Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah
terjadi di Indonesia:
a. Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang
saudara antar TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia
terancam.
b. 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu
masih ibu kota Indonesia.
c. 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
d. 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia
terhadap Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
1) Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :
• Penguatan penyelenggaraan pemerintah negara yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, dan bebas KKN, serta bertanggung jawab.
• Penguatan lembaga legislative
• Penguatan kekuatan politik nasional
2) Pendekatan keluar
Menciptakan diplomasi dengan negara lain secara dinamis, diwujudkan
dengan:
• Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi
bangsa.
• Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.
• Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk
meningkatkan kerjasama antar Negara dengan fokus menjaga keutuhan
wilayah NKRI.
• Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui
keberadaan Indonesia dalam PBB serta mengidentifikasi ancaman yang
mungkin terjadi sehingga dapat mencegah ancaman tersebut.
B. Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang
Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :
• Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok masyarakat atau suku
untuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di lingkungan masyarakat
• Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku
b. Korupsi
• Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman dan Taqwa
• Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga menimbulkan efek jera dan
rasa takut pejabat negara untuk melakukan tindakan yang hina itu
• Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan terutama pada bidang
keuangan
c. Terorisme
• Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam
pembuatan bom
• Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap kasus terorisme
• Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan diri dari
masyarakat sekitar
d. Pemberontakan
• Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip
Hankamrata
• Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan
sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
• Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak
• Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar tidak
muncul masyarakat anti pemerintah
• Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar
perusahaan dengan SMK
• Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin
• Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan mewajibkan
menggunakan pengaman sebelum berhubungan
• Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS
dan menanamkan jiwa anti narkoba
• Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena HIV/AIDS terutama supir,
pilot atau orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak
• Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti diskotik
atau klub malam
2. Ancaman dari luar
1. Agresi militer
• Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif dengan
kata lain bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan negara lain
2. Penerobosan wilayah
• Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan
permanen sehingga tidak dapat dipindah
3. Penyeludupan
• Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas
barang antar negara
• Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar memperoleh dampak positifnya
saja
• Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta sertan
menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta mempertahankan
Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan
Nusantara sebagai landasan fisional
• Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi
• Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka
ekstrakulikuler sekolah
Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman guna Membangun Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
Ancaman yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa, baik yang datang dari dalam
maupun luar harus dihadapi oleh seluruh komponen bangsa. Upaya untuk mengatasi ancaman
tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan TNI/Polri saja, tetapi seluruh warga
negara Indonesia juga bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam mengatasi berbagai
macam ancaman tersebut.
Bagaimana bentuk partisipasi warga negara yang diharapkan dalam mengatasi ancaman-
ancaman terhadap persatuan dan kesatuan? Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 secara tersirat sudah menentukan bentuk partisipasi warga negara
melalui usaha bela negara. Hal tersebut dapat dilihat dalam pasal berikut.
1. Pasal 27 Ayat (3) menyatakan bahwa” Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
2. Pasal 30 Ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa” (1)Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara; (2) Usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
Selain itu kewajiban bela negara juga diatur dalam undang-undang organik. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 68 menyatakan
bahwa ”Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) menjelaskan bahwa ”Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.
Ketentuan-ketentuan tersebut menegaskan bahwa bela negara yang dilakukan oleh warga
negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara
merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga
negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan
undang-undang. Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara
harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada
kekuatan sendiri.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah
siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa tersusun dalam organisasi
Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen tersebut, mahasiswa harus
mengikuti latihan dasar kemiliteran. Adapun, siswa sekolah menengah dapat mengikuti
organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli Keamanan
Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan
organisasi lainnya.
TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam usaha pertahanan dan keamanan rakyat. Prajurit
TNI dan Polri merupakan pelaksana dan kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Setiap warga negara berhak untuk mengabdi sebagai prajurit TNI dan Polri
melalui syarat-syarat tertentu.
4. Pengabdian sesuai dengan Keahlian atau Profesi
Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha bela negara
dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional dapat mengharumkan
nama bangsa dengan meraih medali emas dalam olimpiade olahraga. Selain itu, siswa yang
ikut Olimpiade Fisika, Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan
merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara. Pengabdian sesuai dengan profesi
adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam
menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau
bencana lainnya.