DISUSUNOLEH
MIAN HARLIANA
1410070140039
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN MRI Lumbal Kasus HNP
lumbal” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
lebih dalan tentang tata cara pemeriksaan appendicogram / usus buntu.Dalam menyusun makalah ini,
tentunya berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini bukan
semata-mata karena kemampuan penulis, melainkan karna adanya dukungan dan bantuan dari pihak –
pihak terkait. Sehubungan hal tersebut, penulis mengucapan terimakasih.
Demikianlah makalah ini agar dapat memberikan manfaat pada kita semua, khususnya mahasiswa
UNBRAH adapun bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan penulisan
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 MRI......................................................................................................................................................2
2.5 Patofisiogi…………………………………...................................................................................................... 4
BAB III
3.1 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………….5
BAB IV
4.1 kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari bagi penderitanya. Salah satu penyebab terjadinya nyeri pinggang bagian bawah adalah
hernia nucleus pulsosus (HNP), yang sebagian besar kasusnya terjadi pada segmen lumbal. Nyeri
punggung bawah merupakan salah satu penyakit yang sering di jumpai masyarakat. Pria dan
wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP paling sering antara usia 30 dan 50
tahun. HNP merupakan penyebab paling umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia
di bawah 45 tahun.
Nyeri pinggang bawah hanyalah merupakan suatu symptom gejala, maka dari itu
memerlukan tindakan pendiagnosaan agar dapat diketahui penyebabnya serta dapat ditentukan
pengobatan apa yang harus dilakukan. Teknologi dalam pendiagnosaan suatu keabnormalan pada
tubuh juga turut berkembang. Agar dapat menghasilkan gambaran yang lebih baik demi
mendukung pendiagnosaan oleh dokter ahli yang bersangkutan. Pasien pun mengharapkan
kemungkinan terkecil resiko yang di dapat setelah ataupun ketika pemeriksaan berlangsung.
Maka diciptakanlah MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang dapat menghasilkan pencitraan
penampang tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. Untuk pencitraan detile
anatomi yang lebih jelas dari pada modalitas imaging lainnya.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, maka formulasi masalahnya adalah
sebagai berikut “Bagaimana Teknik Penatalaksanaan Pemeriksaan MRI Lumbal Pada Klinis
HNP di Rumah Sakit Pusat Pertamina”
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Sebagai laporan kerja lapangan yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Pertamina dari
tanggal 17 - 23 Desember 2012 dan 7 – 20 Januari 2013.
2.Menambah wawasan tentang bagaimana gejala dan penyebab yang memicu timbulnya HNP.
3.Sebagai pembelajaran bagi penulis dan juga pembaca untuk mengetahui teknik yang harus
dilakukan agar dapat menampilkan citra anatomi lumbal dan untuk mengetahui parameter yang
harus dipergunakan untuk dapat menampilkan citra yang dapat menunjukkan kelainan anatomi
pada daerah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
2. Instrumen MRI
3. Keunggulan MRI
Kelebihan dari MRI ini dibandingkan dengan modalitas imejing terdahulu (konvesional,
CT, USG) antara lain adalah kemampuan menampilkan detail anatomi secara jelas dalam
berbagai potongan (multiplanar) tanpa mengubah posisi pasien.Selain itu hasil pencitraan yang
dihasilkan oleh MRI lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan
radiasi, memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien, tidak menggunakan kontras untuk
sebagian besar pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai
fungsi organ tertentu secara dinamik (Functional MRI), untuk menilai distribusi darah baik di
otak maupun di jantung (Perfusion Imaging) serta melihat metabolisme yang ada didalam sebuah
tumor (Spectroscopy Imaging).
Berikut merupakan beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan
yaitu :
1.MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak,
sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2.Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3.Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4.Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi
pasien.
5.MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Mengingat MRI bersifat non invasive,sehingga karena hal tersebut dalam pemeriksaan
menggunakan MRI tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien serta dengan menggunakan MRI
memberikan informasi yang baik keadaan jaringan lunak, hal tersebut disebabkan karena
jaringan lunak yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Dengan prinsip
kerja dari MRI adalah inti atom. Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (pasien) berada pada
posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti
atom hidrogen ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada, sehingga benar adanya
bila dengan menggunakan MRI didapatkan pencitraan jaringan lunak yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan CT scan.
Diantara rua-ruas vertebra lumbalis tersebut terdapat penengah ruas tulang yang terdiri
atau tersusun dari tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang memungkinkan
terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang yang letaknya sangat berdekatan. Bagian atas dari
vertebra lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12 dan pada bagian bawahnya berbatasan
dengan vertebra sakralis. Oleh karena tugasnya menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk dari
vertebra lumbalis ini besar-besar dan kuat.
B.Prosedur Pemeriksaan
1.Data pasien
Nama : Ny. X
Umur : 57 tahun
Berat : 75 kg
Jenis Pemeriksaan : MRI Lumbo-sacral
Klinis Pemeriksaan : HNP
2. Persiapan pasien :
-Membuat perjanjian 1 hari sebelum pemeriksaan
-Mengisi formulir screening sebelum masuk ruangan pemeriksaan
-Menggunakan baju pemeriksaan yang telah disediakan diruang ganti baju
-Memberikan ear phone
-Memberikan penjelasan kepada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan.
3. Teknik pemeriksaan :
-Masukkan data pasien di RX Manage computer
-Atur posisi pasien di meja pemeriksaan sesuai dengan objek yang diperiksa dengan
memasang coil khusus sspine dengan sentrasi L-3 atau setinggi SIAS.
-Tekan tombol angka nol dan setting objek di tengah gantry
-Tentukan protokol pada window site dan pilih sequence :
1.Localizer
2.T2_tse_cor mylo
3.T2_tse_sag
4.T1_tse_sag
5.T2_tse_sag mylo
6.T2_tse_rst
7.T1_tse
-Teknik pemotongan Gambar, yaitu :
1. potongan coronal diambil dari localizer sagital, dimana garis potongan sejajar dengan CSF
2.Potongan sagital diambil dari potongan coronal dan axial, dimana garis potongan sejajar
dengan gambaran mylo coronal.
3.Potongan axial diambil dari potongan sagital, dimana potongan diambil per diskus dari tiap
lumbal. Apa bila pada diskus menunjukkan kelainan maka slice ditambah menjadi 3 potongan.
Dari hasil gambaran diatas, maka terdapat perbedaan gambaran antara T1 dan T2 yaitu :
-Pada gambaran T1, nilai TR <1000, TE <60, dan cairan Cerebro spinal fluid (CSF)
berwarna hitam
-Pada gambaran T2, nilat TR >2000, TE >60, dan cairan Cerebro Spinal Fluid (CSF)
berwarna putih.
Berikut ciri yang menunjukkan bahwa Lumbal terserang HNP
-Nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik annulus fibrosus yang
robek, dan menyebabkan cincin lain dibagian luar yang masih intak menonjol setempat
(fokal).
-sebagian materi nukleus menyusup keluar dari diskus (diskus ekstrusi) ke anterior
ligament longitudinalis posterior (herniasi diskus fragmen bebas). protrusion atau ekstrusi
diskusi posterolateral menekan (menjepit) akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya
saraf dari kantong dura (misalnya herniasi discus L4-L5 kiri akan menjepit akar saraf L5
kiri).
BAB IV
KESIMPULAN
1.MRI Lumbal adalah pemeriksaan pada daerah Vertebrae Lumbal dengan menggunakan
medan magnet untuk menghasilkan gambaran Radiografi dengan cara memotong per
slice pada organ yang diperiksa. Keluhan yang sering dirasakan pasien pada daerah
lumbal dapat di diagnose lebih akurat dengan pemeriksaan MRI lumbosacral. Karena
keabnormalan sekecil apapun dapat lebih jelas terlihat pada gambaran radiografi MRI
lumbosacral.
2.Sebelum pemeriksaan MRI Lumbal dilakukan, pasien dianjurkan terlebih dahulu
mengisi formulir screening tujuannya untuk mengetahui apakah didalam tubuh pasien
terpasang alat yang berunsur logam.
3.Sebelum pasien memasuki area pemeriksaan, pasien harus terbebas dari segala benda
yang mengandung unsur logam seperti, atm, jam tangan, handphone, kunci, dll
4.Komponen MRI terdiri dari : gantry, meja pemeriksaan, coil, operator console.
5.Selama pemeriksaan pasien harus dalam keadaan diam untuk mendapatkan hasil yang
informatif
6.Protokol pada window site, yaitu : Localizer, T2_tse_cor mylo, T2_tse_sag,
T1_tse_sag, T2_tse_sag mylo, T2_tse_rst, T1_tse.