Anda di halaman 1dari 3

Body Shaming Issue as a part of bullying On Social Media

Assalamualaikum wr.wb GoodMorning Everybody, Pada kesempatan ini, pantaslah kita


bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kita. Salah satunya adalah kehidupan yang kita jalani ini.

Kehidupan adalah mulia karena berasal dari Tuhan yang juga mulia sejak awal mula.
Oleh karena itu, kita wajib melestarikan kemuliaan ini. Meski begitu, kita tak dapat
mengelak dari berbagai fenomena negatif yang melanda kehidupan. Salah satunya
adalah body shaming.

Body shaming dapat diartikan sebagai tindakan melontarkan ujaran negatif yang
cenderung mengejek, menghina, dan merendahkan orang lain yang dianggap memiliki
bentuk tubuh yang kurang sempurna. Tindakan ini tentunya tidak dapat dibenarkan
untuk alasan apapun. Setiap orang terlahir istimewa. Tidak ada yang tidak istimewa
karena kita semua berasal dari Tuhan, Sang Maha Istimewa. Mengejek bentuk tubuh
orang lain sama artinya dengan mengejek Tuhan. Jika demikian, untuk apa kita
mengaku beragama dan beriman pada-Nya?

Body shaming adalah hal negatif dan harus dihentikan. Oleh karena itu, saya mengajak
kita semua untuk berhenti melakukan body shaming dan mendorong orang lain untuk
melakukan hal serupa. Mari mulai menghargai kehidupan dari menghargai bahwa
semua orang istimewa.

Have you ever been trapped in an awkward situation of body shaming? And the ones doing the body
shaming are those you considered your girlfriends?

Some women I know like to joke about my physical appearances. My breasts are too small and so are
my eyes. To them my small eyes and fair skin exemplify a particular race. They tease me for lacking the
so-called womanly curves or criticize my choice of make-up and dress. I thought bullying was a thing that
I had left in high school, but I was wrong.

Sure I can easily shrug it off and not take it personally. But the more stories of body shaming I hear from
my girlfriends and how it affects them, the more it bothers me. Body shaming manifests in many ways,
but, essentially, it is a form of bullying. It leads to comparison and shame. It’s rude and it’s not funny.

I know I’m not the only person experiencing these uncomfortable situations. I was a victim of verbal
bullying in school decades ago. Some seniors, all girls, often shouted at me for my choice of sweater
(they said it was too bright and provocative for a junior) or for being bubbly. They ambushed me after
school, shouting nasty words. I remember how words hurt, causing me deep shame and pain. But I’ve
learned the hard way to never let bullying put me down again, but it took me some time to get there.

We were not born hating our own body or how we look until society teaches us to, one of which is
through the media’s reinforcement of the patriarchal view on body image. So why is body shaming so
common among women? Don’t all of us want to be appreciated and not torn apart?

Assalamualaikum, Selamat siang. Apa kabar semuanya? Semoga sehat selalu ya. Berdirinya saya disini
untuk berpidato mengenai Body Shaming. Sudah pada tahu belum apa itu body shaming?. Sebelum saya
melanjutkan, saya pernah mendengar pepatah yang berbunyi"Tak Kenal Maka Tak Sayang". Jadi kalau
ingin disayang, kenalan dulu dong hehe. Oke, perkenalkan nama saya Zherlina biasa dipanggil Jerjer.
Selain mendengar pepatah"Tak Kenal Maka Tak Sayang", saya juga pernah mendengar orang lain yang
mengomentari fisik saya.

Sudah bukan rahasia umum lagi, jika seseorang begitu memperhatikan bentuk tubuhnya hingga
melahirkan suatu body image yang positif atu negatif. Body image ini tentu sangat dipengaruhi oleh
tingkat kepercayaan diri masing-masing, karena menyangkut penampilannya dihadpan orang lain. Body
Shaming merupakan bentuk dari seseorang yang mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri
seseorang. Biasanya banyak terjadi pada wanita. Jarang kita sadari, kita menganggap bahwa body
shaming hanyalah sebuah candaan belaka.

Kalian pernah tidak mendapatkan omongan seperti ini "Kamu gemukan yah sekarang chubby banget
pipinya, Makanya diet" atau "Kamu kurus banget, kalau agak gemukan dikit pasti cakep". Nah, kata-kata
itu mungkin mempunyai maksud untuk bercanda atau memuji. Kenyataannya tidak semua orang bisa
menerima perkataan seperti itu. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi orang lain. Sama
sengan halnya body shaming.  Jika mereka bisa menerima perkataan tersebut, ya oke-oke saja sih. Tapi
bagaimana dengan orang yang tidak bisa menerima perkataan tersebut? mungkin bisa sakit hati atau
bahkan kepikiran lalu stress yang berlarut. Sering juga menemukan seseorang yang menyimpulkan
bahwa dirinya sangat gemuk, padahal kenyataannya sama sekali tidak gemuk. Inilah salah satu efek dari
body shaming yang sudah mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.

Cantik itu relatif dan bentuk tubuh bukanlah paramenter dari cantik. Perempuan bukan sperti barang
yang dapat dibedakan berdasarkan jenis, bentuk, dan penampilannya. Semua orang mempunyai daya
tariknya tersendiri. Entah bakat, skill, atau gaya bicaranya. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk
menghindari body shaming?. Sebenarnya dengan kita menerima diri sendiri, bersyukur dan tidak
mendengarkan apa kata orang lain, kita bisa terhindar dari body shaming.

Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, semuanya sama dimata Tuhan. Dengan adanya rasa
syukur, tentu kita memiliki body image positif juga. Percayalah, seseorang yang bahagia dan bersyukur
juga akan mendapatkan salah satu aspek cantik yang sesungguhnya yaitu Inner Beauty (cantik dari
dalam). Jadi, yuk stop body shaming dan mulailah bersyukur.

Sekian pidato yang bisa saya sampaikan hari ini. Kurang lebihnya mohon maaf. Wassalamualaikum.

Body Shaming Issue is a part of bullying On Social Media

Anda mungkin juga menyukai