Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gusti Agung Sinta Shakuntala

NIM : 41160100

Body Shaming,Ada Gak sih Manfaatnya ??

Di jaman modern seperti sekarang kritikan bahkan comoohan sering kita dapatkan baik
dari lingkungan sekitar maupun dari social media.Dengan adanya bantuan teknologi, hal ini akan
terasa mudah untuk di lakukan dan mulai menjadi budaya pada sebagian kalangan.Seperti yang
belakangan ini menjadi tren baru yaitu “Body Shaming”.Ungkapan ini di artikan sebagai bentuk
dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang baik dilakukan oleh
orang lain atau pun yang di lakukan terhadap diri kita sendiri.Tren ini sebenarnya bukan hal baru
lagi, namun hal ini menjadi topik yang hangat dan menarik di karenakan ada peraturan terbaru
terkait hal tersebut. “Body Shaming” itu sendiri ada berbagai macam, ada fat shaming yaitu
komentar negatif yang di peruntukkan kepada orang-orang yang memiliki badan gemuk atau plus
size. Ada pula yang di sebut thin shaming yaitu komentar negatif yang di peruntukkan terhadap
orang orang yang memiliki badan yang kurus.Namun selain dua hal tadi,masih banyak body
shaming yang sering kita dengar bahkan tanpa kita sadari sering terucap pada kehidupan kita.

Di kutip dari salah satu website lifestyle Rimma.Co, hal-hal berikut ini merupakan
beberapa ucapan body shaming yang tanpa sadar sering terjadi di sekitar kita:

1. “Kamu kelihatan makin gemuk, deh. Diet, dong!”


Hidup di era “body goals” memang membuat banyak orang merasa tertuntut untuk punya
bentuk tubuh yang ideal menurut pandangan masyarakat secara umum. Tapi, bukan berarti itu
membuat seseorang jadi punya hak buat ‘menuntut’ bentuk tubuh ke orang lain. Selain itu, kita
gak pernah tahu seberapa keras usaha yang dilakukan orang lain untuk menurunkan berat
badannya. Jadi jangan sampai ucapan kita justru membuatnya jadi putus semangat.
2. “Kamu pede banget sih pakai baju yang gak sesuai bentuk tubuh gitu.”
Salah satu hal yang membuat para korban body shaming jadi salah tingkah adalah mereka
bukan cuma dikomentari soal bentuk tubuhnya, tapi juga pakaian yang dipakai.Mengomentari
pakaian jika diucapkan pada momen yang gak tepat bisa membuat orang lain langsung gak
percaya diri. Ucapan-ucapan yang sekiranya dianggap cuma “iseng” bisa saja
membuat mood orang lain jadi down seharian.
3. “Kalau kulit gelap gitu, gimana mau kelihatan cantik.”
Cantik itu definisinya sangat luas. Tapi sangat disayangkan jika ada yang membatasi
kriteria cantik itu hanya mereka yang langsing, putih, dan tinggi. Lantas berkomentar kalau
mereka yang berkulit sawo matang, bertubuh curvy, dan mungil tidak bisa menjadi cantik.
Padahal bagaimanapun penampilan seorang perempuan, mereka punya sisi cantiknya sendiri-
sendiri.
4. “Yakin makan sebanyak itu? Pipi kayak bola, tuh!”
Meskipun sudah kenal lama, tapi membandingkan penampilan fisik dengan benda
bukanlah hal yang pantas. Walau enggak ada niat untuk mencela, tapi alangkah lebih baiknya
jika menghargai perasaan teman. Di saat punya kesempatan untuk tidak berkomentar buruk,
mengapa harus memilih mengucapkan kalimat yang tidak ingin didengar orang lain?
5. “Lagi banyak pikiran ya? Jerawat di muka makin numpuk gitu.”
Pada kalimat di atas, kita lihat bahwa pertanyaan pertama menunjukkan kepedulian pada
teman. Tapi sayangnya, itu diikuti oleh pernyataan yang mungkin aja bisa bikin membuat teman
jadi sedih. Ibaratnya, pernyataan tersebut “memperjelas” keadaan yang sudah pasti disadari oleh
Nama : Gusti Agung Sinta Shakuntala
NIM : 41160100
orang yang mengalaminya. Percayalah, dia pasti sudah tahu itu dan gak butuh orang lain buat
“menyadarkannya”.
6. “Kalau terlalu kurus kamu tuh enak ya, bisa makan apapun.”
Meskipun ungkapan di atas menyatakan “keuntungan” yang dimiliki orang lain, tapi
bukan berarti orang yang menerima ucapan tersebut jadi “merasa beruntung“. Sama halnya
dengan ucapan, “Kalau tubuh pendek kayak kamu enak ya, tiap baris selalu di depan.”Berhati-
hatilah dengan kalimat yang kamu pilih sekalipun gak bermaksud untuk menghina.

Memang terdengar sepele, namun efek yang di timbulkan dari body shaming ini akan
mempengaruhi mental maupun psikis dari orang yang mengalaminya.Orang tersebut akan
mengalami krisis jati diri dan memiliki kepercayaan diri yang kurang,bahkan yang lebih parah
bisa membuat orang tersebut menutup diri dari lingkungan sekitarnya.Tidak hanya itu efek dari
body shaming terutama yang mengalami fat shaming akan membuat orang tersebut mulai
melakukan diet ketat atau bahkan tidak makan hingga hanya minum air putih saja yang dapat
berujung jadi penyakit seperti anoreksia.Beberapa orang yang mengalami body shaming ini juga
kerap melakukan hal yang tergolong ekstrim hanya untuk mendapatkan body goals yang di
inginkan.Dapat di simpulkan bahwa body shaming ini tidak memiliki manfaat yang positif sama
sekali,melainkan akan berdampak buruk apabila hal ini tidak di cegah.

Kita tidak boleh hanya diam dan membiarkan hal ini menjadi budaya,banyak yang
mengira bahwa hal ini hanya bercandaan yang tidak akan berdampak serius,namun apabila di
biarkan hal ini tidak jauh berbeda dengan pembully-an. Ada hal sederhana yang dapat kita
lakukan untuk mencegah adanya body shaming yaitu dengan menanamkan pola pikir pada
masing-masing individu untuk menerima dirinya sendiri dan bersyukur, dengan melakukan hal
ini kita bisa terhindar dari body shaming. Dengan adanya rasa menerima diri sendiri, kita tidak
akan terdorong untuk membicarakan penampilan seseorang. Dengan menerima diri sendiri,kita
mengetahui bahwa tidak ada manusia yang sempurna, harapannya nanti seseorang akan
cenderung berhati-hati saat berbicara dengan orang lain serta menghargai keadaan mereka.
Dengan adanya rasa syukur, kita tentu memiliki body image yang positif. Percayalah, seseorang
yang bahagia dan bersyukur juga akan mendapatkan salah satu aspek yang penting yaitu inner
beauty (cantik dalam). Mulailah dari sekarang untuk bersyukur dan stop adanya body shaming!

Anda mungkin juga menyukai