Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENELITIAN

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila yang diasuh oleh Ibu Sri
Dewi Sartika SH,. MHum

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI SADARI DENGAN


KETERLAMBATAN PEMERIKSAAN PAYUDARA PADA
MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Bella Wafa Salsabila 7. Indriyani


[P17320121407] [P17320121422]
2. Chytia Nurhalizah 8. Nabila Bilqis Febriliana
[P17320121410] [P17320121431]
3. Fani Khoirussolihah 9. Rifka Mahasin Lailya
[P17320121417] [P17320121439]
4. Fadel Muhammad Gibran 10. Siti Ayu Nur’afifah
[P17320121414] [P17320121444]
5. Jayanti Rahayu 11. Silvia Ayuninda
[P17320121423] [P17320121443]
6. Selly Dwi Intani Nurfadilla
[P17320121442]

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita merupakan sosok yang rentan terhadap segala macam penyakit. Mulai
dari tubuh bagian atas hingga bagian paling bawah dapat terserang penyakit. Tetapi,
ada salah satu penyakit yang biasa menyerang kaum wanita pada daerah payudara.
Sebagian besar populasi wanita di dunia pernah terserang penyakit di bagian
payudara. Oleh sebab itu, diperlukannnya ilmu pengetahuan mengenai pemeriksaan
payudara sejak dini khususnya bagi para perempuan. Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah terserang dari penyakit payudara. Kalaupun sudah ada yang terserang
penyakit di bagian payudara, setidaknya sudah paham hal apa yang harus dihindari
dan dilakukan untuk memudahkan penyembuhannya. Pengetahuan terhadap
pemeriksaan payudara harus ditekankan kepada seluruh kaum wanita agar memiliki
persiapan dan bekal untuk kedepannya. Karena payudara merupakan salah satu organ
yang paling penting bagi wanita untuk menjalin hubungan keluarga yang baik di masa
depan.
Pengetahuan wanita tentang manfaat deteksi dini kanker payudara
mempengaruhi keyakinan positif tentang kesehatan, sikap, dan perilaku sehingga
perawatan kesehatan professional dapat mengembangkan program kesehatan
payudara yang efektif. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker
payudara ini adalah dengan melaksanakan gaya hidup sehat dan melakukan
pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI.
SADARI adalah metode pencegahan kedua yang digunakan untuk
pemeriksaan deteksi dini kanker payudara selain mamografi dan pemeriksaan secara
klinis. SADARI merupakan salah satu metode deteksi kanker payudara yang
dikemukan oleh American Cancer Society (ACS) dan dianjurkan dilakukan sendiri
ketika memasukki usia 20 tahun, serta tidak memerlukan biaya (American Cancer
Society, 2005). Aktivitas SADARI meliputi pemeriksaan fisik dan visual payudara
(breast self-exam: one way to detect breast cencer,2007) pada saat satu minggu
setelah menstruasi selesai (Matlin, 2004).
Pemeriksaan payudara sendiri adalah suatu upaya pendeteksi dini terjadinya
kanker payudara. Pencegahan untuk deteksi sini ada tidaknya kanker payudara lebih
baik daripada mengobati pada saat keadaan kanker payudara pada stadium lanjut dan
menjadi lebih berat penanganannnya. Perempuan seharusnya menyadari arti
pentingnya mencegah sesuatu penyakit kanker payudara dengan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) (Mumpuni dan Andang, 2014).

Payudara umumnya akan terasa berbeda semasa menstruasi. Sebelum dan


selama periode ini, kebanyakan wanita merasa payudaranya semakin mengencang dan
padat. Memasuki masa menopause, payudara juga akan mengalami perubahan, yaitu
menjadi lebih kendur dan lembut. Perubahan bentuk dan kepadatan payudara pada
masa tertentu normal untuk terjadi. Namun, mewaspadai segala bentuk perubahan
yang ada penting karena ini bisa menjadi pertanda dari penyakit tertentu, seperti
tumor atau kanker payudara. Oleh karenanya, wanita perlu untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap 1 bulan sekali, guna mengetahui ada
tidaknya perubahan bentuk payudara dari waktu ke waktu.

Seiring perkembangan zaman, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia


terus bertambah. Pada awalnya kanker payudara ini hanya menyerang perempuan
yang berusia di atas 30 tahun namun saat ini kanker payudara juga menyerang
perempuan yang berusia muda atau remaja (Sinaga & Ardayani, 2016). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan bahwa terdapat 13 (4,2%) kasus dari 312 kasus kanker payudara
yang diteliti menyerang usia 13-25 tahun. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian di
Hope Clinik Medan, dari 78 penderita kanker payudara terdapat diantaranya 6 kasus
(7,8%) yang menyerang usia 15- 25 tahun (Sinaga & Ardayani, 2016). Satu-satunya
cara yang paling efektif yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kemungkinan
timbulnya penyakit ini adalah dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) yang dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Untuk para wanita
yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang rendah tentang kanker
payudara dan cara deteksinya perlu diberikan informasi mengenai kanker payudara
dan cara deteksinya yaitu SADARI sejak usia remaja (Viviyawati, 2014). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Savabi-esfahani, Taleghani, Noroozi,
& Tabatabaeian (2017) yang menunjukkan bahwa dari 314 wanita, 113 (36%)
memiliki pengetahuan kurang dan 132 (42%) memiliki pengetahuan cukup. Lebih
dari sepertiga (38,2%) mendapatkan informasi tentang kanker payudara dan skrining
dari TV dan radio.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bandung mengenai
tata cara dan tujuan pemeriksaan payudara?
2. Bagaimana pengetahuan Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bandung mengenai
deteksi SADARI untuk pemeriksaan payudara?
3. Apa saja yang diketahui Mahasiswi Poltekkes Bandung mengenai akibat dari
keterlambatan pemeriksaan payudara?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa yang dimaksud SADARI,
2. Memahami akibat dari keterlambatan pemeriksaan payudara bagi mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Bandung, dan
3. Mengetahui apa hubungan dari pengetahuan tentang SADARI terhadap
keterlambatan pemeriksaan payudara mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung.
D. Manfaat Penelitian
 Bagi Institusi
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu bermanfaat bagi mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Bandung tentang SADARI sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan kampus dalam memberikan pendidikan kesehatan
di sekitar kampus.
2. Penilitian ini diharapkan agar Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan
kampus bisa bekerja secera efektif dan baik demi terpenuhinya tujuan yang
telah dibuat oleh institusi.
 Bagi Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bandung
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswi
Poltekkes Kemenkes Bandung terkait pendeteksian dini kanker payudara
sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan mahasiswi poltekkes kemenkes
bandung terkait kanker payudara.
2. Dengan adanya penelitian ini mahasiswi poltekkes kemenkes bandung dapat
termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang SADARI dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai