaniah (persatuan sesama umat
manusia). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga persatuan.
4. Sila Keempat

‫ب ال ْنف‬ ِ ‫ظا غ ِليظ ا ْلق ْل‬ ًّ ‫َللاِ ِل ْنت ل ُه ْم ول ْو ُك ْنت ف‬


ّ ‫ف ِبما ر ْحمة ِمن‬
‫ست ْغ ِف ْر ل ُه ْم وشا ِو ْر ُه ْم فِي ا‬ ْ ‫ْف ع ْن ُه ْم وا‬
ُ ‫ضوا ِم ْن ح ْو ِلك فاع‬ُّ
‫ب ا ْل ُمتو ِ ِّك ِلين‬ ّ ‫َللاِ إِ ّن‬
ُّ ‫َللا يُ ِح‬ ّ ‫(ْل ْم ِرف ِإذا عز ْمت فتو ّك ْل على‬1 ْ
59)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS.
Al’Imron:159).
Sila keempat berbunyi, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan bermakna bahwa
dalam mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara musyawarah
yang didasari oleh hikmad kebijaksanaan. Dalam konsep Islam, hal ini
sesuai dengan istilah mudzakarah (perbedaan pendapat) dan syura
(musyawarah). Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu selalu bersikap bijaksana dalam
mengatasi permasalahan kehidupan dan selalu menekankan musyawarah
untuk menyelesaikannya dalam suasana yang demokratis.

5. Sila kelima

‫اء ذِي ا ْلقُ ْربى وي ْنهى‬ ِ ‫ان و ِإيت‬ ِ ‫اْل ْحس‬ ِ ْ ‫َللا يأ ْ ُم ُر ِبا ْلع ْد ِل و‬
ّ ‫ِإ ّن‬
‫ع‬
ُ ‫اء وا ْل ُم ْنك ِر وا ْلب ْغي ِ ي ِع‬
‫ظ ُك ْم لعلّ ُك ْم تذك ُّرون‬ ِ ‫(ن ا ْلف ْحش‬90) ِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(QS. An-Nahl:90).

Sila kelima, berbunyi Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia


bermakna bahwa negara Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi
memiliki kewajiban untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-
Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap
adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam.
Berdasarkan penjelasan di atas, Jelas kiranya bahwa sila sila
pancasila merupakan ajaran ajaran islam. Oleh Karena itu, Negara dan
pemerintahan yang berasaskan pancasila tidaklah bertentangan, tetapi
sejalan dengan agama islam. Dengan demikian tidaklah tepat kalau
segolongan kecil umat masih mempertentangkan Negara pancasila
dengan al-qur’an. Semoga suatu saat nanti terwujud kebersamaan antara
golongan nasionalis, (kebangsaan) dengan golongan islam, sehingga
terwujud suatu masa ketika pancasila bertasbih.

D. Korelasi antara Pancasila dengan Ajaran Islam

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan
tinggal di negara Indonesia oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai, menjaga,
memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para
pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa pancasila adalah sebagai dasar
negara Indonesia, pandangan hidup bangsa.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting
dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita para
pendiri bangsa Indonesia dapat terwujud.
Dengan menjalankan kehidupan berbagsa dan bernegara berlandaskan
pancasila semoga tidak menjadikan kita melenceng dari agama sesnugguhnya
apa yang ada pada pancasila dijiwai oleh hukum Islam yang memang harus
dijunjung tinggi oleh umat.

DAFTAR PUSTAKA
Maarif, Ahmad Syfai’i. 2009. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan
Kemanusiaan. Mizan, Bandung.
Madjid, Nurcholish. 1999. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi. Paramadina,
Jakarta.
Azhary. 1992. Negara Hukum, Suatu Study tentang Prinsip-Prinsipnya, dilihat dari
Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan
Masa Kini. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta.
Yudi, Latif. 2011. Negara Paripurna, Historitas, dan Aktualisasi Pancasila.
Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai