Anda di halaman 1dari 51

A.

Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan


Kesatuan Bangsa
1. Pengertian Ancaman

Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, daan keselamatan segenap bangsa.

Menurut UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, daan keselamatan segenap
bangsa.

Menurut UU No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara


Ancaman adalah setiap upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat
membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah
NKRI, dan kepentingan nasional dari berbagai aspek, baik ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

2. Landasan Hukum dalam Mengatasi Ancaman

1. UUD 1945 Amandemen


 Pasal 27 ayat (3)
 Pasal 30 ayat (1)
 Pasal 30 ayat (2)

2. UU No. 2 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan


Negara Republik Indonesia yang kemudian diubah dengan UU No. 1
Tahun 1988.

3. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara


Nasional Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4. Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang Peranan Tentara Nasional


Republik Indonesia dan Peranan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

5. UU No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.

6. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

7. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

33
8. UU No. 20 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia.

9. UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

3. Macam-macam Ancaman

a. Ancaman Militer

Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan


bersenjata terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan yang berbahaya
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari dalam maupun luar
negeri. Bentuk-bentuk ancaman militer :

1. Agresi
Agresi merupakan penggunaan kekuatan bersenjata yang dilakukan oleh
negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta
keselamatan segenap bangsa. Agresi ini merujuk kepada suatu perilaku
yang dimaksudkan untuk membuat objeknya mengalami rasa sakit atau
dalam keadaan bahaya.
Tindakan agresi ini bisa dilakukan secara verbal maupun fisik. Bahkan,
kegiatan merusak barang serta perilaku destruktif lainnya juga termasuk ke
dalam definisi dari agresi. Walaupun demikian, agresi ini tidak sama
dengan ketegasan.
Agresi bisa dilakukan dengan cara :
Invasi.
Invasi merupakan suatu bentuk aksi militer di mana angkatan
bersenjata atau suatu negara yang berusaha memasuki daerah yang telah
dikuasai oleh negara lain, yang bertujuan untuk menguasai daerah tersebut
atau bahkan mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi ini bisa
menjadi salah satu penyebab perang dan bisa digunakan sebagai salah satu
strategi untuk menyelesaikan perang, atau bahkan bisa menjadi inti dari
perang itu sendiri. Tujuan akhir dari invasi ini biasanya merujuk dalam
skala yang besar dan dengan jangka waktu yang panjang, dan pasukan
yang besar sangat dibutuhkan dalam mempertahankan daerah yang
diinvasinya. Contoh invasi udara murni ialah Pertempuran Crete; Operasi
Thursday, dan; Operasi Market Garden.
Bombardemen.
Bombardemen merupakan suatu bentuk penggunaan senjata atau bom
yang dilakukan oleh musuh melalui angkatan udara.

34
Blokade.
Blokade merupakan suatu bentuk pengepungan (penutupan) suatu
daerah, kawasan, tempat atau negara, sehingga orang-orang, barang, kapal
dan sebagainya tidak bisa keluar masuk dengan bebas. Blokade merupakan
salah satu hal yang hampir ada di semua bentuk kampanye militer serta
alat pilihan untuk melakukan peperangan ekonomi melawan negara
musuh. Ada 3 jenis blokade, yakni, blokade laut; blokade listrik, dan;
pengepungan. Contoh dari blokade adalah Blokade Berlin.
Jenis Agresi
Agresi merupakan fenomena kompleks yang terdiri atas sejumlah perilaku
dari jenis yang lebih khusus.
Klasifikasi dari Moyer
Moyer (1968) menyajikan klasifikasi awal yang berupa 7 bentuk agresi,
dari sudut pandang biologis serta evolusi.
 Agresi pemangsa : Serangan terhadap mangsa oleh pemangsa.

 Agresi antar jantan : Kompetisi antara jantan dari spesies yang sama
tentang akses terhadap sumber tertentu contohnya seperti betina,
dominansi, status, dan lain sebagainya.

 Agresi akibat takut : Agresi yang dihubungkan dengan upaya untuk


menghindari suatu ancaman.

 Agresi territorial : Mempertahankan suatu daerah teritorial dari


penyusup.

 Agresi maternal : Agresi dari perempuan untuk melindungi


anaknya dari berbagai ancaman. Ada juga agresi paternal.

 Agresi instrumental : Agresi yang ditujukan untuk mencapai suatu


tujuan. Agresi ini biasa dianggap sebagai suatu respon yang dipelajari
terhadap situasi.

Klasifikasi Sekarang
Sekarang, ada konsensus di dalam komunitas ilmiah untuk setidaknya 2
kategori besar dari agresi, dikenal sebagai agresi afektif dan agresi
instrumental. Penelitian empiris mengindikasikan jika klasifikasi ini
merupakan suatu perbedaan yang penting, entah itu secara psikologis
maupun fisiologis. Beberapa penelitian telah menunjukkan jika orang yang
cenderung melakukan agresi afektif memiliki IQ yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan cenderung melakukan agresi instrumental.

35
2. Pelanggaran wilayah
Pelanggaran Wilayah merupakan suatu bentuk tindakan dengan memasuki
suatu wilayah tanpa izin, baik itu oleh pesawat terbang tempur maupun
kapal-kapal perang. Salah satu contohnya adalah Helikopter yang
berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat di daerah Nunukan.
Contoh
 Helikopter yang berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat
di Nunukan. Helikopter carteran yang membawa menteri pertanian
Malaysia mendarat di lapangan helipad Yonif 521 Kampung Aji
Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan
Utara. Sesaat setelah mendarat, helikopter tersebut bahkan masih tetap
menyalakan mesinnya. Prajurit TNI AD yang tengah bertugas
langsung menghampiri helikopter yang mendarat tanpa adanya izin itu.
 Pesawat Militer Malaysia Terobos Ambalat. Pesawat militer milik
Malaysia disebut-sebut telah memasuki kawasan dan melanggar
wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan, Blok
Ambalat. Kejadian ini tercatat untuk yang kesekian kalinya.
 Kapal Perang Malaysia Masuk Perairan Ambalat. Hubungan yang
terjalin antara Indonesia dengan Malaysia kembali memanas yang
diakibatkan oleh kapal perang Malaysia yang tiba-tiba telah memasuki
wilayah perairan Ambalat tanpa adanya izin.
 Tentara Malaysia Masuk Nunukan Tanpa Paspor. Seorang tentara
Malaysia LLP, Raymonega Bin Taguna ditangkap oleh aparat di
Pelabuhan Sei Nyamuk, Kecamaran Sebatik Timur, Kabupaten
Nunukan. Dia ditangkap karena diketahui telah masuk secara ilegal
atau tidak adanya paspor. Saat diinterogasi, dirinya mengaku jika
sebagai warga negara Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik untuk
berusaha menemui keluarganya yang berada di Kabupaten Nunukan
Kota Tarakan dan Kabupaten Berau.
3. Spionase
Spionase merupakan suatu bentuk kegiatan dari intelijen yang dilakukan
guna mendapatkan suatu informasi atau rahasia militer atau negara.
Spionase juga bisa diartikan sebagai bentuk pengintaian, memata-matai
yang merupakan suatu praktik guna mengumpulkan informasi tentang
suatu organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa adanya izin
dari pemilik yang sah dari infomasi tersebut. Contoh Spionase asing di
Indonesia salah satunya adalah aksi Allen Pope.
Contoh
 Aksi Allen Pope. Allen Lawrence Pope merupakan seorang tentara
bayaran yang diberi tugas oleh CIA untuk melakukan berbagai misi.
Salah satu misinya yang ada di Indonesia ialah membantu
pemberontakan PRRI/Permesta. Dia tertangkap basah oleh TNI saat

36
usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV.
Pesawatnya ditembak jatuh oleh P-51 Mustang milik Angkatan Udara
Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto. Dari
dokumen yang berhasil disita, terkuak jika Allen Pope merupakan
orang yang terkait dengan operasi CIA. Allen Pope menyusup pada
gerakan pemberontakan di Indonesia yang berusaha untuk
menggulingkan Soekarno.
 Intel Soviet. Jaringan Intelijen Uni Soviet ternyata pernah beraksi di
Jakarta tepatnya tahun 1982. Seorang perwira tinggi TNI Letkol
Soesdarjanto membocorkan dokumen data-data kelautan Indonesia
kepada Alexandre Finenko, seorang Intel yang mengepalai kantor
cabang maskapai Aeroflot di Jakarta.
 Penyadapan Intelijen Australia. Dinas Intelijen Australia pernah
berusaha untuk menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono beserta istrinya, yaitu Ani Yudhoyono. Informasi ini
berhasil terkuak di dalam dokumen Badan Keamanan Nasional
Amerika Serikat (NSA) yang telah dibocorkan oleh Edward Snowden.
Sasaran lainnya adalah Wakil Presiden Boediono serta Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa serta mantan Duta
Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal.
 Pengakuan Philip Dorling. Menurut mantan diplomat Philip Dorling,
Australia telah lama mengintai Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh
Dorling dalam kolomnya di Sydney Morning Herald. Suatu catatan
harian salah satu diplomat senior Australia yang tidak dipublikasikan
menyebutkan jika badan intelijen Australia (DSD) rutin melakukan
penyadapan terhadap hubungan kawat diplomatik Indonesia sejak
pertengahan tahun 1950an.
4. Sabotase
Sabotase merupakan tindakan pengrusakan yang dilakukan secara
terencana, yang disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel
serta aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di
tengah-tengah masyarakat, kehancuran ini menimbulkan efek atau dampak
psikologis yang besar. Sabotase bisa dilakukan terhadap beberapa struktur
penting, seperti contohnya infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain
sebagainya.
Contoh
 Banyak sekali contoh peristiwa sabotase yang terjadi di masa lalu.
Misal seperti pada masa Perang Dunia II, tahun 1939 hingga 1945;
gerakan bawah tanah di Eropa seperti di Perancis, Polandia, Norwegia,
dan lain sebagainya melakukan sabotase dengan cara merusak jalan,
jembatan, gedung, dan lain-lain sehingga tidak bisa digunakan oleh
musuh yakni tentara Nazi dan Jerman.

37
 Sementara itu, pada masa revolusi kemerdekaan Republik Indonesia,
para pejuang melakukan sabotase dengan merusak berbagai macam
fasilitas, seperti contohnya jalan, jembatan, pabrik, dan masih banyak
lagi contoh lainnya. Aksi yang dikenal dengan nama aksi bumi hangus
ini memiliki tujuan agar fasilitas tersebut tidak bisa digunakan oleh
pihak Belanda.
5. Aksi Teror Bersenjata
Aksi Teror Bersenjata merupakan aksi yang dilakukan oleh jaringan
terorisme internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme di dalam
negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga bisa
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan
segenap bangsa. Contoh aksi ini adalah aksi serangan jakarta 2016.
Pemberontakan Bersenjata. Pemberontakan merupakan cara, proses,
perbuatan memberontak atau menentang terhadap kekuasaan yang sah.
Contoh yang terjadi adalah Pemberontakan G30S/PKI.
Perang Saudara. Perang Saudara ini merujuk kepada suatu jenis perang di
mana bukan 2 atau lebih negara yang menjadi kubu berlawanan satu sama
lain, namun beberapa faksi/saudara di dalam suatu entitas politik. Dalam
bahasa inggris, Perang Saudara ini disebut dengan Civil War yang secara
harfian artinya perang warga sipil atau perang madani.
Contoh
 Bom Bali pada tahun 2002. Bom bali 2002 atau biasa disebut dengan
Bom Bali I ini terjadi pada malam hari tepatnya pada tanggal 12
Oktober 2002. Aksi ini merupakan rangkaian dari 3 pengeboman yang
berada di lokasi berbeda di Bali.
 Bom JW Marriott 2003. Sebuah bom meledak serta menghancurkan
sebagian Hotel JW Marriott yang berada di kawasan Mega Kuningan,
Jakarta, Indonesia. Bom ini meledak sekitar pukul 12.45 WIB dan
12.55 WIB pada hari Selasa, 5 Agustus tahun 2003.
 Bom Bali 2005. Ledakan besar kembali terjadi kedua kalinya. Aksi
teror di Pulau Dewata, Bali ini kembali terjadi pada tanggal 1 Oktober
2005.
 Serangan Jakarta 2016. Serangan Jakarta 2016 merupakan serentetan
peristiwa yang sedikitnya 6 ledakan serta penembakan di daerah
sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta,
Indonesia tepat pada tanggal 14 Januari 2016.
6. Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau
penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan
bahwa kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan
pemberontakan sebagai suatu seni.

38
Pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan yang sah dengan
menggunakan senjata sebagai alat kekerasan. Perlawanan ini bisa
berorientasi dalam usaha kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
perebutan antara kekuasaan politik menggunakan senjata, serta cara-cara
inkonstitusional serta melanggar terhadap norma hukum yang berlaku.
Contohnya adalah pemberontakan G 30/S/PKI yang terjadi pada tahun
1965.
7. Perang Saudara
Perang saudara merupakan perang yang tak melampaui wilayah negara
tertentu. Perang saudara ini bisa terjadi karena berbagai macam alasan
seperti masalah etnis, kesenjangan ekonomi, konflik agama, gejolak
politik, dan masih banyak lagi alasan lain. Perang saudara ini memiliki
dampak negatif yang banyak dalam struktur ekonomi, struktur politik,
struktur sosial, serta juga dalam hubungan antar warga.
b. Ancaman Nir-Militer

Ancaman nir-militer merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan


tetapi apabila tetap dibiarkan, akan membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nir-
militer juga dapat berasal dari luar maupun dalam negeri.

Ancaman nir-militer salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif


globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan
antarbangsa secara disadari ataupun tidak, telah memberikan dampak
negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara
termasuk Indonesia. Ancaman nir-militer dapat berdimensi ideologi,
politik, ekonomi, dan sosial budaya.

1) Ancaman di Bidang Ideologi


Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni
Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun
potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan.
Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-
nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses
disintegrasi bangsa.

2) Ancaman di Bidang Politik


Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan
perang. Ini membuktikan bahwa ancaman politik dapat
menumbangkan suatu rezim pemerintahan bahkan dapat
menghancurkan suatu negara. Masyarakat Internasional
mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi Manusia
(HAM),demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan
penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

39
3) Ancaman di Bidang Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar setiap
negara dalam pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat
menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi
terbagi menjadi internal dan eksternal. Ancaman dari internal dapat
berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan
sistem ekonomi yang tidak jelas. Ancaman dari eksternal dapat
berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan
terhadap pihak asing.

4) Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya
konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, dan konflik
horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Pada
tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang
terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama
dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir
ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula.
Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan
PBB ditujukan untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di
berbagai konflik antar etnis di dunia.

c. Ancaman dari Dalam Negeri

Ancaman dari dalam negeri adalah ancaman terhadap suatu kondisi


atau bidang tertentu pada bangsa yang berasal dari dalam negeri sendiri
(oleh masyarakat maupun pemerintah bangsa itu sendiri). Bentuk-bentuk
ancaman dari luar negeri beserta penyelesaiannya sebagai berikut.
a. Perang antar suku
 Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan
mempertemukan tokoh adat/perwakilan masing-masing pihak yang
bertikai.
 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian
adanya pertikaian.
 Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok
masyarakat atau suku untuk memperkuat tali persaudaraan dan
solidaritas di lingkungan masyarakat.
 Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku.

40
b. Korupsi
 Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman
dan Taqwa.
 Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga
menimbulkan efek jera dan rasa takut pejabat negara untuk melakukan
tindakan yang hina itu.
 Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa, bebas KKN dan
konsisten melaksanakan peraturan dan Undang-undang.
 Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan
terutama pada bidang keuangan.
 Bila memungkinkan melakukan pengawasan terhadap rekening para
pejabat.
 Belajar bersikap jujur sejak dini.
 Meningkatkan dan menjaga independenitas KPK dalam tugasnya
memberantas korupsi.
 Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk
meminimalisir keinginan korupsi.

c. Terorisme
 Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang
diperlukan dalam pembuatan bom.
 Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil.
 Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat.
 Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap
kasus terorisme.
 Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya
dukungan materiil dan keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham
yang disebarkan oleh teroris.
 Meningkatkan rasa nasionalisme.
 Meningkatkan ketahanan nasional dan mempersolid setiap susunan
Hankamrata.
 Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang
mengisolasikan diri dari masyarakat sekitar.

d. Pemberontakan
 Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak
muncul kecemburuan nasional.
 Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah
sesuai prinsip Hankamrata.
 Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan
kewarganegaraan dan sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut
NKRI.

41
 Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak
terdesak.

e. Ekstrim kanan dan kiri


 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
 Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal.
 Memberantas segala tindakan ekstrim.
 Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan
agar tidak muncul masyarakat anti pemerintah.
 Meningkatkan Nasionalisme dan Imtaq.

f. Kemiskinan atau kesenjangan sosial


 Meningkatkan sumber daya manusia.
 Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan
kerja.
 Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti
kerja sama antar perusahaan dengan SMK.
 Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin.
 Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat
miskin, misalnya sekolah gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain.
 Pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air.

g. Narkoba dan HIV/AIDS


 Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi
dan mewajibkan menggunakan pengaman sebelum berhubungan.
 Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan
di bandara, pelabuhan, maupun daerah perbatasan.
 Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba
dan HIV/AIDS dan menanamkan jiwa anti narkoba.
 Menyaring budaya asing dengan Pancasila.
 Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena HIV/AIDS
terutama supir, pilot atau orang yang bertanggung jawab atas
keamanan orang banyak.
 Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan
narkoba seperti diskotik atau klub malam.

d. Ancaman dari Luar Negeri

Ancaman dari luar negeri adalah ancaman terhadap suatu kondisi atau
bidang tertentu pada bangsa yang berasal dari luar negeri, dalam bentuk
perorangan maupun kelompok. Bentuk-bentuk ancaman dari luar negeri
beserta penyelesaiannya sebagai berikut.
1. Agresi militer

42
 Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip
bebas aktif dengan kata lain bangsa Indonesia bersifat netral dan
berhubungan baik dengan negara lain.
 Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional
diiringi dengan peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan
dalam sistem Hankamrata (pertahanan keamanan rakyat semesta).
 Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat
membahayakan keutuhan NKRI seperti mengikuti wajib militer dan
belajar dasar-dasar kemiliteran dan selalu siap apabila dibutuhkan
dalam mempertahankan NKRI.

2. Penerobosan wilayah
 Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan
batas.
 Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang
lebih kuat dan permanen sehingga tidak dapat dipindah.
 Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak
bergantung pada negara tetangga sehingga penduduk di wilayah
perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan.

3. Penyeludupan
 Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya
mengawasi lalu lintas barang antar negara.
 Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan untuk mengantisipasi
penyeludupan barang illegal, karena memasukkan barang tanpa dikenai
pajak impor.
 Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti
bandara, pelabuhan.

4. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )


 Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta
mengamalkannya.
 Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar memperoleh
dampak positifnya saja.
 Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq).
 Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan terhadap tanah
air tercinta sertan menanamkan semangat juang untuk membela
bangsa, negara, serta mempertahankan Pancasila sebagai landasan idiil
dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan Nusantara
sebagai landasan fisional.

43
5. Penitrasi ( penyusupan budaya )
 Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era
globalisasi.
 Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal
membuka ekstrakulikuler sekolah.
 Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang
berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
 Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan menggunakan
nilai-nilai Pancasila.

6. Spionase
· Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik
senjata, pembangkit listrik serta penyimpanan dokumen rahasia negara
 Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi.
 Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara.
 Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotism.
 Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang
dilakukan oleh TNI, AD, AL, AU.

e. Contoh-contoh Ancaman

4. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman Militer

Pasal 30 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 memberikan gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara
untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan

44
menggunakan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(Sishankamrata).

Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)


adalah segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasana nasional, serta
seluruh wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan yang utuh dan
menyeluruh. Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
1. Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal
mungkin sebagai upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai
kondisi geografis sebagai negara kepulauan.
Strategi dalam mengatasi ancaman - ancaman militer memang menjadi
ancaman yang sangat berbahaya apabila tidak diatasi dengan secepatnya. Maka
dari itu, harus diterapkanlah adanya strategi yang tepat dalam mengatasi ancaman
militer tersebut.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur akan strategi
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia untuk mengatasi ancaman militer itu.
Di dalam Pasal 30 ayat (1) hingga (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, menyatakan jika :
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia hubungan kewenangan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan yang ada di atas tersebut menegaskan jika usaha pertahanan dan
keamanan negara Indonesia ini menjadi tanggung jawab bagi seluruh Warga
Negara Indonesia. Atau dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tak
hanya menjadi tanggung jawab dari TNI dan POLRI saja, namun juga masyarakat
sipil yang juga sangat bertanggung jawab dalam pertahanan dan keamanan negara,

45
sehingga TNI dan POLRI manunggal bersama dengan masyarakat sipil dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberi gambaran jika
strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai macam
ancaman militer yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta ini pada hakikatnya adalah
segala upaya dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta
seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan
menyeluruh.
Atau, dengan kata lain jika Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan
pada kesadaran akan hak beserta dengan kewajiban dari seluruh warga negara
serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta menjadi pilihan yang
paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan adanya
keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak beserta kewajiban
warga negara dalam usaha pertahanan negara.
Walaupun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang bisa dikatakan
cukup tinggi nantinya, model tersebut akan tetap menjadi pilihan yang strategis
untuk tetap dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek
pertahanan negara sesuai dengan peran masing-masing yang dilakukan.
Dalam menghadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk
melaksanakan Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan
dilaksanakan sebagai pengganda komponen utama bila diperlukan, melalui proses
mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen pertahanan siap dikerahkan, namun
setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu.
Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak
berhasil.
a. Komponen Utama
Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini
merupakan lembaga pemerintah yang ada di luar bidang pertahanan, sesuai
dengan bentuk serta sifat ancaman yang tengah dihadapi dengan adanya
dukungan dari unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Komponen utama
dalam sishankamrata adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
1) Tentara Nasional Indonesia

TNI berperan sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan


dan keamanan rakyat semesta. TNI mengutamakan kepentingan

46
nasional dan kepentingan bangsa di atas kepentingan daerah, suku,
ras, atau golongan.

Dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia


Pasal 4 Ayat (1) disebutkan bahwa TNI terdiri atas TNI Angkatan
Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang
melaksanakan tugasnya secara matra atau gabungan dibawah
pimpinan panglima. Setiap angkatan TNI tersebut memiliki tugas
tersendiri. Tugas setiap angakatan tentunya disesuaikan dengan
matranya masing-masing.
2) Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat. Selain itu, Kepolisian Negara RI berperan menegakkan
hukum serta memberikan pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat.
Dalam keadaan darurat, Kepolisian Negara RI dapat
memberikan bantuan kepada TNI. Kepolisian Negara RI turut
secara aklamatif dalam tugas-tugas penanggulangan kejahatan
internasional sebagai anggota Interpol. Kepolisian Negara RI juga
diusahakan membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian
dunia dibawah bendera PBB.

b. Komponen Cadangan
Komponen cadangan dalam sistem pertahanan dan keamanan negara
terdiri atas warga negara, sumber daya alam, serta sarana dan prasarana
nasional yang disiapkan melalui mobilisasi.

c. Komponen Pendukung
Selain dengan bergabung menjadi bagian dari anggota TNI atau Polri,
keikutsertaan warga negara dalam sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta dapat pula dilakukan melalui keikutsertaan sebagai rakyat
terlatih, yaitu warga negara yang mengikuti pelatihan khusus sebagai
tenaga pembantu keamanan atau pertahanan. Organisasi-organisasi yang
termasuk dalam rakyat terlatih sebagai berikut.
1. Peralawanan rakyat (wanra).
2. Keamanan rakyat (kamra).
3. Pertahanan sipil (hansip).
4. Perlindungan masyarakat (linmas).

Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan tersebut didasarkan pada


doktrin serta strategi. Sishankamrata yang dilaksanakan berdasar pertimbangan
ancaman yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.

47
Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan bisa terlaksana secara
efektif dan juga efisien, diupayakan agar adanya keterpaduan yang sinergis antara
unsur militer dengan unsur militer yang lain, maupun antara kekuatan militer
dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam
keterpaduan 3 kekuatan militer Republik Indonesia, yakni keterpaduan antar
kekuatan darat, kekuatan laut, serta kekuatan udara.
Sementara itu, keterpaduan antara kekuatan militer dan kekuatan non militer
ini diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama, cadangan, serta
pendukung. Keterpaduan inilah yang diperlukan adanya pengerahan serta
penggunaan kekuatan pertahanan, baik itu dalam rangka menghadapi ancaman
tradisional maupun menghadapi ancaman non tradisional.
Berdasar dari hasil analisa lingkungan strategik, maka ancaman militer yang
berasal dari negara lain atau ancaman tradisional yang bisa berupa adanya invasi,
merupakan kemungkinan kecil terjadi. Akan tetapi, adanya kemungkinan ancaman
tersebut masih tidak bisa diabakan dan harus tetap untuk dipertimbangkan.
Ancaman tradisional yang lebih mungkin terjadi ialah konflik terbatas yang
berkaitan dengan adanya pelanggaran wilayah dan atau menyangkut dalam
masalah perbatasan.
Komponen utama disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer untuk Perang
(OMP). Sementara itu, penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai
pengganda kekuatan komponen utama apabila diperlukan, dengan melalui proses
mobilisasi atau demobilisasi.
Kendati demikian, kekuatan pertahanan siap untuk dikerahkan untuk
melaksanakan OMP, akan tetapi dari setiap bentuk perselisihan dengan negara
lain selalu diupayakan penyelesaiannya dengan melalui jalan damai. Penggunaan
kekuatan pertahanan sebagai tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai jalan
terakhir jika cara damai yang telah dilakukan ternyata tidak berhasil sama sekali.
Ancaman non tradisional merupakan ancaman yang dilakukan oleh para aktor
non negara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan negara, serta keselamatan
bangsa Indonesia. Ancaman non tradisional ini merupakan bentuk acaman faktual
yang hingga saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Termasuk di dalam ancaman ini seperti gerakan separatis bersenjata, terorisme
internasional maupun domestik, aksi radikal, pencurian SDA (Sumber Daya
Alam), kejatahan lintas negara, penyelundupan, serta berbagai macam aksi ilegal
yang lainnya dengan skala besar.
Oleh karena itu, kekuatan pertahanan, terutama TNI juga disiapkan untuk
melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk menghadapi ancaman
non tradisional. Juga, pengerahan dari kekuatan TNI untuk OMSP dilakukan
berdasar dari keputusan politik pemerintah.
Dalam bidang manajemen, upaya peningkatan diarahkan dalam penataan
organisasi, mekanisme kerja, sistem komando, serta pengendalian dan hubungan
antara departemen maupun lembaga. Di dalam bidang keterampilan prajurit,

48
upaya yang dilaksanakan dengan melalui peningkatan fungsi dan peran
kelembagaan TNI yang mampu membekali para prajurit dengan keterampilan
yang mereka perlukan dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut.
Jika dalam hal dukungan sarana dan prasarana, pemerintah akan
memperlengkap TNI dengan Alutsista yang menjamin mobilitas TNI serta
peralatan yang modern, hal ini bisa digunakan selain untuk kepentingan
pertahanan dalam menghadapi ancaman militer, juga bisa dimanfaatkan dalam
tugas-tugas penanggulangan bencana alam, pengungsian, serta bantuan
kemanusiaan.
Pertahanan Militer dalam menghadapi ancaman non militer bersifat lintas
negara. Ancaman Non Militer yang bersifat lintas negara merupakan ancaman
keamanan lintas negara yang terorganisir di mana melibatkan para pelaku dari
negara lain. Bentuk ancaman yang dimaksud ialah aksi terorisme internasional,
gangguan keamanan di wilayah laut, gangguan keamanan dirgantara, serta
gangguan keamanan di sepanjang garis perbatasan darat. Bentuknya yang bisa
berupa penyelundupan senjata, penyelundupan manusia beserta dengan bahan
peledak, perompakan dan pembajakan, pembalakan liat, penangkapan ikan secara
tidak sah, dan masih banyak yang lainnya.
Unsur pertahanan militer yakni satuan-satuan TNI dapat didayagunakan dalam
mengatasi bentuk-bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara yang
dilakukan oleh para aktor non negara dari negara lain maupun yang bekerja sama
dengan aktor-aktor di Indonesia. Dalam tingkat tertentu di mana ancaman
keamanan lintas negara bisa membahayakan keselamatan bangsa Indonesia serta
mengancam kepentingan nasional Indonesia, pemerintah bisa menggunakan
kekuatan TNI untuk mengatasinya. Pendayagunaan unsur pertahanan militer
dalam mengatasi bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara bisa
ditempatkan dalam lingkup tugas pelibatan TNI yang mencakup pengamanan
pada wilayah-wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil terdepan, keamanan laut dan
perairan, keamanan wilayah udara, bandar udara, serta pelabuhan.
Penanganan ancaman keamanan tersebut oleh unsur TNI berupa unjuk
kekuatan sebagai penggentar dalam rangka mencegah, unsur penindakan awal,
termasuk juga dalam kekuatan gabungan bersama-sama dengan unsur-unsur non
militer. Mengatasi ancaman keamanan lintas negara pada dasarnya merupakan
tugas dari TNI yang dilaksanakan melalui OMSP. Dalam hal penegakan
keamanan yang ada di laut, TNI memiliki kewenangan polisional untuk
menangani bentuk-bentuk ancaman keamanan lintas negara yang mengganggu
keamanan di perairan Indonesia hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Bentuk-bentuk penanganan oleh TNI untuk menegakkan keamanan di laut
meliputi penyelidikan, pengejaran, penangkapan dan penyidikan terhadap para
pelaku tindak kejahatan yang berada di laut. Dalam kerangka fungsi polisional,
TNI tak melakukan fungsi pengadilan yang menjadi fungsi penegak hukum dari
unsur non militer. Penegakan keamanan di udara merupakan bagian yang sulit
dipisahkan dari fungsi TNI dalam menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, serta keselamatan bangsa.

49
Penegakan keamanan di udara di samping untuk menjaga wilayah udara dari
segala bentuk pelanggaran kedaulatan di udara juga memberikan efek untuk
keselamatan penerbangan sipil yang merupakan ranah otoritas sipil. TNI
memiliki kemampuan dalam menegakkan keamanan di udara melalui sistem
peralatan dan personel yang mereka miliki. Dalam mengatasi ancaman serta
gangguan keamanan di udara, TNI melakukan tugas OMSP sesuai dengan batas-
batas kewenangan TNI.
5. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman Nir-Militer

a. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi

Salah satu ancaman non militer yang mampu membahayakan


kehidupan berbangsa serta bernegara merupakan ancaman yang
berdimensi ideologi. Upaya dalam menghadapi atau menangkal ancaman
ini adalah dengan kebijakan serta langkah-langkah politik yang tepat serta
intensif dalam mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap
ideologi Pancasila, serta konsep penanganannya ditempatkan dalam
kerangka upaya bela negara.
Strategi untuk menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep
pertahanan yang berlapis. Lapis terdepan dalam konsep penanganannya
terdiri atas unsur-unsur pertahanan non militer, yakni departemen atau
LPND yang membidangi ideologi. Departemen serta unsur pemerintahan
yang membidangi politik dalam negeri akan mengerahkan seluruh
kekuatan politik serta instrumen pemerintahan di dalam negeri mulai dari
tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah dalam menghadapi ancaman
berdimensi ideologi, sementara itu, departemen serta unsur pemerintahan
yang membidangi politik luar negeri mengerahkan segala jajarannya yang
tersebar dalam setiap negara untuk penguatan langkah serta upaya
diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang bisa mengancam
ideologi Pancasila.
Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan
kekuatan nasional pada bidang informasi untuk melakukan "operasi
informasi imbangan". Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan
memberikan pengajaran serta kesadaran akan ideologi Pancasila yang
secara bertingkat dan berlanjut pada para siswa dan mahasiswa pada
semua tingkat dan jenjang pendidikan.
Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para
pemimpin agama untuk menjadi mitra dari pemerintah dalam
menyinergikan strategi dalam membentengi masyarakat dari berbagai
ancaman penetrasi ideologi asing yang bisa membahayakan serta merusak
harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan
negara. Peran lapis pertahanan militer di dalam hal ini diwujudkan dalam
program pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan
wilayah kerja unit TNI.

50
Titik berat pelaksanaannya merupakan dengan peningkatan
komunikasi sosial TNI yang bersinergi dengan langkah-langkah yang
dilaksanakan oleh unsur-unsur non militer sesuai dengan bidangnya
masing-masing, terutama dalam materi non fisik. Komunikasi sosial TNI
diselenggarakan dalam format peningkatan kesadaran bela negara, dengan
memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan,
serta perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila.
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan
berlapis berikut:
1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur
pertahanan nir-militer, yakni kementrian atau lembaga pemerintah
non-kementrian yang membidangi ideologi.
2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri
mengerahkan seluruh istrumen pemerintahan untuk menangkal
pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat
gerakan untuk melakukan operasi informasi imbangan sehingga
masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang
mengancam ideologi.
4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan
proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara
bertingkat dan berlanjut.
5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para
pemimpin agama untuk membangun kerjasama dengan pemerintah
demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi asing.
6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti
TNI.

b. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik

Dalam menghadapi ancaman non militer yang berdimensi politik,


pertahanan non militer di dalam bidang politik menjadi unsur serta
kekuatan utama yang dibantu oleh unsur non militer yang lainnya,
termasuk kekuatan dari unsur pertahanan militer. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilaksanakan
dengan melalui 2 macam pendekatan.
 Pendekatan ke Dalam
Pendekatan ke dalam yakni pembangunan serta penataan sistem politik
dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi
yang menghargai pluralisme bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan
merupakan terciptanya stabilitas politik di dalam negeri yang dinamis serta
memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam dilakukan
melalui pembangunan serta penataan sistem politik di dalam negeri yang
dikemas ke dalam penguatan 3 pilar berikut.

51
Pertama, penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah,
efektif, bersih, berwibawa, serta bertanggung jawab yang memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara,
seperti yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.
Kedua, penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang
berkualitas dan professional di bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu
bersinergi dengan pemerintah dalam memproses serta melahirkan produk-
produk legislasi yang efektif dan konstektual untuk kepentingan
pembangunan nasional. Lembaga legislatif yang melaksanakan fungsi
kontrol secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan di dalam
kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan
maupun pribadi, serta berdasarkan kaidah serta etika bernegara dalam
negara demokrasi.
Ketiga, penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun
organisasi massa sebagai instrumen dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat sebagai subjek politik serta subjek pembangunan nasional.
Kekuatan politik berkewajiban dalam mewujudkan serta meningkatkan
perannya di dalam pendidikan politik untuk warga negara, terutama
konstituennya sehingga menjadi warga negara yang sadar akan hukum
yang memahami kewajiban serta hak sebagai warga negara.
 Pendekatan Keluar
Pendekatan keluar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi
beserta upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar
negeri dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-
negara yang lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi
konflik antar negara, yang dimulai dari tataran internal, regional,
supraregional, hingga global.
 Lingkup Internal, yakni melalui penciptaan, pembangunan dan
peningkatan kondisi di dalam negeri yang semakin mantap dan
stabil, yang juga dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan
perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.

 Lingkup Regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan


untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun serta
meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka
prinsip yang saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negeri.

 Lingkup Supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk


berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10
negara anggota bersama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru, dengan melalui hubungan
bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam

52
kerja sama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan
ASEAN plus Enam itulah, kinerja politik luar negeri Indonesia
harus mampu membangun hubungan serta kerja sama yang
mampu memberi jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah
NKRI, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya
agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.

 Lingkup Global, politik luar negeri harus memainkan perannya


dengan maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional
melalui keberadaan Indonesia sebagai salah satu dari anggota
PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI),
serta Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus
mampu mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi
politik yang mengancam kedaulatan serta kepentingan nasional
Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan. Lapis
pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik yang
membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI,
mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks
memperkuat usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur
pertahanan non militer. Implementasi upaya pertahanan militer
dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik bisa
berwujud pertemuan tahunan para Menteri Pertahanan seluruh
ASEAN (ADMM) para Panglima Tentara seluruh ASEAN
(CDFIM) dan berbagai pertemuan para pejabat tinggi militer yang
lain.

c. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi

Dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, sistem dan upaya


pertahanan negara yang ditempuh dengan cara membangun ketahanan di
bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan
memiliki daya saing. Sasaran dari pembangunan bidang ekonomi
mer’upakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk perwujudan
stabilitas ekonomi yang memberi efek kesejahteraan dan penangkalan
yang efektif sekaligus mampu menjadi pemenang di dalam era globalisasi.
Aspek ekonomi dalam kerangka pertahanan negara memiliki peran
yang cukup vital. Ekonomi dengan pertumbuhan yang cukup tinggi akan
memungkinkan terselenggaranya pembangunan pertahanan yang berdaya
tangkal. Bahkan, kondisi perekonomian nasional yang cukup tinggi
tersebut menjadi daya tangkal pertahanan yang cukup efektif.
Tantangan perekonomian Indonesia ke depannya diperhadapkan
dengan era komunitas bebas ASEAN 2015, dengan produk-produk asing
akan masuk dengan bebas dan bersaing dengan produk dalam negeri.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka diperlukanlah upaya
akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing
melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

53
Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi yang datang dari
aspek internal, prioritas kebijakan bisa berupa penciptaan lapangan kerja
yang padat karya sebagai solusi untuk memberantas kemiskinan,
pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha yang kondusif, serta
pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi pemerataan
kesempatan kerja.
Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dalam aspek
eksternal, Indonesia harus membangun serta menjaga hubungan baik
dengan negara-negara utama dalam tatanan ekonomi politik dunia
Membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan kekuatan-kekuatan
ekonomi dunia sangat penting dalam upaya peningkatan kemajuan
ekonomi di dalam negeri.
Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi
ekonomi, mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama
dari pertahanan non militer. Pada hal ini, keterlibatan lapis pertahanan
militer diwujudkan dalam meningkatkan usaha pertahanan dalam
menciptakan kondisi keamanan nasional yang bisa terkendali, membantu
kelancaran distribusi komoditas serta kebutuhan pokok masyarakat,
terutama pada daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak bisa untuk
dijangkau dengan sarana transportasi umum.
Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur
pertahanan non militer yang lain bisa lebih ditingkatkan pada perbaikan
sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak dalam peningkatan
kemampuan ekonomi masyarakat.
Strategi untuk menghadapi ancaman tersebut dirangkum sebagai
berikut :
1. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :
 Penciptaan lapangan kerja padat karya
 Pembangunan infrastruktur,
 Penciptaan iklim usaha yang kondusif,
 Pemilihan teknologi tepat guna
2. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal :
Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan
negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
3. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi
ekonomi:
 Mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama
dari pertahanan nir-militer
 Meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi
keamanan nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama
di daerah-daerah pedalaman.
 Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur
pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan

54
sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,


keterbelakangan, serta ketidakadilan. Isu-isu ini menjadi titik pangkal dari
segala permasalahan seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang
melekat berurat berakar, bencana sebagai akibat perbuatan dari manusia.
Isu-isu ini lama kelamaan menjadi kuman penyakit yang mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, serta patriotisme.
Watak dari kekerasan yang melekat dan berurat berakar berembang
seperti api yang ada pada sekam di kalangan masyarakat yang menjadi
pendorong konflik-konflik antar masyarakat atau konflik vertikal yang
terjadi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Konflik horizontal
yang berdimensi suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) pada
dasarnya timbul sebagai salah satu akibat dari masih melekatnya sikap
kekerasan dalam diri. Watak kekerasan ini pula yang mendorong tindak
kejahatan, termasuk dalam pengrusakan lingkungan dan bencana buatan
manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta
menghasilkan efek domino sehingga bisa melemahkan kualitas bangsa
Indonesia.
Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya yang dari luar
negeri sulit dibendung mempengaruhi tata nilai hingga kepada tingkat
lokal. Kemajuan dari teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi
desa global tempat interaksi antar masyarakat yang terjadi secara langsung.
Yang terjadi tidak hanya transfer informasi, namun juga transformasi dan
sublimasi nilai-nilai luar secara serta merta dan sulit untuk dilakukan
kontrol.
Sebagai bentuk akibatnya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat
laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa menjadi semakin terdesak,
misal oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme, dan hedonisme.
Diakui jika nilai-nilai luar tidak semuanya negatif, banyak pula nilai
positif yang terkandung bisa memberi efek kemajuan untuk diterapkan.
Nilai-nilai luar yang positif antara lain seperti kedisiplinan, keuletan dalam
bekerja serta belajar, serta pemanfaatan waktu untuk melakukan sesuatu
yang produktif sehingga masyarakatnya menjadi sejahtera. Nilai-nilai
positif tersebut patut untuk diadopsi serta diterapkan dalam membangun
masyarakat Indonesia.
Dimensi sosial budaya yang menjadi ancaman yang melemahkan
bangsa Indonesia diantaranya seperti peredaran narkotika serta obat-obatan
yang terlarang, bisa mengancam para generasi muda Indonesia. Di
samping itu juga peredaran media dewasa serta perdagangan wanita selain
mengancam moral juga menjadi salah satu media penyebaran virus
HIV/AIDS. Penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang susah

55
dibendung seringkali menyebabkan terjadinya benturan peradaban yang
bisa mengancam nilai-nilai serta kearifan lokal maupun nasional, sehingga
ketahanan nilai-nilai budaya merupakan suatu bentuk keniscayaan.
Strategi untuk menghadapi ancaman tersebut dengan memelihara
keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:
 Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
 Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
 Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
 Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin
 Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan
perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi
nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa dan
pelestarian alam.

B. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman Guna Membangun


Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman
Dasar hukum tentang kewajiban bela negara :
1) UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara".

2) UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2)


(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.

3) UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


Pasal 68 : "setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
warga negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan".

4) UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


Pasal 9 ayat (1) :"setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara."
Ketentuan-ketentuan tersebut menegaskan bahwa bela negara yang
dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan
tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga
negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali

56
ditentukan dengan undang-undang. Dengan demikian, terkandung pengertian
bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak
dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
a. Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara
berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara, misalnya
TNI mengangkat senjata, rakyat berkarya nyata dalam proses
pembangunan, dll.

b. Secara Nonfisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
pada tanah air, serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai
dengan profesi dan kemampuannya.

2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1), ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan
negara yang meliputi hal-hal berikut.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang
diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan
kewarganegaraan dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat
kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dan sikap menghargai jasa para pahlawan. Pendidikan
kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman, analisis, dan menjawab
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.
Pada pasal 37 ayat (1) UU No. 20/2003 dijelaskan bahwa pembentukan
rasa kebangsaan dan cinta tanah air dapat dibina melalui pendidikan
kewarganegaraan, dimana pendidikan kewarganegaraan ini berfungsi :
 Sebagai wahana untuk membina kesadaran peserta didik untuk ikut serta
dalam bela negara.
 Untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara.
 menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan
perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara
Indonesia.

2. Pelatihan Dasar Kemiliteran


Salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar
militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen
Mahasiswa (Menwa) atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Negara.

57
Setelah memasuki organisasi tersebut, mereka harus mengikuti latihan dasar
kemiliteran. Anggota Menwa bisa didayagunakan dalam kegiatan pembelaan
terhadap negara. Di luar organisasi tersebut, para pemuda pun dapat
melakukan kegiatan latihan dasar bela negara, seperti yang dilakukan BPK
(Barisan Pemuda Kutai). Adapun, siswa sekolah menengah dapat mengikuti
organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli
Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang
Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.
3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Tentara Nasional Indonesia merupakan alat pertahanan NKRI. Dalam
pasal 10 ayat (3) UU No. 3 tahun 2002 disebutkan bahwa TNI memiliki tugas
untuk :
 Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
 Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.
 Melaksanakan operasi militer selain perang.
 Aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

4. Pengabdian sesuai dengan Keahlian atau Profesi


Dalam penjelasan UU No. 3 tahun 2002 yang dimaksud pengabdian
sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi
dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam
atau bencana lainnya. Beberapa profesi yang terutama berkaitan dengan hal
tersebut yaitu antara lain petugas PMI, para medis, tim SAR, Polri, petugas
bantuan sosial, dan Linmas (Perlindungan Masyarakat).
Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau
ketahanan lingkungan, energi, pangan dan ekonomi, maka pengabdian bela
negara melalui profesi terbuka sangat luas. Misalnya para petani dan nelayan
melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya terutama untuk
keamanan pangan. Usaha Kecil Menengah (UKM) dan para pengusaha besar
melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya pada keamanan
ekonomi. Begitu pula yang menekuni bidang lingkungan melakukan
pengabdiannya untuk keamanan lingkungan. Ketika semua warga negara
mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam usaha pembelaan negara, maka
tentu saja akan meningkatkan ketahanan nasional kita.
Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi
banyak usaha bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya,
sebagai atlet nasional dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih
medali emas dalam olimpiade olahraga. Selain itu, siswa yang ikut Olimpiade
Fisika, Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan
merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara. Pengabdian sesuai
dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan pertahanan

58
negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil akibat yang
ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
3. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Ancaman
Seperti upaya bela negera yang dilakukan oleh para pejuang
kemerdekaan yang dalam berjuang tidak mengharapkan suatu imbalan. Mereka
berjuang tanpa pamrih. Sikap yang demikian adalah sikap seorang patriot sejati.
Seorang yang memiliki jiwa patriotisme, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Cinta tanah air,


b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara,
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan,
d. Mengutamakan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan.

Bela negara dapat diterapkan dengan menjaga keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat. Kita bersama paham bahwa keamanan dan ketertiban merupakan
dambaan setiap anggota masyarakat. Kondisi yang aman dapat terwujud tidak
hanya sebagai tanggung jawab TNI dan POLRI, akan tetapi menjadi tanggung
jawab segenap warga negara Indonesia.

4. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman Guna Membangun


Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Dengan ikut serta dalam menjaga kemanan dan ketertiban dan ketentraman
dalam masyarakat berarti telah ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Keikutsertaan dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam lingkungan
setempat akan dapat menciptakan adanya,
a. Keamanan dan ketertiban lingkungan.
b. Ketenangan dan ketentraman hidup.
c. Suasana kehidupan menjadi teratur.
d. Kehidupan masyarakat menjadi sejuk.
e. Tidaknya suatu kerusuhan dan kekacauan.
Keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya pertahanan dan keamanan
dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan negara.

a. Lingkungan Sekolah
Upaya pertahanan dan keamanan dalam lingkungan sekolah dapat
diwujudkan melalui berbagai sikap sebagai berikut.
1) Menaati tata tertib sekolah.
2) Hidup rukun sesama warga sekolah.
3) Menjalin kerjasama antarsiswa tanpa pandang bulu.
4) Menyelesaikan tugas dengan baik.

59
b. Lingkungan Masyarakat

Upaya pertahanan dan keaman di lingkungan masyarakat dapat


diwujudkan melalui berbagai sikap sebagai berikut.

1) Ikut bergotong royong dalam masyarakat.


2) Ikut menjaga keamanan lingkungan.
3) Tidak membuang sampah sembarang tempat.
4) Menjalin hubungan yang baik sesama anggota masyarakat.
5) Tidak membuat keonaran di masyarakat.

c. Lingkungan Berbangsa dan Bernegara

Upaya pertahanan dan keamanan di lingkungan kenegaraan dapat


ditampilkan melalui berbagai sikap berikut.

1) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.


2) Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.
3) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
4) Menjaga kelestarian tanah air Indonesia.
5) Mempetaruhkan diri untuk kejayaan bangsa dan negara.
6) Mencegah adanya terorisme.
7) Mencegah sikap radikalisme.
8) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9) Tidak main hakim sendiri.
10) Membela negara sampai titik penghabisan.

60
Buku Paket Halaman 179-180
Sebelum kalian mempelajari materi pembelajaran pada bab ini, coba kalian berdiri dan
menyanyikan secara bersama-sama salah satu lagu nasional berikut ini.

Nah, setelah kalian menyanyikan lagu tersebut jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana persaan kalian ketika menyanyikan lagu tersebut ?
Jawab :
Perasaan kami ketika menyanyikan lagu tersebut adalah yang pertama terkenang dan juga
yang kedua bangga serta terharu. Lagu tersebut mengingatkan kita bahwasanya kita ada,
lahir, dan tumbuh di Indonesia, dan dalam lagu ini menjelaskan bahwa kita patut satu
bahasa dan memperjuangkan sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.

2. Apa pesan yang disampaikan oleh lagu tersebut ?


Jawab :
Pesan yang disampaikan oleh lagu tersebut adalah kita sebagai rakyat Indonesia wajib
membela, mencintai, dan juga mengharumkan bangsa kita yaitu Bangsa Indonesia.

61
3. Saat ini ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia belum sepenuhnya
hilang, seperti masih munculnya gerakan separatisme di daerah tertentu, konflik
antarsuku atau antar golongan. Berkaitan dengan hal tersebut, coba kalian investigasi
faktor penyebabnya, serta bagaimana solusi untuk menyelesaikannya ?
Jawab :
Faktor penyebabnya adalah rendahnya atau masih kurangnya kesadaran akan pentingnya
kesatuan dan persatuan bangsa, perbedaan pendapat antar suku maupun golongan yang
mementingkan egonya masing-masing dan masalah sepele yang muncul karena
kesalahpahaman atau faktor fisik lalu mengakibatkan perpecahan membesar antar suku
maupun golongan.
Solusi bagi kami untuk menyelesaikannya adalah mempererat tali persaudaraan dengan
menghargai perbedaaan, menghormati tanpa membedakan, mau mendengar pendapat
yang berbeda, dan melakukan sosialisasi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan
untuk sebuah bangsa menuju kesuksesan dan kejayaan.

4. Bagaimana upaya kalian, sebagai pelajar untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa ?
Jawab :
Sebagai seorang pelajar, selain kami telah mempelajari akan persatuan dan kesatuan
Indonesia sesuai dengan Pancasila, kami juga mengamalkannya di kehidupan yang nyata.
Dari pengalaman tersebut apabila terlihat oleh orang lain maupun orang sekitar, maka
dengan sendirinya akan timbul kesadaran akan Pancasila.

62
Buku Paket Halaman 183-191
Strategi menghadapi ancaman militer dan nir-militer
Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang dibangun dan
dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun dalam komponen utama serta
komponen cadangan dan komponen pendukung. Pendayagunaan lapis pertahanan militer
diwujudkan dalam penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi Militer
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Ancaman militer.
Ancaman militer dapat berupa ancaman yang dilakukan oleh militer suatu Negara
atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan kekuatan bersenjata, yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan
keselamatan segenap bangsa dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase,
aksi teror bersenjata, pemberontakan bersenjata, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan
laut atau udara, serta perang saudara atau konflik komunal yang sewaktu-waktu dapat timbul.
Ancaman nirmiliter.
Ancaman nirmiliter pada hakekatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor yang
dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah
Negara, dan keselamatan segenap bangsa.Ancaman nirmiliter dapat berasal dari luar negeri
atau dapat pula bersumber dari dalam negeri.Kondisi masyarakat Indonesia yang berada
dalam kategori miskin, berpendidikan rendah, dan terbelakang dengan jumlah cukup besar
membawa dampak terhadap keamanan yang cukup besar dan bersifat multidimensi. Oleh
karena itu, ancaman nirmiliter digolongkan dalam ancaman yang berdimensi ideologi, politik,
ekonomi, social, informasi dan teknologi serta keselamatan umum.
Tujuan
Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui SDM dan Alutsista,
dibangun, dan dikembangkan secara profesional untuk mencapai tingkat kekuatan sampai
pada standar penangkalan. Namun, pembangunan kekuatan pertahanan negara harus
dipersiapkan untuk menghadapi setiap ancaman militer yang sewaktu-waktu dapat timbul.
Upaya penangkalan tidak bersifat pasif, tetapi dikembangkan dalam suatu strategi
penangkalan yang memiliki sifat dinamis, melalui kesiapsiagaan kekuatan pertahanan untuk
menghadapi kondisi terburuk, yakni menghadapi ancaman aktual dalam bentuk perang atau
bentuk ancaman militer lainnya.
Dalam konteks “menghadapi ancaman militer”, kekuatan pertahanan yang dimiliki
didayagunakan untuk mengatasi situasi negara yang terancam oleh suatu serangan militer dari
negara lain, atau sedang diperhadapkan dengan adanya jenis ancaman yang akan
mengganggu kepentingan nasional.
STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN MILITER DAN NON MILITER
Strategi menghadapi ancaman Militer :
1. Strategi Penangkalan.

63
a. Pembangunan kekuatan.
b. Pengembangan kemampuan.
c. Penggelaran kekuatan.

2. Strategi Penindakan.
a. Menghancurkan musuh diwilayahnya.
b. Menghancurkan musuh sbelum masuk ZEEI.
c. Menghancurkan musuh saat masuk ZEEI.
d. Menghancurkan musuh di wil NKRI.
e. Perang berlarut.

3. Strategi Pemulihan.
a. Pembinaan.
b. Rekonstruksi.
c. Rehabilitasi.

Strategi menghadapi ancaman Nonmiliter :


1. Strategi Penangkalan.
a. Pembangunan kekuatan.
b. Pengembangan kemampuan.
c. penggelaran kekuatan.

2. Strategi Penindakan.
a. Operasi Intelijen.
b. Operasi Tempur.
c. Operasi Teritorial.

3. Strategi Pemulihan.
a. Pembinaan.
b. Rekonstruksi.
c. Rehabilitasi.

64
Buku Paket Halaman 194-195
Tugas Kelompok 6.2
Nah, setelah kalian membaca uraian di atas, coba kalian bersama teman sebangku melakukan
penilaian atas strategi yang diterapkan Bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman
terhadap persatuan dan kesatuan bangsa ! Informasikan hasil penilaian kelomppok kalian
kepada kelompok lainnya.
Jenis
Bentuk Strategi Indikator Keberhasilan
Ancaman
1.Lapisan terdepan dalam konsep  Banyaknya iklan yang memuat
penanganannya terdiri atas unsur-unsur mengenai pentingnya ideologi.
pertahanan nirmiliter.
 Telah di tanamkan sejak dini
2.Penguatan unsur kementrian baik
dalam maupun luar negeri untuk mengenai pelajaran Pancasila
menangkal usaha-usaha pihak-pihak kepada para siswa dan hingga
yang mengancam Pancasila. mahasiswa.

3.Adanya informasi dari pemerintah


Ancaman untuk rakyat agar tidak tepengaruh oleh
bermuatan berbagai pengaruh asing.
Ideologi 4.Pembelajaran mengenai Pancasila dan
kesadaran ideologi kepada para siswa
hingga mahasiswa.
5.Membeerdayakan para pemimpin
agama untuk menjadi mitra pemerintah
dalam menyinergikan strategi untuk
membentengi masyarakat dari penetrasi
ideology asing.
6.Program pelaksanaan bakti TNI.
1. Pendekatan ke dalam, yaitu
pembangunan dan penataan sistem
politik dalam negeri yang sehat dan  Dibentuknya KPK untuk
dinamis dalam kerangka negara
menjaring koruptor dan
demokrasi yang menghargai
memberantas korupsi
Ancaman kebhinnekaan atau kemajemukan
 Ditegakkannya hokum
bermuatan bangsa Indonesia.
dan keadilan serta
Politik a. Penguatan penyelenggaraan pemberantasan calo-calo dan
pemerintahan negara yang sah, lain sebagainya di berbagai
efektif, bersih, berwibawa, tempat.
bebas KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme) dan bertanggung
jawab

65
b. Penguatan lembaga legislatif
sehingga menjadi lembaga yang
berkualitas dan profesional pada
bidangnya.
c. Penguatan kekuatan politik
nasional baik partai politik
maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk
memberdayakan masyarakat
sebagai subjek politik dan
pembangunan nasional.

2. Pendekatan ke luar yang diarahkan


untuk mendinamisasikan strategi dan
upaya diplomatik melalui peningkatan
peran instrumen politik luar negeri
dalam membangun kerja sama dan
saling percaya dengan negara-negara
lain
a. Pada lingkup internal, yaitu
melalui penciptaan,
pembangunan, dan peningkatan
kondisi dalam negeri yang
semakin mantap dan stabil,
b. Pada lingkup regional, politik
dan diplomasi Indonesia
diarahkan untuk selalu aktif dan
berperan dalam membangun dan
meningkatkan kerja sama
dengan negara lain dalam
kerangka prinsip saling percaya,
c. Pada lingkup supraregional,
politik luar negeri
dikembangkan untuk berperan
dalam penguatan ASEAN plus
Enam yang terdiri atas 10 negara
anggota bersama-sama dengan
Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia
Baru,
d. d. Pada lingkup global, politik
luar negeri harus memainkan

66
perannya secara maksimal dalam
memperjuangkan kepentingan
nasional
1. Untuk menghadapi ancaman
berdimensi ekonomi dari internal,
prioritas kebijakan dapat berupa  Disediakannya dana dan juga
penciptaan lapangan kerja padat karya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang kurang
2.Untuk menghadapi ancaman mampu.
Ancaman
berdimensi ekonomi dari eksternal, 
bermuatan Adanya berbagai fasilitas di
Indonesia harus membangun dan
Ekonomi daerah untuk mengembangkan
menjaga hubungan baik dengan negara-
kreatifitas, keterampilan dan
negara utama dalam tatanan ekonomi-
politik dunia. juga pendidikan bagi
masyarakat.
3. Adanya keterlibatan lapis pertahanan
militer.
Bangsa Indonesia berusaha memelihara
keseimbangan dan keselarasan
fundamental, yaitu keseimbangan antara  Seringnya suatu acara di
manusia dengan alam semesta, manusia taman budaya untuk
dengan masyarakat, manusia dengan mengapresiasi dan juga
Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir menjadi wahana bagi mereka
Ancaman dan kesejahteraan batin. Kesadaran yang ingin mengembangkan
bermuatan akan perlunya keseimbangan dan
bakatnya disamping juga
Sosial keserasian melahirkan toleransi yang
bertujuan untuk tidak
Budaya tinggi, sehingga menjadi bangsa yang
menghilangkan kebudayaan
berbhinneka dan bertekad untuk selalu
bangsa dan
hidup bersatu dengan memperhatikan
perkembangan tradisi, pendidikan, memperkenalkannya pada
kepemimpinan, integrasi nasional, generasi muda.
kepribadian bangsa, persatuan dan
kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.
Penyuluhan pada setiap lapisan  Penggunaan internet yang
masyarakat bagaimana cara dan lebih diarahkan seperti adanya
penggunaan serta dalam menyikapi rapor online atau ujian online
Ancaman di teknologi dengan baik.  Pemberantasan situs-situs
bidang yang tidak baik untuk
Teknologi ditayangkan
Informasi  Pengetatan pada setiap
jaringan perangkat yang ingin
mengakses ke situs-situs atau
web yang tidak berkenan.

Ancaman di 1.Peringatan dini bagi masyarkaat yang  Adanya tim sukarelawan yang

67
bidang tinggal atau bertempat tinggal di ditugaskan pada daerah atau
keselamatan lingkungan yang rawan akan bahaya. titik rawan bencana
umum  - Pembangunan daerah yang
2.Memberikan cara untuk masyarakat
dalam mengantisipasi bahaya. rawan banjir oleh pemerintah.

3.Adanya banner atau iklan di


sepanjang jalan maupun media masa,
cetak, dan maya untuk mengingatkan
masyarakat akan suatu pentingnya
keselamatan dan juga kesehatan.

68
Buku Paket Halaman 198
Tugas Mandiri 6.1
Usaha bela negara dapat dilakukan berdasarkan profesi warga negara. Sebagai pelajar kalian
juga dapat berpartisipasi dalam usaha bela negara. Sekarang, identifikasikanlah prilaku yang
dapat kalian tampilkan sebagai bentuk perwujudan usaha bela negara diberbagai lingkungan
kehidupan.
No. Lingkungan Bentuk Partisipasi Manfaatnya
1. Keluarga 1. Saling mengasihi, 1. Terciptanya keluarga yang
menolong, dan menghargai. harmonis.

2. Memberikan anak-anak 2. Anak-anak dapat mengerti


pengertian bela Negara. sejak dini tentang bela Negara
dan menerapkannya dalam
3. Antar anggota keluarga kehidupan sehari-hari.
saling mengingatkan akan
hokum yang berlaku. 3. Terciptanya lingkungan yang
sadar akan pentingnya hukum.
4. Mematuhi segala peraturan
yang berlaku di Keluarga. 4. Situasi dalam keluarga
menjadi harmonis.
5. Ikut dalam merundingkan
peraturan yang berlaku. 5. Tidak terjadi perselisihan
pendapat.
6. Rajin membantu kedua
orang tua. 6. Tidak terjadi kasus, misalnya
KDRT.
2. Sekolah 1. Mengumpulkan dana sosial. 1. Mengembangkan kepedulian
sosial pada warga sekolah
2. Pembuatan tata tertib.
2. Terciptanya sumber daya
3. Menjadi siswa berprestasi. manusia yang terbiasa dengan
budaya disiplin.
4. Mematuhi Segala peraturan
yang berlaku di sekolah. 3. Mengharumkan nama baik
sekolah.
5. Melaksanakan tugas piket
dan rajin belajar. 4. Situasi kegiatan belajar
mengajar menjadi tentram.
6. Mengamalkan ilmu PPKn
yang didapat di sekolah. 5. Menjalin keakraban dengan
teman dan guru.

6. Masa depan tidak hancur .

69
3. Masyarakat 1. Saling menolong antar 1. Terciptanya masyarakat yang
tetangga dan aman dan damai.
mengembangkan sikap
tenggang rasa. 2. Mengembangkan diri dalam
bersosialisasi.
2. Aktif kerja bakti.
3. Terciptanya masyarakat yang
3. Menghargai adanya rukun, aman dan damai.
perbedaan (suku, agama,
budaya, dll). 4. Situasi menjadi aman dan
tentram.
4. Ikut dalam kegiatan kerja
bakti. 5. Terjalin keakraban dan tali
kekeluargaan sesama warga
5. Melaksanakan piket pos masyarakat.
kamling.
6. Terbina kerukunan hidup.
6. Melaporkan kejadian yang
janggal pada ketua RT.
4. Negara 1. Mematuhi hukum yang 1. Terhindar dari hukuman,
berlaku. sanksi, denda.

2. Mendukung program wajib 2. Terciptanya generasi muda


belajar 12 tahun. yang berpendidikan.

3. Membayar pajak tepat 3. Terbangunnya sarana dan


waktu. prasarana untuk masyarakat.

4. Berpartisipasi dalam 4. Keutuhan NKRI akan selalu


kegiatan militer atau sebagai terjaga
TNI.
5. Menjadi masyarakat yang
5. Sosialisasi akan bela negara. aman dan tentram.

6. Mengikuti Pendidikan dasar 6. Sesama warga negara akan


militer. menjadi rukun.

7. Tidak mengikuti organisasi


radikal.

70
Buku Paket Halaman 200-201
Penilaian Diri
Nah, coba sekarang kalian renungi diri masing-masing, apakah perilaku kalian telah
mendukung upaya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa ? Bacalah perilaku di
bawah ini, kemudian isi kolom kegiatan dengan rutinitas yang biasa dilakukan (selalu, sering,
kadang-kadang, tidak pernah), serta berikan alas an dilakukannya perilaku itu. Ingat kamu
harus mengisinya sesuai keadaan yang sebenarnya.

71
72
PROYEK KEWARGANEGARAAN
I.RUMUSAN MASALAH
1. Apa salah satu masalah yang kini sedang atau sering bermunculan ?

Jawab : Maraknya berita hoax.


2. Dimana seringnya berita hoax bermunculan ?

Jawab : Dijejaring sosial. Misalnya, facebook, twitter, blog dan sebagainya. Dengan
disebarkan melalui jejaring sosial dan disisipi gambar yang meyakinkan namun
sebenarnya fiktif.
3. Kapan kita harus waspada terhadap semua berita, terutama berita yang mengarah pada
hoax ?

Jawab : Kapanpun, karena berita hoax begitu marak dan sering bermunculan. Berita
hoax pun bersifat negatif dan dapat merugikan semua pihak.
4. Siapakah yang dirugikan dengan munculnya berita hoax ?

Jawab : Semua orang.


Pemerintah, karena ada pemerintah yang disangkut pautkan dengan berita hoax
dengan mencemari nama, jabatan atau tugasnya. Misalnya berita tentang video palsu
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Rakyat, dengan kesalahpahaman yang dikarenakan berita hoax dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Mengapa berita hoax menjadi sering bermunculan ?

Jawab :
 Karena adanya kepentingan suatu golongan ataupun adanya unsur politik.

 Ketidaktahuan yang disebabkan malas mencari lebih lanjut informasi yang


diterima karena literasi baca yng masih rendah.

 Penggunaan teknologi yang tidak dibarengi budaya kritis melihat persoalan.

 Orang yang memang hanya jahil dan iseng.

6. Bagaimana cara membedakan antara berita asli dan berita hoax ?

Jawab :
 Mencari lebih lanjut informasi berita yang diterima dengan terinci.

 Membandingkan berita-berita dengan topik berita yang sama namun dengan


sumber yang berbeda.

 Membaca secara cermat dan menyeluruh pada kata dan kalimat yang disusun.

73
 Memeriksa sumber informasi. Biasanya dacantumkan diakhir tulisan atau berita.

II.KEBIJAKAN ALTERNATIF
 Melakukan pencarian di mesin pencari seperti Google. Untuk mengetahui berita asli
atau hoax, dapat dilakukan dengan mengecek domain situs dan URL berita tersebut.
Mengecek situs tersebut menggunakan URL yang benar. Memastikan pula apakah
berita tersebut bersumber dari situs yang bermutu atau tidak.

 Berita hoax menggunakan foto yang telah diedit untuk memprovokasi para pembaca.
Untuk mengecek keaslian foto tersebut, bisa menggunakan 'Google Images'. Membuka
Google Image pada browser, mengedrag foto tersebut ke kolom pencarian Google
Image. Kemudian memeriksa hasilnya untuk mengetahui secara lebih jelas sumber dan
caption asli dari foto tersebut.

 Menaikkan minat baca masyarakat, sehingga dengan menguatnya minat baca


diharapkan masyarakat bisa bertindak kritis saat membaca atau memperoleh berita-
berita yang belum tentu benar adanya.

 Keuntungan dari kebijakan alternatif ini yaitu,

 Dapat menaikkan sikap kritis dalam melihat atau mengahdapi persoalan.

 Literasi media menjadi sangat penting untuk diberikan kepada masyarakat. Hal itu
lantaran informasi yang berbau profokasif bisa menyerang berbagai kalangan.

 Kerugian dari kebijakan alternatif ini yaitu,

 Dapat berdampak terlalu kritis dalam menaggapi persoalan.

III.KEBIJAKAN PUBLIK
 Kesigapan aparatur pemerintah merespons berita bohong itu dengan menyebarluaskan
berita yang benar dan informasi yang akurat.

 Pemerintah harus menghidupkan peran fungsi ke-Humasan dan pejabat pengelola


informasi dan dokumentasi pada semua kementrian dan lembaga, kantor gubernur,
kantor bupati, dan kantor walikota harus ditingkatkan.

 Pemerintah harus membuat label atau berkode dan situs yang benar-benar
mempublikasikan berita-berita yang akurat kebenarannya dan memblokir situs yang
tidak bertanggung jawab menyebarluaskan berita hoax yang tidak diketahui darimana
sumbernya atau sumbernya tidak jelas.

 Keuntungan dari kebijakan publik ini yaitu, memperkecil tersebarnya berita hoax dan
pemerintah bisa lebih aktif dalam menangani berita yang hoax.

 Kerugian dari kebijakan publik ini yaitu, jika pemerintah lengah, maka berita hoax
akan lebih merajalela.

74
IV. RENCANA KEDEPAN
Sosialisasi ke berbagai daerah tanpa terkecuali dan tidak membedakan umur karena
berita hoax menyebar dengan tidak memandang umur. Sosialisasi tersebut tentang ciri-ciri
berita hoax, cara membedakan antara berita asli dan berita hoax, cara mengecek keaslian
dan kejelasan berita dari yang berbentuk tulisan maupun foto dan sebagainya.

75
SOAL PILIHAN GANDA DAN KUNCI JAWABANNYA
SOAL
1. Fungsi diadakannya OMP (Operasi Militer dalam Perang) adalah…
a. Berjaga-jaga apabila ada perang.
b. Mempersiapkan diri sebelum perang terjadi.
c. Sebagai bentuk pertahanan negara.
d. Sebagai pengganda kekuatan komponen utama bila diperlukan melalui proses
mobilisasi/demobilisasi.
e. Sebagai pengganda kekuatan komponen utama bila diperlukan melalui berbagai
tahap.

2. Bahaya dari ancaman nirmiliter adalah…


a. Mengancam pertahanan negara.
b. Mengancam kesatuan negara.
c. Mengancam kebudayaan negara.
d. Mengancama ekonomi negara.
e. Benar semua.

3. Kemampuan apa yang dimiliki ideologi Pancasila dalam menghadapi serangan nirmiliter
?
a. Ideologi Pancasila mampu menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional.
b. Kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa.
c. Karena ideologi Pancasila dirumuskan oleh orang-orang penting.
d. Ideologi Pancasila memiliki semua kebutuhan yang dimiliki oleh Bangsa
Indonesia.
e. Jawaban A B D benar.

4. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran bela negara ?


1. Dengan diberikannya pemahaman tentang jiwa nasionalisme sejak dini.
2. Mengikuti aksi demonstrasi.
3. Paham betul tentang cita-cita sebuah negara dan berusaha mewujudkannya.
4. Menjaga dan melestarikan budaya yang ada.
a. 1 dan 2.
b. 2 dan 3.
c. 3 dan 4.
d. 1, 2 dan 3.
e. 1, 3 dan 4.

5. Upaya seperti apa yang harus dilakukan negara dalam membangun ketahanan dibidang
ekonomi ?
a. Dengan membeli produk dalam negeri.

76
b. Membeli barang Impor.
c. Dengan penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing.
d. Dengan menjaga stabilitas ekonomi yang sehat.
e. Jawaban A C D benar.

6. Apakah pengabdian sesuai keahlian/profesi pada bidangnya merupakan upaya dalam


membangun bangsa ?
a. Jawaban C dan E benar.
b. Tidak, karena bangsa ini belum bisa mencukupi kebutuhan para ahli yang ingin
menciptakan hal baru.
c. Iya, pengabdian sesuai keahlian/profesi pada bidangnya merupakan upaya dalam
membangun bangsa karena bangsa ini membutuhkan pengabdian dan warga
negaranya agar mampu membangun negara ini lebih maju.
d. Tidak, karena tidak semua keahlian/profesi dibutuhkan oleh bangsa ini.
e. Iya, karena jika tidak mengabdi maka bangsa ini akan hancur dalam jangka waktu
yang mungkin tidak lama.

7. Strategi apa yang digunakan dalam mengatasi ancaman dibidang Sosial Budaya ?
1. Tidak mudah dipengaruhi berita-berita hoax.
2. Lebih menghargai satu sama lain.
3. Merasa dirinya paling berkuasa.
4. Tidak membeda-bedakan satu sama lain karena maksud tertentu.
a. 1 dan 3.
b. 2 dan 4.
c. 1 dan 2.
d. 1, 2 dan 3.
e. Semua salah.

8. Kebhinnekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan.


Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena,kecuali...
a. Akan menjadi bangsa majemuk dan bangsa yang besar.
b. Sulit menyatukan perbedaan pendapat dan berakhir perpecahan.
c. Indonesia menjadi negara yang kaya alam dan budaya.
d. Bisa menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Indonesia.
e. Indonesia memiliki banyak keunikan sehingga mudah diingat oleh negara lain.

9. UUD RI yang memberikan gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara
untuk mengatasi berbagai ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan
Sishankamrata yaitu...
a. Pasal 30 ayat 2.
b. Pasal 30 ayat 5.
c. Pasal 31 ayat 1.
d. Pasal 34 ayat 2.
e. Pasal 33 ayat 5.

77
10. Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan aspek, kecuali...
a. Kewilayahan.
b. Kesemestaan.
c. Kerakyatan.
d. Kekayaan.
e. Pilihan A dan B benar.

11. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan 3 kekuatan militer dan 2
kekuatan nir-militer,diantaranya,kecuali...
a. Keterpaduan antara kekuatan darat.
b. Keterpaduan antara kekuatan laut.
c. Keterpaduan antara kekuatan bersenjata.
d. Keterpaduan antara kekuatan udara.
e. Keterpaduan antara komponen pendukung.

12. Ancaman nir-militer memiliki ciri...


a. Menggunakan kekuatan bersenjata.
b. Membahayakan kedaulatan negara.
c. Sangat terorganisir.
d. Tidak bersifat fisik.
e. Pilihan D salah.

13. Salah satu langkah yang bisa ditempuh untuk melaksanakan strategi menghadapi
ancaman berdimensi politik yaitu melalui pendekatan ke luar, contohnya...
a. Upaya pembangunan, peningkatan dan perbaikan ekonomi.
b. Politik dan diplomasi diarahkan untuk selalu aktif dalam bekerja sama.
c. Politik luar negeri dikembangkan.
d. Politik luar negeri harus berperan secara maksimal.
e. Pilihan A B C D benar.

14. Implementasi dari Pasal 30 ayat 1 UUD RI tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari
yaitu...
a. Menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat mengganggu ketertiban umum.
b. Tidak terlibat dalam perkumpulan yang bisa membuat keresahan di masyarakat.
c. Mengikuti kegiatan pramuka dan paskibra.
d. Tidak mengikuti tawuran.
e. Pilihan A B C D benar.

15. (1) Kerakyatan


(2) Ketahanan
(3) Keamanan
(4) Kewilayahan
(5) Kesemestaan

78
Dari pernyataan di atas yang merupakan aspek-aspek dalam sistem pertahanan ketahanan
yang bersifat nasional adalah ...
a. 1,2,3
b. 1,2,5
c. 1,3,4
d. 2,4,5
e. 2,3,5

KUNCI JAWABAN
1. D
2. E
3. E
4. C
5. E
6. A
7. C
8. B
9. A
10. D
11. C
12. D
13. E
14. E
15. B

79
PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI
1. Pertanyaan dari Achmad Reza Firmansyah
Bagaimana sikap kalian terhadap banyaknya berita-berita hoax yang sering atau banyak
tayang ditelevisi ?

Jawaban dari Kintan Rizqina F. dan Muhammad Rizaldi A.


Poin yang pertama dari bagaimana kita menyikapi berita hoax di tv adalah dengan tidak
langsung mempercayai akan hal itu, mencari banyak berita dari media lain dan pintar-
pintar kita dalam menangkap berita. Poin kedua, tentang kita membutuhkan tontonan
yang berpendidikan. Iya, kita memang masih butuh apalagi anak-anak usia dibawah kita.
Tapi, sekarang sulit untuk menuntut channel-channel televisi untuk memberikan tontonan
yang pas, karena sekarang tv banyak digunakan sebagai media politik, contohnya rcti, tv
one, yang banyak menampilkan politik, disisi lain, berhubungan dengan hoax tayangan di
tv juga selalu bermain politik, contohnya kasus Mirna dan pilot citilink, dimana jessica
selalu disalahkan, padahal apakah kita tidak berpikir juga dengan kasus yang serumit ini,
bisa saja Mirna bunuh diri dengan cara seperti ini, dan kasus pilot citilink yang
sebenarnya hanya kelelahan dan dengan media beritanya dibesar-besarkan bahwa pilot itu
mabuk dan mengkonsumsi narkoba, faktanya BNN menunjukkan hasilnya negative.
Dampaknya, direktur citilink mengundurkan diri. Antisipasi dari tayangan di era sekarang
yaitu dengan cara mengawasi anak dibawah umur, memberikan edukasi yg baik dan
benar, memberikan pengertian dan pemahaman, atau bisa memasang channel berbayar
yang byk memiliki channel anak-anak. Sering kali munculnya berita hoax di tv itu diawali
dari hebohnya berita tersebut di dunia maya (sosial media). Lalu sikap kita sebagai
pembaca yang baik seharusnya lebih memfilter lagi berita yang tersebar di sosial media.
jika menemukan berita hoax atau masih belum terbukti keasliannya, kita bisa melaporkan
atau menanyakannya pada situs turnbackhoax.id . Situs itu dibuat oleh ormas anti hoax
yang diawasi oleh POLRI. jadi kita bisa memposting kembali berita yang belum terbukti
keasliannya atau hoax disitus tersebut, dan akan diklarifikasi langsung ke pihak/badan
yang bersangkutan. Jika memang terbukti bahwa berita tersebut adalah hoax, si pelaku
penyebaran berita hoax mendapat hukuman pidana atas penyebaran berita palsu.

2. Pertanyaan dari Aldi Fanani Riskyawan


PKI sudah mulai bangkit, bahkan ada kabar bahwa PKI sudah mempunyai massa
sebanyak kurang lebih sepuluh juta orang melalui partai politik. Bagaimanakah cara
untuk menjauhi PKI ?

Jawaban dari Nadhira Nurul Iman


Hoax atau fakta kita tetap tidak boleh gampang terpengaruh oleh berita yang beredar.
(Mungkin saja berita yang beredar memang ada benarnya, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa ada berita Hoax didalamnya). Menurut pemahaman yang saya
tangkap, komunis tidak selamanya memberikan keuntungan. Meskipun dengan
pemahaman sama rata sama rasa. Dengan melihat fakta - fakta yang sudah ada bisa jadi
komunis memang sudah bangkit. Misal : Para ulama atau ustadz yang disuruh membuat

80
sertifikat untuk berkhutbah. Sebenarnya kalau kita pikir untuk apa. Ajaran komunis
memang bertentangan dengan agama. Karena komunis menganggap orang yang bekerja
di perusahaan dan di sawah itu setara. Mau lebih kaya atau miskin gajinya tetap sama.
Tapi dalam agama, kita diajarkan untuk bersyukur dengan berapapun hasil yang kita
miliki.

3. Pertanyaan dari Auda Nur Imania


Pada ancaman nir-militer dibidang sosial budaya, bagaimanakah tugas atau penanganan
dari pemerintah tentang ancaman dibidang tersebut ?

Jawaban dari Febrilian Anggraeni P. dan Fillia Agnia K.


Pemerintahan dalam bidang sosial dan budaya mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi kebijakan umum dan perencanaan strategis sub bidang Sosial dan Budaya,
dengan ruang lingkup tugas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub
Bidang Sosial dan Budaya mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan perumusan petunjuk pelaksanaan perencanaan pembangunan


daerah pada sub bidang sosial dan budaya serta Sub bidang lain terkait.
2. Melaksanakan koordinasi perencanaan sub bidang sosial dan budaya serta sub bidang
lainnya yang sejenis/sama
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan SPM Provinsi sub bidang sosial dan budaya serta
sub bidang lain terkait.
4. Menyusun Perencanaan Program pembangunan Sub Bidang dan Sosial serta sub
bidang lain terkait.
5. Melakukan Koordinasi Penyusunan RAPBD sesuai dengan subbidang sosial dan
budaya serta sub bidang lain terkait.
6. Melakukan evaluasi dan mengembangkan pelaksanaan program pembangunan Sub
Bidang Sosial dan Budaya serta sub bidang lain terkait.
7. Melaksanakan tugas lainnya sesuai petunjuk atasan.

4. Pertanyaan dari Dimas Agung Prayugo


Tentang slide presentasi, pada ancaman nir-militer di bidang ekonomi, salah satu
strateginya adalah memilih teknologi tepat guna. Apakah Indonesia pernah memilih
teknologi tidak tepat guna ?

Jawaban dari Hilda Amiroh A.


Teknologi tepat guna bisa dikatakan sebagai hasil karya manusia yang mengagumkan.
Sebagai bukti bahwa manusia memiliki akal, cerdas dan kreatif untuk menciptakan
sesuatu yang mampu mendukung aktifitasnya. Akhirnya tercipta banyak teknologi yang
meningkatkan produktifitas manusia dari berbagai sektor. Beberapa jenis-jenis teknologi
tersebut antara lain :

81
Bidang Transportasi.
Untuk bidang satu ini termasuk banyak teknologi yang telah dilakukan. Mulai dari
ditemukannya sepeda, sepeda bermotor, mobil, pesawat, kapal dan belakangan motor atau
mobil dengan bahan listrik yang ramah lingkungan. Bukan tidak mungkin jika
dikemudian hari teknologi pada bidang transportasi ini semakin maju dengan temuan baru
yang semakin memudahkan dan cepat.
Bidang Pertanian
Anda bisa melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus
dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang yang
diperlukan. Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau sebagai
penggerak. Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih dianggap
terlalu lama lalu muncullah trantor yang membuat penggarapan lahan pertanian lebih
cepat. Belum lagi penemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan hingga pupuk
organik cair (POC) yang dinilai lebih aman bagi tanaman.Teknologi tepat guna di bidang
pertanian ini sudah banyak diproduksi oleh pabrik mesin Agrowindo.
Bidang Usaha Kecil
Nah, bidang satu ini termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika dulu
untuk mengiris bawang perlu bersusah payah menahan air mata, kini sudah ada mesin
pengupas dan pengiris bawang. Tidak hanya menghindarkan dari deraian air mata,
pengirisian lebih cepat dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris untuk pembuatan
keripik singkong, keripik ubi, keripik kentang. Siapa sangka, buah dan sayur bisa
dijadikan keripik. Namun saat ini hal tersebut bukan bualan. Terdapat pengiris untuk
keripik buah, terdapat mesin untuk pembuatan keripik, dimana hasilnya akan
dimaksimalkan dengan mesin peniris minyak. Apapun jenis gorengan akan semakin
renyah dan minim sisa minyak goreng. Padahal dahulu untuk meniriskan minyak
kebanyakan menggunakan koran bekas yang belakangan diketahui berbahaya karena tinta
pada koran bisa menempel pada makanan tersebut.
Jadi tidak ada kesalahan dalam memilih teknologi tepat guna.

5. Pertanyaan dari Fahrul Hasnan Abdillah


Apakah Sishankamrata di Indonesia sudah maksimal ? Jika belum, bagaimana cara agar
memaksimalkan Sishankamrata di Indonesia ?

Jawaban Greaccela Alda R. D dan Laili Evi Diana

Keadaan pertahanan Indonesia saat ini sedang diproses kekuatan minimal, jadi
sishankamrata-nya belum maksimal. Jumlah personel TNI POLRI sebagai kekuatan
utama pertahan & keamanan kurang memadai jika dibandingkan luasnya wilayah
Indonesia. Terdapat 236 juta penduduk yang menempati wilayah seluas 5 juta Km2 yang
dijaga sekitar 500 ribu personel TNI POLRI yang sebagian berusia tua. Dengan fakta itu
selama ini TNI POLRI belum dapat berbuat maksimal menjaga NKRI.
Cara agar bisa maksimal:

82
• Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.
• Partisipasi warga dalam menjaga lingkungan.
Jadi kesimpulan dari bagaimana cara memaksimalkan Sishankamrata di Indonesia adalah
dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat sedini mungkin guna turut serta dalam
Sishankamrata.Dengan Kata lain,penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan
sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara indonesia yang
merdeka,merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi nantinya,model
tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan,dengan menempatkan warga
negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan peranannya masing masing.

6. Pertanyaan dari Wahyu Novan Pratomo


Tentang orang Australia yang menyelundupkan narkoba di Indonesia yang dihukum
dengan hukuman mati. Ada banyak orang atau masyarakat luar yang beranggapan bahwa
hukuman itu melanggar HAM. Bagaimana menurut anda tentang hukuman atau orang
Australia tersebut ?

Jawaban Ilham Ardi W. dan Muhammad Okki Graceda M.


Kita harus meyakinkan bahwa pengedar narkoba itulah sendiri yang menjadi pelanggar
HAM karena mereka membunuh generasi muda melalui narkoba yang mana secara tidak
langsung merupakan pelanggaran HAM. Orang Australia juga melakukan banyak
kesalahan. Contoh dari kami yaitu, contohnya saya kalau mempunyai negara, saya
mempunyai peraturan sendiri, saya yang berkuasa di negara ini. Jika ada yang melanggar,
akan saya hukum sesuai dengan pelanggaran tersebut. Contoh jika anda melanggar di
wilayah saya, apalagi efeknya sampai membuat rakyat saya banyak yang meninggal,
maka anda saya hukum mati. Kalau anda melanggar atau membuat onar diwilayah saya,
berarti anda tidak menghargai saya sebagai pemimpin negara ini. Jika memang anda
negara maju, lalu negara saya adalah negara berkembang, anda sudah sangat keterlaluan.
Karena banyak diluar sana, negara-negara maju yang tidak melanggar peraturan saya,
banyak juga yang menghargai saya. Menghargai adalah salah satu contoh yang
mencerminkan sikap yang bijaksana. Jadi kesimpulannya adalah orang Australia yang
sudah menjadi awal pelanggaran di wilayah Indonesia.

83

Anda mungkin juga menyukai