Selain pengertian otonomi daerah sebagaimana disebutkan diatas, kita juga dapat
menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos
berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan
sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus rumah tangga sendiri.
Yang dimaksud dengan hak dalam pengertian otonomi adalah adanya kebebasan
pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangga, seperti dalam bidang kebijaksanaan,
pembiyaan serta perangkat pelaksanaannnya. Sedangkan kewajban harus mendorong
pelaksanaan pemerintah dan pembangunan nasional. Selanjutnya wewenang adalah adanya
kekuasaan pemerintah daerah untuk berinisiatif sendiri, menetapkan kebijaksanaan sendiri,
perencanaan sendiri serta mengelola keuangan sendiri.
Dengan demikian, bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 23 Tahun
2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu :
a. Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan sendiri.
b. Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya.
c. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri.
d. Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagioknum-oknum di
pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikaNegara dan rakyat seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang adakebijakan-kebijakan daerah yang tidak
sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu
dengan daerah tetangganya, atau bahkandaerah dengan Negara, seperti contoh pelaksanaan
Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system
otonomi daerah maka pemerintahpusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di
daerah, selain itu karena memang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah
pusat tidak begitu berarti. Beberapa modus pejabat nakal dalam melakukan korupsi dengan
APBD :
1) Korupsi Pengadaan Barang Modus :
a. Penggelembungan (mark up) nilai barang dan jasa dari harga pasar.
b. Kolusi dengan kontraktor dalam proses tender.
2) Penghapusan barang inventaris dan aset negara (tanah) Modus :
a. Memboyong inventaris kantor untuk kepentingan pribadi.
b. Menjual inventaris kantor
c. Untuk kepentingan pribadi.
3) Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat, pengurusan pensiun dan
sebagainya. Modus : Memungut biaya tambahan di luar ketentuan resmi.
4) Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah ibadah, panti asuhan dan
jompo) Modus :
a. Pemotongan dana bantuan sosial
b. Biasanya dilakukan secara bertingkat (setiap meja).
5) Bantuan fiktifatas-batas wilayah.
Tujuan utama dari kebijakan otonomi daerah adalah di satu pihak membebaskan pemerintah
pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga
berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global dan
mengambil manfaat dari padanya. Secara khusus, tujuan otonomi daerah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
2. Pengembangan kehidupan demokrasi.
3. Keadilan dan pemerataan.
4. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.
5. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
6. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
2) Pasal 18A
a. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
b. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
3) Pasal 18B
a. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus dan bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
b. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
berserta hak-hak tradisionalnya dan prinsip-prinsip Negara Kaesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dengan undang-undang.
c. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000, tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
d. Undang-Undang
- UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
- UU no.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Di era otonomi daerah, partisipasi masyarakat sangat diperlukan dengan harapan antara lain
sebagai berikut:
1. Kebijakan public di daerah selalu berpihak pada kepentingan rakyat
2. Kebijakan public di daerah sesuai dengan harapan dan kenginanan rakyat
3. Kebijakan public di daerah dapat menumbuhkan semangat persatuan
4. Kebijakan public di daerah dapat menimbulkan semangat bekerja sehingga dapat
meningjkatkan kesejahteraan rakyat.
KESIMPULAN
otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dukungan warga negara terhadap
pemerintahan di daerah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain:
a. Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah
b. Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban masyarakat
c. Merawat keindahan lingkungan
d. Membayar pajak bumi dan bangunan
e. Membayar pajak kendaraan bermotor