Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS 5 CERITA PENDEK KEHIDUPAN

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam yang diampu oleh
Bapak Drs. Rukman, Skep.Ners.MA.Kes

Disusun oleh:

Chytia Nurhalizah ( P17320121410)


ST Keperawatan dan Profesi Ners

KEMENTERIAN KESAHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN
BANDUNG 2021

DIBALIK KESEDERHANAAN
“brukk”. Terdengar suara sepatu Putri yang ia jatuhkan ke lantai teras rumahnya. Dengan wajah
yang cemberut dan muka memerah, mata Putri hanya memandang ke arah lantai rumah tanpa
melihat orangtuanya yang sembari mengikutinya dari tadi

“Bu, pak. sudahlah. sampai kapan kita akan terus begini. Aku malu pak, buk. Setiap hari ada saja
bahan ceritaan warga kepada keluarga kita. Haruskah aku bersabar hingga sekian lamanya?
Tolonglah bu, pak. jangan begini terus. Sebentar lagi aku akan masuk kuliah, tetapi bapak dan
ibu selalu berkata belum ada uang untuk kuliah. sementara bapak baru saja menjual tanah yang
tak murah harganya. Masa membeli lampu teras saja bapak dan ibu tidak bisa beli?” Sahut rini
yang sedari tadi mondar mandir
“Kamu sabar dulu Nak, bapak dan ibu juga memikirkan sedemikian rupa. Kami juga ingin kamu
sekolah tinggi.” sahut bapak Putri yang menatap Putri dengan dalam
“ah sudahlah pak. Mustahil bapak tak punya uang. Penjualan tanah bapak saja sudah mencapai
50 juta. Akhiri saja sandiwara ini pak. Aku muak. setiap kali ditanya kemana uang bapak, bapak
hanya tersenyum dan tak berkata apa apa lagi. Ibu pun demikian”
“bukan begitu Putri, kami juga akan menyiapkan segala keperluan kamu. Kamu jangan khawatir,
tinggal waktunya saja yang belum pas” sahut ibu Putri dengan nada tenang
Dengan penuh kekesalan, Putri pun menjawab “hah? Tunggu waktunya? Waktu apalagi bu? satu
setengah bulan lagi masa kuliah akan dimulai bu. Ah sudahlah pak, bu. Aku memang gak
penting untuk kalian kan” pungkas Putri sambil menangis dan membanting pintu kamar dengan
sekeras kerasnya

“bagaimana ini pak? apa kita kasih tau saja Putri yang sebenarnya?”
“jangan bu jangan. Ini kan udah janji kita utuk tidak memberi rahasia ini kepada siapapun
sekalipun anak kita”
“lalu bagaimana pak? Apa kita biarkan Putri begini terus?” sahut ibu dengan cemas
“sudah lah bu. Bapak yakin suatu saat Putri pasti akan tau semuanya” jawab bapak Putri dan
kembali melakukan kegiatan masing masing

Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Putri dengan sigap langsung menuju ke ladang
orangtuanya. Namun nihil. Tak ada bekas tanda tanda orang bekerja. Kedua orangtuanya pun tak
terlihat lagi di ladang. Ia tak mengerti, mengapa orangtuanya seperti menyembunyikan sesuatu.
Ia pun mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada masyarakat sekitar. Namun ketika
ditanya, para warga pun enggan untuk menjawabnya. Putri tetap bersikeras bertanya di manakah
kedua orangtuanya. Akhirnya, warga sekitar pun luluh mendengar permohonan Putri. Mereka
memberitahukan keberadaan orangtua Putri.

Dengan langkah lebih cepat, Putri pun sampai di tempat orangtuanya. Alangkah terkejutnya ia
ketika melihat orangtuanya. Ia tak menyangka, ia menangis tersedu sedu dan terharu.
Orangtuanya telah membangun sebuah masid yang dapat digunakan penduduk setempat. Warga
sangat berterima kasih kepada orangtua rini.

“Bapak, Ibu. Maafkan Putri. Putri sudah berprasangka buruk kepada bapak dan ibu. Sekali lagi
maafkan Putri ya” dengan suara lembut dan menangis Putri meminta maaf
Sambil tersenyum dan memeluk Putri, ibu pun menjawab “anakku, inilah tujuan kami dari dulu.
Sekarang kamu telah mengetahuinya. Kamu harus banyak bersyukur dan selalu mengingat Allah
SWT. Agar hidupmu berkah”
“iya benar nak. Mulai hari ini, kamu sudah bisa menentukan keinginanmu untuk kuliah” sahut
bapak
“hore, aku bisa kuliah. Terima kasih buk, pak” pinta Putri dan memeluk kedua orangtuanya

Dan mereka pun pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat bahagia.
INDAHNYA KEKERABATAN
Malam itu suasana di rumah seakan begitu dingin. Semua anggota keluarga tak mengeluarkan
satu patah kata pun. Bukan karena marah atau kecewa, namun karena pusing memikirkan
bagaimana cara membayar iuran wisata sekolahku.
Awalnya aku hanya ingin mengurangi beban kedua orang tuaku dengan memutuskan untuk tidak
ikut study tour. Namun belum selesai ku ucapkan keinginanku, Ayah yang semula terdiam seribu
bahasa langsung membantah.
“Tidak, kamu tetap ikut! Sudah tidurlah, besok ayah bayarkan biaya study tourmu”
Ku susuri ruang tengah menuju kamarku. Meski sebenarnya tak bisa tidur, ku coba memejamkan
mata dan tak memikirkan apapun. Namun isak tangis ibuku yang terdengar lirih semakin
membuatku tak bisa terlelap.
Aku tahu betul mengapa ibuku menangis, namun ayah tetap bersikeras untuk menyuruhku
mengikuti kegiatan sekolah tersebut. Dialah sosok pria yang tak pernah membiarkan buah
hatinya sedih bahkan malu karena ketidak mampuannya.
Kala itu malam belum terlalu larut, hingga masuk pukul 8.00 malam suara pintu terketuk
memecahkan hening di rumahku. Seorang tetangga datang dengan membawa sebuah amplop
coklat.
“Malam pak, maaf datang malam-malam”
“Tidak papa pak, silahkan masuk” sambut ayahku.
Setelah keduanya berbincang santai, tetanggaku menyerahkan amplop tersebut pada ayahku. “Ini
adalah uang pembayaran tanah yang beberapa bulan lalu digunakan untuk jalan desa.”
Seketika ayahku terkejut. Bagaimana tidak, uang tak tak pernah ia bayangkan sebelumnya tiba-
tiba diantarkan ke rumah. Ya, awalnya tanah yang seberapa itu direlakan ayah untuk menjadi
jalan umum. Namun karena kebijakan desa, tanah tersebut diputuskan untuk dibeli.
Seperginya tetanggaku, ibu langsung masuk ke kamarku sembari memelukku erat. Tanpa berkata
panjang ia memberikan sejumlah uang untuk membayar biaya study tourku. Air mata tak bisa
tertahankan dari mata kami, dan malam itu rasa syukur memenuhi hatiku.
ISTIGFARMU AKAN MEMBANTU HIDUPMU
Tangis dan air mata seakan menjadi teman sehari-hari seorang janda bernama Aisyah.
Bagaimana tidak, setelah menikah selama 15 tahun dan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya ia
kehilangan suami tercintanya. 
Meskipun alm suaminya merupakan karyawan tetap di sebuah perusahaan besar dan setelah
meninggal ia mendapat cukup banyak pesangon, namun itu tidak akan cukup untuk membiayai
kehidupannya dengan 4 orang anak dari pernikahannya dengan alm suaminya tersebut dalam
kurun waktu yang lama.
Sebulan berlalu rasa rindu pada suaminya masih begitu terasa, dan peninggalan suaminya pun
sudah semakin menipis. Sedangkan dirinya masih dalam masa indah yang membuatnya tak bisa
bekerja keluar rumah.
Ya Aisyah adalah seorang wanita terjaga yang begitu rapat menutup diri dari perbuatan yang
dilarang atau dimubahkan oleh agama. 
Hingga tiba 40 hari ia ditinggal suaminya, pengajian pun dilaksanakan di kediamannya untuk
mendoakan suaminya. Dalam pengajian tersebut ustadzah yang mengisi menceritakan tentang
keutamaan istighfar.
“Barang siapa memperbanyak istighfar, segala yang ia minta akan dikabulkan oleh Allah dan
rezeki mengalir akan didapatinya” sebuah kalimat yang begitu mengena di hati Aisyah.
Setelah pengajian selesai, Aisyah begitu memikirkan isi pengajian siang tadi. Akhirnya ia pun
memutuskan untuk melakukan apa yang dikatakan oleh ustadzahnya.
Tak hanya dirinya, ia pun mengajak semua anaknya untuk mengalamkan dzikir ringan tersebut.
Tiada hari, jam bahkan menit yang terlewat tanpa lafadz istighfar.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu dan uang uang peninggalan suaminya
semakin menipis sedangkan kebutuhan hidup semakin tinggi.
Ia bingung bukan main, sedangkan anak-anaknya masih kecil sehingga tak ada yang
mengasuhnya jika ia pergi bekerja. Karena semakin bingung dan merasa tak ada orang yang
mampu menolongnya, ia semakin rajin memanjatkan doa dan memperbanyak istighfar setiap
harinya.
Keajaiban datang seketika itu juga.
“Assalamualaikum, tok-tok” Terdengar suara di balik pintu ruang tamunya.
Bergegas Aisyah pun membukakan pintu, ternyata seorang wanita paruh baya tak dikenal yang
datang ke rumahnya.
Pembicaraan dimulai dengan hangat, hingga masuk pada pembicaraan inti. Wanita paruh baya
tersebut ternyata seorang konglomerat dermawan yang sedang mencari lahan untuk membuat
masjid.
Diketahui jika suami Aisyah juga meninggalkan sebuah pekarangan yang terletak di pinggir jalan
dan cukup strategis. Lahan tersebut pun ditawar oleh wanita berparas cantik tersebut.
Karena tidak tahu pasaran harga tanah, Aisyah pun tidak mematok harga. Tanpa diduga, ternyata
wanita tersebut memberi penawaran harga yang begitu tinggi.
“Bagaimana jika lahan ibu saya ambil alih dengan harga 1 Milyar?” ucapnya lembut.
Dengan mata berkaca-kaca Aisyah sontak mengiyakan tawaran tersebut.
“Boleh, sangat boleh. Suami saya pasti sangat bahagia jika lahan yang lama tak terpakai tersebut
bisa bermanfaat bagi keluarganya dan dibuat untuk lahan masjid” jawabnya.
“Baik setelah ini saya akan mengurus pemindah namaan sertifikat tanah dan pembayaran akan
saya lakukan secara cash”.
Sore harinya, dua orang pria dengan pakaian serba hitam datang membawa koper ke rumahnya
pagi tadi dan koper yang dibawanya berisikan uang senilai 1 milyar. ke rumah Aisyah. Ternyata
dua orang tersebut adalah ajudan dari wanita yang datang
Penandatanganan penjualan pun ia lakukan untuk memproses pemindah namaan sertifikat tanah.
Uang senilai 1 milyar pun ia dapatkan.
Tangis haru tak bisa ia bendung lagi. Bagaimana cara Allah mengeluarkan hamba-Nya dari
kesulitan sungguh di luar perkiraan. Ada saja cara yang Allah pilihkan untuk memberikan
kebahagiaan dan jalan keluar bagi hamba yang mau memohon.
Setelah hari itu, Aisyah dan anak-anaknya pun tak pernah henti mengucapkan istighfar setiap
saat. Sedangkan uang yang ia dapat dari penjualan tanah peninggalan alm. suaminya ia gunakan
untuk biaya sekolah anak-anak dan biaya membuka bisnis catering , Ya, ia lebih memilih bisnis
rumahan karena dengannya ia tetap bisa memantau anak-anaknya di rumah.
JANGAN PERNAH RAGU DALAM MEMBANTU ORANG LAIN
Hari ini dagangan Pak Yanto tersisa setengah lebih, pasar begitu sepi. “Buk maaf uang belanja
hari ini kurang banyak, dengan bapak tidak habis” ucap Pak Yanto pada istrinya.
“Gak papa pak, semoga cukup untuk makan dan uang saku anak-anak” jawab istrinya dengan
lembut dan menyodorkan teh hangat pada suaminya.
Keesokan harinya Pak Yanto kembali ke pasar untuk berjualan. Di tengah jalan ia bertemu
seorang kakek tua yang tampak sudah rapuh. Ia terlihat kebingungan, lalu dihampirilah oleh Pak
Yanto.
“Ada apa kek, ada yang bisa dibantu?”
“Kakek mau pulang, tapi tidak punya ongkos. Kakek tak tahu harus bagaimana karena bekerja
pun sudah tidak mungkin.”
Melihat kakek tua tersebut hati Pak Yanto tak kuasa membiarkannya. Meski hanya memiliki
uang pas-pasan, ia memberikannya untuk ongkos kakek pulang ke kampungnya. Pak Yanto pun
mengantarkannya ke terminal untuk mencari bis yang sesuai tujuan kakek.
“Terima kasih banyak nak, semoga rejekimu selalu lancar, kakek tak bisa membalas apa-apa
selain doa” ucapnya dengan sedikit memeluk Pak Yanto.
“Amin makasih kek, semoga selamat sampai tujuan.”
Seperginya kakek tersebut Pak Yanto kembali ke pasar, ternyata sudah ada seorang membeli
yang menunggu untuk memborong habis dagangannya dengan harga tinggi.
Sungguh kemurahan hati Pak Yanto telah membawa keuntungan untuk dirinya sendiri.
ALLAH AKAN SELALU MEMBANTU HAMBA YANG MEMINTA
TOLONG PADA-NYA

Annisa adalah seorang mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Ia merupakan mahasiswi


perantauan yang berasal dari Sumatra Barat. Dalam kehidupan kesehariannya, Annisa dikenal
sebagai sosok pemalu yang berprestasi di bidang akademik. Ajaran agama yang kuat didikan
Bapak dan Ibu Annisa membuat Annisa tidak pernah melupakan sholat 5 waktu serta berpuasa
Senin - Kamis walaupun berada jauh dari pengawasan orang tuanya.

Berangkat dari sebuah keluarga sederhana dan hidup dalam kekurangan, membuat Annisa tidak
bisa sering - sering pergi bersenang - senang layaknya teman - temannya yang lain. Jatah uang
bulanan yang sangat mepet membuat Annisa harus bisa mengatur pengeluarannya dengan cermat
supaya tetap bisa makan dan membeli kebutuhan pokok hidupnya yang lain. Tidak jarang,
sikapnya yang penuh perhitungan iitu menuai kecaman serta cibiran dari teman-temannya. Inilah
yang membuat Annisa tidak memiliki banyak teman di kampusnya, ditambah dengan sifatnya
yang pemalu dan tertutup menjadikan Annisa sebagai salah satu mahasiswa yang tidak populer
di kampusnya.

Suatu hari, karena Annisa terlalu capek mengerjakan tugas kuliah yang kahir-akhir ini memang
sangat banyak, Annisa tanpa sengaja ketiduran di bis kota saat perjalanan pulang kuliah menuju
ke asrama. Tanpa disadari, dompetnya terjatuh di dalam bis. Sesampainya di asrama, diapun
terkaget - kaget karena tidak mendapati dompet di dalam tasnya. Padahal, dia baru saja
mengambil uang kiriman dari orang tuanya untuk membayar biaya kuliah dan belanja kebutuhan
sehari - hari. Dalam isak tangisnya yang sudah tidak bisa terbendung, Annisa segera mengambil
wudlu dan melakukan sholat. Dalam doanya, Annisa memohon kepada Allah untuk bisa
menemukan dompetnya kembali dalam keadaan utuh. Annisa yakin bahwa Allah tidak akan
pernah salah memberikan cobaan kepada hambaNya melebihi kemampuan hambaNya tersebut.

2 hari sudah Annisa kehilangan dompetnya. Selama 2 hari tersebut, dia tidak pernah putus
berdoa bahkan membaca surat Yassin dan berharap dompetnya bisa ditemukan kembali.
Sepulang dari kampus sore itu, Annia menjumpai pesan di secari kertas yang ditempel di pintu
kamar kostnya. Disitu tertulis: Tolong hubungi saya. Dan tertera sederet nomer telepon. Karena
penasaran, Annisa pun segera bergegas ke wartel depan asrama. Setelah telepon tersambung,
Annisa mengucap salam dan terdengar suara seorang perempuan. Ternyata perempuan itu adalah
orang yang menemukan dompet Annisa yang terjatuh di bis. Setelah mencatat alamat, telepon
pun ditutup. Tak perlu waktu lama untuk menuju alamt yang dimaksud karena hanya berjarak 2
gang dari asrama tempat tinggal Annisa. Setelah berbasa - basi sebentar, kemudian dompet pun
diserahkan ke Annisa. Isinya masih utuh. Uang, kartu mahasiswa, dll, masih ada semua. Tak
henti - hentinya Annisa mengucapkan Alhamdulillah sambil mendekap dompetnya erat - erat
seolah takut kehilangan dompet itu lagi.

Sesampainya di Asrama, Annisa langsung melakukan sujud syukur sebagai bentuk rasa syukur
atas ditemukannya dompet yang sudah 2 hari hilang. Dari cerita diatas, kita menjadi semakin
paham bahwa Allah tidak akan menutup mata atas musibah serta masalah yang dialami oleh
hambaNya. Bahwa dengan kesabaran serta tawakal, segala doa dan harapan kita pasti akan
terwujud.

Anda mungkin juga menyukai