Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nona Cantika

Asal Institusi : Universitas Baiturahmah

Alamat Email : cantikanona24@gmail.com

Judul Essay : Antisipasi dari serangan DBD di bulan Desember

ANTISIPASI DARI SERANGAN DBD DI BULAN DESEMBER

Desember merupakan bulan penutup dari setiap penghujung tahun. Dimana,


pada bulan ini peristiwa musim pancaroba sering terjadi. Menurut BMKG, musim
penghujan di Indonesia di mulai dari akhir bulan Oktober hingga Februari 2021
mendatang. Intensitas curah hujan akan terus meningkat. Sehingga peluang terjadinya
bencana banjir di beberapa titik wilayah di Indonesia cukup besar.

Beberapa daerah di Indonesia sudah menjadi titik banjir yang selalu berulang
kali terendam saat musim hujan. Bahkan , bukan hanya di Indonesia saja. Menurut
riset Jurnal of Global Health 2012 mencatat Asia tenggara merupakan salah satu
wilayah paling rawan terjadi bencana banjir yang parah. Dampak banjir terhadap
lingkungan punya konsekuensi yang cukup rumit terutama dalam bidang Kesehatan.

Salah satu dampak banjir bagi lingkungan manusia yang paling penting adalah
persoalan Kesehatan. Banjir memiliki risiko yang mengancam nyawa manusia,
dimulai dari penyakit hingga kematian. Dampak banjir terhadap lingkungan
kesehatan manusia memang cukup bervariasi, tergantung dari beberapa faktor,
misalnya lokasi, topografi, hingga penanganan medis yang tepat dari berbagai pihak.
Beberapa dampak banjir bagi lingkungan kesehatan yang wajib menjadi perhatian
antara lain: Bahaya tenggelam atau terluka. Gejalan lain seperti : Penyakit hipotermia
atau penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat Celcius , Gigitan hewan dan kuman
bakteri,Infeksi, keracunan, dan beberapa penyakit bawaan akibat air banjir,Risiko
kematian atau luka karena kontak listrik,Risiko kesehatan lain yang muncul akibat
evakuasi pasien. Selain itu, dampak banjir bagi lingkungan infrastruktur media yang
tersedia juga menjadi pertimbangan, misalnya rumah sakit yang terendam, produk
dan suplai medis yang rusak, hingga kesulitan mengakses pelayanan kesehatan akibat
banjir. Jika dampak banjir bagi lingkungan tidak segera diatasi, dampak lanjutan pada
kesehatan juga bisa berkaitan dengan penurunan kesehatan mental, kesulitan pangan
yang berakibat malnutrisi, juga menjadi risiko jangka panjang yang tidak boleh
disepelekan.

Banjir juga meningkatkan risiko penyakit salah satunya penyakit Demam


berdarah dengue (DBD). DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang
cenderung penderita selalu meningkat dan penyebarannya begitu lua. Penyakit DBD
disebabkan oleh virus degue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes Albopictus. Nyamuk Aedes aegypti sangat dominan berperan dalam penularan
penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes
Albopictus berada di kebun,sehingga lebih jarang kontak langsung dengan manusia
(Depkes RI, 1992 )

Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filiphina, di


Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58
orang , 24 orang diantaranya meninggal (CFR=41,32). Kota Surabaya salah satu
daerah yang endemis penyakit DBD karena setiap tahun pasti terjadi kasus dan
kasusnya terus meningkat sangat pesan dari tahun ke tahun.pada kelurahan
wonokusumo, kecamatan sumampir merupakan daerah endemis DBD di kota
Surabaya. Setiap tahun selalu terjadi peningkatan yang sangat drastis tercatat pada
tahun 2000-2001 mengalami peningkatkan kasus dari 1741 kasus menjadi 2143.
Sedangkan pada tahun 2002 kasus berjumlah 1913 dengan 13 kasus kematian .

Keberadaan jentik Aedes aegypti di suatu daerah merupakan indikator


terdapatnya populasi nyamuk di lokasi tersebut.Penanggulangan penyakit DBD
mengalami masalah yang sangat kompleks, karena penyakit ini belum ditemukan
obatnya. Tetapi cara paling baik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan
pemberantasan jentik nyamuk penularnya atau dikenal dengan istilah Pemberantasan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN - DBD) (Depkes RI,1996 ). Untuk
itu dalam upaya menentukan intervensi terhadap kejadian DBD di Kelurahan
Wonokusumo melalui pemberantasan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti perlu
diketahui hubungan kondisi lingkungan fisik, kontainer, dan perilaku masyarakat
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk dapat menggigit di pagi
hari sampai sore menjelang petang. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan
menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk
tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar. Hal tersebut terjadi karena
nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut.

Virus dengue memiliki empat serotype, yaitu tipe DEN- 1, DEN- 2, DEN-3,
dan DEN- 4. Keempat serotipe tersebut saling berkaitan sifat antigennya dan keempat
tipe virus tersebut sudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Tipe virus yang
banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe 1 dan tipe 3
(Akhsin, 2011:145).

Seseorang dikatakan menderita demam berdarah apabila di dalam darahnya


mengandung virus dengue. Setelah penderita digigit oleh nyamuk Aedes, maka virus
di dalam darah penderita akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk Aedes,
kemudian virus akan memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk tersebar di berbagai
jaringan tubuh nyamuk termasuk dalam kelenjar liur. Nyamuk dapat menularkan pada
orang dewasa atau anak- anak lainnya dalam kurun waktu 3-10 hari setelah
menghisap darah penderita (Suharmiati, 2007: 3).

Penularan penyakit dapat terjadi pada saat nyamuk menggigit (menusuk), alat
tusuk nyamuk (proboscis) akan mencari kapiler darah. Setelah ditemukan kapiler
darah, maka akan dikeluarkan liur yang mengandung zat anti pembekuan darah (anti
koagulan), supaya darah mudah untuk dihisap melalui saluran proboscis. Melalui
liurnya, virus dipindahkan pada orang lain (Suharmiati, 2007: 3).

Nyamuk Aedes telah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia terutama di kota


pelabuhan dan yang berpenduduk padat. Kepadatan Aedes aegypti tertinggi yakni
berada di daerah dataran rendah. Hal ini dikarenakan dataran rendah biasanya lebih
padat penduduk dibanding dengan dataran tinggi. Namun pada saat ini juga terdapat
di daerah atau tempat-tempat yang ketinggiannya mencapai lebih dari 1.000 m dari
permukaan laut yang dahulu dianggap tidak bisa didatangi atau dihuni oleh nyamuk
Aedes aegypti (Cecep, 2011:52).

Nyamuk Aedes aegypti lebih suka menggigit di daerah yang terlindung,


seperti rumah. Menggigit/ menghisap darah pada siang hari, senang hinggap pada
pakaian yang bergantungan dalam kamar, bersarang dan bertelur di genangan air
jernih di dalam dan sekitar rumah, bukan di got atau comberan, di dalam rumah (bak
mandi, tempayan, vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut, dan lain-lain )
(Anies, 2006:54).

Perilaku juga sangat di perhatikan karena dapat mempengaruhi sebab


terjadinya Demam berdarah dengue (DBD) mulai dari kebiasaan Menguras tempat
penampungan air (TPA). Jika TPA tidak sering kita kuras maka akan menjadi kotor
dan gelap, sehingga nyamuk suka menempatkan telur-telurnya di tempat seperti itu .
cara untuk mengatasinya yaitu menguras bak mandi atau membersihkan TPA
sekurang-kurangn ya seminggu sekali. Lalu,kebiasaan menggantung pakaian.
Nyamuk lebih suka berada di tempat yang terlindungi dari sinar matahari. Menggigit
pada siang hari dan senang hinggap pada pakaian yang bergantung jadi sebaik
mungkin,hindari mengantung baju berlebihan. Sering tidur siang juga merupakan
perilaku yang perlu di perhatikan dikarenakan nyamuk betina suka mencari
mangsanya pada siang hari.Aktivitas nyamuk mengigit rentangnya pagi hari hingga
sore hari.
Faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan fisik. Yang mempengaruhi jarak
antar rumah. Nyamuk Aedes aegypti betina memiliki jarak terbang perhari sekitar 30-
50 meter, namun jarak terbangnya tergantung pada tersedianya tempat untuk bertelur.
Jika tempat bertelur ada di sekitar rumah, maka nyamuk tidak terbang jauh. Rata-rata
kemampuan terbang nyamuk betina adalah 40 meter dan maksimal 100 meter. Akan
tetapi secara pasif, misal karena terbawa oleh angin atau kendaraan nyamuk dapat
berpindah lebih jauh (Cecep, 2011:52). Semakin dekat jarak antar rumah, maka
semakin mudah pula nyamuk menyebar ke rumah yang saling bersebelahan. Selain
faktor jarak antar rumah , suhu juga merupakan salah satu faktor yang juga turut ikut
serta . Dimana suhu optimum itu berkisar antara 25-27 derajat celcius. Apabila suhu
kurang dari 10 derajat celcius dan lebih dari 40 derajat celcius. Maka pertumbuhan
nyamuk akan terhenti sama sekali. Kemudian faktor kelembapan, kelembapan yang
tinggi juga memicu cepatnya perkembangbiakan nyamuk Aedes agepty. Faktor
pencahayaan, rumah harus mendapat penerangan yang baik pada siang hari maupun
malam hari. Idealnya penerang di dapat dengan bantuan listrik dan disetiap ruang di
upayakan mendapat sinar matahari terutama di pagi hari.

Pada waktu pagi hari diharapkan semua ruangan mendapatkan sinar matahari.
Karena intensitas cahaya yang rendah merupakan kondisi yang baik bagi nyamuk,
intensitas cahaya merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi aktivitas terbang
nyamuk. Nyamuk terbang pada intensitas cahaya di bawah 20 lux. Cahaya yang
rendah dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi yang baik bagi nyamuk
(Trixie, 2010).

Cara Pemeriksaan Penderita yang datang dan mengalami gejala atau tanda
DBD, maka akan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

1. Anamnesis pada penderita atau keluarga penderita mengenai keluhan yang


dirasakan, yang berkaitan dengan gejala DBD.
2. Observasi kulit serta konjungtiva supaya dapat mengetahui tanda
perdarahan. Observasi kulit meliputi wajah, lengan, tungkai, dada, perut, dan
paha.

3. Pemeriksaan mengenai keadaan umum dan tanda-tanda vital (kesadaran,


tekanan, darah, nadi, dan suhu).

4. Penekanan pada ulu hati (epigastrium), tentang rasa sakit/nyeri pada ulu
hati yang dapat disebabkan karena perdarahan di lambung.

5. Perabaan hati

6. Uji tourniquet (Rumple Leede)

7. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan laboratorium klinik

1. Pemeriksaan trombosit 31 Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara:

a. Semi kuantitatif (tidak langsung)

b. Langsung (Rees-Ecker)

c. Cara lainnya sesuai dengan kemajuan teknologi

2. Pemeriksaan hematokrit, hematokrit antara lain yaitu dengan mikro-


hematokrit centrifuge, nilai normal hematokrit: Anak-anak : 33-38 vol%
Dewasa laki-laki : 40-48 vol% Dewasa perempuan : 37-43 vol%

3. Pemeriksaan kadar hemoglobin Pemeriksaan kadar hemoglobin antara lain


dengan:

a. Pemeriksaan kadar Hb menggunakan kalorimeter foto elektrik (Klett-


Summerson)

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli

c. Cara lainnya sesuai kemajuan teknologi


4. Pemeriksaan serologis Uji serologis yang biasa dipakai untuk menentukan
adanya infeksi virus dengue, yakni uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) dan
ELISA (IgM/IgM) (Depkes RI, 2005: 10).

Ada beberapa Solusi serangan DBD yang harus di persiapkan saat musim
hujan mulai melanda di bulan desember.

1. Kuras bak mandi seminggu sekali .Kita yang memiliki bak mandi di dalam
kamar mandi, jangan lupa untuk membersihkannya setiap seminggu sekali.
Bak mandi merupakan salah satu tempat favorit nyamuk Aedes
aegypti berkembang biak.Telur nyamuk betina akan menempel pada dinding
bak yang terisi air. Bila bak mandi tidak dibersihkan secara berkala, telur akan
menetas menjadi larva, yang kemudian tumbuh menjadi nyamuk dewasa.
Keseluruhan siklus ini berlangsung antara 8-10 hari. Bila Anda jarang
membersihkan bak mandi, maka nyamuk dapat berkembang biak dengan
lancar dan keluarga Anda pun berisiko terkena DBD.

2.  Bersihkan dan tutup wadah penampung air. Selain senang tinggal di bak mandi,
nyamuk Aedes aegypti juga bisa berkembang biak di genangan air yang terdapat di
dalam wadah. Misalnya, di ember, baskom, vas bunga, kaleng atau ban bekas yang
berisi air hujan, dan sebagainya. Maka itu, salah satu cara mencegah DBD adalah
memastikan bahwa di sekitar rumah tidak ada wadah yang berisi genangan air
terlalu lama agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Bersihkan air dalam vas secara rutin setidaknya seminggu sekali. Selain itu,
pastikan di dalam rumah maupun di pekarangan tidak ada wadah yang berisi
genangan air selama berhari-hari. Bila Anda harus menyimpan air di dalam wadah,
tutup rapat wadah tersebut agar tidak bisa dimasuki nyamuk.
 3.  Gunakan losion anti nyamuk. Mengoleskan losion antinyamuk bisa menjadi
salah satu upaya melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Oleskan
losion ini pada bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian, baik saat Anda sedang di
rumah maupun saat beraktivitas di luar rumah. Ikuti petunjuk penggunaannya yang
tertera di kemasan. Terkadang diperlukan pengolesan ulang tiap beberapa jam
sekali agar efektivitasnya dalam menghalau nyamuk tetap terjaga.

 4.  Gunakan kelambu di kamar. Penggunaan kelambu di kamar tidur juga dapat
membantu melindungi Anda dan keluarga dari gigitan nyamuk. DBD adalah
penyakit yang juga dapat menyerang bayi dan anak-anak. Lindungi mereka dari
incaran nyamuk Aedes aegypti saat tidur dengan memasang kelambu di ranjang
anak. Selain itu, Anda juga bisa memasang kasa pada setiap lubang ventilasi dan
jendela di rumah untuk mencegah nyamuk masuk.

5. Taruh tanaman pengusir nyamuk di dalam rumah.Tahukah kita Beberapa


tanaman disebut ampuh dalam mengusir nyamuk. Contohnya, serai, lavender,
peppermint, dan tapak dara (geranium). Ekstrak tanaman-tanaman itu juga banyak
digunakan sebagai salah satu bahan losion antinyamuk. Untuk mengusir nyamuk
di dalam rumah, Anda cukup meletakkan beberapa pot berisi tanaman-tanaman
tersebut di beberapa pojok rumah, seperti di dekat jendela atau pintu masuk. Anda
juga bisa meletakkannya di teras sehingga tak banyak nyamuk yang akan
berkeliaran di area tersebut.

 6.  Kenakan pakaian tertutup saat keluar rumah. Dalam situs web Halodoc
disebutkan, nyamuk Aedes aegypti biasanya aktif mencari mangsa pada siang dan
sore hari. Untuk mengurangi risiko digigit nyamuk pada kedua waktu itu,
sebaiknya Anda mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar kulit. Pada
bagian yang tidak tertutup pakaian, olesi dengan losion antinyamuk agar tidak
digigit nyamuk.

7.  Tidak menumpuk atau menggantung banyak baju. Nyamuk menyukai aroma
tubuh manusia. Itulah kenapa banyak nyamuk yang senang bersarang di
tumpukan atau gantungan baju yang sudah dipakai. Untuk mengurangi tempat
bersarangnya nyamuk di dalam rumah, sebaiknya hindari menumpuk baju atau
menggantungnya di gantungan baju berlama-lama. 

8.  Pangkas dan bersihkan tanaman liar di sekitar rumah. Sisa air hujan kadang
menggenang di dedaunan atau semak-semak. Bila tanaman dibiarkan lebat dan
jarang dibersihkan, nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang biak di situ. Maka
itu, memasuki musim hujan ini, pastikan Anda memangkas tanaman liar dan
pohon lebat di sekitar rumah. Periksa juga tanaman di pot, pastikan tidak ada air
yang menggenang di dalamnya.
Pastikan juga tidak ada pot kosong yang dapat menjadi tempat menampung air
dan berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu, kubur barang-barang tidak
terpakai yang dapat menampung air, seperti plastik, kaleng, botol bekas, dan
sebagainya. Selain melakukan delapan cara mencegah DBD di atas, ada juga cara-
cara lain untuk melindungi keluarga dari penyakit tersebut. Bila di lingkungan tempat
tinggal Anda sudah terjadi kasus DBD, mintalah kepada pengurus RT setempat untuk
melakukan fogging, yaitu penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk di area
yang luas. Upaya lain untuk melindungi diri dari DBD adalah dengan pemberian
vaksin dengue. Namun, tidak semua anak dapat diberi vaksin ini. Dalam situs web
Halodoc dijelaskan bahwa vaksin dengue dapat diberikan kepada anak usia 9–16
tahun sebanyak 3kali dengan jarak tiap vaksinasi selama 6 bulan. Pemberian
vaksin dengue akan merangsang tubuh untuk membentuk sistem kekebalan yang kuat
terhadap tipe virus dengue
Sehingga kesimpulannya DBD adalah penyakit yang sering menyerang
manusia terutama pada musim penghujan perlu penanganan serta solusi yang tepat
untuk mengantisipasi terjadinya DBD di bulan desember ini sehingga angka
Kesehatan manusia tidak menurun pada penghujung tahun ini. Judul “Antisipasi
serangan DBD di bulan Desember” ini saya angkat bertujuan untuk mengoptimalkan
serta untuk mengantisipasi manusia terhadap DBD terutama pada bulan desember
tepatnya di penghujung tahun. Sehingga pembaca dapat mengambil tindakan yang
tepat untuk solusi pada musim penghujan .

DAFTAR PUSTAKA

https://lib.unnes.ac.id/27986/1/6411411059.pdf

https://www.pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/kesehatan/read/cara-mencegah-dbd-
di-musim-hujan

https://www.halodoc.com/kesehatan/demam-berdarah

file:///C:/Users/asus/Downloads/HUBUNGAN_FAKTOR_LINGKUNGAN_DAN_P
ERILAKU.pdf

Anda mungkin juga menyukai